Wanita tua itu mengangguk."Iya, baju wanita Nipon. Apa dia pernah mendatangi kamu, Ardi?""Pernah, Eyang. Tapi, aku tak tahu nama dia? Kazumi atau bukan.""A-pa, dengan ... menenteng kepalanya?" Suara Sulasih terdengar lirih. Bahkan Lazuarrdi harus mendekatkan telinganya di bibir sang nenek."Baru saja Ardi melihat dia Eyang. Sewaktu perjalanan ke rumah nenek. Makanya sampai saya kemalaman.""Kamu tersesat juga?""Eyang kok bisa tahu?"Wanita tua itu, menghela napas panjang. Seperti ada beban yang ingin dia luapkan semua. Lalu Sulasih merebahkan tubuhnya."Apa pedang samurai itu ingin kamu kembalikan lagi ke sini?""Kalau Eyang memperbolehkan.""Haaaahhh! Kalau kau ingin Eyang segera mati. Taruhlah lagi di sini.""Apa maksud Eyang bicara seperti ini?""Tidurlah, Ardi! Besok pagi kita bicara lagi."Sepintas dia melihat pada tubuh sang nenek yang tidur meringkuk membelakangi. Lazuarrdi pun meny
Baca selengkapnya