Beranda / Romansa / Istri Keempat / 60. Keinginan

Share

60. Keinginan

Penulis: Asia July
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-15 04:40:56

 “Aku ….” Sakha menatap Airin, kehabisan kata-kata.

“Lihat? Tuan bahkan tidak bisa menjawab,” sahut Airin, tapi suaranya terdengar tenang dan terkontrol, seolah jawaban Sakha sama sekali tidak mempengaruhinya. Padahal itu sangat menyakiti Airin di dalam.

Tapi ini adalah sebuah resiko yang dia ambil sejak awal. Sakha tidak bisa dia salahkan. Kalau Airin tidak siap menghadapi semua ini, dia tidak akan berada di sini sekarang? Sejak awal Airin mengatakan ini pada dirinya sendiri, bahwa karena dia sanggup lah maka dia harus menikah dengan Sakha. Kalau yang sekarang ada di tempatnya adalah Mawar atau Melati, mereka tidak akan bertahan lama. Adik-adiknya itu akan hancur dengan kekecewaan yang sangat dalam.

Airin tidak tahu mengapa percakapan mereka bisa sampai sini. Menyuruh Sakha untuk menceraikan ketiga istrinya? Itu adalah permintaan yang sangat tidak tahu diri.

Kalau memang ada yang harus diceraikan dalam rumah t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Ossy Puji Rahayu
kapaaaan apdet selanjutnyaaa kaa ga sabarrr
goodnovel comment avatar
Queen Retcheh
jgn berantem lg donk Sakha-Airin đŸ„șđŸ„șjdi sedihh, makasi kaka uda updatee di tunggu cabe hot hot romantis nya Sakha-Airin ha kakak heheh 💕
goodnovel comment avatar
Queen Retcheh
đŸ„șđŸ„șđŸ„ș hiksss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Keempat   61. Hasrat Mendadak

    Napas Airin berangsur ringan dan tenang, seperti hujan di luar sana yang juga mereda dan hanya menyisakan rintik-rintik ringan air.Sakha masih memeluknya erat dan kini telah membawanya ke ranjang di mana di sana dia berbaring setelah bersandar di dada suaminya.Sedari tadi, Sakha tidak mengatakan apa pun atau menjawab pertanyaan apa pun yang Airin lontarkan. Dia takut apa yang akan dikatakannya malah justru semakin menyakiti gadis ini. Jadi diam, bagi Sakha, adalah pilihan terbaik.Mendengar tangisan Airin sudah cukup membuatnya berantakan di dalam.Tubuh Airin sendiri terasa lemas setelah luapan emosi itu. Menangis memang selalu membuatnya kelelahan dan pusing. Dia bahkan tidak punya cukup tenaga untuk menyingkirkan tubuh Sakha sehingga dia bisa berdiri di atas kakinya sendiri.Rasanya Airin ingin pergi ke suatu tempat di mana dia bisa melupakan semua ini sejenak. Tempat di mana dia bisa menjadi dirinya sendiri sepenuhnya dan melepas semua persoa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Istri Keempat   62. Di Kamar Airin

    Sesaat setelah itu, Airin merasa seperti sebuah gurun yang diguyur hujan dalam semalam, atau seseorang yang sudah lama tidak meresakan tetesan air. Dia kehausan, panas, dingin, semuanya menjadi satu. Dan yang mampu mengobati semua itu hanyalah Sakha, suaminya, dengan ciuman dan sentuhan-sentuhan menggoda yang pria itu demonstrasikan ke tubuhnya yang telah sangat mendamba.Sakha menggeram, lalu memosisikan dirinya di atas Airin. Saat dirasanya itu tidak cukup, dia merapatkan tubuh mereka sehingga tidak ada lagi jarak. Sakha menggigit bibir istrinya, mengulumnya keras, dan menyeruakkan lidahnya ke dalam, berkelindan mesra dengan lidah Airin.Suara basah dari ciuman yang panas itu terdengar menguasai indera pendengaran mereka. Dan tidak ada hal lain lagi yang lebih penting dari diri mereka berdua dan apa yang tengah mereka lakukan.Sakha menurunkan kecupannya ke bawah, menyusuri dagu Airin, turun ke bawah sampai ke denyut cepat nadi Airin di lehernya , Sakha suka b

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • Istri Keempat   63. Ketidakmungkinan Yang Menjadi Mungkin

    “Jadi, Mas menginap di rumah orang tua Airin.” Galih, yang tengah berdiri kaku di hadapan majikan perempuannya itu menganggukkan kepala. “Ya, Nyonya,” jawabnyaa. Nia duduk sembari menyilangkan kaki di sofa. Baju tidur berupa kimono satin yang ia kenakan tersingkap sehingga paha putihnya yang mulus terpampang jelas. Galih semakin mengalihkan pandangnya dan menahan diri untuk tidak menoleh. Bagaimana pun, dia adalah lelaki normal, berada berdua di bawah pendar lampu kuning yang semakin memancarkan kilauan halus kulit perempuan di hadapannya, bukanlah sesuatu yang biasa bagi Galih. Terlebih karena ini adalah Nyonya Nia. “Kenapa? Ibunya sakit? Atau apa bapaknya yang tukang hutang itu sedang sekarat?” tanya Nia dengan suara kesal yang amat kental. Galih tidak tahu harus menjawab apa. Sakha juga tidak menjelaskan apa pun. Dia hanya bisa menebak bahwa hubungan sang tuan dengan istri mudanya sedang tidak baik. “Tidak. Tuan cum

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-23
  • Istri Keempat   64. Keputusan Egois

    “Kamu butuh apa lagi?” suara Sakha mengalun penuh perhatian setelah melepaskan cangkir teh ke meja di hadapan Airin.Airin menggeleng, menggumamkan terima kasih pada Sakha.Mereka kembali berada di kamar. Rumah masih sepi pada pagi menjelang siang itu, keluarga Airin belum kembali dari kota. Airin sudah mengganti bajunya dan membersihkan diri, begitupun juga dengan Sakha.Mengenai kekacauan yang Airin buat di luar sana, Airin bahkan tidak berani memikirkannya.“Kamu yakin?” tanya Sakha sekali lagi.“Ya,” jawab Airin sebelum menyeruput isi cangkirnya pelan.Tatapan Sakha yang masih berbalut rasa cemas tidak sedikit pun berpaling dari wajah Airin. Dia kemudian duduk di sampingnya, mengulurkan tangan untuk menyentuh anak rambut Airin dan menyisipkannya ke belakang telinga.“Apa tidak sebaiknya kita ke Dokter?”Airin menggeleng cepat-cepat. “Tidak perlu!” tolaknya tegas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Istri Keempat   65. Rahasia Menyedihkan

    Paginya, Airin dijemput oleh Galih. Karena pikiran Airin terlalu berkecamuk, dia tidak sempat mengucapkan selamat pada Mawar atau mengobrol dengan orang tuanya setelah sekian lama tidak bertemu. Dan mereka tampaknya cukup mengerti bahwa ada sesuatu yang menganggu pikiran Airin sehingga mereka tidak banyak bertanya.Bahkan saat berada di dalam mobil bersama Galih, Airin tidak membuka suara sedikit pun. Galih menatapnya heran sekaligus cemas. Apa kejadian dua hari lalu masih berlanjut sampai sekarang? pikirnya.Sesampai di rumah, Airin tidak mengucapkan apa pun pada Galih, dia langsung berjalan lurus menuju paviliun. Hari sudah cukup siang dan Sakha pasti sudah pergi dengan urusan-urusannya yang tidak mau Airin tahu.Saat bangunan paviliunnya tampak di mata, Airin merasakan kesuraman melingkupi tempat itu, persis seperti hatinya sekarang.Tempat ini, sekalipun dihuni oleh banyak orang, tapi tetap terasa sepi dan sunyi. Atau itu hanya perasaan Airin

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Istri Keempat   66. Rencana

    Tidak kah ini terlalu berlebihan? Airin melamun saat sedang menumpahkan air minum ke dalam gelas untuk Gani yang saat ini menunggunya di sofa, alhasil air yang sedang Airin tumpah mengalir ke luar gelas. Airin tersadar dan buru-buru mengelapnya.Saat Airin berjalan membawa gelas air minum itu ke arah ruang tamu, dia memikirkan Sakha, dan bagaimana kehidupan rumah tangga ini yang begitu kacau.Airin meletakkan gelas itu ke hadapan Gani yang langsung diminumnya sampai habis. Gani tampak sangat resah seperti seseorang yang baru saja melakukan kesalahan.Dan memang ya, baginya dia sudah melakukan kesalahan karena membeberkan hal ini pada Airin. Kalau Sakha sampai tahu, maka akan semakin runyam urusannya. Ria juga akan marah dan mungkin berbalik memusuhinya.Gani cemas.Airin sebaliknya.“Ceritakan padaku sampai mana hubunganmu dengan Kak Ria,” ujar Airin.Gani menggeleng. “Kamu berjanji tidak akan memberit

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Istri Keempat   67. Kamar Sakha

    [Nia pulang ke kota karena suatu urusan, tapi aku yakin dia hendak menemui selingkuhannya. Aku juga akan pergi untuk mengurus hal itu. Sakha malam ini sendiri. Datang dan bicara padanya! Awas saja kalau kamu sampai gagal membujuknya.] – (+628xxxxxxxxxx)Itu adalah isi pesan yang Airin dapatkan dari Gani. Mereka sudah bertukar kontak beberapa saat lalu dengan Airin yang pertama kali menghubungi nomor yang tertera dalam kartu nama yang Gani berikan. Airin pikir, mereka akan berkomukasi lebih sering mulai hari ini.Airin baru saja keluar dari kamar mandi saat mendapat pesan itu, dia lantas mulai bersiap-siap untuk pergi ke rumah utama menemui Sakha, niatnya untuk tidur malam ini terpaksa dia batalkan.Dan mungkin … dia tidak akan sempat tidur.Airin pikir gairahnya pada Sakha akan memudar setelah malam itu dan setelah dia mengetahui dirinya dalam keadaan hamil.Tapi tadi, ketika Airin tengah mandi, dia tidak sengaja teringat pada

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Istri Keempat   68. Siapa Airin

    Sakha tersenyum, lalu masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan apa pun lagi.Airin duduk di kursi dekat jendela sembari memikirkan rangkaian kata yang harus dia ucapkan pada suaminya ini nanti.Itu artinya, dia juga harus jujur bahwa tadi Gani mengunjungi paviliunnya. Rasanya tidak benar. Airin takut Sakha marah.“Kenapa tidak kamu beri tahu Sakha mengenai kehamilanmu? Dengan begitu dia akan langsung dengan mudah menceraikan istrinya yang lain.”Ucapan Gani tadi kembali terngiang di benaknya.Itu benar, seharusnya dia memang memberi tahu Sakha. Tapi di satu sisi Airin takut harapannya akan dihancurkan oleh pria itu. Lagipula, Airin tidak ingin istri-istri terdahulu diceraikan karena dirinya yang tengah mengandung.Rasanya juga tidak benar.Bagaimana pun Airin tidak menyukai mereka, Airin masih memiliki hati untuk memikirkan dan mempertimbangkan perasaan mereka. Mustahil Ria, Tia, dan Nia, tidak memiliki perasaan apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02

Bab terbaru

  • Istri Keempat   EXTRA PART 15 - Keluarga

    Beberapa bulan kemudian.Satu per satu impian Airin selama ini akhirnya tercapai. Tidak lama setelah dia lulus dari kuliah, dia berhasil membuka sebuah brand dan toko parfum hasil buatan dan racikannya sendiri, yang selama ini selalu dia idam-idamkan untuk lakukan. Bisnisnya masih bertaraf bisnis kecil, tapi dia melakukan semuanya dengan sukacita.“Semua adalah hasil jerih payah kamu,” kata Sakha ketika di hari pembukaan toko Airin yang ramai dikunjungi oleh orang-orang, berkat promosi dan iklan yang dia lakukan di mana-mana.“Tuan juga sudah membantu banyak,” sahut Airin, menggoda suaminya itu.Airin tidak ingin bersikap naif dengan melupakan bahwa tanpa Sakha dia tidak mungkin sampai di titik ini. Tapi Sakha bersikukuh bahwa dia tidak melakukan apa pun selain menginvestasikan uangnya ke bisnis Airin. Pria itu ingin sang istri bangga sepenuhnya kepada dirinya sendiri, yang mana sudah cukup Airin lakukan.“Aku benar-benar bangga padamu,” bisik Sakha di telinga Airin saat orang-orang t

  • Istri Keempat   EXTRA PART 03 - Henia Maulida

    EXTRA PART 03 – Henia MaulidaSuara pintu berderit terbuka terdengar menggema di rumah besar yang sepi itu. Henia melangkah masuk ke dalam, sepatunya dia lepas dan kakinya berjinjit di lantai. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara apa pun supaya tidak membangunkan orang rumah.Namun, saat langkah kakinya baru saja menginjak satu anak tangga terbawah, sebuah suara terdengar di atasnya.“Habis ke mana kamu jam segini baru pulang?”Itu suara ibunya. Henia menghela napas kasar lalu menapakkan kakinya lagi ke lantai. Lampu menyala dan raut muak di wajah Henia tampak semakin jelas.Dia melanjutkan lagi langkahnya menaiki tangga, memutuskan untuk tidak memedulikan ocehan ibunya.“Wanita tidak bersuami seperti kamu seharusnya nggak keluyuran malam-malam dan pulang pagi seperti ini.”Henia mengepalkan tangannya kuat dan menatap bayangan ibunya di atas tangga dengan tatapan tajam.“Aku bukan anak kecil lagi yang jam pulang aja harus diatur-atur,” balas Henia.“Henia! Kamu nggak dengar apa

  • Istri Keempat   EXTRA PART 02 - Amira Agistia

    “Bunda!”Tia mengangkat pandangannya dari majalah yang tengah ia baca, lalu menatap putranya yang berlari ke arahnya dengan seragam SMP berwarna putih dan biru tua. Senyum Tia mengembang, merentangkan tangan dan merangkul remaja itu dengan kasih sayang keibuan.“Bagaimana sekolah kamu?”Dean melepas ranselnya lalu mengambil sebuah kue dari atas meja. “Aku ada tugas kelompok. Rencananya, aku mau ngerjainnya di rumah temenku hari sabtu nanti,” jawabnya sembari mengunyah.Tia mengangguk. “Kamu boleh pergi.”Pandangan Dean langsung tertuju ke arah ibunya itu. “Benar?” tanyanya hati-hati.“Ya. Memang kenapa? Selama ini Bunda nggak pernah ngelarang, kan?”Kedua bahu Dean lantas tampak lesu. “Apa akhir pekan nanti Bunda bakal ada di sini sama aku?”Pertanyaan itu menyentil Tia dan membuatnya merasa sedih. “Dean, mulai sekarang Bunda bakal selalu ada sama kamu.”Dean menatap ibunya itu dan terdiam. Dia mencari kejujuran di kedua mata sang bunda, namun masih juga belum yakin atas ucapannya. Ap

  • Istri Keempat   EXTRA PART 01 - Fitria Ferdinan Putri

    Setelah bercerai dengan mantan suaminya, Ria memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke negara tetangga, di mana di sana dia memulai kehidupan baru dengan seorang pria yang mencintainya. Ria teringat ucapan Sakha di malam saat pria itu menceraikannya, bahwa hati Ria tidak pernah berlabuh sepenuhnya kepada pria itu. Ria tidak pernah bisa mencintai Sakha. Mungkin memiliki sedikit perasaan padanya memang benar, tapi tidak pernah sampai tahap dia mencintai pria itu. Namun, ada satu pria, yang tidak pernah bisa Ria lupakan dan hilangkan dari hatinya semenjak remaja. Gani Akbar Hartono. Ria tidak pernah bilang bahwa dia mencintai Gani, tapi cinta yang diberikan Gani padanya terpampang dengan begitu jelas sehingga Ria luluh tanpa dia sadari. Sakha terlalu dingin. Gani hangat seperti matahari. Bahkan sampai sekarang, Ria kesusahan untuk berhenti membeda-bedakan dua orang itu. Dia telah hidup bahagia dengan Gani, pria yang kini telah menjadi suaminya, tapi dalam beberapa waktu pikiran Ria a

  • Istri Keempat   DEAR PEMBACA

    Halo, teman-teman pembaca semua. Kenalkan, saya Asia July, penulis kisah si istri keempat. (Sebenarnya saya dan Sakha sudah menikah siri, saya jadi istri kelimanya. :) Kisah Istri Keempat saya akhiri di bab 95. Itu karena saya sebagai istri kelima sudah saatnya bereaksi di balik layar merebut Sakha dari Airin. Jangan marah yaaa ;) Tapi, tenang saja, semuanya belum benar-benar berakhir. Akan ada EXTRA PART yang lumayan banyak! >,< Menceritakan tentang kisah Airin dan Sakha selanjutnya. Ada 1 konflik yang saya lempar, semoga nanti pembaca suka. Juga di extra part nanti, akan ada kisahnya Ria, Tia, dan Nia. Dan diakhiri dengan kisah Airin dan Sakha menanti kehamilan anak kedua. Lalu, di HIDDEN PART akan ada kisah saya sebagai istri kelima. (Ck! Sudah dibilang jangan iri!-_-) *ini becanda, gak ada hidden part!* Ucapan terima kasih saya sampaikan dengan tulus kepada teman-teman pembaca semua yang sudah membaca karya saya yang sangat penuh kekurangan

  • Istri Keempat   95. Akhir Istri Keempat [TAMAT]

    “Sekarang?” Sakha menjauhkan tubuh mereka dan menatap istrinya itu tepat di mata. “Tentu saja semuanya sudah berubah. Kamu merubah banyak hal dalam diriku dan duniaku.”Airin menangis. Dan Sakha mengusap pelan air matanya yang mengalir di pipi.“Airin?”“Hm?”“Apa kamu … mencintaiku?”“ …!”“Karena aku sangat mencintaimu.”Sontak tangisan Airin langsung terhenti. Dia menatap mata yang berwarna karamel itu, yang memantulkan cahaya lembut dari lampu di atas mereka. Airin mencari-cari, tapi dia tidak menemukan kebohongan.“Tidak masalah lagi dengan anak. Aku tidak pernah marah padamu saat tahu bahwa kita kehilangan bayi kita, harapanku saat itu hanya satu; mengambil semua rasa sakit yang kamu rasakan dan melimpahkannya padaku.“Dan tidak, Airin. Kalau kamu berpikir bahwa aku akan berpaling, maka kamu salah. Satu-sat

  • Istri Keempat   94. Karenamu

    Gelengan kepala diberikan Sakha. Kepalanya mendadak terasa berat sehingga dia pun memajukan tubuhnya, dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Airin. Lalu berbisik, “Hanya kamu sekarang, Airin.”Tanda tanya besar menggantung dalam benak Airin. “Hanya aku? Maksud Mas, Kak Ria sudah ….”“Ya, dia bukan istriku lagi.”“Ba-bagaimana? Bukankah Mas dengan orang tua Kak Ria ….”Sakha terkekeh, ternyata Airin juga sudah tahu sejauh itu. “Aku pergi ke rumahnya. Dan berbicara dengan orang tuanya.”“Tapi bagaimana dengan perusahaan Mas?”Sakha mendesah lelah lagi. Dia menarik Airin dekat dan memeluk tubuhnya. “Aku benar-benar merindukanmu, Airin.”Dorongan adalah yang diberikan Airin sebagai jawaban dari ungkapan rindu itu. Ini bukan saatnya untuk mereka bermesra-mesraan. Ada banyak hal yang belum Sakha jelaskan padanya.Sakha menepis tangan Airin ya

  • Istri Keempat   93. Pelukan Rindu

    Seperti malam sebelumnya. Sakha masuk ke kamar dan mendapati Airin telah tertidur pulas.Sekali lagi, dia menyesal karena pulang terlalu larut malam. Dia merindukan mata indah berwarna hitam kelam itu menatapnya. Dia rindu pada suara wanita itu berbicara padanya.Sekarang semuanya sudah baik-baik saja bagi mereka. Dan Airin bertahan sampai akhir tanpa banyak protes. Mereka bisa memulai semuanya lagi dari awal, pikir Sakha.Perasaan bahagia menbuncah di dalam dadanya, membuat dia tidak bisa menahan diri untuk bergabung bersama Airin di atas ranjang dan memeluk istrinya itu erat.Sakha menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Airin, dan menghidu aromanya dalam-dalam lalu mengeluarkan suara seperti lirihan.Mustahil Airin tidak terbangun dibuatnya.Saat wanita itu membuka mata, dia terkejut, tapi tidak mengatakan apa pun. Bahkan bernapas pun dia takut, takut kalau itu akan membuat Sakha menjauh darinya. Tapi dorongan untuk membalas pelukan itu be

  • Istri Keempat   92. Rasa Bersalah

    Airin menunggu, lagi. Tapi sudah hampir tengah malam, Sakha tidak kunjung pulang. Dia memang berkata ingin pergi dari sisi pria itu, tapi nanti setelah mereka berdua berbicara. Segalanya harus diluruskan. Airin tidak ingin pergi membawa penyesalan karena kebodohannya sendiri. Namun, sampai kantuk membawa kesadarannya pergi—seperti malam sebelumnya—Sakha belum juga pulang. *** Lagi-lagi pada makan malam. Sakha tidak tahu kenapa waktu malam dan makanan menjadi waktu yang tepat baginya. Atau mungkin kali ini tidak tepat? Kemarin di makan malam bersama Tia. Sekarang di acara yang sama bersama keluarga besar Ferdinan. Ayah mertuanya yang begitu bersemangat terus menerus membahas tentang bisnis sedari tadi, seberapa tidak sabarnya dia mengutarakan ide untuk bisnis barunya di meja makan itu, sampai Sakha bahkan tidak memiliki waktu untuk menyela dan mengutarakan maksud kedatangannya malam ini. Ria duduk di samping Sak

DMCA.com Protection Status