Beranda / Romansa / Embrace Fate / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Embrace Fate: Bab 111 - Bab 120

176 Bab

109. Anger and Disappointment

Keesokan paginya, Esme terbangun sangat pagi dengan segala perasaan hati yang masih kesal dan marah. Dia melihat Darren masih terlelap di sofa. Esme pun bersiap dan membawa beberapa barangnya kembali ke bakery.Nyatanya, saat dia tiba di sana, saat dia telah memasuki bakery-nya, dia merasakan tempat itu kosong.Esme menuju lantai 3 dan mendapati seluruh kamar kosong. Tidak ada Catherine, tidak ada juga ibunya.Hatinya mencelos ngilu. Apakah Catherine telah meninggalkan tempat ini? Kenapa?Dengan segenap rasa sedih di hatinya, Esme menekan nomor Cahterine di ponselnya.“Cath!” serunya saat sepupunya itu telah menjawab. “Kau di mana? Kenapa tidak ada di bakery?”“Maaf, Esme, aku pulang ke rumah. Menemani Mom. Dia terlihat takut, dan masih shock. Aku harus menemaninya. Lagipula, aku juga sedang hamil. Mom bisa membantuku mengurus bayi saat aku sudah melahirkan nanti.”“Oh, Catherine. Aku sungguh
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-29
Baca selengkapnya

110. Prove It!

Dave berusaha untuk memaksakan ciumannya pada Esme.Esme yang terkejut hanya bisa berusaha menghindarri ciuman Dave. Biar bagaimana pun dia sekarang adalah istri Darren. Dia tidak ingin ada yang menciumnya lagi selain Darren. SEkalipun ada kemarahan dan kekecewaan di antara mereka, dia tidak ingin disentuh pria lain.Dengan segala ketakutannya itu, tiba-tiba terdengar namanya dipanggil dari luar.Dave terkejut dan segera menghentikan aksinya. Esme menghela napas lega.Dan saat mereka menoleh ke pintu, tampak Enrique di sana.Wajah kakaknya itu bahkan lebih marah dan murka dari raut Dave sebelum ini.             ***"Esme! Esme!” panggil suara itu sembari mendekat ke pintu Emerald Cake and Bakery yang terbuka lebar. Enrique menghampiri pintu itu dengan langkahnya yang lebar, tergesa, dan penuh kemarahan.Sampai di sana, dia tak menyangkan akan melihat Esme dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

111. What's Your Dinner Tonight?

Melewati satu malam sendirian di rumah, setelah sempat berminggu-minggu bersama Esme, Darren mengakui rasanya tidaklah mudah. Setiap sudut rumahnya terasa memancarkan aroma Esme. setiap ruangan yang diinjaknya seakan menayangkan bayangan Esme di sana. Semua yang dia lakukan di rumah terasa menusuk kulit dan dagingnya. Rumah yang dulunya ceria, kini kosong dan hampa. Darren tidak tahan dengan itu. Dia bangkit dan keluar lagi. Awalnya dia hendak menuju pub, mengusir rasa sakitnya lewat minuman. Tapi saat terbayang-bayang Esme berada di Emerald sendirian, Darren merasa khawatir. Sudah tiga kali wanita itu mengalami penculikan. Tiga bukanlah jumlah yang lumrah jika menyangkut penculikan. Itu bahkan tidak bisa dikatakan sedikit! Dengan semua rasa khawatirnya, Darren memutar haluan mobil menuju Emerald. Dia berhenti dan parkir di pinggir bakery. Duduk di sana, mematikan mesin mobil, dan membuka sedikit kaca jendela, Darren memundurkan sandaran k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

112. Nothing That Money Can't Buy

  ESme terkejut melihat Darren ada di dalam mobil. Yang membuatnya lebih heran adalah pria itu sedang tidur. Seperti patung, Esme berdiri di sana memikirkan hal yang tak terpikirkan olehnya selama ini. Kenapa Darren di situ? Di dalam mobil? Bukannya di California? Benaknya menggaungkan kata-katanya 6 hari lalu yang meminta Darren untuk menolak kenaikan jabatannya. Esme tercengang sendiri. Benarkah Darren menolak? Entah dia harus merasa senang, atau merasa bersalah. Lalu, apa pula yang dia lakukan di sini? Kenapa dia ada di dalam mobil dan tertidur? Dia bukan hanya tertidur, tetapi berada di dalam selimut yang hangat. Apakah selama berhari-hari ini suaminya ini menungguinya di dalam mobil seperti ini? Darren tidur di sebelah bakerynya selama ini? Air mata ESme kembali mengalir mengingat kekesalan hatinya yang sempat membuatnya berburuk sangka pada Darren. Esme kembali mengintip. Di saat bersamaan, kelopak mata Darren membuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-30
Baca selengkapnya

113. Why You Wanna Know?

 “Darren!” bisik Esme tepat di telinganya. Pria itu sedang membaca di ponselnya seraya minum segelas kopi panas.Pria itu menoleh pada sang istri. Sebelah tangannya merengkuh pinggang Esme. Segera saja perut besar Esme menempel di pinggang Darren.Dia membelai perut itu dengan tangan satunya, setelah meletakkan ponselnya.“Ada apa?” tanyanya sambil terus membelai.“Kau tidak ada jadwal apa pun kan siang ini?” tanya Esme lagi. Hari itu hari Minggu. Seharusnya Esme tak perlu bertanya lagi. Sudah pasti Darren tidak bekerja. Kecuali, mendadak ada kasus baru dan dia perlu melihat TKP. Nyatanya, Esme tetap bertanya. Ini menandakan dia hendak meminta waktu Darren.“Tidak ada. Ada apa? Kau mau mengajakku makan siang?”Esme tertawa, tetapi menggeleng. “Tidak. Aku hanya ingin mengajakmu berbelanja pakaian bayi. Bayi kita akan lahir bulan depan. Tapi belum selembar pun bajunya yang kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-31
Baca selengkapnya

114. How Many Children?

Enrique baru saja selesai dengan segala persiapan konser setelah merilis album barunya. Sore itu dia senggang dan mengunjungi Esme dengan segala pembahasan yang belum selesai di waktu dulu. Denting lonceng di pintu masuk Emerald berbunyi di saat Esme sedang sibuk membuat milk pie untuk dessert nya malam ini. Semua karyawan Emerald telah pulang. Hanya tinggal Esme yang masih memanggang pie untuk dia nikmati bersama Darren setelah makan malam. Sudah empat minggu terakhir ini mereka tinggal di Emerald. Sejak Esme hamil dan harus bolak balik Emerald dan apartemen Darren, mereka pun akhirnya kewalahan. Mereka akhirnya pindah ke Emerald. Mendengar bunyi lonceng, Esme bergegas ke depan, mengira Darren yang telah pulang. Sampai di pintu, sosok yang membuka pintu adalah Enrique. Kakaknya itu terkejut melihat Esme dalam keadaan hamil besar. “Kau …,” seru Enrique tapi kemudian kehilangan kata-katanya. Dia hanya mampu berkacak pinggang dan memandangi Esme
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-01
Baca selengkapnya

115. Why You Work Here?

“Dia cantik sekali. Siapa namanya?”“Aku akan menamai dia Daisy.”“Kenapa Daisy?” tanya Darren seraya masih terus memperhatikan bayi mungilnya menyusu di dada Esme.“Karena Daisy berawalan D, sama seperti daddynya,” jawab Esme asal, membuat Darren memrotesnya.“Masa karena itu?”Esme terkekeh senang. Dia senang jika bisa membuat Darren kesal. Setidaknya untuk membalas kekesalannya tadi karena suaminya itu menginginkan anak yang banyak.“Tentu bukan lah. Daisy diambil dari nama bunga. Bunga Daisy masih dalam family Asteraceae. Ibuku dulu suka menanam bunga Tithonia, yang juga berasal dari family Asteraceae. Tithonia berwarna kuning, oranye, dan ungu. Tapi Daisy berwarna putih. Bagiku, putih adalah lambang keadilan yang kau selalu usahakan untuk ditegakkan. So, isn’t it a lovely name?”Darren takjub mendengar semua ucapan Esme. Sepertinya, istrinya itu sudah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya

116. I Am Helpfull

“BAgaimana kau bisa sudah keluar dari penjara?”“Kakakku mengeluarkanku.”“Oh!” sahut Catherine tercengang. Mendengar itu, hati kecilnya seakan memiliki secercah harapan lagi bahwa ayahnya pun tidak akan terlalu lama di penjara.Tanpa sadar dia menghela napas panjang dan tersenyum lembut, penuh harapan. “Syukurlah kalau begitu.”Martinez melihat ekspresinya itu dan merasa aneh. Dikiranya, Catherine merasa lega dengan melihatnya sudah terbebas dari hukuman penjarannya jauh lebih singkat dari seharusnya. Jantungnya berdebar riang dan penuh gelora.Catherine meletakkan bungkus rokok di alat scan, kemudian menyebutkan harganya. Martinez memberikan uangnya dan menerima rokok itu dari tangan Catherine. Sentuhan tangan mereka tampaknya telah membuat dia merasa tersengat. Sedangkan Catherine pun cepat-cepat menarik kembali tangannya.Wajah gadis itu terlihat merona, membuat Martinez semakin gemas. Hasr
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya

117. I Really Like You

  Cahterine berada di atas Martinez. Dia jatuh tepat di dekapan pria itu. Dan bibirnya menempel di atas bibir pria itu. Dalam keterkejutannya, Catherine tak mampu bergerak. Pun Martinez tidak terlihat berusaha untuk bergerak. Mereka berdua seakan mematung. Semua terasa aneh. Aroma napas Martinez yang segar merasuk di hidung Esme. Kehangatan bibir pria itu pun menempel lembut di dagunya. Serta tatapan Martinez begitu mengikatnya, membuatnya seakan lupa bagaimana harus bersikap. Berdetik-detik kemudian, saat Catherine akhirnya mampu meraih pikirannya kembali dan siap untuk menegakkan tubuhnya, secara tak terduga, tangan Martinez malah menarik tubuhnya hingga lebih merapat pada tubuh kekar pria itu. Masih dalam keterkejutan Catherine, sedetik kemudian, Martinez malah melumat bibirnya. “Huummptt! Apa yang kau lakukan?!” bentak Catherine sambil berdiri. Martinez memandanginya tak percaya. Beberapa saat yang lalu, Catherine tera
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya

118. Let Me Treat You This Time

 “Aku pun bukan pria sempurna. Kita sama-sama benahi hidup kita. Tapi, aku ingin bersamamu. Setiap hariku di penjara aku tak bisa berhenti memikirkanmu, Cath. Bayangan dirimulah yang membuatku bertahan hingga detik ini aku bisa bebas.”Catherine mulai kesal. Dia pergi dari hadapan Martinez. “Kita baru bertemu, tidak perlu bahas tentang asmara. Ada banyak hal di dunia ini yang lebih penting dari urusan asmara.”                   ***Catherine selesai menyuapi baby Rod. Semakin hari takaran makan anaknya itu semakin banyak. Ada rasa puas di wajah Catherine melihat bayinya makan dengan lahap dan menghabiskan semangkuk bubur yellow pumpkin sampai bersih tak bersisa setetes pun. Meski begitu, baby Rod masih menangis. Biasanya, dia ingin minum jus, atau susu.Catherine menuju dapur untuk membuatkan baby Rod jus jeruk. Tetapi, dia baru melih
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status