Beranda / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / Bab 291 - Bab 300

Semua Bab Melahirkan anak untuk CEO: Bab 291 - Bab 300

346 Bab

(S3) 115. Ya, Aku Berciuman Dengannya!

 “A-aku...” Freya terbata, bimbang dia ingin jujur atau harus mencari alasan untuk menghindar. Tapi rasanya, meski Freya mencari alasan pun itu tidak akan berlaku bagi Miss Nans. Wanita ini mungkin terlihat biasa saja, tetapi dia bukan orang yang sembarangan.“Kami tidak berpacaran,” katanya pelan, dia merasa menjadi seorang yang sangat buruk sekarang. Di rumah Esau dan di rumahnya sendiri dia harus menjadi seorang pembohong besar.“Benarkah? Lantas, mungkin kalian memiliki hubungan yang lebih? Kau pergi dengannya selama ini?”Miss Nans memang tidak bisa diakali, tak ada alasan Freya harus berbohong padanya. Lantas dia tertawa kecil lalu menatap Miss Nans.“Ya, aku berciuman dengannya. Semuanya benar, aku berpacaran dan sering pergi dengannya. Aku menikmati hariku dengannya dan bahkan... aku berencana tidur dengannya,” kata Freya, meski di akhir kalimat itu terdengar sangat munafik, sebab dia su
Baca selengkapnya

(S3) 116. Terima Kasih, Suamiku.

Ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, itu dari Timoty. Esau segera membuka untuk memastikan siapa wanita yang Timoty sebut baru keluar dari rumah tempat Freya berada. Dan sungguh betapa dia terkejut melihat itu adala Miss Nancy, salah satu dosen yang mengajar di fakultasnya. Dosen baru, mungkin masih sekitar setangah tahun dia pindah dari luar negeri, Esau mengenalnya sebab dia mengikuti salah satu kelas yang diajarkan Miss Nancy.“Miss Nancy? Dia dan Freya...” katanya. Ini semakin membingungkan, apa hubungan Freya dengan dosen wanita itu? kenapa dia dan Freya bisa tinggal di rumah yang sama?Lagi, Esau menghubungi nomor Timoty.“Kau bilang wanita itu tinggal dengan Freya, di rumah itu?”“Maaf, Tuan, sepertinya tidak. Saya tengah mengirimkan seseorang untuk mengikuti wanita itu, dan kabar yang kudengar dia baru saja kembali ke rumahnya. Wanita itu memiliki keluarga, memiliki dua anak yang masih kecil-kecil, mereka
Baca selengkapnya

(S3) 117. Pembalasan Untuk Leona!

“Apa yang terjadi?” “Hei, kenapa dengan Leona?” “Astaga, dia... babak belur? Manusia mana yang berani melakukan itu pada seorang Leona?” “Apakah pelakunya mahasiswa di kampus ini? Pasti lah orang itu mencari mati!” Kampus riuh oleh suara-suara mahasiswa di lapangan. Semua orang terkejut, bahkan tidak menduga seorang Leona yang selama ini tak terjamah, kini terlihat mengerikan. Gadis berparas cantik itu tergeletak di atas tanah dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Beberapa menit yang lalu, saat orang-orang belum menyadari bahwa itu adalah Leona, sebuah mobil van berhenti di tengah halaman kampus. Tak ada yang menduga jika tiba-tiba dua orang berpakaian serba hitam, mamakai masker dan lengkap dengan topi yang menutupi wajah mereka keluar dari dalam sana. Tidak lama setelah, seonggok tubuh wanita dikeluarkan dari dalam van itu, lantas diletakkan asal-asalan. Lalu dua yang mereka duga adalah laki-laki, pun kembali masuk ke dalam mobil, meningga
Baca selengkapnya

(S3) 118. Keluar DAri Rumah Borisson!

“A-apa maksudmu?” Miss Nancy terpojok, tetapi dosen wanita itu berpura tidak mengerti akan pertanyaan dari Esau. “Jika tidak ada yang begitu penting, jangan membuang waktuku, Tuan Muda Borisson.” “Justru ini sangat penting, aku tahu Anda paham dengan pertanyaanku. Miss Nancy, aku juga tahu kemarin Freya datang ke rumahmu.” Seperti masalah tak ada habisnya, Miss Nans gemetar di tempatnya. Baru saja kemarin dia mengingatkan Freya untuk menjauhi pemuda ini, lalu sekarang gadis itu sudah membuat masalah baru? Demi Tuhan, Miss Nans tahu tak lama lagi dia akan mati ditekan dari kiri kanan atas, oleh orang-orang kaya ini. “Katakan tujuanmu sebenarnya, tidak usah berkelit,” kata Miss Nans, tidak ingin berputar-putar. “Siapa yang melakukan itu? Anda?” “Ya, itu aku.” “Apa yang Anda lakukan pada Leona?” “Hanya sedikit pelajaran. Sebenarnya dia hanya dibius lalu diluluri dengan darah, dan... sedikit dibuat memar di tubuhnya untuk terlihat
Baca selengkapnya

(S3) 119. Belajar Memahamimu

Esau mengangkat satu alisnya, tersenyum sinis pada Freya.Tapi Freya tak selemah yang dipikirkan orang lain, dia tak secepat itu melemah hanya dengan sebuah tatapan dan perubahan ekspresi wajah Esau. Jika Freya adalah seorang yang sangat lemah, dia tak akan mungkin bertahan sebelumnya dari serangan Leona yang bertubi-tubi didapatnya.Freya menyolek dagu Esau. “Kau mengagetkanku, Esau. Lagi pula kenapa wajahmu seperti itu?”“Katakan padaku, apa yang kau sembunyikan dariku, Frey.”Freya jadi berpikir keras, apakah Esau ada mencuri dengar percakapannya dengan Miss Nancy atau tidak. Kalau sampai dia mendengar semua, tamat sudah riwayatnya. Apalagi dia sempat menyebut nama Leona, kalau sampai Esau tahu siapa dirinya, dan apa  yang sudah diperbuatnya pada Leona, tentu sikap Esau tak akan lagi melunak padanya.‘Ceroboh sekali tadi, kenapa aku lupa mengunci pintu kamar,’ batin Freya.“Kemarilah, aku ing
Baca selengkapnya

(S3) 120. Membunuhmu, Jika Berkhianat.

Freya sebenarnya merasa agak was-was, baginya tadi Esau seperti mengetahui sesuatu tetapi ragu untuk ditanyakan padanya.Tapi beruntung lah dia bisa merayu lelaki itu sehingga Esau lagi lagi mengalah padanya.Malam itu dia dan Esau berencana untuk pergi makan keluar. Freya berusaha berdandan secantik mungkin dan membuat Esau terkesan. Tetapi Freya masih merasa was-was, dia masih tak tenang memikirkan apakah Esau mendengar seluruh percakapannya dengan Miss Nancy tadi atau tidak.Esau sedang mandi, Freya kemudian berjalan keluar kamar dan turun ke ruang bawah.Di ruang bawah tak ada anggota keluarga Borisson. Alena dan Harry belum lama pergi ke sebuah acara undangan dan tentu membawa El ikut serta, Zoe dan Dixon sedang menikmati waktu berdua di luar, jadi hanya beberapa pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Freya duduk bersandar pada sebuah sofa besar. Dia mengeluarkan handphone miliknya dari dalam tas, ingin rasanya dia menghubungi Miss Nancy m
Baca selengkapnya

(S3) 121. Mom dan Dad Harus Tahu!

Esau melirik Freya di sebelahnya, tersenyum dia melihat wajah cantik sang istri. ‘Dad dan mom harus segera tahu, kasihan Bibi Felisha pasti sangat merindukannya,’ pikirnya. Dia mengusap rambut Freya dengan penuh kasih sayang, dan tersenyum pada gadis itu. “Ada apa?” tanya Freya, alisnya mengerut was-was. Selama mengenal Esau, baru kali ini dia melihat lelaki itu tersenyum sangat lembut, seperti dia tengah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Itu membuat Freya semakin was-was, takut jika sewaktu-waktu ternyata Esau akan berubah. “Sejak tadi kau terus tersenyum, Esau, jangan menakutiku,” katanya lagi. Lagi, Esau tersenyum dan mengecup kening istrinya. “Tidak, aku hanya sangat mencintaimu, Frey. Aku merasa seperti sangat bahagia bersamamu.” Mengejutkan memang, mengingat tadi Esau yang menakutkan bahkan mengancam akan membunuh Freya, tiba-tiba menjadi lembut seperti ini. Freya menjadi gugup, ragu dia menatap lelaki itu. “Kita sudah sa
Baca selengkapnya

(S3) 122. Freya Bertemu Felisha?

Pertengkaran antara Esau dan Parsa masih terus berlangsung. Parsa tidak membalas, dia biarkan wajahnya babak belur oleh kemarahan sahabat yang tak mungkin bisa dihentikan. Esau sendiri tidak akan berhenti sebelum dia merasa sedikit puas. “Esau, Esau, hentikan!” Teriakan Freya ibarat sebuah angin lalu di telinganya, tak mempengaruhi Esau sama sekali. Dia terus menghajar Parsa sehingga wajah sahabatnya sudah dipenuhi darah. “Esau, kau akan membunuhnya, lepaskan dia, brengsek!” Freya menjerit kencang, menahan tangan Esau yang akan memukul Parsa, dia lirik ke samping dan bisa Esau lihat wajah Freya yang begitu marah. “Kau tidak boleh memukul Parsa seperti itu, jika ada yang ingin dipukul itu adalah aku!” teriaknya sekali lagi. Freya membela lelaki ini? Ah... Rasanya, sangat ingin Esau meremukkan tubuh Parsa detik ini juga. Istri pembohong di sebelahnya itu masih bisa membela Parsa. Dengan geram, Esau melemparkan Parsa ke atas tanah dan menatap waj
Baca selengkapnya

(S3) 123. Istri Jalang!

“Lalu apa yang akan kau lakukan, Esau?” tanya Parsa, masih tak yakin akan semua yang terjadi hari ini. Niatnya hanya ingin membuat Esau tahu betapa Freya menderita oleh kebencian terhadap sahabatnya itu, tapi siapa sangka jika semua ternyata malah menjadi... sangat rumit. Esau menarik napas, kemudian berkata, “Aku akan membawanya menemui Bibi Felisha. Kuharap kalian bisa bekerja sama, jangan sampai kedua orang tuaku mengetahui hal ini, aku tak mungkin memberitahu rencanaku pada kedua orangtuaku, mereka akan mati jantungan. Dan Freya, biarkan dia berpikir aku tidak tahu apa pun.”Esau akan mencaritahu masalah rumit apa yang membuat mom dan bibinya menjadi seperti ini. Felisha merusak hari bahagia Zoe, dan membuat Esau terkena ledakan dari bom kecil itu, lalu sekarang ada Freya yang berkata ingin membalas kematian ibunya. Semua ini terlalu berkelit, runyam masalahnya. Menurut Esau, tidak mungkin mereka sangat dendam jika itu hanya masa
Baca selengkapnya

(S3) 124. Kau... Bayiku?

Gadis itu tertidur dengan wajah sembab dan pipi yang merah akibat tamparan keras yang diterimanya. Esau yang baru kembali dari bar hotel, mengamati wajah istri yang masih terikat di atas ranjang. Hatinya sakit, sungguh merasa sakit melihat keadaan Freya saat itu. Amarahnya sedikit mereda.Dia naik ke atas ranjang, melepaskan ikatan tassel pada tangan Freya, dan menutup tubuh polos Freya dengan selimut.“Maafkan aku, Frey," bisiknya sedih. Membayangkan betapa dia sudah menyiksa gadis ini, Esau menjadi tak mampu tidur di sebelahnya. Dia kembali keluar dan duduk di taman hotel. Dia keluarkan ponsel dari dalam saku dan seperti biasa dia hubungi Timothy.“Timothy?”“Ada apa Tuan Muda?”“Cari tahu mengenai apa hubungan Ezra Raves dan Felisha, dengan kedua orangtuaku, di masa lalu. Jangan sampai ada yang tahu aku memintamu untuk melakukan ini. Jika kau bisa mendapatkan in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status