Beranda / Romansa / Marriage Agreement / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Marriage Agreement: Bab 61 - Bab 70

97 Bab

Perdebatan Zayn dan Arini

"Bersabarlah sebentar lagi, sayang. Semuanya akan segera berakhir," jawab Zayn atas permintaan Sella, membuat Sella yang mendengar begitu bahagia, tanpa ia tau maksud sebenarnya dari ucapan yang Zayn ucapkan."Aku harus ke kantor, ada rapat pagi ini," ucap Zayn melepaskan pelukan Sella lalu melangkah pergi dari sana.Zayn masuk ke dalam mobilnya, menghidupkan mesin mobilnya lalu melesat pergi dari sana, bukan menuju kantor, Zayn justru menuju kediaman Zeline dengan menggunakan salah satu mobilnya yang sangat jarang ia gunakan agar tak membuat siapapun menyadari keberadaannya.Satu jam kemudian, Zayn tiba di tujuan. Dahi Zayn mengerut saat tak melihat mobil berwarna merah yang ia belikan khusus untuk Zeline terparkir di depan rumah Zeline. Jika Zeline berada di sana, harusnya mobil Zeline juga ada di sana, tapi nyatanya tidak. Hanya ada mobil lama orang tua Zeline yang terparkir di depan rumah Zeline."Kemana dia? Apa mungkin di toko?" gumam Zayn, yang bar
Baca selengkapnya

Zeline Mencintaimu

"Kak, aku permisi ke toilet!" pamit Zeline tiba-tiba pada Vero yang tengah asik mengajaknya berbicara. "Ada apa dengan Zeline?" gumam Vero merasa bingung melihat sikap Zeline yang tiba-tiba berubah. Di dalam kamar mandi, Zeline memegang dadanya yang terasa sesak, jantungnya berdegup tak menentu. Meskipun tak tau apa yang di bicarakan Zayn dan Mamanya, namun Zeline menyadari keberadaan Zayn di luar sana beberapa saat yang lalu. Sekeras apapun Zeline berusaha untuk melupakan  Zayn, namun tetap saja ia tidak bisa menipu dirinya sendiri jika dia juga merindukan Zayn. Merindukan sosok yang masih sah menyandang status sebagai suaminya. "Kenapa kamu datang, Zayn? Kenapa kamu datang jika di hatimu ada wanita itu?" gumam Zeline meneteskan air matanya, namun hanya sesaat karena ia segera menghapusnya. "Tidak Ze, sesulit apapun itu, kamu harus belajar melupakannya, dia tidak mencintaimu, dia hanya menggunakanmu untuk sebuah rencananya," gumam Zeline lagi me
Baca selengkapnya

Pengakuan Yang Mengejutkan

Zayn yang tiba di rumahnya dan langsung mencari keberadaan Sella, mendapati Sella tengah menangis. Mendengar Sella menangis, Zayn jadi bertanya-tanya apa penyebab Sella menangis? "Andai mereka merestui hubungan Mami dan Papimu sayang, pastinya dulu kamu bisa terlahir dan hidup bahagia bersama kami," ucap Sella mengejutkan Zayn yang berdiri di balik pintu kamarnya. Pria keturunan Dastan itu semakin di buat bingung dengan ucapan Sella, apa maksudnya mengatakan semua itu? Pikir Zayn yang memutuskan untuk bertanya langsung pada Sella. "Apa maksud ucapanmu?" tanyanya menerobos masuk ke dalam kamar Sella, mengejutkan Sella yang langsung menoleh padanya. Sella yang melihat Zayn, semakin mengencangkan tangisnya, ia menghambur masuk ke dalam pelukan Zayn dan itu semakin membuat Zayn bingung."Katakan padaku! Ada apa?" ulang Zayn bertanya. "Zayn, bagaimana jika Kakek dan Nenekmu kembali mengusirku dan tidak merestui hubungan kita?" tanya Sella melepa
Baca selengkapnya

Menginginkan Zeline

Zayn benar-benar merasa frustasi dengan apa yang telah menimpanya. Ucapan Sella benar-benar mempengaruhinya. Jika semua ucapan Sella benar, itu artinya Sella sama sekali tidak bersalah, lalu apa yang harus ia lakukan pada Sella. Melepaskan Sella hanya akan semakin menyakitinya, tapi mempertahankan Sella jutru akan menyakiti dirinya sendiri dan juga Zeline.Zayn tak dapat lagi menyangkalnya jika ia menyukai Zeline, menyukai wanita yang sah sebagai istrinya tersebut. Kehilangan zeline atau berpisah dari Zeline adalah hal yang tidak ia inginkan. Belum dua minggu berpisah dari Zelinw sudah membuat hidupnya terasa amat berantakan, apalagi jika benar-benar harus berpisah dari wanita yang baru dikenalnya tersebut namun sudah berhasil membuatnya merasa terikat.Hanya foto Zeline lah yang menjadi kebiasaan barunya yang sering ia lihat, memandangi foto Zeline yang ada di akun medsosnya. Zayn ingin sekali menghubungi Zeline, namun kontak Zeline tak dapat di hubungi. Rasa rindu ya
Baca selengkapnya

Dugaan Hamil

Zeline terdiam memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan akan terjadi, sejak awal terjadi ia sudah mengatisipasi semuanya, namun semua tetap saja terjadi. Apa maksud dari semua ini? Kenapa semua harus terjadi di saat masalah yang tengah ia hadapi bahkan belum menemu titik terangnya? Pikiran Zeline terus saja berputar memikirkan langkah apa yang harus ia lakukan.  Jika semua dugaanya benar, lalu ia harus bagaimana? Apakah ia harus mengatakan semuanya pada Zayn? Apakah ia harus kembali bersama Zayn? Apakah ia harus siap hidup di madu? "Ya Tuhan, aku harus bagaimana?" ucapnya benar-benar merasa kalut.Zeline mencoba untuk tenang, semua hal ia sadari harus ia pikirkan secara baik-baik dalam keadaan yang tenang, ia juga merasa jika ia membutuhkan teman untuk berbicara, dan yang menjadi orang yang paling tepat adalah Arini, mamanya. Zeline keluar dari kamarnya lalu melangkah menuju kamar mamanya.Tok...tok...tok.
Baca selengkapnya

Membagikan Kabar Bahagia

"Ma, sekarang Mama istirahat saja, sudah malam. Aku juga lelah dan ingin beristirahat," ucap Zeline bangkit berdiri dari ranjang Arini. "Baiklah sayang, kamu juga istirahatlah, jangan banyak pikiran!" jawab Arini pada putrinya sebelum Zeline keluar dari kamarnya.Setelah Zeline keluar dari kamarnya dan kembali ke kamarnya sendiri, Arini dengan penuh semangat menghubungi Lili, nenek dari menantunya, Zayn. Meski ia terlihat begitu ketus pada Zayn, namun di balik itu semua ia sesungguhnya tak ingin ada yang namanya perceraian dalam rumah tangga Zayn dan Zeline, apalagi jika besok setelah di periksa Zeline ternyata benar-benar dinyatakan hamil.Arini sangat berharap jika Zeline hamil. Selain karena ia memang sangat ingin mempunyai cucu, ia juga berharap dengan kehadiran anak di tengah-tengah Zeline dan Zayn, dapat membuat keduanya saling menyadari rasa yang mereka miliki dan dapat menguatkan hubungan mereka, serta menjauhkan orang ke-tiga dari pernikahan merek
Baca selengkapnya

Kedatangan Lili dan Bima

Zeline yang terlambat bangun terkejut saat mendengar suara bising dari luar kamarnya. Ia menggeliatakan tubuhnya sejenak lalu perlahan turun dari tempat tidur."Jam tujuh, aku kesiangan!" gumamnya melirik jam yang ada di dinding kamarnya lalu melangkah menuju kamar mandi sembari menebak-nebak suara bising apa yang terdengar di luar sana?Tak membutuhkan waktu yang lama, hanya dalam waktu sepuluh menit, Zeline sudah keluar dari kamarnya menggunakan hot pants katun berwarna hitam dengan atasan blouse yang ia masukan ke dalam hot pants-nya bewarna biru pastel. Zeline keluar dari kamarnya masih dengan handuk yang membungkus rambutnya yang basah, suara bising yang terdengar dari luar kamarnya lebih membuatnya tertarik ketimbang merapikan dulu rambutnya, suara bising tersebut membuatnya begitu penasaran akan apa yang terjadi."Nenek, Kakek!" ucapnya menatap tak percaya pada kedua orang yang sudah berada si rumahnya pagi hari seperti itu.Ini merupakan kali ke-tiga
Baca selengkapnya

Positif Hamil

Zeline beserta rombongan tiba di WG Hospital sepuluh menit sebelum waktu yang sudah di janjikan, mereka semua di hantarkan langsung oleh perawat yang ada di sana menuju ruangan dokter Kiran, dokter yang mendapat julukan sebagai dokter cantik tersebut. Selama di perjalanan  hingga berada di sana, perasaan gugup yang menyelimuti Zeline semakin menjadi, apalagi saat mereka sudah berada di depan pintu ruangan sang Dokter. Tok...tok... tok... "Masuk!" suara seseorang terdengar lembut dari dalam sana. "Selamat datang Kakek, Nenek!" ucap sang wanita yang menggunakan jas putih ciri khas kebesarannya, terdengar begitu ramah pada Lili dan Bima Dastan. "Selamat datang juga Nona, Ibu!" lanjut wanita itu lagi tersenyum menatap Zeline dan Arini yang balas tersenyum menatapnya. "Terima kasih, Dokter!" balas Lili menanggapi sambutan Dokter cantik tersebut. 'Benar-benar cantik, pantas saja dia di juluki dokter cantik. Dia juga sangat ramah
Baca selengkapnya

Kebodohan yang hakiki

Kebahagiaan benar-benar terpancar dari wajah semua orang yang telah mendengar kabar kehamilan Zeline. Baik Arini ataupun kedua kakek dan Nenek Zayn begitu antusias dengan kehamilan Zeline.Zeline yang sudah duduk di sofa ruang tamu rumahnya hanya bisa menikmati rasa lelahnya setelah di bawa keluarganya mencari kebutuhan untuknya sebagai ibu hamil. Semua kebutuhan mulai dari susu, vitamin, makanan terbaik untuk ibu hamil, minuman yang bagus untuknya, begitu juga semua hal yang berhubungan dengan ibu hamil, di siapkan oleh keluarga Zayn sejak mereka keluar dari rumah sakit tadi.Dahinya mengerut menatap rumahnya yang terasa sesak dengan semua barang-barang yang sudah di beli oleh Kakek dan Nenek Zayn."Ma, Kek, Nek!" panggil Zeline pada mereka yang langsung menatap ke arahnya."Iya Ze?" tanya mereka secara bersamaan."Aku lelah, aku ke kamar dulu ya, mau istirahat!" ucap Zeline yang memang terlihat lelah tersebut."Baiklah, sayang," jawab Lili.
Baca selengkapnya

Kesempatan

Beberapa hari berlalu, dan selama beberapa hari itu Arini menyadari jika Zeline terlihat banyak melamun. Zeline akan merespon setiap orang yang mengajaknya bicara, namun saat tengah sendiri, Zeline sudah pasti akan melamun, terlihat jelas jika banyak sekali beban pikiran yang tengah di pikirkan olehnya. Arini sebagai Mamanya tau betul jika itu semua berhubungan dengan Zayn, untuk itu dia sudah memutuskan jika kali ini tidak akan terlalu ikut campur lagi dalam urusan Zeline dan Zayn.Arini akan mencoba terlihat santai, namun di balik itu ia tetap akan memantau pergerakan Zayn. Ia sebagai orang tua berharap banyak jika Zayn akan sadar dengan kesalahannya. Ia berharap Zayn Melepaskan wanita yang ada di rumahnya, lalu mengejar Zeline."Mama tau Ze.... Mama tau jika kamu mencintai dia, kamu merindukan dia. Meskipun kamu terlihat tegar, namun jelas kamu lemah untuk Zayn. Mama akan berusaha memberikan kelonggaran untuk Zayn, Mama berharap dia bisa segera menyadari kesalahanny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status