Share

53. Saling Merindu

Kamar Airin gelap. Ruang tamu juga gelap. Tapi dari cahaya yang masuk melalui jendela yang terbuka, Airin bisa melihat dengan jelas wajah suaminya terpampang di hadapannya.

"Airin," lirih pria itu. Suaranya rendah dan nyaris tercekat.

Airin merasakan dingin yang tadi membuatnya nyaman mulai membekukan, lalu melebur dan mencair begitu saja, hanya karena satu panggilan nama yang seharusnya tidak berartikan apa pun, tapi sangat dahsyat yang Airin rasakan karenanya.

"Tuan," sahut Airin pelan.

Apa yang Sakha lakukan di sini? Bukankah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status