“Dixon Leonel Stewart, mau kah menikahi Zoe Xaveera Borisson. Setia padanya, dalam keadaan sakit atau sehatnya, senang atau susah, dan menjadikannya istri satu-satunya yang kau miliki. Jika kau bersedia, maka jawab ‘Ya, aku bersedia’, Anakku.”Pendeta yang membacakan pemberkatan pernikahan itu berbicara dengan lantang, tapi cukup lembut di akhir kalimatnya. Semua orang menunggu pengantin laki-laki yang berdiri berdampingan dengan gadis bergaun putih tulang. Dixon memang sengaja menggabungkan nama dari orang tua kandung juga angkatnya untuk disebut dihari pernikahannya, untuk terus mengingat fakta bahwa ada seorang pria yang mengawasinya dari atas sana. Lelaki itu pun menjawab dengan sangat tegas dan yakin.“Ya, aku bersedia menikahi Zoe Xaveera Borisson, untuk menjadi istriku. Menemaninya dan setia dalam keadaan sehat atau pun sakit, juga susah mau pun duka. Zoe Xaveera akan menjadi istriku satu-satunya.”“Anakku, Zoe Xa
Baca selengkapnya