Ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, itu dari Timoty. Esau segera membuka untuk memastikan siapa wanita yang Timoty sebut baru keluar dari rumah tempat Freya berada. Dan sungguh betapa dia terkejut melihat itu adala Miss Nancy, salah satu dosen yang mengajar di fakultasnya. Dosen baru, mungkin masih sekitar setangah tahun dia pindah dari luar negeri, Esau mengenalnya sebab dia mengikuti salah satu kelas yang diajarkan Miss Nancy.
“Miss Nancy? Dia dan Freya...” katanya. Ini semakin membingungkan, apa hubungan Freya dengan dosen wanita itu? kenapa dia dan Freya bisa tinggal di rumah yang sama?
Lagi, Esau menghubungi nomor Timoty.
“Kau bilang wanita itu tinggal dengan Freya, di rumah itu?”
“Maaf, Tuan, sepertinya tidak. Saya tengah mengirimkan seseorang untuk mengikuti wanita itu, dan kabar yang kudengar dia baru saja kembali ke rumahnya. Wanita itu memiliki keluarga, memiliki dua anak yang masih kecil-kecil, mereka
“Apa yang terjadi?” “Hei, kenapa dengan Leona?” “Astaga, dia... babak belur? Manusia mana yang berani melakukan itu pada seorang Leona?” “Apakah pelakunya mahasiswa di kampus ini? Pasti lah orang itu mencari mati!” Kampus riuh oleh suara-suara mahasiswa di lapangan. Semua orang terkejut, bahkan tidak menduga seorang Leona yang selama ini tak terjamah, kini terlihat mengerikan. Gadis berparas cantik itu tergeletak di atas tanah dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Beberapa menit yang lalu, saat orang-orang belum menyadari bahwa itu adalah Leona, sebuah mobil van berhenti di tengah halaman kampus. Tak ada yang menduga jika tiba-tiba dua orang berpakaian serba hitam, mamakai masker dan lengkap dengan topi yang menutupi wajah mereka keluar dari dalam sana. Tidak lama setelah, seonggok tubuh wanita dikeluarkan dari dalam van itu, lantas diletakkan asal-asalan. Lalu dua yang mereka duga adalah laki-laki, pun kembali masuk ke dalam mobil, meningga
“A-apa maksudmu?” Miss Nancy terpojok, tetapi dosen wanita itu berpura tidak mengerti akan pertanyaan dari Esau. “Jika tidak ada yang begitu penting, jangan membuang waktuku, Tuan Muda Borisson.” “Justru ini sangat penting, aku tahu Anda paham dengan pertanyaanku. Miss Nancy, aku juga tahu kemarin Freya datang ke rumahmu.” Seperti masalah tak ada habisnya, Miss Nans gemetar di tempatnya. Baru saja kemarin dia mengingatkan Freya untuk menjauhi pemuda ini, lalu sekarang gadis itu sudah membuat masalah baru? Demi Tuhan, Miss Nans tahu tak lama lagi dia akan mati ditekan dari kiri kanan atas, oleh orang-orang kaya ini. “Katakan tujuanmu sebenarnya, tidak usah berkelit,” kata Miss Nans, tidak ingin berputar-putar. “Siapa yang melakukan itu? Anda?” “Ya, itu aku.” “Apa yang Anda lakukan pada Leona?” “Hanya sedikit pelajaran. Sebenarnya dia hanya dibius lalu diluluri dengan darah, dan... sedikit dibuat memar di tubuhnya untuk terlihat
Esau mengangkat satu alisnya, tersenyum sinis pada Freya.Tapi Freya tak selemah yang dipikirkan orang lain, dia tak secepat itu melemah hanya dengan sebuah tatapan dan perubahan ekspresi wajah Esau. Jika Freya adalah seorang yang sangat lemah, dia tak akan mungkin bertahan sebelumnya dari serangan Leona yang bertubi-tubi didapatnya.Freya menyolek dagu Esau. “Kau mengagetkanku, Esau. Lagi pula kenapa wajahmu seperti itu?”“Katakan padaku, apa yang kau sembunyikan dariku, Frey.”Freya jadi berpikir keras, apakah Esau ada mencuri dengar percakapannya dengan Miss Nancy atau tidak. Kalau sampai dia mendengar semua, tamat sudah riwayatnya. Apalagi dia sempat menyebut nama Leona, kalau sampai Esau tahu siapa dirinya, dan apa yang sudah diperbuatnya pada Leona, tentu sikap Esau tak akan lagi melunak padanya.‘Ceroboh sekali tadi, kenapa aku lupa mengunci pintu kamar,’ batin Freya.“Kemarilah, aku ing
Freya sebenarnya merasa agak was-was, baginya tadi Esau seperti mengetahui sesuatu tetapi ragu untuk ditanyakan padanya.Tapi beruntung lah dia bisa merayu lelaki itu sehingga Esau lagi lagi mengalah padanya.Malam itu dia dan Esau berencana untuk pergi makan keluar. Freya berusaha berdandan secantik mungkin dan membuat Esau terkesan. Tetapi Freya masih merasa was-was, dia masih tak tenang memikirkan apakah Esau mendengar seluruh percakapannya dengan Miss Nancy tadi atau tidak.Esau sedang mandi, Freya kemudian berjalan keluar kamar dan turun ke ruang bawah.Di ruang bawah tak ada anggota keluarga Borisson. Alena dan Harry belum lama pergi ke sebuah acara undangan dan tentu membawa El ikut serta, Zoe dan Dixon sedang menikmati waktu berdua di luar, jadi hanya beberapa pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Freya duduk bersandar pada sebuah sofa besar. Dia mengeluarkan handphone miliknya dari dalam tas, ingin rasanya dia menghubungi Miss Nancy m
Esau melirik Freya di sebelahnya, tersenyum dia melihat wajah cantik sang istri. ‘Dad dan mom harus segera tahu, kasihan Bibi Felisha pasti sangat merindukannya,’ pikirnya. Dia mengusap rambut Freya dengan penuh kasih sayang, dan tersenyum pada gadis itu. “Ada apa?” tanya Freya, alisnya mengerut was-was. Selama mengenal Esau, baru kali ini dia melihat lelaki itu tersenyum sangat lembut, seperti dia tengah mendapatkan sesuatu yang sangat berharga. Itu membuat Freya semakin was-was, takut jika sewaktu-waktu ternyata Esau akan berubah. “Sejak tadi kau terus tersenyum, Esau, jangan menakutiku,” katanya lagi. Lagi, Esau tersenyum dan mengecup kening istrinya. “Tidak, aku hanya sangat mencintaimu, Frey. Aku merasa seperti sangat bahagia bersamamu.” Mengejutkan memang, mengingat tadi Esau yang menakutkan bahkan mengancam akan membunuh Freya, tiba-tiba menjadi lembut seperti ini. Freya menjadi gugup, ragu dia menatap lelaki itu. “Kita sudah sa
Pertengkaran antara Esau dan Parsa masih terus berlangsung. Parsa tidak membalas, dia biarkan wajahnya babak belur oleh kemarahan sahabat yang tak mungkin bisa dihentikan. Esau sendiri tidak akan berhenti sebelum dia merasa sedikit puas. “Esau, Esau, hentikan!” Teriakan Freya ibarat sebuah angin lalu di telinganya, tak mempengaruhi Esau sama sekali. Dia terus menghajar Parsa sehingga wajah sahabatnya sudah dipenuhi darah. “Esau, kau akan membunuhnya, lepaskan dia, brengsek!” Freya menjerit kencang, menahan tangan Esau yang akan memukul Parsa, dia lirik ke samping dan bisa Esau lihat wajah Freya yang begitu marah. “Kau tidak boleh memukul Parsa seperti itu, jika ada yang ingin dipukul itu adalah aku!” teriaknya sekali lagi. Freya membela lelaki ini? Ah... Rasanya, sangat ingin Esau meremukkan tubuh Parsa detik ini juga. Istri pembohong di sebelahnya itu masih bisa membela Parsa. Dengan geram, Esau melemparkan Parsa ke atas tanah dan menatap waj
“Lalu apa yang akan kau lakukan, Esau?” tanya Parsa, masih tak yakin akan semua yang terjadi hari ini. Niatnya hanya ingin membuat Esau tahu betapa Freya menderita oleh kebencian terhadap sahabatnya itu, tapi siapa sangka jika semua ternyata malah menjadi... sangat rumit.Esau menarik napas, kemudian berkata, “Aku akan membawanya menemui Bibi Felisha. Kuharap kalian bisa bekerja sama, jangan sampai kedua orang tuaku mengetahui hal ini, aku tak mungkin memberitahu rencanaku pada kedua orangtuaku, mereka akan mati jantungan. Dan Freya, biarkan dia berpikir aku tidak tahu apa pun.”Esau akan mencaritahu masalah rumit apa yang membuat mom dan bibinya menjadi seperti ini. Felisha merusak hari bahagia Zoe, dan membuat Esau terkena ledakan dari bom kecil itu, lalu sekarang ada Freya yang berkata ingin membalas kematian ibunya. Semua ini terlalu berkelit, runyam masalahnya. Menurut Esau, tidak mungkin mereka sangat dendam jika itu hanya masa
Gadis itu tertidur dengan wajah sembab dan pipi yang merah akibat tamparan keras yang diterimanya. Esau yang baru kembali dari bar hotel, mengamati wajah istri yang masih terikat di atas ranjang. Hatinya sakit, sungguh merasa sakit melihat keadaan Freya saat itu. Amarahnya sedikit mereda.Dia naik ke atas ranjang, melepaskan ikatan tassel pada tangan Freya, dan menutup tubuh polos Freya dengan selimut.“Maafkan aku, Frey," bisiknya sedih.Membayangkan betapa dia sudah menyiksa gadis ini, Esau menjadi tak mampu tidur di sebelahnya. Dia kembali keluar dan duduk di taman hotel. Dia keluarkan ponsel dari dalam saku dan seperti biasa dia hubungi Timothy.“Timothy?”“Ada apa Tuan Muda?”“Cari tahu mengenai apa hubungan Ezra Raves dan Felisha, dengan kedua orangtuaku, di masa lalu. Jangan sampai ada yang tahu aku memintamu untuk melakukan ini. Jika kau bisa mendapatkan in
Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k
“Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera
Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat
“Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku
“Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh
“Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na
“Apa yang kalian bicarakan? Sayang, papa mencintaimu. Kau tidak harus mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang tidak menyukai papa,” kata Ezra, berharap kali ini putrinya masih mendengarnya. Ezra Raves tidak rela jika Freya menuduhnya tidak menginginkan dirinya.“Tapi bukti yang kutemukan bukan sekedar ucapan orang-orang. Papa juga ingin melihatnya?” Freya menantang papanya, lantas membuka lipatan kertas yang dia pegang.Bagaimana pula ada orang yang berkata demikian? Apakah mereka bisa mendengar isi kepala Ezra? Siapa yang dengan berani membuat kesaksian bahwa Ezra tidak menginginkan bayinya? Sejak mendengar Felisha hamil, Ezra sudah berencana untuk mengurus bayi itu meski tanpa ibunya!“Catatan rumah sakit atas nama Felisha Raves dan suaminya Ezra Raves,” kata Freya, membaca sebagian dari kertas yang ada di tangannya. Dadanya sesak. Pedih Freya rasakan ketika dia melanjutkan untuk berkata, “Catatan ini adalah kunju
Freya masih bergeming menatap tangan Esau yang terulur padanya. Lalu perlahan mengangkat mata untuk melihat wajah suami yang... katanya sudah bercerai oleh perbuatan oleh sang papa. Wajah sendunya sulit untuk ditebak, apakah Freya akan menerima uluran tangan itu?Kemudian dia perlahan mengalihkan wajah menatap tangan papanya, lalu mata mereka pun bertemu beberapa detik kemudian.“Mari, Sayang, kita akan berangkat hari ini,” ucap Ezra Raves sekali lagi.“Papa menjagaku?” Suara serak yang menyiratkan kerinduan akan cinta.“Pasti, karena kau lah separu dari nyawaku yang tersisa.” Ezra mengangguk perlahan.Ezra memang banyak melakukan kebohonga, tapi semua dia lakukan untuk alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin membuat Freya seperti ibunya.“Freya, ibumu memiliki temprament yang sangat buruk. Dia suka menyakiti orang lain tanpa peduli siapa orangnya. Aku menjauhkanmu dari dia karena aku mencintaimu, a
“Esau, tunggu!” Freya hampir saja terjatuh ketika mengikuti langkah suaminya turun dari mobil. “Bukankah kau bilang akan mempertahankanku? Kenapa kau ingin mengembalikanku pada papa?” katanya lagi. Freya tidak ingin pergi, dia berhenti menatap rumah besar di mana papanya menunggu.“Freya, ikut lah, papamu sudah tak sabar menunggu.”Kemarahan Esau sudah sampai di puncak kepalanya, sehingga tak ada waktu baginya membahas hal ini. Esau hanya ingin segera bertemu dengan Ezra Raves dan menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak tahan mendengar kata-kata Ezra yang bahkan sudah mengurus perceraiannya dan Freya. Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?“Tapi aku tidak mau! Aku mencintaimu, aku ingin denganmu!” Freya yang baru mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarga Borisson, tiba-tiba merasa sangat sedih. Esau, lelaki yang pagi tadi berkata mencintai dirinya bahkan rela mati untuknya, kenapa sekarang justru sep