Home / Thriller / GEISHAKU KARMILA / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of GEISHAKU KARMILA: Chapter 121 - Chapter 130

154 Chapters

SEBUAH PERTANDA

Dia hanya menatap dengan pandangan yang nyalang. Ke arah pintu kamar yang mulai ikutan aneh. Sampai Shasy bisa mendengar, tapak kaki seseorang menaiki anak tangga. Menuju ke ruangan kamar.Seketika Shasy beralih turun dari tempat tidur. Dia mencoba untuk mengintip dari pintu yang sedikit terbuka. Pandangannya mengarah pada tangga. Namun dia tak melihat seorang pun juga."Aneh? Lagian masih siang juga."Shasy pun mencoba keluar kamar. Dia berjalan menuju pagar pembatas ruang atas. Dia melongok ke abwah."Dartiiiiiik!"Tak ada sahutan dari wanita itu."Dartiiiiiiik!"Terdengar derap langkah kaki yang berlari. Lalu muncul Dartik dari arah dapur."Kamu ngapain?""Masak, Mbak.""Barusan kamu naik ke atas?"Wanita itu hanya menggeleng, dengan kebingungan."Ya, udah. Masaklah lagi! Jangan lupa jus jambu aku!""Iya, Mbak. Ini lagi bikin."Shasy kembali masuk ke dalam kamar. Betapa terkejutnya d
Read more

RENCANA KE RUMAH LAZUARRDI

"Kamu yakin jika itu seperti tulisan Danang?""Sangat yakin!""Apa maksud dia menampakkan seperti ini?""Inilah yang buat aku takut. Aku enggak mau kejadian itu terjadi lagi, Ardi. Dia seperti mengejar aku."Tak ada yang bisa dikatakan oleh Lazuarrdi. Dia hanya merasa, kenapa sosok ini seperti marah. "Apa karena aku menyuruh Danang untuk mencari tahu cara membuang pedang itu beserta kekuatannya?""Jadi, lantaran itu dia bisa ada di jalan tol itu?"Lazuarrdi tak menjawab. Dia langsung menundukkan kepalanya."Apa kamu juga akan menyalahkan aku?""E-enggak, Ardi. Buat apa aku menyalahkan kamu?"Seketika itu juga, Shasy memeluknya erat."Kamu jangan lemah akibat kematian Danang. Masih ada aku, Satriyo. Yang pasti akan membantu kamu, Sayang."Lazuarrdi yang merasa dikuatkan oleh kata-kata Shasy, membalas pelukannya."Sekarang aku bantu atur kertas-kertas ini lagi!" ajak Lazuarrdi."Iya
Read more

MENUJU RUMAH LAZUARRDI

"Ta-tapi ... apa enggak akan membahayakan?" "Insyaallah nanti akan Mbah tangani dari sini yo, Nduk. Gunakan mata batin kamu. Mbah akan bicara lewat bisikan." "Baik, Mbah. Kalau gitu Annisa pulang. Setelah sholat Maghrib berangkat." "Iya, Nduk. Ingat pesan Mbah ya!" "Njih, Mbah." Gadis itu pun segera meninggalkan rumah menuju rumah orang tuanya. Yang lebih dekat jaraknya dari rumah Fachri. Dengan mengendarai motor matic. Gadis cantik itu, mulai melaju dengan motornya. Sembari melambaikan tangan pada sang kakek. Sesampai di rumah. Buru-buru dia mandi dan bersiap-siap. "Memangnya kamu mau ke mana, Nisa? Ini dah mau malam lho." "Nisa berangkat setelah Maghrib, Umi. Mau ke rumah Bapak Tarji." "Juragan tebu itu?" Annisa mengangguk. "Tapi, untuk apa?" Tak lama seorang lelaki paruh baya datang dan ikut nimbvrung di kamar Annisa. "Ada apa, Mi?" "Ini loh, Bah. Si Annisa mau pergi ke
Read more

MELIHAT BAYANGAN

Mereka bertiga melangkah menuju pos keamanan di depan rumah Lazuarrdi. "Pakai keamanan juga. Padahal enggak jauh amat dengan pos keamanan loh." "Ini namanya wong sugih, Mas," celetuk Erna, membuat Fachri terkikik. (Wong = orang, sugih = kaya) "Eheeemm!" Naryo mendekati mereka dengan berdehem. "Mas ini mau cari siapa?" Sembari melirik ke arah mobil Fachri, yang diparkir di depan pagar. "Saya Fachri, Pak. Ingin ketemu sama Lazuarrdi ada?" "Mas Ardi lagi ke Jakarta. Memangnya ada perlu apa ya? Biar kalau datang nanti saya sampaikan." "Wahhh, memang pulangnya kapan ya, Pak?" "Sepertinya malam ini, Mas." Fachri menoleh ke arah Annisa yang terdiam. Dan sedang berpikir. Sesuai pesan Mbah Sukro, dia harus bisa melihat dan memegang pedang itu. "Perkiraan jam berapa ya Pak?" tanya Annisa berjalan menghampiri Naryo. "Kalau itu saya kurang paham." Dari arah dalam rumah Mbok Yani berjalan keluar. Saat melihat
Read more

ANNISA MELIHAT SILUET

Saat sibuk berbincang serius. Sekilas Annisa seperti melihat sebuah bayangan hijau, melesat dari arah ruang tamu menuju arah belakang. Sampai membuat Annisa terhenyak. Dengan pandangan mata yang nyalang mengarah pada dalam rumah. "Mbak ... Mbak Ann, lihat apa?" tanya Erna yang juga melihat aneh gelagat Annisa yang berubah. Annisa langsung gelagapan. Saat Erna menepuk punggung telapak tangannya. Sampai membuat Annisa menghela napas panjang. "A-apa pedang samurai itu ada di rumah ini?" Pertanyaan Annisa membuat Naryo dan Mbok Yani serta Yanti memandang ke arahnya. "Kok Mbak nya ini bisa tau?" "Alamarhum Mas Danang sempat cerita, Bu. Tentang pedang samurai ini. Bahkan--" Saat hendak terus bercerita. Annisa kembali melihat sosok wanita berkimono hijau itu tengah duduk di lantai dengan kedua kaki yang bersimpuh. Dan .... "Aaaahhhh!" Sontak Annisa menjerit membuat yang lainnya terkejut. Suasana malam itu mulai
Read more

PENGLIHATAN ANNISA

"Hampir jam sembilan, kok Mas Lazuarrdi belum datang juga."Tepat di pukul sembilan, lonceng berdiri dengan tinggi satu meter setengah berbunyi nyaring. Mengejutkan mereka. Seolah suara dentang jarum jam yang berbunyi, seirama dengan degup jantung yang berdetak kencang."Aku ... mules, Mas Fachriii!""Tahanlah, Mah!" 'Aku harus bisa melihat pedang itu. Seperti kata Mbah Sukro. Aku harus memegangnya,' batin Annisa.Mbok Yani yang juga ketakutan, mencolek paha Annisa. Membuatnya menoleh pada Mbok Yani, yang menyeringai tipis."Ada apa, Bu?""I-itu suara yang jalan-jalan tadi apa ya, Mbak?""Yang saya lihat bayangannya Mas Danang. Tapi, saya enggak perlu cerita perwujudannya, Bu."Seketika Mbok Yani dan Yanti menjerit kencang."Memangnya Mas Danang terlihat seperti apa, Mbak?" Naryo tampaknya penasaran. Namun Annisa menggeleng. Dia tak ingin menceritakan apa yang dia lihat.Andai saja mereka tah
Read more

SILUET KEPALA KAZUMI TERPENGGAL

Hanya sekali mengerjap. Annisa seperti merasakan lehernya tercekik dan sangat panas. "Aaaarghhh. Allahu Akbar!" Dalam penglihatan yang semakin nanar dan samar. Annisa seperti merasakan berada di sebuah hutan. Begitu banyak pepohonan.  'Di mana aku ini? Bukannya tadi di rumah mewah itu?'  batin Annisa. Lalu Annisa seperti mendengar suara seseorang. Yang tengah terisak. Segera langkah Annisa mengitari tempat itu. Mencari sumber dari suara seorang wanita. Seketika pandangan matanya tertuju pada seorang wanita yang tengah duduk bersimpuh di tanah. Dia terlihat sangat cantik dengan berpakaian seorang Geisha lengkap. "Hidupku telah kamu hancurkan Hayato! Aku akan membalas semua kekejaman kamu. Baik padaku juga keluargaku! Dan, kamu Hassan. Aku juga tak bisa memaafkan dirimu! Aku setia menunggu kamu, yang katanya akan menjemput aku. Tapi kenyataannya apa? Kamu lebih memilih wanita lain! Aku membenci semuanyaaa ... aku membe
Read more

MENCARI KUBURAN KAZUMI

"Pedang ini sangat bahaya Nona cantik. Jangan pernah memegangnya lagi!" Suara Adrian terdengar kaku dan dingin."Maaf, Mas! Mungkin setelah ini kita harus bicara dengan Mas Fachri juga. Agar Mas Lazuarrdi jelas.""Kamu sudah tahu namaku. Siapa nama kamu?""Annisa, Mas. Cucu dari Mbah Sukro. Yang kapan hari sebelum kematian Mas Danang sempat ditemuinya.""Mbah Sukro?"Kemudian Lazuarrdi mengajak mereka duduk santai di meja makan."Mbok Yani, tolong siapkan makanan buat tamu kita. Pesankan saja di luar!""Baik, Mas. Menu apa saja ini?""Terserah, Mbok. Atur saja lah Mbok. Mending keluar sama  Naryo sebenatr.""Baik, Mas Ardi."Tubuhnya yang tegap, dengan penampilan yang macho. Membuat Lazuarrdi terlihat sangat tampan. Lazuarrdi duduk berhadapan dengan Fachri. Hingga dia leluasa memandang Annisa yang juga berseberangan dengannya."Bisa kamu ceritakan awalnya, Ri?""Yah, sebelum dia meninggal. Danan
Read more

MENEMUI HAYATO

"Yang agak sulit, Mas. Apakah saat itu mereka menemukan kepala milik Kazumi apa enggak? Soalnya yang saya lihat tadi, kepala Kazumi menggelinding sampai terjun ke jurang. Dan sepertinya di bawah jurang itu ada sungai.""Ihhhh ... itu apa beneran sih Mbak Ann?" tanya Erna ketakutan."Beneran, Mbak.""Apakah dia menampakkan dirinya untuk mencari tahu tentang kepalanya itu, Nisa?""Bisa juga. Tapi, kalau yang Kazumi ini. Dia benar-benar ingin balas dendam Mas Lazuarrdi.""Lantas dari mana kita harus memulainya?"Annisa tak bisa langsung menjawab pertanyaan Lazuarrdi."Saya akan tanyakan sama Mbah Sukro dulu, Mas. Beliau yang paham. Kalau saya hanya menjalankan apa kata Mbah saja.""Apakah bisa malam ini?""Kalau malam ini kasihan Mas Fachri dan Mbak Erna, Mas."Kemudian, Lazuarrdi mengalihkan pandangannya pada Fachri."Bisa enggak kalau malam ini kamu sama istri tidur di sini, Ri? Aku minta tolong sangat ini.
Read more

MENEMUI HAYATO -2

"Rumah ini sebenarnya baik. Hanya saja pengaruh aura hitam pedang itu, membuat rumah ini terlalu banyak dihuni makhluk yang tak kasat mata. Ada baiknya Mas, rumah ini nanti dibersihkan semuanya. Mungkin bisa tadarusan. Mas Ardi juga bisa tanyakan sama Mbah Sukro juga.""Iya ... saya sangat ingin ketemu dengan Mbah Sukro.""Kalau begitu, saya minta diantar ke kamar. Sama pedang itu sekalian."Lazuarrdi langsung meminta Satriyo untuk membawakan pedang samurai ke atas."Tolong kamu tidur di sini, Sat. Kalau ada suara teriakan langsung terobos kamar Mbak Annisa."Annisa hanya tersenyum mendengar kekhawatiran Lazuarrdi."Kita berdua tidur di sini, Nisa. Kalau ada apa-apa langsung teriak saja.""Iya, Mas Lazuarrdi."Sejenak Annisa menghela napas panjang saat memasuki kamar itu. Dan Satriyo meletakkan pada tempat yang aman. Lazuarrdi masih berdiri di depan pintu memperhatikan Annisa."Kamu beneran ini?""Iya, Mas. Aku ha
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status