Home / Thriller / GEISHAKU KARMILA / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of GEISHAKU KARMILA: Chapter 131 - Chapter 140

154 Chapters

PENAMPAKAN KAZUMI PADA HAYATO

Tampak tangannya mengacungkan pistol, ke segala arah. Lalu, dia mengalihkan tatap matanya pada pintu kamar, yang seperti digores dengan sesuatu yang tajam. Hingga membentuk sebuah tulisan.ANATA O KOROSHIMASU! (Saya akan membunuh kamu!)Seketika dua bola matanya terbelalak."Siapa yang berani mengancam aku?!"Terdengar suara wanita yang menangis, sepertinya berasal dari ruangan lain.  Hayato mencoba mengikuti asal suara itu. Tampak Hayato memeprhatikan sekeliling rumah.  Dia melihat jendela kamar samping pun, tertutup rapat. Hayato kembali melanjutkan berjalan ke arah belakang rumah, melewati dapur yang juga sunyi. "Penjaga! Penjagaaa!"Terdengar derap langkah yang berlari ke arahnya."Apa kamu tidak mendengar suara wanita?""Tidak sama sekali, Kapten!""Hemmm ... apa kamu tahu siapa yang bermain pedang?"Lelaki muda itu menggeleng."Tidak ada siapa
Read more

INGIN SEPERTI DIRIMU

"Siapa maksud kamu?""Karmila ... bukankah Tuan sangat mencintai wanita itu? Sampai membuat Tuan terobsesi. Iya kan?""Jangan bicarakan wanita itu lagi! Kemarilah Kazumi! Mendekatlah padaku!"Dalam penglihatan Hayato, sosok Kazumi sedang melangkah dengan keanggunan. Dia duduk di tepian ranjang. Menatap tajam pada Hayato yang terpesona padanya.Gerak tangan Hayato mengarah pada bibir bagian bawah Kazumi."Bekas luka apa ini? Atau memang bawaan dari lahir?"Kazumi tak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum tipis semabri mengusap tangan Hayato."Memangnya kalau bibirku ada bekas luka kenapa Tuan?""Aku baru tahu, kalau ternyata kalian memang benar-benar berbeda. Kenapa dulu aku tak pernah perhatikan ini?""Sebenarnya berbeda dengan siapa Tuan?"Kali ini sorot mata Kazumi sangat tajam mengarah pada lelaki yang berbaring di hadapannya."Karmila, aku masih mengira bahwa kamu adalah Karmila.""Sekarang di m
Read more

TERIAKAN HAYATO KENJI

"Kenapa, Tuan? Sakit kah? Sewaktu aku dulu tak sesakit ini Tuan!""Aaaaaarghhh! Siapa kamu ini sebenarnya?" teriak Hayato dengan kedua mata yang nyalang mengarah padanya."Kenapa Hayato? Sakit kah?"Tawa Kazumi melengking tinggi.Hayato yang merasa dalam posisi terjepit. Berusaha mendorong dan menjauhkan Kazumi dari tubuhnya. Namun tetap saja tak mampu.Sampai para penjaga berlarian menuju kamar.Dug dug dug!"Kapten Hayato ... Kapten Hayato! Kyaputen Hayato wa do shita no? Ada apa dengan anda Kapten Hayato?" teriak para pengawalnya.Namun sengaja Kazumi membiarkan lelaki ini terus meronta. Lalu, dia mengambil sobekan kain, lantas menyumpal mulut Hayato."Bukankah kau ingin mengerti kehidupan aku? Apa kamu ingin tahu yang kedua?"Tanpa banyak bicara lagi. Dan tanpa menunggu jawaban dari Hayato. Kazumi siap dengan sangkurnya kembali."Hemmm ... kenapa tahi lalat kamu tepat di bawah kelopak mata Tuan? Kata sang dewa
Read more

KETAKUTAN ANNISA

"Aaaaaaarghhhh!"Sontak teriakan lelaki itu membuat Annisa terbangun. Membuat wanita cantik itu gelagapan. Dia sampai menyeka keringat di wajahnya. Padahal kamar ini ruangan ber-AC. "Teriakan itu?"Bergegas Annisa bangkit dari ranjang. Menyambar kerudung dan memakainya. Dia melangkah ke luar kamar. Sejenak langkahnya terhenti kala melihat Satriyo yang tidur di ruang tengah sebelah kamarnya. Dan di sebelahnya terdapat Lazuarrdi yang menemani.Tampak Annisa ragu saat ingin membangunkan lelaki itu. Cukup lama dia berdiri memandang ke arahnya. Hingga dia merasa sepasang mata yang berada di ujung tangga terus mengawasi dirinya.Saat dia menoleh, seketika bibirnya bergumam. "Kazumiii ...!" Tatap matanya nyalang mengarah pada Annisa. Mereka berdua saling berhadapan, seolah Kazumi memiliki amarah padanya."Untuk apa kamu datang ke sini?""Aku hanya ingin membantu dirimu, Kazumi."Terdengar tawa melengking. Hanya dalam sekali meng
Read more

PERMINTAAN YANTI YANG ANEH

Tiba-tiba saja, Annisa juga mendengar denting suara yang seperti saling berbenturan. Dari arah dalam kamar.  Saat pandangan matanya belum beralih dari arah tangga. Annisa putuskan melangkah ke kamar.Dia mendorong perlahan pintu kamar dengan ujung kaki. Annisa terus memperhatikan seisi kamar. Lalu dia teringat akan pedang itu. Segera dia mengalihkan pandangannya pada meja kecil yang di atasnya diletakkan pedang.Annisa benar-benar terkejut. Saat badan pedang sudah terlepas dari sarungnya.  "Haahhhh! Bagaimana bisa?"                                               Annisa semakin penasaran dengan pedang itu. Dia memperhatikan dengan serius. Walau dengan wajah yang berkerut pucat. Tiba-tiba, dari hidungnya menetes darah segar. Seketika Annisa tersentak kaget. Lalu mengusap hidungnya perlahan."Benar-benar darah?"
Read more

IJIN ORANG TUA ANNISA

Sesaat Yanti mulai menegakkan kepalanya perlahan. Lalu menatap dengan sorot mata yang nyalang lurus ke depan. "Aku njaluk kopi pahit!" Sangat mengejutkan Yanti tiba-tiba bersuara. Namun suaranya terdengar aneh, serak dan parau. Tak seperti biasa. " Kopi pahit ... aku njaluk kopi pahit!" (Njaluk = minta)"I-iya, Mbak Yanti."Tiba-tiba ....Bruaaakkk!Meja makan digebrak dengan keras oleh Yanti tanpa ada ekspresi sama sekali. Membuat Annisa dan Lazuarrdi tersentak. Mereka sanga terkejut bukan main.Bruaaakkk!Untuk kedua kalinya Yanti menggebrak meja. "Siapa yang bilang aku Yanti? Nama ... aku bukan Yanti!" teriak Yanti dalam kondisi yang sangat aneh. Matanya melotot mereh, memandang pada Annisa dan Lazuarrdi."Mana kopi pahitku?""Se-sebentar, Bu."Bergegas Annisa berlari menuju dapur. Sesekali dia masih melayangkan pandangannya pada sosok Yanti. Saat dia menoleh yang terakhir kali. Annisa meliha
Read more

PESAN SOSOK KARMILA

"Saya anak tunggal, Mas."Lazuarrdi sampai garuk-garuk kepala."Baiklah, Annisa. Diijinkan atau pun tidak. Besok kamu aku antar pulang!" tegas Lazuarrdi. "Sekalian aku ingin berkenalan sama Mbah Sukro."Annisa tak mengeluarkan sepatah kata, selain mengangguk. Lalu, Lazuarrdi mengajak Annisa untuk naik ke atas. "Sebaiknya kamu tidur, An. Masih malam ini.""Ehhh ... Mas Ardi. Sebenarnya tadi saya ingin tahu foto antara Karmila dan Kazumi. Apa ada?"Lazuarrdi menghentikan langkahnya. Dan menoleh pada Annisa yang berdiri di sebelahnya."Kenapa kamu tanya tentang foto mereka?""Karena saya ingin melihat perbedaan yang ada pada mereka."Kedua mata Lazuarrdi memicing dengan raut wajah penuh tanya."Maksud gimana An?"Sambil berjalan naik ke lantai dua. Annisa menjelaskan perihal perbedaan bibir Kazumi dan Karmila."Itu memang sengaja Kazumi lakukan dengan mengiris sendiri bibirnya. Sepertinya ada sese
Read more

RENCANA KE SEMARANG

Dua mobil menembus jalanan pagi yang mulai padat merayap. Fachri beserta istri, langsung menuju rumah mereka. Sedang mobil yang dikendarai oleh Satriyo meluncur menuju rumah Annisa.Tak lama berselang. Mobil sudah berhenti di depan pagar. Tampak Abah Annisa sedang duduk santai di teras dengan menikmati kopi pahit. Sang umi sedang berbelanja di sebelah rumah."Assalamualaikum!""Waalaikumsalam," jawab Abah sambil melepas kaca mata. Lalu memperhatikan siapa yang datang. "Annisa, kamu itu?""Iya, Bah. Sama Mas Lazuarrdi.""Siapa Lazuarrdi?"Annisa mengajak Lazuarrdi untuk duduk bersama dengan abahnya. "Biar NIsa buatin minuman dulu ya.""Ehhh, Ann! Enggak usah. Tadi di rumah 'kan sudah."Lazuarrdi mendekat dan menyalami lelaki itu. Lalu duduk berhadapan dengannya."Annisa kembali duduk. Ini Mas Lazuarrdi, yang rumahnya tadi malam tempat Annisa dan Mas Fachri nginap, Abah."Lelaki paruh baya itu manggut-m
Read more

SENJATA UNTUK ANNISA

"Apa ... dia yang menguburkan jasad wanita itu?"Annisa yang duduk di sebelahnya. Langsung menjelaskan semua. Tentang penglihatan semalam."Jadi kamu hanya melihat ada seorang lelaki yang menggendong jasad Kazumi tanpa kepala? Dan kamu menebak lelaki ini yang menguburkan?" tanya Mbah Sikro."Iya, Mbah. Apa salah tebakan Nisa?""Bisa salah, bisa juga benar.  Kita harus lihat dulu, Nduk.""Jadi, apa Mbah Sukro bisa ikut kita ke Semarang?"Lelaki tua itu tampak sedang berpikir keras. Melihat kondisi yang sudah renta. Sulit untuk mengajaknya ke sebuah perjalanan yang cukup jauh."Kamu saja yang berangkat, Nduk. Aku akan membantu kamu dari jauh, seperti biasanya. Kapan rencana kalian mau berangkat?""Sekarang Mbak!" sahut Annisa."Tunggu!"Lelaki tua itu berjalan pelan meninggalkan ruang tamu. Menuju kamarnya. Sekian detik berlalu. Mbah Sukro akhirnya muncul juga. Dia membawa sebuah kantong dari kain hitam. Meleta
Read more

MENUJU RUMAH EYANG

Selama di perjalanan mereka lebih banyak diam. Larut dalam pikiran masing-masing. Termasuk Annisa yang masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Mbah Sukro. Cukup sulit dan agak menakutkan bagi wanita itu.Bagaimana tidak? Yang saat ini tengah dia hadapi adalah sosok yang mempunyai kekuatan tinggi. Bagi Annisa sangat menyeramkan saat penampakan Kazumi terlihat."Kok bisa leluhur Mas Lazuarrdi memiliki pedang itu ya Mas?" celetuk Annisa. "Aku juga enggak tahu Ann. Kalau saja semua baik-baik, tak sampai menimbulkan kematian seperti ini. Aku bisa tinggalkan pedang itu di rumah Eyang."Tak lama, mobil sudah berhenti di depan pagar rumah Lazuarrdi. Mereka bertiga turun dan melangkah dengan cepat. Memasuki rumha. Naryo, Mbok Yani serta Yanti yang melihat ke arah mereka hanya terdiam. Sambil hati mereka bertanya-tanya.Ketiganya langsung menuju kamar Danang."Kamu ambil pedangnya dan bawa ke halaman belakang, Sat!""Baik, Mas."L
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status