Esau melirik Freya di sebelahnya, tersenyum dia melihat wajah cantik sang istri. ‘Dad dan mom harus segera tahu, kasihan Bibi Felisha pasti sangat merindukannya,’ pikirnya. Dia mengusap rambut Freya dengan penuh kasih sayang, dan tersenyum pada gadis itu. “Ada apa?” tanya Freya, alisnya mengerut was-was. Selama mengenal Esau, baru kali ini dia melihat lelaki itu tersenyum sangat lembut, seperti dia tengah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Itu membuat Freya semakin was-was, takut jika sewaktu-waktu ternyata Esau akan berubah. “Sejak tadi kau terus tersenyum, Esau, jangan menakutiku,” katanya lagi. Lagi, Esau tersenyum dan mengecup kening istrinya. “Tidak, aku hanya sangat mencintaimu, Frey. Aku merasa seperti sangat bahagia bersamamu.” Mengejutkan memang, mengingat tadi Esau yang menakutkan bahkan mengancam akan membunuh Freya, tiba-tiba menjadi lembut seperti ini. Freya menjadi gugup, ragu dia menatap lelaki itu. “Kita sudah sa
Baca selengkapnya