"Ki, nanti jadi pulang ke rumah Bapak Ibumu?" Pak Bima bertanya lirih ketika aku membetulkan dasi yang saat itu sedang dia kenakan.Aku mendongak ke atas, melihat wajah tampannya yang kebetulan juga sedang menatap ke arahku."Heem. Kan, kemarin sudah kasih tau Ibu," jawabku mantap."Hmmm." Dia berdehem panjang, sepertinya sedang menyusun kalimat yang tepat untuk menanggapi ucapanku. Sorot matanya teduh, tetapi menyiratkan sebuah keraguan."Kenapa, Pak?" Klise memang, tapi hanya dari kata tanya itulah, aku bisa mendapatkan jawaban atas keraguan yang saat itu sedang dia rasakan."Enggak apa-apa, sih, Ki. Saya cuma ..."Aku tersenyum simpul, kemudian mengusap pelan lengannya. "Keraguan apa yang Bapak simpan?""Tidak ada." Dia membalas senyumku.Aku memegang dada kanannya, merasakan detakan di dalamnya. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Pak
Last Updated : 2021-06-20 Read more