Tatap matanya tertuju pada wajah Shasy yang pucat. Dia melihat pakaian yang sama saat bertemu dengannya, penuh darah."Apa yang terjadi sama kamu, Shas?"Lazuarrdi terus menggenggam telapak tangan Shasy. Mengecupnya lembut dengan raut wajah penuh kecemasan.Tak lama berselang. Satriyo datang bersama seorang perawat."Sus, bisa ceritakan apa yang terjadi dengan Shasy?""Mbak Shasy seperti orang yang depresi, Mas. Mungkin sedang ada masalah besar yang dia alami. Sampai menusuk perutnya sendiri, sampai dua kali. Coba mas lihat lukanya!"Perawat itu pun menyingkap selimut yang menutupi tubuh Shasy. Sontak Lazuarrdi terperangah, dengan semua penjelasan perawat itu. Seolah tak percaya dengan apa yang dilakukan Shasy."Mas juga lihat tangannya ini! Ini pun bekas sayatan pecahan kaca.""Pecahan kaca? Dia melakukan dengan pecahan kaca?""Benar sekali, Mas."Lazuarrdi hanya bisa menggeleng. Seolah tak bisa percaya dengan pe
Baca selengkapnya