Accueil / Romansa / Salah Kamar / Rencana Pulang

Share

Rencana Pulang

Auteur: autumn
last update Dernière mise à jour: 2024-10-29 19:42:56

Setelah selesai dengan mandi kilatnya, Kenzie mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada seseorang. Natha yang melihat hal itu hanya diam saja.

Entahlah dengan siapa dia mengirim pesan? 

"Ini ponsel kamu, Ayo!" Kenzie yang sudah siap mengajak Natha, untuk pergi mencari makan sekalian berjalan-jalan mengelilingi kota Bandung tentunya.

"Kemana?" Terlihat wajah Natha mulai penasaran.

"Keliling Bandung." Sahut Kenzie dengan santai sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Natha.

"Naik apa?" Natha terlihat antusias setelah mengetahui dirinya akan diajak berjalan-jalan.

"Jalan kaki." Kenzie nampak menahan senyumannya ketika mengatakan kepada Natha. Ia sedikit penasaran, jawaban apa yang akan diberikan oleh Natha nantinya.

"Hah! Lo nggak gila 'kan? Masa iya keliling Bandung jalan kaki. Paling nggak 'kan bisa pesen Ojol." Natha mulai terlihat kesal.

Jalan kaki.

Keliling Bandung.

Waras nggak sih dia ini?

Punya Black Card tapi masak iya jalan kaki. Tahu begini kan lebih baik dipakai beli motor dulu tuh kartu kemarin.

Terjadi perdebatan di dalam hati dan fikiran Natha, ia ingin tidak ikut namun sudah terlanjur memasang wajah bahagia saat tahu diajak berjalan-jalan. Namun senyun bahagianya berubah menjadi kecut saat mengetahui mereka hanya berjalan kaki.

"Udah ikut aja, jangan bawel!" Anehnya walaupun Kenzie mengajaknya pergi dengan jalan kaki, namun Natha tetap mengekor di belakang Kenzie mengikuti langkah kakinya.

Saat keluar kamar Hotel, ada saja orang yang terlihat berbisik-bisik membicarakan mereka. Sepertinya kejadian yang terjadi kemarin masih menjadi bahan perbincangan hangat di Hotel tersebut.

Melihat Kenzie yang berjalan terlebih dahulu Natha mulai berlari kecil untuk mengejarnya. Tanpa sadar Natha meraih lengan Kenzie dan bersembunyi di balik badan jangkung milik Kenzie. Saat ini Natha sudah bosan dengan ocehan orang-orang yang mengetahui kejadian kemarin yang menimpa mereka berdua. 

"Sebenarnya yang mengalami pernikahan mendadak bukan hanya Gue dan Kenzie saja tapi kenapa harus kami yang jadi topik hangat." Gumam Natha. Terlihat kekesalan di wajah Natha yang tak bisa disembuyikan lagi.

Menyadari akan perbuatan Natha, kali ini Kenzie hanya diam saja membiarkannya.

"Kamu mau pindah Hotel?" Tanya Kenzie sambil melihat ke arah Natha.

"Emang nggak apa-apa? Gue udah bayar full Kenz, 'kan sayang." Natha menjawab sambil mendongak ke atas, tinggi Natha memang hanya sekitar 160 sedangkan Kenzie terlihat seperti 180 lebih. Mungkin dia keturunan tiang listrik. Itulah yang difikirkan oleh Natha saat kesulitan melihat Kenzie.

"Dari pada kamu nggak nyaman kayak gini?" Kata Kenzie sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang terlihat dalam. 

"Boleh deh, eh sorry gue gak sadar." Natha mulai melepaskan lengan Kenzie menyadari perbuatannya. Namun sebelum Natha melepaskan pegangannya Kenzie sudah berhasil menahan tangannya agar tatap pada posisi itu.

"Biarkan seperti ini! Toh kita udah sah jadi suami istri. Mau lebih dari ini, 'kan juga nggak apa-apa?" Kata Kenzie sambil mengedipkan sebelah matanya. 

Bulsh

Rona merah dipipi Natha terlihat dengan jelas.

"Jangan ganjen deh!" Kenzie hanya tersenyum menanggapi perkataan Natha.

Saat berada di depan hotel sudah ada mobil Jeep berwarna putih bertengger dengan gagahnya. 

"Woah ... keren gak tuh mobil." Kata Natha dengan takjubnya saat melihat mobil Jeep tersebut. 

Kenzie langsung melangkahkan kakinya membukakan pintu untuk Natha. Namun bukannya masuk, Natha malah melamun.

"Nat ... ayo!" Perkataan Kenzie berhasil membuyarkan lamunannya.

Eh buset, suka ngagetin bener nih orang. Mengganggu hayalanku yang indah saja.

"Eh ... itu mobil siapa?" Natha semakin heran saat melihat Kenzie sudah berada di depan mobil yang dia impi-impikan.

"Kamu suka?" Bukannya menjawab Kenzie malah bertanya kembali kepada Natha sambil tersenyum.

"Kebiasaan deh, jawab dulu baru nanya yang lain. Ya suka, apalagi kalo gratis." Natha hanya nyengir, sambil melangkahkan kaki menaiki mobil putih yang dikagumi olehnya.

Setelah memastikan Natha naik dengan aman Kenzie masuk dan duduk di kursi kemudi. Dengan cekatan Kenzie mulai menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil itu membelah keramaian kota Bandung.

"Jawab Ken, suka banget ngegantungin jawaban bikin kesel tau nggak, sih? Jangan-jangan kamu suka ngegantungin perasaan anak orang lagi, upps sorry." Kata Natha seenaknya sambil memonyongkan bibirnya.

"Mobil rental Natha, kenapa memang? Pacaran aja nggak pernah mau gantungin perasaan. Baju kali yang di gantung Nath. Atau jangan-jangan kamu yang suka gantungin perasaan lelaki di luaran sana?" Mendengar hal itu Natha nampak sedikit kecewa. Namun kata-kata terakhir membuatnya emosinya sedikit tidak stabil dan panas dingin

"Ye, kirain. Enak aja gue itu beneran masih single lihat aja noh, mana ada yang mau sama perempuan jadi-jadian kayak gue!" 

"Kirain apa hayo? Nah ini aku mau kok sama kamu."

Jiah. 

Lihat aja nanti lo bakalan ilfell sama gue.

Belum lihat aja aku ini wanita setengah laki-laki. Natha menatap ke depan dengan pandangan kosong.

"Melamun lagi, kebiasaan deh melamun. Ntar kesambet baru tahu rasa." Perkataan Kenzie membuat lamunan Natha buyar seketika.

"Eh, lo suka gitu ih sebel gue lama-lama." Kata Natha sembari memutar bola matanya jengah.

"Iya-iya lain kali kalo kamu melamun aku gak bakal gangguin lagi deh suwear." Terlihat Kenzie mengacungkan kedua jarinya di samping telinga.

"Jangan gitu lah Kenz, lo kayak bapak-bapak minta dukungan partai tau gak." Terlihat Kenzie yang terdiam sejenak mencerna perkataan Natha dengan tangan yang masih mengacung ke atas. Dan memang ada benarnya perkataan yang diucapkan oleh Natha. Kenzie pun langsung menurunkan kedua tangannya.

Melihat kejadian itu Natha berusaha menahan tawanya yang ditahannya dengan segenap jiwa dan raga.

Karena keasikan mengobrol tanpa disadari mereka telah tiba disebuah Restoran Seafood ditengah Kota. 

"Ayo turun. Kamu nggak alergi Seafood 'kan?" Tanya Kenzie kepada Natha.

"Tenang aja, aku makan segalanya asal nggak diracun aja." Kata Natha sambil tertawa. Mendengar perkataan Natha Kenzie pun ikut tertawa.

"Hahaha lucu kamu. Siapa juga yang mau racun kamu? Paling aku kasih obat cacing biar kamu nggak banyak tingkah." Kata Kenzie sambil tertawa ringan. Mendengar perkataan Kenzie Natha langsung memukul lengan Kenzie dengan kesal dan berlalu meninggalkannya.

"Sebel gue jadinya." Natha menampilkan wajah manyunnya. Akhirnya merekapun duduk di atas tempat duduk sepasang. Mereka masih melihat-lihat beberapa menu yang ada dibuku yang tersedia di hadapan mereka nerdua.

"Gimana kalo kita pulang dulu ke Surabaya Nath?" Kenzie terus saja menatap Natha yang tengah asik membolak-balikkan menu di hadapannya.

"Hm, iya." Tanpa sadar Natha menyetujui perkataan yang dilontarkan oleh Kenzie, hingga otaknya benar-benar telah berhasil loading dan mencernanya.

"Eh ... apa tadi lo bilang?" Natha terlihat membulatkan matanya setelah menyadari perkataan Kenzie. Seketika ia menghentikan kegiatannya saat memilih menu makanan.

"Pulang ke Surabaya. Baru kita lanjut jalan-jalan lagi." 

GLEG!

Pulang.

Surabaya.

Mertua.

Tamatlah riwayatku.

Menyadari hal itu Natha mengeleng-gelengkan kepalanya.

Saat mendengar kata pulang sontak nyali Natha menjadi ciut. Ditambah lagi ketika dia mengingat kenyataan bertemu dengan Mertuanya nanti. 

"Apa yang kamu lakukan kepada Anak semata wayangku. Gara-gara kamu anakku harus menikah dengan cara memalukan." 

Natha membayangkan apa yang akan dikatakan oleh ibu mertuanya ketika Kenzie mengajaknya pulang.

"Tidak!" Seketika Natha berteriak sembari menggebrak meja dia juga langsung berdiri dari tempat duduknya. Kenzie yang sedari tadi mengamatinya pun ikut dikejutkan oleh aksi aneh istrinya.

Hal itu sontak mengundang beberapa pasang mata mengarah kepada tempat mereka duduk.

"Shuuutt. Duduk lagi! Malu dilihat orang." Kenzie dengan cepat membantu Natha untuk kembali ke tempat duduknya. Terlihat Kenzie sedikit malu saat dihujani tatapan oleh pengunjung lain.

"Jangan pulang dulu, gue blm siap." Natha mulai terlihat gugup. Rasa gugupnya ketika ingin bertemu mertua mengalahkan kegugupannya saat akan menghadapi orang tuanya sendiri.

"Kenapa? Katanya kamu mau bantuin aku?"

Kenzie sedikit kecewa saat mengetahui Natha tak ingin pulang dengannya.

"Ya ... belum siap aja ketemu mertua Kenz. Ntar mereka bakal ngomong apa coba kalo tahu kita nikah karna kejadian yang memalukan. Pasti gue bakal jadi bahan bulan-bulanan Nyokap lo." Natha tertunduk lesu.

"Ya ampuun ... kamu tinggal iyain aja yang aku bilang. Pasti Mama nggak bakal tanya macam-macam lagi. Aku jauh-jauh ke Bandung buat hindarin perjodohanku dengan Karin. Kamu tau persyaratan dari Mama?" Kenzie malah memberikan pertanyaan kepada Natha.

"Ya mana gue tahu? Kan elo yang mau dijodohin, kok malah balik nanya ke gue sih?" Natha mulai menyandarkan punggungnya di kursi yang didudukinya.

"Mama bakal batalin perjodohan kalo Aku, membawa calon sesuai pilihanku." Tatapan tajam dilayangkan Kenzie kepada Natha.

DEG

Tatapan Kenzie membuat Natha menjadi gugup. 

"Iya-iya gue bantuin!" 

"Nah-" 

Drrrrrrrrt Drrrrrrrt Drrrrrrrt

Belum sempat Kenzie menuntaskan ucapannya tiba-tiba saja ponselnya berbunyi.

"Mama?" Kenzie langsung berdiri memberikan isyarat kepada Natha untuk tidak bersuara. 

Ya elah, nggak lo suruh diem pun gue juga bakalan diem kali. Natha terus mengamati semua gerak gerik yang dilakukan oleh Kenzie saat menerima panggilan dari Mamanya.

"Halo Ma?" Terlihat Kenzie sedikit gugup saat menjawab telfon dari Mamanya.

"..." entah apa yang dikatakan oleh Mamanya, namun terlihat mata Kenzie saat ini melotot seakan-akan biji matanya akan terlepas dari tempatnya.

"Iya-iya Kenzie bakal pulang sore ini."

Ya Tuhan.

Pulang.

Sore, Ini?

Apakah dia waras?

Membuat keputusan dalam waktu sesingkat ini?

Kali ini Natha lah yang melolot saat mendengar percapan Kenzie dengan Mamanya. Aku harus bagaimana lagi menghadapi Ibu Mertua?

Bersambung ...


Related chapter

  • Salah Kamar   Drama Ibu Mertua (1)

    Sambungan telfon Kenzie dengan Mamanya sudah terputus. Kenzie yang tadi berdiri kembali ke tempat duduknya."Elo! Seenaknya aja buat keputusan." Mata Natha melotot."Kamu sebaiknya tenang dulu Nath, aku bakalan jelasin semuanya pelan-pelan," tutur Kenzie kemudian. "Dengerin dulu penjelasan aku. Kalau kamu marah-marah kayak gini terus, masalah kita nggak akan selesai."Natha menyadari bahwa perkataan Kenzie, hal itu membuat Natha menjadi bungkam. Terpaksa Natha menutup mulutnya rapat-rapat karna perkataan Kenzie ada benarnya. Sebenarnya malu, namun mau tak mau ia harus mengakui kesalahannya. Tindakannya yang selalu berlebihan akan memperkeruh suasana nantinya.Setelah Natha sedikit tenang, Kenzie pelan-pelan mengatakan rencana yang yang akan mereka jalani kedepannya. "Jadi begini, nanti ketika kita sudah pulang sebaiknya kita berpura-pura menjadi sepasang kekasih yang memang hanya bertemu seperlunya saja." Tutur Kenzie kemudian.Natha hanya m

  • Salah Kamar   Drama Ibu Mertua (2)

    Kegelisahan menyelimuti wajah Natha. Kulit putihnya semakin terlihat memucat karena kegugupan yang melanda dirinya saat ini. Tangannya berubah menjadi dingin dan bergetar.Kenzie yang menyadarinya, seketika itu juga meraih tangan Natha lalu mengenggamnya dengan erat. Pandangan matanya tak lepas dari Natha "Tenang Nath, jangan gugup! Semuanya akan baik-baik saja." Kenzie berusaha meyakinkan Natha agar tetap tenang saat menghadapi masalah yang ada di depan mereka saat ini.Tenang!Segampang ini dia berkata?Terbuat dari apa sebenarnya fikiran kenzie.Bahkan gue harus bertemu dengan ibu mertua dalam situasi yang tidak enak seperti saat ini.Apakah pura-pura pingsan adalah jalan keluarnya?Tidak-tidak, sepertinya menghadapi situasi ini akan jauh lebih baik.Tenang!Fokus!Jangan gugup Nath!Natha berusaha menyemangati dirinya sendiri. Walaupun itu sepertinya tidak terlalu berhasil."Jadi gara-gara wanita jadi-

  • Salah Kamar   Resepsi

    "Resepsi?" Natha membelalakkan matanya mendengar perkataan Kenzie.Apa lagi ini ya Tuhan.Tadi mertua.Terus cucu.Besok resepsi.Nanti apa lagi?Temani dia arisan ala-ala?Natha meraup wajahnya dengan gusar.Kepalanya mengeleng berharap semua yang dia hadapi saat ini hanyalah mimpi."Kenapa? Bukan masalah 'kan?" Kenzie menghentikan gamenya. Pandangan netranya mengarah kepadan Natha meminta jawaban."Aku belum siap Ken, Mama dan Papa belum pulang juga. Kenapa secepat ini."Frustasi, Natha merasa semakin gila jika tinggal terus-terusan dengan Kenzie dan Mamanya."Aku ... anak satu-satunya Nath, kamu ingat kejadian kita di Bandung beberpaa hari yang lalu?" Ekor mata Kenzie terus mengamati gerak-gerik Natha. "Itu adalah hari dimana aku harus bertunangan sama Karin. Tapi aku memilih kabur dan berujung menikah dengan cara tidak hormat denganmu. Harga diriku sebagai seorang laki-laki udah jatuh Nath, aku janji nggak bakal buat aneh-aneh lagi

  • Salah Kamar   Ternyata

    Kenzie membolak-balik makanan yang ada di atas piringnya. Kemudian ia menatap Vania."Kenapa?" Tanya Vania melihat tingkah aneh putranya, ia tahu jika Kenzie akan mengatakan sesuatu. Tergambar jelas dari raut wajahnya saat ini."Nggak diracun kan Mah," Vania langsung mengulurkan tangannya lalu menarik telinga Kenzie hingga merah."Aduuuuh ... sakit Ma," Cicit Kenzie kesakitan."Dasar, anak kurang ajar. Bisa-bisanya kamu menuduh Mama menaruh racun di dalam makananmu. Lihatlah Natha yang makan dengan lahapnya. Jika Mama racun, dia yang mati duluan. ya kan?" Perkataan Vania memang ada benarnya, tapi itu justru terdengar kejam."Uhuh uhukkk ... " mendengar perkataan Vania membuat Natha tersedak.Dasar mertua gila.Gumam Natha dalam hati.Natha memejamkan matanya untuk sejenak.Mengembalikan kesadaran dan juga kewarasannya. Selama ia bersama dengan Kenzie. Hidupnya terasa lebih sulit dan juga tak bebas."Minum-minum, ma

  • Salah Kamar   Penjelasan

    Hening.Pesta pernikahan telah selesai. Semua tamu undangan telah pergi dari kediaman Kenzie.Hanya tersisa beberapa keluarga inti dari kedua belah pihak dan juga sekretaris Kenzie saja.Tidak ada siapapun yang ingin memulai berbicara lebih dahulu.Natha dan Kenzie saling beradu pandang. Seolah mengisyaratkan, agar salah satu dari keduanya mau membuka mulut untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya."Jadi?" Pertanyaan itu dilayangkan oleh Vania, ia menghujani pertanyaan kepada Kenzie dan Natha "apakah kalian, tidak ingin menjelaskan sesuatu kepada Mama?"Vania nampak menunggu jawaban dari anak dan menantunya. Sementara itu, Sarah hanya diam. Ia tak ingin membuka mulut dan memberitahukan masalah anak dan menantunya. Ia berharap Kenzie dan Natha lah yang akan memberitahukan kepada Vania.Di sisi lain, Vania sangat penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi kepada putranya dan juga menantunya sebelumnya. Ia sebenarnya tidak p

  • Salah Kamar   Kembali Berulah

    Ketika hendak tidur dan memulai petuangan di dalam mimpi, tiba-tiba saja notifikasi diponsel Natha berbunyi. Mendengar hal itu Natha, segera membuka pesan yang masuk. Senyum menyerigai terbit dibibir Natha, saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya.Di sana tertuliskan nama 'Devano'. Sahabatnya yang sering memberikan info mengenai balapan liar.Setelah menerima pesan dari Devano, senyum di wajah Natha terbit.Ia memastikan lelaki yang tengah tidur di sampingnya, saat ini benar-benar terlelap. Merasa mendapatkan jackpot Natha, segera keluar dengan mengendap-endap.Tangannya tak lupa menyambar jaket kulit berwarna hitam miliknya.Kepalanya tak henti-hentinya menengok ke kanan dan juga ke kiri, bahkan saat ini Natha seperti seorang maling yang tengah mencuri di rumah seseorang.Berharap tidak ada yang melihatnya keluar dari rumah Kenzie. Karena, malam telah larut dan tamu juga sudah pergi. Akhirnya, Natha berhasil keluar dengan aman. Tanpa

  • Salah Kamar   Janji

    "Bagaimana ... kalo Alvin sampai tahu, ya?" Mendengar perkataan Kenzie, Natha langsung membulatkan matanya. Dia merasa ketakutan mendengarkan ucapan suaminya saat ini. Ancaman ketika di adukan kepada sang kakak memang lebih mengeritak dibanding harus berurusan dengan polisi atau begal."Please ... Ken, aku janji bakalan berubah. Swear, deh!" Tangan sebelah Natha memegang lengan Kenzie yang masih setia dengan setir mobilnya, sementara tangan yang satu diangkat dengan jari membentuk huruf V. Di dalam hati Kenzie tertawa terbahak-bahak melihat wajah panik sang istri saat ini.Namun, ketika melihat hal itu, justru membuat Kenzie ingin mengerjai Natha lebih lagi.Sebenarnya, Kenzie bukanlah orang yang suka mengatur dan bukan pula orang yang suka diatur. Namun, kelakuan Natha kali ini memang sudah terbilang kelewatan. Ia hanya ingin membuat Natha jera saja dan tidak lagi pergi tanpa berpamitan kepada dirinya. Bisa diingat-ingat semenjak mereka bertemu hal-hal an

  • Salah Kamar   Malam Keberuntungan

    Cup.Bibir keduanya saling bertautan, netra Natha dan Kenzie membulat dengan sempurna.Natha hendak mendorong dada Kenzie. Namun, dengan cepat Kenzie menggenggam tangan milik istrinya itu.Kenzie memejamkan matanya dengan tangan yang masih setia mengunci pergelangan tangan Natha. Perlahan-lahan Kenzie melumat bibir Natha tanpa mendapatkan balasan darinya.Natha yang masih syok dengan apa yang baru saja dia alami itupun, masih bergeming diposisi awal dengan mulut yang masih mengatup rapat.Kenzie 'pun dengan cepat mengigit bibir bawah Natha, ketika dirinya menyadari Natha tak membalas apa yang tengah dia lakukannya saat ini."Akh ...."Kenzie yang mendapatkan celah, mulai melancarkan aksinya dengan segera memperdalam ciumannya dengan begitu lembut. Hingga bibir keduanya saling bertaut, intim. Bergerak seirama menikmati gairah yang mulai menyulut mereka berdua. Meskipun Natha masih bagitu kaku, karena itu memang adalah pengalama

Latest chapter

  • Salah Kamar   Keluarga Aneh

    “Sepertinya ada darah tarzan yang mengalir di tubuh istriku,” ujar Kenzie.“Apa kamu bilang?”Deg.Kenzie segera menoleh ke arah suara itu.“Eh Pa,” jawab Kenzie dengan senyum sedikit kikuk. Bagaimana tidak dirinya membicarakan keburukan istrinya tepat di depan mertuanya.Kenzie segera menghampiri Anantha lalu menyalami tangan papa mertuanya. Yang langsung di sambut hangat oleh Anantha.“Kamu yang sabar ya, maklum istri kamu itu setengah laki-laki, nggak tahu dulu sepertinya dia ingin lahir menjadi lelaki. Tapi pas pembagian kelamin dia nggak datang. Nah makanya kan jadi nggak songkron sifat sama sama gender,” kelakar AnanthaKegugupan Kenzie mendadak sirna mendengar ucapan mertuanya saat ini.Ternyata Papa mertuanya tidak segarang yang dia bayangkan.“He ... He iya Pa, Mama di mana kok dari tadi saya nggak lihat,” tanya Kenzie. Dia berusaha mengalihkan pe

  • Salah Kamar   Trauma Masa Lalu

    "Whitney!" Seru Kenzie. Seekor angsa berwarna putih muncul dengan anggunnya."Soang!" Jerit Natha, dirinya langsung melompat ke dalam pelukan Kenzie."Kamu kenapa?" Kenzie terlihat keheranan, ketika melihat wajah yang berada di hadapannya menjadi putih memucat dalam seketika."I-itu jauhain Soangnya." Natha mengeratkan pelukan tangan dan kakinya ke dalam pelukan Kenzie."Iya-iya ... tapi turun dulu! Nanti kita bisa jatuh berdua," ujar Kenzie."Nggak mau, pokoknya nggak mau itu nanti kepalaku di petok. Aku nggak mau," jerit Natha.Sesekali Natha melihat angsa yang ada di bawah kaki Kenzie, lalu membenamkan kembali wajahnya di dalam ceruk leher Kenzie."Kenapa sih, dia nggak bakal metok orang Nath, aku udah pelihara dia dari dia masih kecil," ujar Kenzie meyakinkan istrinya itu.Natha masih tetap dalam posisinya. Memeluk Kenzie dengan eratnya, tubuhnya sekarang menjadi bergetar. Keringat dingin mengucur di dahi Natha.M

  • Salah Kamar   Sakit Nggak Boleh Gengsi

    "Gimana? Emang kamu nggak sakit?" Kenzie menaikkan sebelah alisnya."Udah dong Ken, itu terus di bahas." Natha tersipu malu."Ya 'kan kamu yang mulai. Gimana sih Nath?" Kenzie mencubit gemas pipi Natha.Lalu mengecup bibirnya sekilas."Kebiasaan deh, udah aku mau mandi." Natha menarik selimut yang menutupi keduanya.Sementara Kenzie terkesiap, karena ulah Natha. Pasalnya keduanya memang benar-benar naked selama tidur.Dengan cepat Kenzie menutupi barang berharganya dengan bantal. Ingin sekali dirinya menerjang istrinya namun nyalinya ciut menyadari dirinya akan kalah beradu jotos dengan istrinya yang unik itu."Nggak gitu juga caranya dong, Natha!" Cicit Kenzie."Lah ... kenapa musti malu coba, bukankah semalam aku udahblihat semua ... udah lupain aja deh kalo gitu." Ujar Natha sembari mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Telihat wajah kesal Natha terpampang dengan jelas."Bukannya malu, tapi ini dingin." Ujar Kenzie kemudia

  • Salah Kamar   Malam Keberuntungan

    Cup.Bibir keduanya saling bertautan, netra Natha dan Kenzie membulat dengan sempurna.Natha hendak mendorong dada Kenzie. Namun, dengan cepat Kenzie menggenggam tangan milik istrinya itu.Kenzie memejamkan matanya dengan tangan yang masih setia mengunci pergelangan tangan Natha. Perlahan-lahan Kenzie melumat bibir Natha tanpa mendapatkan balasan darinya.Natha yang masih syok dengan apa yang baru saja dia alami itupun, masih bergeming diposisi awal dengan mulut yang masih mengatup rapat.Kenzie 'pun dengan cepat mengigit bibir bawah Natha, ketika dirinya menyadari Natha tak membalas apa yang tengah dia lakukannya saat ini."Akh ...."Kenzie yang mendapatkan celah, mulai melancarkan aksinya dengan segera memperdalam ciumannya dengan begitu lembut. Hingga bibir keduanya saling bertaut, intim. Bergerak seirama menikmati gairah yang mulai menyulut mereka berdua. Meskipun Natha masih bagitu kaku, karena itu memang adalah pengalama

  • Salah Kamar   Janji

    "Bagaimana ... kalo Alvin sampai tahu, ya?" Mendengar perkataan Kenzie, Natha langsung membulatkan matanya. Dia merasa ketakutan mendengarkan ucapan suaminya saat ini. Ancaman ketika di adukan kepada sang kakak memang lebih mengeritak dibanding harus berurusan dengan polisi atau begal."Please ... Ken, aku janji bakalan berubah. Swear, deh!" Tangan sebelah Natha memegang lengan Kenzie yang masih setia dengan setir mobilnya, sementara tangan yang satu diangkat dengan jari membentuk huruf V. Di dalam hati Kenzie tertawa terbahak-bahak melihat wajah panik sang istri saat ini.Namun, ketika melihat hal itu, justru membuat Kenzie ingin mengerjai Natha lebih lagi.Sebenarnya, Kenzie bukanlah orang yang suka mengatur dan bukan pula orang yang suka diatur. Namun, kelakuan Natha kali ini memang sudah terbilang kelewatan. Ia hanya ingin membuat Natha jera saja dan tidak lagi pergi tanpa berpamitan kepada dirinya. Bisa diingat-ingat semenjak mereka bertemu hal-hal an

  • Salah Kamar   Kembali Berulah

    Ketika hendak tidur dan memulai petuangan di dalam mimpi, tiba-tiba saja notifikasi diponsel Natha berbunyi. Mendengar hal itu Natha, segera membuka pesan yang masuk. Senyum menyerigai terbit dibibir Natha, saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya.Di sana tertuliskan nama 'Devano'. Sahabatnya yang sering memberikan info mengenai balapan liar.Setelah menerima pesan dari Devano, senyum di wajah Natha terbit.Ia memastikan lelaki yang tengah tidur di sampingnya, saat ini benar-benar terlelap. Merasa mendapatkan jackpot Natha, segera keluar dengan mengendap-endap.Tangannya tak lupa menyambar jaket kulit berwarna hitam miliknya.Kepalanya tak henti-hentinya menengok ke kanan dan juga ke kiri, bahkan saat ini Natha seperti seorang maling yang tengah mencuri di rumah seseorang.Berharap tidak ada yang melihatnya keluar dari rumah Kenzie. Karena, malam telah larut dan tamu juga sudah pergi. Akhirnya, Natha berhasil keluar dengan aman. Tanpa

  • Salah Kamar   Penjelasan

    Hening.Pesta pernikahan telah selesai. Semua tamu undangan telah pergi dari kediaman Kenzie.Hanya tersisa beberapa keluarga inti dari kedua belah pihak dan juga sekretaris Kenzie saja.Tidak ada siapapun yang ingin memulai berbicara lebih dahulu.Natha dan Kenzie saling beradu pandang. Seolah mengisyaratkan, agar salah satu dari keduanya mau membuka mulut untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya."Jadi?" Pertanyaan itu dilayangkan oleh Vania, ia menghujani pertanyaan kepada Kenzie dan Natha "apakah kalian, tidak ingin menjelaskan sesuatu kepada Mama?"Vania nampak menunggu jawaban dari anak dan menantunya. Sementara itu, Sarah hanya diam. Ia tak ingin membuka mulut dan memberitahukan masalah anak dan menantunya. Ia berharap Kenzie dan Natha lah yang akan memberitahukan kepada Vania.Di sisi lain, Vania sangat penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi kepada putranya dan juga menantunya sebelumnya. Ia sebenarnya tidak p

  • Salah Kamar   Ternyata

    Kenzie membolak-balik makanan yang ada di atas piringnya. Kemudian ia menatap Vania."Kenapa?" Tanya Vania melihat tingkah aneh putranya, ia tahu jika Kenzie akan mengatakan sesuatu. Tergambar jelas dari raut wajahnya saat ini."Nggak diracun kan Mah," Vania langsung mengulurkan tangannya lalu menarik telinga Kenzie hingga merah."Aduuuuh ... sakit Ma," Cicit Kenzie kesakitan."Dasar, anak kurang ajar. Bisa-bisanya kamu menuduh Mama menaruh racun di dalam makananmu. Lihatlah Natha yang makan dengan lahapnya. Jika Mama racun, dia yang mati duluan. ya kan?" Perkataan Vania memang ada benarnya, tapi itu justru terdengar kejam."Uhuh uhukkk ... " mendengar perkataan Vania membuat Natha tersedak.Dasar mertua gila.Gumam Natha dalam hati.Natha memejamkan matanya untuk sejenak.Mengembalikan kesadaran dan juga kewarasannya. Selama ia bersama dengan Kenzie. Hidupnya terasa lebih sulit dan juga tak bebas."Minum-minum, ma

  • Salah Kamar   Resepsi

    "Resepsi?" Natha membelalakkan matanya mendengar perkataan Kenzie.Apa lagi ini ya Tuhan.Tadi mertua.Terus cucu.Besok resepsi.Nanti apa lagi?Temani dia arisan ala-ala?Natha meraup wajahnya dengan gusar.Kepalanya mengeleng berharap semua yang dia hadapi saat ini hanyalah mimpi."Kenapa? Bukan masalah 'kan?" Kenzie menghentikan gamenya. Pandangan netranya mengarah kepadan Natha meminta jawaban."Aku belum siap Ken, Mama dan Papa belum pulang juga. Kenapa secepat ini."Frustasi, Natha merasa semakin gila jika tinggal terus-terusan dengan Kenzie dan Mamanya."Aku ... anak satu-satunya Nath, kamu ingat kejadian kita di Bandung beberpaa hari yang lalu?" Ekor mata Kenzie terus mengamati gerak-gerik Natha. "Itu adalah hari dimana aku harus bertunangan sama Karin. Tapi aku memilih kabur dan berujung menikah dengan cara tidak hormat denganmu. Harga diriku sebagai seorang laki-laki udah jatuh Nath, aku janji nggak bakal buat aneh-aneh lagi

DMCA.com Protection Status