Esau melirik Freya di sebelahnya, tersenyum dia melihat wajah cantik sang istri. ‘Dad dan mom harus segera tahu, kasihan Bibi Felisha pasti sangat merindukannya,’ pikirnya. Dia mengusap rambut Freya dengan penuh kasih sayang, dan tersenyum pada gadis itu.
“Ada apa?” tanya Freya, alisnya mengerut was-was.
Selama mengenal Esau, baru kali ini dia melihat lelaki itu tersenyum sangat lembut, seperti dia tengah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Itu membuat Freya semakin was-was, takut jika sewaktu-waktu ternyata Esau akan berubah.
“Sejak tadi kau terus tersenyum, Esau, jangan menakutiku,” katanya lagi.
Lagi, Esau tersenyum dan mengecup kening istrinya. “Tidak, aku hanya sangat mencintaimu, Frey. Aku merasa seperti sangat bahagia bersamamu.”
Mengejutkan memang, mengingat tadi Esau yang menakutkan bahkan mengancam akan membunuh Freya, tiba-tiba menjadi lembut seperti ini. Freya menjadi gugup, ragu dia menatap lelaki itu.
“Kita sudah sa
Pertengkaran antara Esau dan Parsa masih terus berlangsung. Parsa tidak membalas, dia biarkan wajahnya babak belur oleh kemarahan sahabat yang tak mungkin bisa dihentikan. Esau sendiri tidak akan berhenti sebelum dia merasa sedikit puas. “Esau, Esau, hentikan!” Teriakan Freya ibarat sebuah angin lalu di telinganya, tak mempengaruhi Esau sama sekali. Dia terus menghajar Parsa sehingga wajah sahabatnya sudah dipenuhi darah. “Esau, kau akan membunuhnya, lepaskan dia, brengsek!” Freya menjerit kencang, menahan tangan Esau yang akan memukul Parsa, dia lirik ke samping dan bisa Esau lihat wajah Freya yang begitu marah. “Kau tidak boleh memukul Parsa seperti itu, jika ada yang ingin dipukul itu adalah aku!” teriaknya sekali lagi. Freya membela lelaki ini? Ah... Rasanya, sangat ingin Esau meremukkan tubuh Parsa detik ini juga. Istri pembohong di sebelahnya itu masih bisa membela Parsa. Dengan geram, Esau melemparkan Parsa ke atas tanah dan menatap waj
“Lalu apa yang akan kau lakukan, Esau?” tanya Parsa, masih tak yakin akan semua yang terjadi hari ini. Niatnya hanya ingin membuat Esau tahu betapa Freya menderita oleh kebencian terhadap sahabatnya itu, tapi siapa sangka jika semua ternyata malah menjadi... sangat rumit.Esau menarik napas, kemudian berkata, “Aku akan membawanya menemui Bibi Felisha. Kuharap kalian bisa bekerja sama, jangan sampai kedua orang tuaku mengetahui hal ini, aku tak mungkin memberitahu rencanaku pada kedua orangtuaku, mereka akan mati jantungan. Dan Freya, biarkan dia berpikir aku tidak tahu apa pun.”Esau akan mencaritahu masalah rumit apa yang membuat mom dan bibinya menjadi seperti ini. Felisha merusak hari bahagia Zoe, dan membuat Esau terkena ledakan dari bom kecil itu, lalu sekarang ada Freya yang berkata ingin membalas kematian ibunya. Semua ini terlalu berkelit, runyam masalahnya. Menurut Esau, tidak mungkin mereka sangat dendam jika itu hanya masa
Gadis itu tertidur dengan wajah sembab dan pipi yang merah akibat tamparan keras yang diterimanya. Esau yang baru kembali dari bar hotel, mengamati wajah istri yang masih terikat di atas ranjang. Hatinya sakit, sungguh merasa sakit melihat keadaan Freya saat itu. Amarahnya sedikit mereda.Dia naik ke atas ranjang, melepaskan ikatan tassel pada tangan Freya, dan menutup tubuh polos Freya dengan selimut.“Maafkan aku, Frey," bisiknya sedih.Membayangkan betapa dia sudah menyiksa gadis ini, Esau menjadi tak mampu tidur di sebelahnya. Dia kembali keluar dan duduk di taman hotel. Dia keluarkan ponsel dari dalam saku dan seperti biasa dia hubungi Timothy.“Timothy?”“Ada apa Tuan Muda?”“Cari tahu mengenai apa hubungan Ezra Raves dan Felisha, dengan kedua orangtuaku, di masa lalu. Jangan sampai ada yang tahu aku memintamu untuk melakukan ini. Jika kau bisa mendapatkan in
“Anakku... anakku....”Felisha masih terus membingkai wajah Freya menyebut-nyebut gadis itu sebagai anaknya , membuat Freya mengerut kening. Bingung, itu yang ditunjukkan ekspresi wajah Freya sekarang, dan dia menjadi sedikit gugup menatap Esau dan Feli secara bergantian.“E-Esau... ini... ke-kenapa dengan bibimu?” kata Freya, tapi belum Esau menjawab perkataan gadis itu, Feli lantas menariknya ke dalam pelukan, mendekap Freya seakan gadis itu adalah seroang anak kecil.“Kau anakku, kau anakku. Aku sangat mencintaimu, jadi jangan tinggalkan aku, paham?” kata Feli, napasnya menderu dan ada nada khawatir di dalam suaranya.“Esau, napasku sesak, tolong lepaskan bibimu.” Lagi, Freya memanggil suaminya.Esau mendengarnya, tetapi tak ana niat lelaki itu untuk melepaskan Freya dari dekapan Feli. Dia masih ingin melihat interaksi dua orang ini, tak ingin terkecoh sekali lagi. Dengan fokus dia perhatian
Tentu Esau terkejut mendengar pertanyaan yang baru diucapkan Freya. Tangan yang akan membuka pintu mobil pun harus berhenti oleh pikiran yang tiba-tiba menjadi curga. Esau menatap Freya dan kembali bertanya untuk memastikan telinganya tidak salah mendengar.“Frey, kau baru saja memanggil bibiku sebagai mamamu?” katanya.Freya masih bergeming, matanya menatap kosong.“Frey, hei, ada apa denganmu?” Esau menyentuh pundak Freya. “Kau baik-baik saja, Frey?”“Tidak, aku tidak baik.” Freya menggeleng lemah, hatinya masih terlalu lemah untuk memahami apa yang membuat dirinya menjadi aneh seperti ini. “Aku seperti bisa merasakan betapa pedihnya perasaan bibimu.”“Maksdumu... kau merasa seperti dia adalah mamamu, begitu?”“Entah lah, Esau.” Freya membuka pintu mobil, masuk ke dalam sana dan duduk dengan pandangan yang masih tak bergairah.Ada apa dengan gadis in
“A-apa? Memangnya... aku mengatakan apa tadi?” tanya Alena, meski dia sendiri sadar baru saja menyebutkan nama Ezra.Raut wajah Alena yang tadinya marah, berubah gugup seketika. Dia sudah menyebutkan nama seseorang yang tak seharusnya didengar oleh Freya. Bukan ingin menganggap Freya sebagai orang asing, tapi bagaimana pun, Freya masih sangat baru bergabung dengan keluarga ini. Belum lagi pernikahan putra dan menantunya itu terkesan aneh dan tidak akur, Alena tidak ingin Freya beranggapan keluarga mereka berantakan.“Itu, sepertinya tadi ibu mertua menyebutkan nama... Ezra?” Freya memperjelas pertanyaannya, tetapi kemudian dia tersenyum untuk tidak mengundang curiga. ‘Kenapa juga bertanya seperti itu, Frey... bagaimana jika mereka menjadi semakin curiga?’Esau bisa membaca kekhawatiran di wajah Freya, jelas terlihat gadis itu seakan takut jika rahasianya akan terbongkar. Dia lantas mendekati sang istri dan
Esau masuk ke dalam kamar, didapatinya Freya sedang duduk di sofa memandang ke arah luar jendela, Entah apa yang dipikirkan Freya saat itu, kedua matanya menerawang jauh ke depan, kosong seperti tak bersemangat.Dia mendekati Freya dari arah belakang, kemudian disentuhnya bahu Freya dengan lembut, membuat Freya sedikit terkejut dan menatapnya.“Ada apa? Apa yang sedang kau pikirkan, Frey?” tanya Esau.Sebetulnya, saat ini banyak hal yang hinggap dalam pikiran Freya, hanya saja dia tak tahu harus mulai darimana untuk mengatakannya pada Esau. Satu hal yang tak mungkin bisa diceritakannya pada Esau, mengenai papanya. Rasanya bokong Freya terasa sangat panas saat tadi mendengar Alena menyebut dengan jelas mengenai nama papanya, tapi dia tak bisa bertanya lebih lanjut mengenai hal tersebut. Apalagi Alena juga sudah menyebutkan kenapa mereka hendak mencari Ezra—papanya—karena masalah hutang piutang, bukan? Jadi sepertinya bukan masa
Perlahan tapi pasti, Esau mengangkat wajahnya untuk lebih dekat pada Freya. Dia tekan leher gadis itu agar tidak bisa mengelak darinya. Esau mulai mengendus kulit wajah Freya, mempermainkan bibirnya menuju telinga sang gadis yang masih diam tak berkutik. Freya sendiri merasakan debaran jantungnya semakin memacu di dalam sana, mungkin itu akan pecah jika Esau terus melakukannya. Apalagi napas hangat lelaki itu seakan meminta Freya untuk merespon Esau yang kini sudah sukses menggigit kecil cuping telinganya. Serrr.... Darah Freya seperti terjun bebas dari ketinggian. Ada apa ini? Kenapa menjadi sangat aneh? Ini bukan kali pertama mereka bermesraan di atas ranjang. Esau sangat sering menggodanya, juga tak dua tiga kali mereka sampai bercinta sangat panas, tetapi malam ini dia merasa ada yang aneh di dalam dirinya. Ya, pipi Freya memanas, dan lonjakan hatinya di dalam dada seperti seorang anak kecil yang mendapatkan hal yang dia inginkan. Apakah m