Home / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Melahirkan anak untuk CEO: Chapter 221 - Chapter 230

346 Chapters

(S3) 45. Cinta Pertama.

  Kini tangan Harry diletakkan di pundak Zoe, dan matanya lurus menatap manik hijau yang berwarna sama dengan miliknya. Lalu kemudian, Harry menjelaskan kalimat yang sempat tertahan. “Dad mendengar perbincanganmu dan Dixon saat di kamar.” Zoe sangat terkejut, tak menyangka dad mendengar perbincangan itu. Dia merasa sangat bersalah, pasti lah dad berpikiran Dixon sering masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu salah tingkah dan mencoba menjelaskan bahwa dugaan dad tidak lah benar. “D-Dad, itu ... itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku dan Dixon tidak melakukan apa pun. Kami hanya berbicara tentang pernikahan yang a-kan ...” Terhenti kalimat itu, Zoe tak berani melanjutkan perkataannya. “Zoe, kau mengenal dad adalah orang yang memegang teguh komitmen. Tak ada main-main di dalam hidup ini, bahkan jika itu menyangkut hal kecil sekali pun. Jika kau memang sangat ingin menikah dengan Dixon, dad tak akan membiarkan pernikahan itu menjadi mainan b
Read more

(S3) 46. Tergantung Lamaranmu

Ketika tiba di halaman belakang, mulut Zoe setengah terbuka melihat pemandangan di depan mata. Dixon, lelaki yang tadi berkata menolak ingin menikahinya, kini tengah duduk bersebelahan dengan Lucia, sahabat Zoe sendiri. Bibir gadis itu maju ke depan, matanya tajam seakan siap ingin membunuh. “Dia benar-benar bersama Luci?” geram Zoe, masih berdiri di belakang mereka. “Bukannya dad berkata Dixon mencintaiku? Lihat, dia sangat berani duduk bersebelahan dengan Luci. Dasar laki-laki genit!” omelnya. Semua jari saling menyatu di genggaman. Zoe meremas jemari itu oleh kobaran api cemburu yang lagi-lagi membakar hatinya. Menurut Zoe, Dixon sangat tak tahu malu, berkata mencintai Zoe tetapi masih bersama dengan Lucia. Apakah ini benar sebuah sandiwara? Yang benar saja? Bahkan siapa pun tak akan terima melihat sandiwara seperti ini. Kakinya menghentak. Zoe semakin tak sabar melihat calon suaminya kini justru tertawa oleh lelucon tak lucu yang dibuat oleh Lucia. Dan di
Read more

(S3) 47. Akan Gila Karenamu

Sangat menggelikan di hati Dixon. Inikah lamaran romantis yang bisa Zoe berikan padanya? Padahal, lelaki itu hanya berharap Zoe akan mengakui perasaannya, yang terlalu sulit untuk ditembus. Tapi siapa sangka Zoe lebih memilih mencium daripada mengatakan kalimat, ‘Aku mencintaimu’? Apakah seberat itu bibirnya mengaku cinta? Ingin Dixon mengakhiri ciuman amatir itu, dan menegaskan maksunya pada Zoe. Tetapi ketika dia akan melakukannya, justru Dixon menahan leher Zoe yang baru saja ingin mengakhiri ciumannya. ‘Kau saja yang bisa bebas menciumku?’ Tak rela. Itu yang terpikir oleh Dixon. Lelaki itu tak ingin mengakhiri ciuman yang bahkan belum dia nikmati dengan benar. Tangan besarnya bergerak membingkai wajah Zoe, mangambil alih untuk menuntun perpaduan bibir yang kembali terjadi. Bahkan tak segan Dixon membuka mulut Zoe dengan lidahnya, sehingga masuk menyusuri rongga mulut yang hangat dan lembut. Memabukkan. Dixon sudah memindahkan tangannya ke pinggang Zoe, me
Read more

(S3) 48. Dua Pria Angkuh

Gadis itu mengendap-endap mengikuti lelaki yang berjalan di depan sana. Dia sangat penasaran apa tujuan Dixon pergi ke lantai atas, tepatnya di mana ruang kerja Harry Borisson berada.  Perkataan Dixon saat di kamar tadi lah yang membuat Zoe merasa sangat ingin tahu, sehingga membuatnya terlihat sangat menggelikan.‘Benar kah Dixon akan membahas tanggal pernikahan dengan dad?’ pikir Zoe.Sedang dia sibuk akan dugaan itu, Dixon tahu jika dirinya diikuti oleh Zoe. Bibirnya yang sejak tadi sudah tersenyum pun semakin melebar, menyadari Zoe menguntitnya.“Apa dia sangat tak sabar ingin mendapat seranganku?” gumam Dixon. Bahkan gairah yang membara masih sulit dia redam, dan Zoe sudah membuatnya sangat gemas. Rasanya, sangat ingin Dixon berbalik dan menarik Zoe kembali ke dalam kamarnya.“Lihat saja, aku akan menghajarmu ketika kau resmi jadi istriku.”Mengetuk pintu yang dia yakini ruang kerja Harry Borisson, dia
Read more

(S3) 49. Sebab Aku Tak Ingin Dikasihani

Dua pria berbeda usia itu masih saling menatap satu sama lain. Bisa Dixon lihat mata  Harry yang sedikit gelisa di sana. Sudah pasti karena pria  itu sebenarnya tahu jawaban yang ingin Dixon berikan padanya. Tetapi ini lah seorang ayah, sungguh ingin mendengarkan jawaban pasti dari pemuda yang akan menikahi putri mereka.“Tuan Harry, jika kukatakan ingin membahagiakan Zoe, semua lelaki pasti berkata ingin membahagiakan pasangannya. Tapi yang lebih kurasakan adalah, aku ingin membahagiakan diriku sendiri, sebab itu lah aku ingin menikah dengan Zoe,” kata Dixon, setelah beberapa menit mereka hanya terdiam.Dan bisa Dixon lihat kali ini bibir Harry menipis membuktikan dia kurang senang akan jawaban yang Dixon berikan.“Kebahagiaanmu?” Harry mendengus. “Baru kali ini aku mendengar seseorang berkata ingin membahagiakan dirinya terlebih dahulu.”Siapa saja tentunya tahu. Harry Borisson yang namanya terkenal ke berba
Read more

(S3) 50. Aku Mencintaimu Sejak Kanak-kanak

Di tangga jet pribadi miliknya, Dixon berdiri satu tingkat lebih tinggi dari Zoe. Postur tubuhnya yang tinggi tegap membuat gadis di depannya terlihat sangat pendek. Dua matanya mengamati milik Zoe yang tampak berkaca-kaca.“Kau jahat.” Zoe mengatainya demikian, tanpa menatap langsung ke inti mata lelaki itu.“Maafkan aku.”Seharusnya tak ada yang harus dimaafkan. Dixon hanya ingin kembali ke negaranya, meminta restu pada kedua orang tua untuk datang melamar gadis bertubuh mungil itu. Bagaimana pun, meski Dixon hanya anak adopsi di keluarga Stewart, dia tak mungkin melaksanakan pernikahannya tanpa sepengatahuan keluarga. Dan selain itu, Dixon ingin Zoe tehormat dengan mendapatkan lamaran resmi dari keluarganya.Hanya karena ini adalah kepergian Dixon yang sangat tiba-tiba, sebab itu lah dia meminta maaf. Zoe menyalahkannya yang tidak lebih dulu membicarakan kepergian lelaki itu.“Aku membencimu.” Sekali lagi, Zoe
Read more

(S3) 51. Kau Datang Membatalkan Lamaran?

 “Ya Tuhan, kenapa dia sangat lama di Aussie? Apakah dia tidak berpikir tentangku? Atau jangan-jangan dia membohongiku?” Meremas tangan kanan Zoe sangat kesal mengingat wajah Dixon, calon suami yang pergi meminta restu.“Lihat saja, jika dia berani berbohong, aku akan membuatnya menyesal seumur hidup!”Zoe terus saja mengoceh, menceritakan tentang Dixon yang kembali ke Aussie. Ini sudah hari ke lima sejak lelaki itu meminta ijin, katanya ingin mengajak orang tuanya untuk melakukan lamaran secara resmi pada keluarga. Tapi sampai sekarang lelaki itu tidak juga mengirimkan kabar.“Apakah dia sangat bodoh? Matanya buta membaca nomorku di ponselnya? Bahkan menelepon pun dia tidak!”Ocehan itu justru semakin besar, membuat beberapa pengunjung kafe harus mengalihkan mata padanya. Lihat lah Lucia, sahabat yang sejak tadi diam menjadi pendengar setia di depannya, sudah merasa malu dengan tatapan orang-orang.
Read more

(S3) 52. Wanita Selalu Benar

 Suara decitan ban mobil terdengar di telinga, bersamaan dengan hentakan yang melempar tubuh Zoe ke depan dan membawanya kembali ke belakang. Dixon baru saja menginjam rem dengan keras, menimbulkan kegaduhan di sana. Lelaki itu segera memutar wajahnya ke samping, melihat Zoe yang baru saja kembali dari keterkejutannya.“Kau ingin membunuhku? Apa kau tak bisa berhati-hati?” Mulut yang tadinya berbicara melantur itu, kini sudah kembali pada kecerewetan biasanya.“Kenapa justru menyalahkanku?”“Ya, karena itu memang salahmu. Kau menginjam rem terlalu keras. Apa kau pikir itu tidak berbahaya, Dixon?” katanya lagi, seakan gadis itu melupakan pertanyaan melanturnya tadi.Menarik napas panjang, Dixon membawa mobilnya ke tepian. Lelaki itu melepas sabuk di dadanya, lantas menghadap ke arah Zoe.“Siapa yang mengejutkanku di sini? Zoe Xaveera, apa kau tidak sadar dengan pertanyaanmu tadi?”&
Read more

(S3) 53. Belajar Mesum.

  “Ini calon menantu kami?” Seorang wanita berusia empat puluhan menatap Zoe sangat lama. Gadis itu tersenyum malu, ingin sekali dia sembunyikan wajahnya ke dalam sofa yang dia duduki, agar wanita itu tidak terus menatapnya. Tetapi demi sopan santun, terpaksa dia telan rasa malunya dalam-dalam, agar semua orang melupakan kejadian yang ... sungguh tak ingin Zoe ingat. Bagaimana dia rela mengingatnya? Tapi kejadian tersebut selalu saja berputar di dalam ingatan. Ketika dia dan Dixon sibuk bermesraan di dalam mobil milik lelaki itu, seorang wanita datang mengetuk pintu dan ... mengintip dari luar. Ya, wanita yang sekarang tengah menatap Zoe. Wanita yang ternyata adalah ibu dari lelaki yang akan dia nikahi. Wanita yang akan menjadi ibu mertuanya, beberapa menit yang lalu melihat kelakuan dua sejoli yang dimabuk rindu. Itu juga salah Zoe, tentunya. Godaan kekasih mencium bibirnya membuat diri tak mampu menahan serangan bertubi-tubi. Zoe hanyut, terbaw
Read more

(S3) 54. Lelaki Masa Kecilmu.

“Ti-tidak begitu.”Zoe tergugup. Debaran jantung di dalam sana sudah merontah bagaikan ingin melompat ke luar. Matanya tidak tenang di satu titik, malu melihat senyum Dixon yang sungguh trelalu mesum. Dan jujur, dia pun tak kuasa membayangkan bibir itu menciumnya. Zoe pasti sudah tidak waras sehingga hanya pikiran mesum lah yang ada di dalam kepala.“Apa maksud ‘Tidak begitu’, Zoe? Kau sudah tahu aku sangat mesum, begitu kah artinya?” Dixon semakin menggoda, bahkan berbisik sangat dekat di depan wajah Zoe.Bukankah mereka akan segera menikah? Kenapa Zoe tidak bisa membuat dirinya rileks sedikit saja? Bahkan ini masih siang hari, para pelayan pun tengah sibuk membantu membereskan barang bawaan Zoe. Bagaimana jika nanti hanya ada mereka berdua di malam setelah pernikahan? Zoe mungkin akan mati kutu oleh Dixon yang sungguh sangat ... suka membuat Zoe sport jantung.“Di-Dixon. I-itu ... pelayan ada di dalam sana. Mere
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
35
DMCA.com Protection Status