Home / Romansa / Salah Kamar / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Salah Kamar: Chapter 1 - Chapter 10

18 Chapters

Salah Kamar

Hari ini adalah hari selasa. Di mana Natha sedang menikmati liburannya, sambil duduk di meja makan sembari mengoleskan selai kacang di atas roti tawar miliknya."Nath, hari ini Papa mau pergi dinas ke luar Kota sama mama seminggu. Kamu nggak apa-apa kan di rumah sendiri?" Kata Anantha. "Beneran mau dinas ke luar?" Dengan suara yang dibuat kecewa, Natha berpura-pura sedih mendengar Orang tuanya akan pergi. Padahal inilah saat yang dia tunggu-tunggu selama ini. Gadis tomboy yang hobinya bikin onar ini paling pandai menyusun kebohongan di depan Orang tuanya."Iya, mau gimana lagi. Mama sudah nunggu di Bandara dan urusan ini juga sangat mendesak. Mama udah bangunin kamu dari tadi. Tapi, kamu susah banget dibangunin mentang-mentang libur. Nanti Papa tambahin uang jajan buat kamu deh, tapi-" Anantha sengaja menggantungkan perkataanya."Tapi apa Pah?" Natha nampak penasaran."Papa nggak mau dengar kamu buat masalah lagi. Nggak ada balapan liar, tawuran dan sejenisnya. Pah
Read more

Kejadian Sebenarnya

Natha bingung.Setelah Kenzie memberikan pertanyaan kepadanya. Saat itu juga ponselnya berdering. Disana tertuliskan 'Papa' menandakan sang Papa melakukan panggilan suara kepadanya. "Aduh, gimana ini?" Wajah putih Natha terlihat memucat. Kenzie yang menyadari akan hal itu langsung menyambar ponsel yang tengah berada di tangan Natha. "Sssttt diam! biar aku yang bicara." Kenzie keluar dari kamar meninggalkan Natha sendiri. "Gimana mau diem coba, nggak tau aja kalo papa tuh galaknya melebihi singa habis beranak," gumam Natha, hatinya mulai tidak tenang, karena dia menyadari kesalahannya kali kali ini memang melebihi yang biasanya.Sedangkan di luar Kenzie berusaha menjelaskan permasalahan yang terjadi antara Dirinya dan juga Natha hari ini. "Anda tenang saja Pak, sekarang anda sedang berada dimana? Biar sekretaris saya yang akan mendatangi Bapak dan menjelaskan permasalahannya." Kenzie berusaha menjelaskan dengan setenan
Read more

Kesepakatan Pernikahan

Setelah perjalanan berapa menit Natha dan Kenzie sampai di rumah makan sederhana. Suasana menjadi canggung saat Natha duduk tepat di hadapan Kenzie. "Mau pesan apa?" Tanya Kenzie. "Samain aja." "Jadi mau pesan apa Mas?" Tanya pelayan wanita mengenakan seragam berwarna hitam dengan memberikan senyuman yang dibuat semanis mungkin. "Ayam bakar sama air jeruk hangat saja Mba." Kata Kenzie. "Baiklah, jadi dua porsi ayam bakar dan dua air jeruk hangat ya Mas?" Kata pelayan itu mengulangi perkataannya. "Bisa cepetang nggak sih Mbak?" Natha mengatakan sambil memberikan tatapan tajam kepada pelayan itu. "Ma-af Mba," pelayan itu nampak ketakutan lalu pergi meninggalkan meja Natha. "Kamu bisa nggak sih, nggak usah buat masalah sekali ... aja?" Kata Kenzie. "Langsung pada intinya aja deh, tadi lo kan bilang kalo mau bikin kesepakatan." Natha nampaknya sudah tidak sabar dengan yang akan disampaikan oleh Kenzie. "Kita makan dulu ya, nanti d
Read more

Pasangan Aneh

Natha buru-buru memasuki kamarnya dengan berlari kecil. "Dasar aneh, hampir saja gue diterkam singa." Gumam natha saat mengingat apa yang dilakukan oleh Kenzie kepadanya. Jantung Natha berdegup dengan kencang ketika mengingat yang terjadi kepadanya saat di dalam kamar Kenzie. "Astaga! kenapa wajahnya selalu terngiang-ngiang di fikiranku kayak gini sih?" Natha membanting tubuhnya ke atas kasur. Ting! Ting! Notifikasi di ponsel Natha berbunyi."Gleg! Mampus gue. Kak Alvin," Natha kesulitan menelan salivanya saat membaca pesan dari sang Kakak.[Dimana kamu sekarang? Share lokasimu sekarang juga, NATHA! Jika tidak Kakak akan menyeretmu pulang jika berhasil menemukanmu!] Pesan dari Alvin mampu membuat Natha lemas dalam waktu sekejap. Kakaknya memang keras kepadanya, apalagi jika dia membuat masalah. Natha langsung berlari keluar menemui Kenzie lagi, dia tidak ingin menjadi sasaran kemarahan sang Kakak sendiri. Ini bukan
Read more

Pengangguran

"Na ... Natha?" Kenzie nampak kesulitan menelan salivanya sendiri. Ia bahkan mengulangi perkataan lelaki yang ada dihadapannya dengan terbata. "Dimana Adikku? Maaf saya lancang. Perkenalkan saya Alvin, Kakak kandung Natha. Saya sudah mendengar semua dari Ayah saya," penglihatan Alvin mengedar berusaha menerobos ke dalam kamar Kenzie, sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Kenzie."Saya Kenzie, maaf kami sudah membuat masalah. Sebaiknya kita bicarakan masalah ini diluar saja." Kenzie buru-buru menutup pintu kamar, ia menyadari gerak-gerik Alvin yang berusaha mencari keberadaan Natha.Tingkah Kenzie, membuat Alvin curiga. "Apa dia ada di dalam?" Perkataan Alvin membuat Kenzie kaget dan membulatkan matanya dengan sempurna."Sebaiknya kita bicarakan di tempat lain saja." Kenzie berusaha membujuk Alvin agar mau meninggalkan kamar hotel miliknya.Alvin hanya menurut dan mengekor dibelakang Kenzie, entah lelaki itu akan membawanya k
Read more

Kelakuan Aneh

"Hoaaaamm ... " Natha menguap dengan lebarnya lalu merentangkan ke dua tangannya."Perasaan gue semalem tidur nggak pake selimut deh? Ah ... masa bodoh dengan itu." Natha mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar."Selamat pagi dunia ... " pandangan Natha terhenti ketika mendapati Kenzie terbaring tak berdaya di atas sofa yang berada tepat di seberangnya.Langkah kakinya menuruni ranjang, lalu menuntunnya menuju sofa tempat Kenzie tertidur.Natha memberanikan diri mendekati Kenzie, yang tengah tertidur pulas. Kaca mata tebal yang masih menempel di wajah dan rambut gondrong yang menutupi wajah Kenzie.Dasar aneh! Tidur seperti ini, bukankah akan menyakiti diri sendiri ketika bangun. Natha melepaskan kaca mata yang ada di wajah Kenzie, lalu meletakkanya di atas meja. Kemudian ia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Kenzie."Ternyata lo nggak jelek-jelek amat ya? Bahkan terlihat tampan. Sayang banget, ketampanan ini tertutup
Read more

Rencana Pulang

Setelah selesai dengan mandi kilatnya, Kenzie mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada seseorang. Natha yang melihat hal itu hanya diam saja.Entahlah dengan siapa dia mengirim pesan? "Ini ponsel kamu, Ayo!" Kenzie yang sudah siap mengajak Natha, untuk pergi mencari makan sekalian berjalan-jalan mengelilingi kota Bandung tentunya."Kemana?" Terlihat wajah Natha mulai penasaran."Keliling Bandung." Sahut Kenzie dengan santai sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Natha."Naik apa?" Natha terlihat antusias setelah mengetahui dirinya akan diajak berjalan-jalan."Jalan kaki." Kenzie nampak menahan senyumannya ketika mengatakan kepada Natha. Ia sedikit penasaran, jawaban apa yang akan diberikan oleh Natha nantinya."Hah! Lo nggak gila 'kan? Masa iya keliling Bandung jalan kaki. Paling nggak 'kan bisa pesen Ojol." Natha mulai terlihat kesal.Jalan kaki.Keliling Bandung.Waras nggak sih dia ini?Punya Black Card tapi masak i
Read more

Drama Ibu Mertua (1)

Sambungan telfon Kenzie dengan Mamanya sudah terputus. Kenzie yang tadi berdiri kembali ke tempat duduknya."Elo! Seenaknya aja buat keputusan." Mata Natha melotot. "Kamu sebaiknya tenang dulu Nath, aku bakalan jelasin semuanya pelan-pelan," tutur Kenzie kemudian. "Dengerin dulu penjelasan aku. Kalau kamu marah-marah kayak gini terus, masalah kita nggak akan selesai." Natha menyadari bahwa perkataan Kenzie, hal itu membuat Natha menjadi bungkam. Terpaksa Natha menutup mulutnya rapat-rapat karna perkataan Kenzie ada benarnya. Sebenarnya malu, namun mau tak mau ia harus mengakui kesalahannya. Tindakannya yang selalu berlebihan akan memperkeruh suasana nantinya.Setelah Natha sedikit tenang, Kenzie pelan-pelan mengatakan rencana yang yang akan mereka jalani kedepannya. "Jadi begini, nanti ketika kita sudah pulang sebaiknya kita berpura-pura menjadi sepasang kekasih yang memang hanya bertemu seperlunya saja." Tutur Kenzie kemudian.Natha hanya m
Read more

Drama Ibu Mertua (2)

Kegelisahan menyelimuti wajah Natha. Kulit putihnya semakin terlihat memucat karena kegugupan yang melanda dirinya saat ini. Tangannya berubah menjadi dingin dan bergetar. Kenzie yang menyadarinya, seketika itu juga meraih tangan Natha lalu mengenggamnya dengan erat. Pandangan matanya tak lepas dari Natha "Tenang Nath, jangan gugup! Semuanya akan baik-baik saja." Kenzie berusaha meyakinkan Natha agar tetap tenang saat menghadapi masalah yang ada di depan mereka saat ini. Tenang!Segampang ini dia berkata?Terbuat dari apa sebenarnya fikiran kenzie.Bahkan gue harus bertemu dengan ibu mertua dalam situasi yang tidak enak seperti saat ini.Apakah pura-pura pingsan adalah jalan keluarnya? Tidak-tidak, sepertinya menghadapi situasi ini akan jauh lebih baik. Tenang!Fokus!Jangan gugup Nath!Natha berusaha menyemangati dirinya sendiri. Walaupun itu sepertinya tidak terlalu berhasil. "Jadi gara-gara wanita jadi-
Read more

Resepsi

"Resepsi?" Natha membelalakkan matanya mendengar perkataan Kenzie.Apa lagi ini ya Tuhan.Tadi mertua.Terus cucu.Besok resepsi.Nanti apa lagi?Temani dia arisan ala-ala?Natha meraup wajahnya dengan gusar.Kepalanya mengeleng berharap semua yang dia hadapi saat ini hanyalah mimpi."Kenapa? Bukan masalah 'kan?" Kenzie menghentikan gamenya. Pandangan netranya mengarah kepadan Natha meminta jawaban."Aku belum siap Ken, Mama dan Papa belum pulang juga. Kenapa secepat ini." Frustasi, Natha merasa semakin gila jika tinggal terus-terusan dengan Kenzie dan Mamanya."Aku ... anak satu-satunya Nath, kamu ingat kejadian kita di Bandung beberpaa hari yang lalu?" Ekor mata Kenzie terus mengamati gerak-gerik Natha. "Itu adalah hari dimana aku harus bertunangan sama Karin. Tapi aku memilih kabur dan berujung menikah dengan cara tidak hormat denganmu. Harga diriku sebagai seorang laki-laki udah jatuh Nath, aku janji nggak bakal buat aneh-aneh lagi
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status