Share

Ngangkang

Pak Bima mendesah pelan. "Yah, Ki. Tanggung."

Aku menoleh ke samping, muka Pak Bima tampak sedikit memelas. Dia mengiba kepadaku sambil memohon agar aku mau menahan sakit yang disebabkan oleh dorongannya. Namun, pikiranku yang sudah kalut karena menahan perih tidak bisa untuk diajak diskusi. Aku lebih memilih untuk tidur memunggunginya dan berharap semoga petang segera beranjak pergi.

****

Pagi hari saat adzan subuh berkumandang, mataku berkedip karena merasa ada sesuatu yang menempel di sana. Pak Bima tersenyum setelah melihat kedua mataku terbuka lebar. Bibir pink merekahnya ternyata baru saja mendarat di kedua manik mata milikku.

"Pagi, Kiara. Mimpi apa semalam?" tanyanya lembut. Dia mengesampingkan poni yang menutupi mata bagian kananku.

"Mimpi dipatok ular," jawabku asal.

"Ular? Ular cobra? Atau ular apa?" Dia pura-pura terkejut.

"Ularmu!" Aku mencibir lalu b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status