Beranda / Thriller / GEISHAKU KARMILA / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab GEISHAKU KARMILA: Bab 11 - Bab 20

154 Bab

SIAPA DIA (?)

"Kalau bukan Eyang, lalu siapa?" Marni memberanikan diri mengangkat kepalanya, sembari berucap, "Sosok wanita yang ada di ruang belakang itu, Mas. Sosok wanita yang selalu menenteng kepalanya." "Dengan memakai kimono?" sahut Lazuarrdi. "Kimono?" ulang Marni bingung. "Baju Jepang itu loh Mbak Marni," lanjut Satriyo. "Ehhh, iya itu Mas." Terdengar Lazuarrdi yang menghela napas panjang. Tampak dari sorot mata, terpancar keresahan. Wanita itu pun pernah memeprlihatkan dirinya. Sewaktu pedang samurai baru sampai di rumah. "Tapi, kenapa dia menampakkan diri? Pada kita, makam kakek, dan juga di rumah Eyang?" Pertanyaan Lazuarrdi yang sulit untuk di jawab Marni atau Satriyo. "Sebaiknya, Mas Ardi bawa aja kotak yang ada di sentong belakang." "Kotak besi itu?" "Iya, Mas Ardi. Dulu semasa hidup Kakung. Saya sering lihat dia berjongkok lalu membuka penutupnya. Entah apa yang dia lihat? Aku juga kurang tahu."
Baca selengkapnya

MISTERI PEDANG SAMURAI

Lazuarrdi melihat sang nenek, yang memegang lehernya sendiri. Dengan lidah yang terjulur. Seperti menahan kesakitan. "Eyang, ada apa?" "Dia ... dia takut dengan suara adzan!" bisik Sulasih. Tepat di telinga Lazuarrdi. "Diaaaa?" ulang Lazuarrdi. "Wanita Nippon itu. Dia datang dalam mimpiku lagi. Dia ingin agar kau bawa pedang itu Ardi." "Aneh sekali, Eyang. Bagaimana bisa ini ada hubungan dengan pedang itu?" Antara percaya dan tidak. Lazuarrdi pergi keluar kamar. Dia berjalan menuju ruang belakang. Llau menatap ke arah pedang itu. Kembali Lazuarrdi melihat tetesan darah segar. "Darah lagi?" bisik Lazuarrdi. "Mas Ardi!" Satriyo sudah berada di belakangnya. Lalu mengulurkan ponsel milik Lazuarrdi. "Dari siapa?" "Mas Danang kayaknya, Mas?" Buru-buru langkahnya keluar menuju teras samping rumah. "Bagaimana Bro?" "Busyet dah ahhh! Gila lo, Bos Bro." "Gila gimana?"
Baca selengkapnya

BAU BUSUK

"Mungkin benar pemikiran Mas Ardi. Lalu apa hubungan Karmila dengan pedang itu, Mas?""Banyak hal yang harus kita cari tahu, Sat. Siapa Karmila? Siapa pemilik pedang itu sebenarnya? Terus, siapa sebenarnya wanita berpakaian Jepang itu? Banyak pertanyaan yang ada di kepala ini, Sat. Dan ... semua ini aku melihatnya masih kosong. Tak ada gambaran sama sekali yang aku lihat.""Mungkin memang kita butuh mencari sebab musababnya dulu Mas. Dan ikhwal keberadaan pedang itu serta dua sosok wanita Jepang dan Karmila.""Kamu benar. Mungkin setelah merger perusahaan Papa. Aku bisa lebih fokus urusan ini dulu.""Ehhh ... kenapa perusahaan Tuan Erland sampai harus merger dengan pengusaha Jepang itu, Mas?""Agar bisa lebih berkembang dan besar. Sat.""Kok perusahaan Mas Ardi enggak ikutan?"Lelaki tampan itu, hanya tersenyum."Aku ingin menunjukkan perusahaan aku juga bisa besar. Tanpa bantuan Papa, Sat. Saat ini aku masih memegang dua perus
Baca selengkapnya

TULISAN DI ATAS BATU

"Maaf, Mas Ardi. Saya nguping dan ngintip. Habis saya penasaran dengan bau pedang itu. Yang terkadang sampai tercium ke kamar saya, Mas." Kalimat Marni itu membuat mereka berdua kembali penuh tanya. Melihat jarak kamar dan ruang belakang itu cukup jauh. Apa mungkin bau busuk itu akan tercium sampai ke kamar Marni? Pertanyaan itu ada dalam benak Lazuarrdi dan Satriyo. Mereka sampai menatap tajam pada Marni. Dengan rasa tak percaya. "Apa Mas Ardi dan Mas Satriyo enggak percaya?" Mereka berdua terdiam. "Mas Ardi dan Mas Satriyo belum pernah mendengar saat pedang samurai itu seperti dibawa orang berjalan. Dengan ujung pedang yang mengarah ke lantai. Jadi suaranya itu bikin pekak telinga." "Memangnya siapa yang bawa pedangnya?" tanya Lazuarrdi keheranan. "Aku juga enggak tau, Mas Ardi. Enggak berani ngelihatnya. Tapi kalau pedang itu datang. Pasti bau anyir dan busuk. Awalnya aku kira ada bangkai tikus. Tapi, berasal dari pedang itu
Baca selengkapnya

CERITA YANG TAK DIUNGKAP

Suara Lazuarrdi masih terdengar lirih. Lalu dia mengulang lagi, ucapannya. Sembari terus mengusap batu itu."Karmilaaa ...?" ulangnya lembut."Entah kebetulan atau tidak, tapi ada nama yang sama dengan yang pernah Mas Ardi dengar. Iya kan?" Marni menengok ke arah Lazuarrdi yang masih tertegun."Siapa yang menggoreskan nama ini?" Suaranya berbisik. Membuat Marni dan Satriyo kembali menoleh kepadanya."Mungkin seseorang di masa lalu, Mas. Itu pun aja sudah samar. Saya waktu itu engga sengaja selesai ambil mangga muda, duduk di situ. Baru sadar setelah aku perhatikan batu itu, Mas.""Apa mungkin keberadaan Karmila ada hubungan dengan rumah ini, Mas?" lanjut Satriyo.Pertanyaan yang tak mungkin bisa dijawab oleh Lazuarrdi. Lantas mereka kembali ke dalam rumah. Saat matahari sudah mulai terbenam. Bergegas Marni menylakan semua lampu dan menutup pintu serta jendela."Enggak usah keburu-buru, Mbak Marni.""Sudah sorop, Mas."Sa
Baca selengkapnya

SUARA KARMILA

"Aaaaahhh!" Tampak Lazuarrdi kesal. Dia pun mempercepat langkahnya berjalan. Memasuki rumah tua yang masih terlihat megah dan kokoh. "Kenapa Eyang tak pernah ceritakan mengenai Kakung yang kerasukan?" Tiba-tiba Lazuarrdi sudah nyelonong masuk kamar sang nenek. Yang masih ditemani oleh Marni. sontak wajah sang nenek dan Marni terkejut. "Beberapa hari sebelum Kakung meninggal, beliau sering kerasukan. Seperti seorang samurai yang mengayunkan pedang. Sampai menebas pohon jambu di depan rumah. Iya kan Eyang?" "Memang benar!" tegas Sulasih tanpa berkelit. "Kenapa Eyang tak pernah ceritakan hal ini?" "Karena aku ... tak mau kamu takut. Pada akhirnya membiarkan pedang itu tetap di rumah ini." Mendengar alasan sang nenek. Lelaki tampan itu tersenyum masam. Lalu berjalan menghampiri Sulasih. "Eyang, Lazuarrdi udah 29 tahun. Bukan anak kemarin sore lagi. Insting bisnisku sangat kuat. Apalagi insting menghadapi persoalan yang lebi
Baca selengkapnya

SEBUAH BAYANGAN

Hampir saja ponsel itu dibanting oleh Lazuarrdi. Tangannya sampai bergetar. Dia memberanikan diri untuk mendengar suara itu."Si-siapa Karmila?"Hanya terdengar suara tawa yang melengking tinggi. Dan hanya sekejap, tawa itu hilang.Tut tut tut!"Haaaahhh?! Siapa yang berani main-main denganku?" bisik Lazuarrdi.Dia langsung menggeletakkan ponsel di atas kasur. Sembari matanya tak lepas memandang ke arah ponsel."Ini, apa-apaan lagi sih?" gerutu Lazuarrdi terlihat kesal.Lalu pandangannya beralih pada foto usang yang tergeletak di atas meja. Lazuarrdi meraih foto itu. Mengamati setiap lekuk gambar yang ada. Sosok seorang wanita, dengan mengenakan gaun terusan."Kamu kah Karmila? Karmila yang aku lihat waktu itu?"Saat terus mengamati gambarnya. Lazuarrdi tersentak. Dia melihat ada tetesan darah segar keluar dari wajah wanita itu. Spontan Lazuarrdi melempar begitu saja foto ke lantai."Gila ... ini benar-benar gila!
Baca selengkapnya

SEMAKIN ANEH

Saat dia bisa melihat sosok itu dengan lengkap."Haaahhh! Diaaa ...?" Dengan raut wajah yang terperanjat."Si-siapa sih Ardi? Ka-kamu jangan buat aku ketakutan lho ya.""Bu-bukan begitu, Shas. Coba kamu arahkan lagi kamera kamu ke arah pintu!"Shasy pun melakukan semua yang dipinta Lazuarrdi. Nyata dengan jelas penglihatannya mengatakan sosok wanita Jepang itu, sama dengan yang sering dia lihat.'Tapi, kenapa dia ada di sana? Ini kan makin aneh?' bisik Lazuarrdi dalam hati penuh tanya.Saat dia kembali memperhatikan kamera ponselnya. Bayangan itu telah menghilang. Yang menjadi pertanyaan Lazuarrdi. Apakah memang benar ada di rumah Shasy atau ponsel miliknya yang bermasalah?"Aaahhhh!" Lelaki tampan itu menghela napas panjang. Sampai membuat  Shasy memandang lekat kameranya."Kamu kenapa Sayang?""Ohhh, enggak kok Shas. Masuklah ke kamar! Jangan keluar lagi.""Memang kenapa sih?"
Baca selengkapnya

TULISAN BERDARAH DI ATAS KASUR

Seketika mereka berdua saling terdiam. Untuk sekian detik mereka merasa bahwa apa yang tadi didengar, suatu kesalahan. Namun tak memungkiri, seperti ada aura aneh dan asing yang tengah meliputi diri mereka saat ini. Entah apa? "Ehhh, coba kita saling hadapkan kamera kita ke pintu masing-masing. Gimana?" Shasy mendapat sebuah ide cemerlang. Tampaknya Lazuarrdi pun mengikuti tanpa ada pertanyaan lagi. Dalam waktu bersamaan, keduanya menghadapkan ponsel masing-masing ke arah pintu. Sungguh apa yang mereka lihat tak seperti yang dibayangkan. Lazuarrdi dan Shasy sama-sama melihat pintu kamar mereka terbuka setengahnya. Sontak Shasy memalingkan wajah dari kamera. Dan melongok ke arah pintu kamar. Begitu juga dengan Lazuarrdi tak ketinggalan. Lalu mereka berdua bersamaan, kembali melihat kamera. Apa yang mereka lihat sungguh berbeda. Antara nyata dan kamera ponsel, terlihat tak sama. "I-ini apa, Ardi?" Suara Shasy terdengar bergetar. Dengan
Baca selengkapnya

PESAN PENUH ANCAMAN

Cukup lama Shasy menunggu. Tak kunjung mendapat balasan dari Lazuarrdi. Membuat dia semakin gelisah. Dan sang gadis tahu, bahwa tulisan yang timbul dengan tiba-tiba. Bukanlah tulisan biasa. "Ini bukan hal biasa lagi. Aku sangat yakin berhubungan dengan sosok wanita Jepang yang tadi aku lihat," bisik Shasy.Lantas dia mencoba untuk menelepon Lazuarrdi. Akan tetapi berkali-kali dia mencoba, tetap saja tak ada jawaban dari dia. Semakin membuat Shasy gelisah."Sekarang ... aku harus gimana? Ihhhh, aku ditinggalin gitu aja."Pandangan matanya masih tertuju pada tulisan itu. Yang kini lambat laun mulai berubah menjadi sebuah tulisan Kanji. Yang dia tak mengerti artinya.Buru-buru Shasy mengambil gambar. Lalu dia segera mengirim pada Lazuarrdi yang tiba-tiba menghilang."Sepertinya aku harus pindah ke kamar depan aja."Shasy pun berlari keluar kamar. Sembari terus mencoba menelepon Lazuarrdi. Untuk sekian kalinya usaha yang dilakukan S
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status