Berinisiatif untuk memecah keheningan di antara mereka, Airin pun berdeham. “Ngomong-ngomong,” ucapnya memulai, “pria tadi siapa, ya?”Sontak Ria langsung menoleh padanya. “Aku pikir kalian saling kenal? Gani bilang kamu mantan pembantunya ‘kan?”Airin merasakan dirinya ingin sekali meremas atau meninju sesuatu saat itu juga. “Aku lupa-lupa inget sebenarnya, itu udah lama banget.”“Oh, jadi bener kamu pernah jadi pembantu, Rin?”Airin tidak menjawab celetukan Nia itu.“Tapi aku nggak kaget sih. Kamu emang … punya penampilan yang kadang begitu. Jangan tersinggung, ya.”“Hm,” sahut Airin dingin. Sekalipun yang dikatakan Gani kebohongan dan yang dipercayai Ria, Tia, dan Nia, bahkan Sakha, adalah salah, Airin tidak mencoba untuk memperbaiki apa pun. Tapi dia juga tidak pernah mengiyakan.Rasanya percuma, pikir Airin dengan le
Read more