Home / Romansa / Istri Keempat / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Keempat: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

31. Menyapa Mertua

    "Mau sampai jam berapa di sana?" tanya Sakha.    Mereka berdua tengah duduk bersebelahan di dalam mobil yang Sakha kemudi menuju rumah orang tua Airin.    "Hmmm." Airin berpikir lama selagi memaku pandangannya ke luar jendela, melihat rumah-rumah warga yang beberapa dikenalnya berlalu begitu saja. "Belum tahu. Lihat nanti aja," jawab Airin kemudian.    Sakha meliriknya sebentar, tapi tidak bertanya lagi.    Ketika mereka sampai, Airin tidak langsung turun, sebab beberapa
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

32. Menunggu

Airin pergi ke dapur dan membantu ibunya memasak untuk sarapan pagi mereka, yang biasanya lebih sering digabung sekalian dengan makan siang, tidak seperti di rumah Sakha di mana semuanya lebih mudah dan teratur, karena memang ada yang mengatur.    Bapak Airin, Fahrul Jamal baru saja keluar dari kamar dan langsung ke dapur menanyakan keberadaan Sakha.    "Udah pulang, Pak. Dia cuma mampir sebentar buat nganter Airin dan pamit. Salam katanya buat Bapak," kata Yuniarti, menjawab pertanyaan sang suami.    "Kenapa nggak mampir?" tanya Jamal lagi.
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

33. Dari Jendela

  Sakha bilang bahwa malam ini merupakan malam terakhir mereka. Airin sama sekali tidak menyadari itu dan berpikir bahwa Sakha akan bersamanya dalam waktu yang cukup lama. Itulah kenapa, untuk sesaat dia ingin kabur ke rumah orang tuanya untuk menjernihkan pikiran. Tapi kalau tahu begini …    Airin tidak perlu lagi bersusah hati.     Dia senang.    Sementara kedua sudut bibir Airin melengkung ke atas, Sakha justru sebaliknya. Pria itu tidak mengatakan apapun semenjak mereka berdua meninggalkan rumah orang tua Airin.
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

34. Pujian

  Pagi datang bersamaan dengan suara kicau burung fajar yang saling bersahutan di pohon, juga ayam berkokok yang terdengar di kejauhan, suara serangga di semak belukar luar mulai memelan.    Tapi bukan itu yang membangunkan Airin dari tidurnya—yang dia tahu baru dia dapatkan hanya sebentar, melainkan Sakha, yang terus-terusan mengusap punggung Airin tanpa henti sedari tadi. Mungkin bagi lelaki itu apa yang dia lalukan adalah gestur menenangkan supaya Airin semakin terbuai dalam tidurnya, tapi yang Airin rasakan justru sebaliknya dan Sakha tidak menyadari itu.    Airin membuka mata, langsung disuguhkan oleh pemandangan dada bidang sang suami. Apa Sakha tertidur? pikir Airin. Dia pu
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

35. Riasan Wajah

Seperti yang Ria janjikan tadi, bahwa dia akan mengajari Airin merias wajah.Di ruang keluarga yang luas, dilatari oleh suara televisi yang menyala, keempat istri Sakha duduk di sofa dan tengah sibuk dengan urusan masing-masing.Nia sedang asik bertelepon dengan temannya di kota. Tia sedang fokus ke layar hapenya membuka sosial media. Sementara Ria merias wajah Airin sembari sesekali menjelaskan. Dan Airin sama sekali tidak fokus pikirannya dengan apapun.Suara petir yang menggelegar di iklan sebuah merk detergen di tv mengagetkan Airin dan menyadarkannya dari lamunan. Dia membuka mata setelah sebelumnya Ria suruh tutup
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

36. Kamu Cantik

Sepasang mata gelap yang tengah balik menatap Airin tajam di cermin itu tampak jengkel.“Apa-apaan ini?!” ucapnya. Tidak peduli seberapa sering dia menoleh ke kanan kiri untuk melihat posisi yang bagus pada wajahnya, dia tidak berhasil menemukannya. Eye shadow di matanya terlalu gelap mencolok. Eyeliner-nya juga tebal dan runcing. Contour di pipi dan hidungnya terlalu tajam. Rona merah di pipinya sedikit lebih kemerahan dari yang seharusnya. Kedua alisnya yang tipis disulap menjadi alis tebal berwarna hitam kecoklatan. Lipstik merah di bibirnya yang penuh tampak sangat menor. Belum lagi bulu mata palsu dua lapis yang membuat matanya begitu berat dan  mengantuk. Airin langsung tertawa keras
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

37. Amarah Dingin

Langkah Sakha tergesa-gesa menuju ruang tamu di mana ketiga istrinya tengah berada. Televisi masih menyala, tapi mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.Menyadari kehadiran Sakha, Tia yang kebetulan duduk menghadap samping ke arah pintu masuk langsung menoleh.“Lho, Mas? Sudah pulang?” kata Tia. Mendengar sang suami disebut, Ria dan Nia pun ikut menoleh.Saat sampai di ruang keluarga Sakha melangkah melewati mereka untuk mengambil remote tv dan menekan tombol off, bersamaan dengan itu Ria membuka suara.“Tumben sudah pulang, Mas. Bukannya Mas pergi ke—“Ucapan Ria itu terpotong ketika Sakha membanting remote tv-nya dengan kasar ke meja.“Kalian harus lebih berhemat lagi,” ucapnya dengan suara dingin.“Mas! Mas! Aku punya sesuatu untuk Mas lihat. Sini deh!” ceplos Nia, sama sekali tidak menyadari adanya aura tidak mengenakkan yang menguar di sekitar sang suami.
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

38. Tidur Siang

“Na na na na na hm hmm.” Airin bersenandung pelan, melangkah keluar dari kamar mandi sembari mengusap rambut panjangnya yang basah. Namun kemudian pintu kamarnya terbuka dengan keras, sampai-sampai membuat Airin hampir terlonjak kaget.“Tuan!” serunya, menatap Sakha kesal.Tatapan Sakha langsung berlabuh pada gadis itu dan melembut. “Maaf, apa aku mengejutkanmu?” tanyanya.Airin mendelik. “Tuan hampir saja membuat saya jantungan,” sahutnya, kemudian pergi ke meja rias setelah
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

39. Hujan

“Ini semua gara-gara kamu, Nia!” seru Ria dengan suara meninggi, setelah memastikan bahwa Sakha sudah benar-benar pergi dari sana.Nia berdiri, menatap Ria tidak terima. “Kenapa salahku?! Kak Ria yang dandanin Ririn begitu kok kenapa nyalahin aku?”Tia ikut berdiri, melerai dua wanita itu. “Sudah-sudah. Jangan diperpanjang! Nanti kalau Mas denger bisa makin parah urusannya.”Ria dan Nia pun duduk kembali dengan wajah cemberut.“Kalau begitu, ini salah Ririn,” kata Nia.
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more

40. Terlena

Hujan benar-benar turun dengan sangat deras, setiap tetesnya jatuh dengan kasar seperti jarum yang menusuk-nusuk kulit. Dalam sekejap, Airin sudah dibuat basah kuyup. Dia lupa jarak dari pintu utama ke paviliun di belakang cukup jauh. Airin lagi-lagi merutuki keputusannya.Tapi ini bukan salahku! pikirnya dengan keras kepala. Baginya, ini adalah salah Sakha.Selama hampir tiga hari ini Airin sudah berhasil tidak menghiraukan kehadiran suaminya dan menjalani hidupnya dengan damai. Tapi lagi-lagi pria itu mengganggunya seperti tadi."Airin!"
last updateLast Updated : 2021-04-28
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status