Beranda / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Melahirkan anak untuk CEO: Bab 241 - Bab 250

346 Bab

(S3) 65. Milikku Akan Robek.

Sepasang suami istri yang sudah resmi itu, berdiri saling berhadapan dalam kamar mereka. Tampak jelas Zoe malu-malu, terlihat dari wajahnya yang merah merona bagaikan tomat masak yang siap untuk di petik. Kemudian matanya turun ke leher Dixon, menatap jakun suaminya bergerak ketika mereguk liur. Seksi. Gerakan itu membuat bulu di sekitar tubuh Zoe ikut merinding. "Kenapa? Kau kedinginan?" Dixon menyentuh kedua lengan istrinya, menggosok pelan di sana. Bukannya tenang, bulu di sekitar lain ikut terasa berdiri. "Zoe, kau malu?" "Ti-tidak," sahut Zoe cepat. Matanya naik mencari manik milik suami yang tengah terarah padanya. "Aku ... aku tidak malu. Kenapa harus malu?" sambung Zoe, berusaha menutupi kegugupan yang semakin menjadi. Kemudian dia menggigit bibir saat melihat Dixon yang tersenyum. 'Kenapa dia harus membahasnya, sih? Aku memang malu, tapi 'kan seharusnya tidak perlu dijelaskan.' Zoe merutuk di dalam pikiran. "Kau ingin
Baca selengkapnya

(S3) 66. Berfantasi di pagi hari

“Kau siap, Zoe?”Dixon berdiri di bagian kaki ranjang. Matanya menatap wajah sang istri yang sudah berbaring di atas ranjang milik mereka. Gadis itu tampaknya masih gugup, terlihat dari reaksinya merapatkan paha ketika Dixon mulai merangkak dari kakinya.“Si-siap.” Zoe menjawab kaku sedangkan matanya terus menatap Dixon, seakan meminta dilakukan dengan pelan.Perlahan, Dixon menempelkan tubuh mereka sehingga dia berbaring di atas tubuh Zoe, menatap mata indah sang istri.“Kau sangat cantik,” puji Dixon, sembari menempelkan bibir di kening gadis itu. “Aku akan melakukannya perlahan, rileks lah.”Cumbuan-cumbuan ringan Dixon berikan di sekitar leher Zoe, beralih ke telinga gadis itu dan berlama-lama mempermainkannya. Dia sengaja tidak langsung memasuki istrinya untuk membuat Zoe kembali merasa melayang. Dan sukses, erangan erangan kecil mulai terdengar lepas dari celah bibir Zoe.“Dixon, ug
Baca selengkapnya

(S3) 67. Kau Akan Memohon Padaku!

“Dixon, ouh... Dixon, cukup, auh...!” Zoe menjerit merasakan bagian intinya disedot habis oleh Dixon. Napasnya terengah-engah, bahkan menggerakkan tangan untuk meraih kepala lelaki itu pun dia sudah tak mampu. Dixon benar-benar gila, Zoe tidak pernah menyangka lelaki itu sangat jago dalam memuaskan hasrat istrinya.“Dixon, auh! Please, Dixon, kumohon hentikan itu sekarang.”Tetapi Dixon yang masih bekerja di bagian bawah tubuh Zoe seakan tidak ingin berhenti. Dia mengangkat wajahnya sejenak, menatap wajah sang istri yang berusaha melihatnya.“Kenapa, Zoe? Bukankah ini nikmat, Sayang?”Ya, Zoe akui itu sangat nikmat sampai-sampai dia mendapatkan pelepasan beberapa kali. Tetapi, tetap saja kenikmatan itu juga berlebihan untuk seorang Zoe yang belum berpengalaman di atas ranjang. Dia tidak mampu melawan Dixon dan hanya bisa menerima semua perlakuan lelaki itu.“Kau menyukainya. Aku yakin, jika kamar ini tidak
Baca selengkapnya

(S3) 68. Khursus Menjinakkan Suami.

 “Luci, katakan padaku, bagaimana kau membuat lelaki diam di bawahmu.”Zoe berkata dengan wajah sangat serius, membuat Lucia yang sedang meminum soft drink-nya, tak mampu menahan di dalam mulut. Gadis itu terbatuk, membuat seluruh minuman di dalam mulut pun tersembur seketika. Zoe yang terkejut bukan main menjadi menjerit, membersihkan wajahnya dengan sebelah tangan.“Kau gila, Luci? Lihat, kau membuat wajahku menjadi, astaga... ini sangat berantakan!”“Maaf. Zoe, maaf aku tidak sengaja.” Lucia berpindah ke tempat duduk sahabatnya, membantu Zoe membersihkan wajah itu.Tentu saja itu tidak cukup, Zoe berlari ke toilet di dalam kafe tempat mereda duduk, untuk membersihkan wajahnya terlebih dahulu. Lucia terus meminta maaf dengan wajah memelsa.“Zoe, Please, aku tidak sengaja, Sayang. Kumohon jangan marah lagi, oke?”Masih membersihkan wajahnya, Zoe mencibirkan bibir.“Se
Baca selengkapnya

(S3) 69. Prakter Dengan Terung?

Seperti yang disarankan oleh Lucia, Zoe membeli sebuah terung ketika dia akan pulang ke rumah. Benda itu dia masukkan di bagian paling tersembunyi di dalam tasnya, agar tidak ada seorang pun yang melihat kekonyolan yang tengah dia lakukan. Zoe mengendap-endap memasuki istana besar kediaman keluarganya, dan langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas.Ketika akan masuk ke dalam kamar, gadis itu dikejutkan oleh Esau yang tiba-tiba datang dari arah berlawanan.“Apa yang kau lakukan, Zoe?”Ya Tuhan... jantung Zoe terasa akan pecah ketika mendengar suara itu. Matanya terbuka lebar, tangan yang baru akan memutar gagang pintu pun berhenti begitu saja. Tampak betul kegugupan di wajah cantik gadis yang takut jika Esau mengetahui kelakuannya.“Zoe?” panggil Esau, dia sudah berdiri di depan kakaknya sembari melambaikan tangan tepat di depan mata Zoe.“A-apa?”  Zoe terkesiap. Dia atur wajahnya sebelum berkata, &ldqu
Baca selengkapnya

(S3) 70. Tatap Wajah Istrimu Ini!

 “Sayang, bukan kah barusan kau berkata akan membuatku mati kenikmatan di bawahmu?” kata Dixon, semakin dekat dia berdiri di belakang  Zoe.Gadis itu terperanjat dari keterpakuannya, segera mengingat  terung yang masih dia genggam dengan posisi di depan bibir. Zoe menjatuhkannya ke bawah kaki lalu mengatur mimik wajahnya untuk tidak ketahuan baru saja berbuat gila.“Hei, kau tidak ingin melihat wajah suami yang ingin kau buat tidak bisa membuka matanya dengan benar?” Dan saat itu pun Dixon memutar tubuh Zoe sehingga berhadapan dengannya.“A-apa?” Zoe berpura bingung. “Aku... a-aku tidak mengerti maksudmu.” Dia mengelak atas tuduhan suaminya.“Benar kah?” Mengerutkan alisnya, Dixon seperti seorang yang tengah berpikir panjang. “Tapi aku yakin mendengarmu berkata demikian, Zoe.”Terung yang sejak tadi dimainkan oleh Zoe, kini menggelinding di atas lantai. B
Baca selengkapnya

(S3) 71. Esau Atau Seorang Gadis?

  Suasana di dalam kamar semakin panas. Aura percintaan dari sepasang suami istri itu masih tercium kental. Seperti perkataannya tadi, Zoe yang memegang kendali sehingga Dixon hanya bisa pasrah di bawahnya. Gadis itu tersenyum penuh kemenangan ketika melihat suaminya yang hanya bisa mendesah dan menyerukan namanya,   dan dilarang keras untuk membalas perbuatan Zoe. Ponsel di atas nakas berdering. Itu sangat mengganggu telinga Zoe yang masih berusaha membuat suaminya mendapatkan klimaks. Benda itu lagi dan lagi berdering  tanpa henti, membuat percintaan mereka pun menjadi sangat terganggu kegiatannya. Pasangan yang tengah dimabuk kepayang itu pun terdengar mendesah kesal. Dixon yang berada di bawah tubuh Zoe menjadi tidak sabar sehingga bangkit dari atas ranjang. "Dixon, biarkan saja," peringat Zoe, semakin kesal dia melihat suaminya yang justru sudah berjalan menuju ponsel yang masih berbunyi nyaring. “Dixon, tidak bisakah kau menu
Baca selengkapnya

(S3) 72. Kau Bisa Membunuhnya!

“Kau mencoba membeliku?” “Memangnya, ada hal lain yang kau inginkan selain uang?” Esau menikung cepat pertanyaan sang gadis. Rahangnya mengetat dan kalimat yang keluar dari mulutnya sangat mematikan. “Wanita sepertimu hanya ingin uang,   tidak lebih dari itu.” Sempat Dixon lihat mata gadis itu bergerak tidak tenang, dan ada embun yang menutupi pemandangannya. Tapi itu hanya berlangsung sekian detik, karena kemudian dia sudah menunjukkan mata sinis dan dengusan angkuh. Gadis bernama Freya tersebut lantas membalas lagi perkataan Esau. “Tak peduli bagaimana kau menilaiku, Esau Borisson. Tapi kau tak akan bisa membeliku. Kau meniduriku dan aku hamil karenanya, maka kau harus menikahi aku secepatnya!” Bertepatan di saat yang bersamaan, pintu ruang private itu terbuka dari luar sana dan memunculkan wajah gadis lainnya. Helaan napas tertahan terdengar sebelum dia menutup mulutnya dengan sebelah tangan. “Esau, ka-kau... kau melakukan tindaka
Baca selengkapnya

(S3) 73. Aku Akan Menikah.

 Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi Esau, membuat lelaki itu menoleh ke samping kanan. Matanya lantas bertemu dengan milik sang kakak yang seakan ingin menelannya hidup-hidup. Zoe sangat marah sampai dia menampar wajah adik yang kemudian tersadar.“Apa kau gila? Kau tidak mengingat kedua orang tua kita?!” sentak Zoe tak terkira. “Tapi dia berbohong, Zoe! Aku tidak melakukan apa pun padanya!”“Aku tidak peduli kau atau dia yang berbohong. Lepaskan tanganmu sebelum aku yang lebih dulu membunuhmu, Esau!” Kembali Zoe berteriak.Lantas, Esau melepaskan cengkraman tangannya. Gadis bernama Freya itu pun segera meluncur dan terduduk di atas lantai. Suara batuk dari napasnya yang tersendat tak bisa dihentikan begitu saja.Esau memang sangat keterlaluan! Zoe segera bersimpuh di depan gadis itu untuk membantunya.“Kau tidak mengapa? Kau bisa bernapas?” Sigap dia raih kepala s
Baca selengkapnya

(S3) 74. Dendam Seorang Gadis.

“Aku...  aku tidak berkata seperti itu.” Freya kelabakan. Dia segera berdiri dari atas sofa ketika mendengar Esau berkata akan menikahinya segera. Gadis itu tampak panik, tidak yakin dirinya akan menerima tantangan dari Esau. “Aku tidak siap. Ak-aku....”“Tidak siap? Bukannya tadi kau berkata aku harus bertanggung jawab dan menikahimu? Jangan membuat alasan. Siap atau tidak, kita akan menikah segera!” Esau menekankan kalimatnya.Sebagai seorang ibu yang melahirkannya, Alena juga ikut panik oleh perkataan dari putranya. Dia ikut angkat bicara untuk menenangkan anak ke dua yang tengah dirasuki kemarahan itu.“Esau, tolong dengarkan perkataan Freya. Dia tidak ingin menikah, bukankah seharusnya kau pertimbangkan perkataannya?”“Lantas, aku harus membiarkan perutnya membesar dan dia bebas mencoreng namaku? Mom, keputusanku sudah bulat. Malam ini juga, tolong siapkan pernikahan kami.”  
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
35
DMCA.com Protection Status