"Yang sabar ya," bisik Shasy."Kamu tau berita ini dari siapa?""Danang 'kan teman aku SMA, Ardi. Kamu lupa?""Iya.""Satu hal lagi, Sayang. Aku enggak percaya sama sekali dia bunuh diri!" tegas Shasy membuat Lazuarrdi terbalalak."Kecilkan suara kamu, Shas!""Sorry, aku keceplosan.""Bagaimana kamu bisa menebak seperti itu?""Dia bisa melakukan apa saja pada kita, Ardi. Apa-pun ... yang akan membunuh nyawa kita. Kamu harus sadari hal ini. Bahwa dia benar-benar jahat!"Kali ini Lazuarrdi tak melepaskan pandangannya pada Shasy yang juga menatap dirinya."Kamu bawa mobil?""Iya. Kenapa, Ardi?""Sama sopir?""Enggak!""Ya, udah biar aku yang nyetir mobil kamu. Aku ingin bicara!""Oke." Seraya Shasy tersenyum lebar.Tak lama, Lazuarrdi pun berpamitan pada orang tua Danang. Dia juga menyelipkan amplop coklat di tangan lelaki tua itu."Kami permisi pulang dulu, Pak."
Baca selengkapnya