Beranda / Thriller / GEISHAKU KARMILA / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab GEISHAKU KARMILA: Bab 41 - Bab 50

154 Bab

KEKAGUMAN JENDERAL DAISUKE

"Kau tetap akan berangkat, Kazumi? Apa kah kau seorang Geisha?" Tetap saja Kazumi terus diam tak menanggapi pertanyaan Lazuarrdi. Yang kini telah berdiri di sebelahnya. Lalu dia sedikit membungkuk dan berbisik lembut, "Kau sangat cantik sekali Kazumi." Lazuarrdi begitu mengagumi kecantikan Kazumi. Apalagi Kimono merah mulai dia kenakan. Dengan kerah leher putih yang mempertontonkan lehernya. Serta sanggul khas negeri Matahari Terbit dia pakai. Kini dia berdiri tegap, sembari memakai sandal kayu yang disediakan seorang wanita muda pribumi. "Ini, Madam!" ujar pelayan wanita sembari berjongkok dan memasangkan pada kedua kaki Kazumi. "Arigatogozaimashita! Terima kasih." Dengan anggun dia melangkah keluar kamar. Pelayan pribumi itu menemani Kazumi duduk di ruang tamu. Menunggu kedatangan Takashimo. Begitu juga dengan Lazuarrdi yang ikut menunggu. "Apa yang sebenarnya akan aku lihat ini? Dan, siapa yang mengajak aku ke sini?" Belum sampai ke
Baca selengkapnya

PERMINTAAN KAZUMI

Satu jam pun berlalu. Jenderal Daisuke berbisik Pada Takashimo.“Tolong para Geisha itu suruh menemani kami makan dan minum di sini. Beri aku ruang khusus untuk makan dan minum hanya bersama Kazumi.”“Baik, Jenderal,” jawab Takashimo menunduk. Tak berani menolak sedikit pun permintaannya.Lalu dia mengedipkan mata pada ketiga wanita geisha untuk hanya sekedar menuangkan the atau pun sake.“Kazumi! Mau ke mana kamu?”“Watashi wa ie ni kaeritai. Aku mau pulang,” sahut Kazumi lirih.“Tolong temani Jenderal yang memintamu untuk makan berdua bersamanya.”“Tak bisa kah kau menolaknya, Tuan Takashimo?”Kazumi langsung pergi meninggalkan Takashimo yang masih berdiri di tempatnya terpaku. Saat tersadar. Dia pun berlari mengejar Kazumi.“Kau ingin kita berdua mati, Kazumi?” Takashimo menahan suaranya yang sedikit meninggi.“Apa kau ing
Baca selengkapnya

SIAPA KARMILA DAN KAZUMI (?)

Raut wajah Jenderal itu terlihat sangat serius. Sorot matanya tajam mengarah pada Kazumi.Kazumi tersenyum dan mengangguk. “Jadikan aku wanitamu, serta beri aku kekuatan dan wewenang pada hidup aku sendiri. Maukah Tuan?”     Lelaki itu tersenyum lebar. Dia meraih tangan Kazumi dan mengecup punggung tangannya."Satu lagi, Tuan.""Apa itu?""Tunjukkan pada semua relasi Tuan, bahwa Kazumi ini wanitamu. Apakah Tuan bersedia?""Pasti akan aku lakukan semua permintaan kamu, Kazumi."Lazuarrdi hanya terperangah menyaksikan semua kejadian yang dia lihat."Kazumiii ... Kazumiii!"Tiba-tiba, tepukan lembut seperti menyadarkan Lazuarrdi yang berbaring di lantai."Mas ... Mas Ardi!" Terdengar suara Mbok Yani yang terus memanggil Lazuarrdi. Begitu juga dengan Satriyo dan Naryo."Kenapa Mas Ardi sampai tiduran di lantai?"Lalu Satriyo memperhatikan keramik di sekitar Lazuarrdi
Baca selengkapnya

SHASY TERLUKA

Lazuarrdi mulai memperhatikan apa yang dibilang Satriyo."Benar juga kamu, Sat.""Apa yang Mas Ardi lihat tentang dia ini?""Sepertinya Kazumi kayak memberitahukan apa yang terjadi padanya.""Berarti sama dengan Karmila. Yang sampai sekarang kita enggak tau siapa Karmila itu? Iya kan Mas?" Satriyo mengarahkan pandangannya pada Lazuarrdi."Kamu benar. Siapa Kazumi dan Karmila ini sebenarnya?" Lazuarrdi mengalihkan pandangannya pada Satriyo. "Aku harus mencari hubungan kedua wanita ini, Sat."Bergegas Lazuarrdi memasuki rumah. Menuju lantai dua ke arah kamarnya. Satriyo terus mengikutinya."Ikuti aku!" pinta Lazuarrdi.Setelah mereka berdua sampai di kamar. Lazuarrdi terlihat mondar mandir. Sesekali dia mengusap kasar wajahnya. Satriyo yang melihat pun jadi ikut resah."Ada apa Mas?""Aku enggak tau, Sat. Sosok Kazumi ini dari awal penampakannya sangat menarik bagiku. Dia terlihat tegas, pintar, dan pemberani. Selai
Baca selengkapnya

JIWA SHASY

Tatap matanya tertuju pada wajah Shasy yang pucat. Dia melihat pakaian yang sama saat bertemu dengannya, penuh darah."Apa yang terjadi sama kamu, Shas?"Lazuarrdi terus menggenggam telapak tangan Shasy. Mengecupnya lembut dengan raut wajah penuh kecemasan.Tak lama berselang. Satriyo datang bersama seorang perawat."Sus, bisa ceritakan apa yang terjadi dengan Shasy?""Mbak Shasy seperti orang yang depresi, Mas. Mungkin sedang ada masalah besar yang dia alami. Sampai menusuk perutnya sendiri, sampai dua kali. Coba mas lihat lukanya!"Perawat itu pun menyingkap selimut yang menutupi tubuh Shasy. Sontak Lazuarrdi terperangah, dengan semua penjelasan perawat itu. Seolah tak percaya dengan apa yang dilakukan Shasy."Mas juga lihat tangannya ini! Ini pun bekas sayatan pecahan kaca.""Pecahan kaca? Dia melakukan dengan pecahan kaca?""Benar sekali, Mas."Lazuarrdi hanya bisa menggeleng. Seolah tak bisa percaya dengan pe
Baca selengkapnya

DI MANA DIA (?)

"Jangan-jangan jiwa Shasy masih terkurung di hotel itu, Sat?" Mata Lazuarrdi melotot mengarah pada Satriyo. "Kenapa Mas Ardi punya pikiran kayak gitu?""Kalimatnya tadi. Entah kenapa aku merasa jiwa Shasy tak ada di sana, Sat."Sepuluh menit kemudian ....Lazuarrdi memarkir motor dan berlari kencang menuju loby hotel. Diikuti oleh Satriyo. Yang terus mengawal tuannya."Mana Managernya? Aku ingin bicara sekarang!""Tu-tunggu dulu, Pak. Ini ada keperluan apa?""Ini berhubungan dengan Shasy Laurine. Cepet bilang sama Managernya sekarang!" tegas Lazuarrdi."Ba-baik, Pak."Wanita muda dan cantik itu segera menelpon seseorang."Silakan Bapak tunggu dulu!""Aku ... tak bisa menunggu! Di mana ruangannya?!"Sepertinya Lazuarrdi mulai hilang kesabarannya. Saat emosi menguasai diri dan hendak meledak. Dari ujung lorong terdengar suara sepatu yang berjalan ke arah mereka."
Baca selengkapnya

BAYANGAN SHASY DI CERMIN

Dalam kebingungannya. Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering. Ketiganya meraba kantong saku masing-masing. Lalu saling berpandangan."Ponsel Shasy!" teriak Lazuarrdi. "Cepat kau cari, Sat!""Baik, Mas."Mereka berdua sibuk mencari bunyi ponsel yang terus berdering."Itu, Mas!" teriak Satriyo."Iya, benar kau Sat. Coba kau ambil!"Satriyo pun merunduk dan menggapai ponsel Shasy yang tergeletak di kolong meja. Lalu memberikannya pada Lazuarrdi. Terdapat beberapa bercak darah.Lazuarrdi fokus memeriksa ponsel Shasy. Baru saja dia ingin mencoba membuka layar yang terkunci. Terdengar pesan masuk di ponselnya sendiri.{Perhatikan cermin di depan kasur!}Sontak Lazuarrdi terkesiap."Shasy? Pesan ini dari ponsel Shasy, Sat!" Suara Lazuarrdi hampir berteriak. Sang manager pun mendekat. Dia melihat semua kejadian aneh dengan mata kepalanya sendiri."Bapak baca juga 'kan?""I-iya, Mas. Tapi, bukan Mas sendi
Baca selengkapnya

BAYANGAN SIAPA LAGI (?)

Sontak seraut wajah pucat muncul dari arah belakang leher Lazuarrdi. Dengan kedua mata yang tertutup rapat. Dari sudut bibirnya menetes darah segar."Lazuarrdiii!"Suara yang bergetar dan terdengar aneh itu bisa di dengar oleh Satriyo dan sang manager."Kalian bisa mendengar suara itu?" tanya Lazuarrdi lirih.Satriyo hanya mengangguk. Sang manager melangkah pelan-pelan mendekati mereka. Dari pucatnya wajah lelaki itu, sangat tampak dia tengah ketakutan. Rahangnya mengeras dan merapat pada Satriyo."Su-suara apa tadi?" tanyanya berbisik."Hussst!" Satriyo menempelkan ujung telunjuknya di bibir. "Jangan berisik!" tegas Satriyo pelan.Lazuarrdi mengabaikan keributan yang terdengar. Dia fokus pada penampakan seraut wajah yang tiba-tiba muncul. Wajah yang sangat pucat sekali ditambah riasan tebal."Ka-zumi," ulang Lazuarrdi.Dia semakin tersentak. Saat melihat sosok tubuh Kazumi yang berdiri di samping ranjang Shasy tanpa kep
Baca selengkapnya

MENCARI TAHU KEMATIAN KAZUMI (?)

Shasy menggeleng keras. "Maksudmu apa?""Bu-bukan dia Ardi. Ada sosok hitam yang mengerikan. Yang selalu ada bersamanya.""Siapa Shas?" tanya Ardi terkesiap. Apa yang diucapkan oleh Shasy itu sangat mengejutkannya. Baru kali ini dia tahu bahwa ada sosok lain."Aku juga tak tahu Ardi, siapa bayangan hitam itu. Yang jelas dia mempunyai kekuatan yang sangat tinggi. Hingga sosok Kazumi pun mempunyai kekuatan yang sama."Suara Shasy masih terdengar lemah."Shas, lusa aku ke Jakarta. Sebaiknya kamu ikut sama aku, pulang."Tak ada penolakan dari wanita cantik itu. Dia hanya mengangguk lemah. Lazuarrdi menggeser kursi dan duduk di samping Shasy. Menggenggam erat telapak tanganya."Untung semua sudah selesai," bisik Lazuarrdi."Belum, Ardi. Ini semua baru permulaan."Perkataan Shasy membuat Lazuarrdi tersentak. Dia yang semula menyandarkan kepala di pinggiran ranjang. Langsung mendongak."Apa maksud kamu?"
Baca selengkapnya

ANTARA MIMPI DAN NYATA

Kalimat yang terlontar dari bibir Lazuarrdi membuat Shasy terhenyak. Dia berusaha untuk duduk, walau perutnya masih terasa nyeri dan perih."Lazuarrdi lihatlah aku!"Lelaki tampan itu berbalik. Dan berjalan mendekat."Ada apa Shas? Setiap ucapan kamu bikin kepala aku makin pusing.""Maaf, Lazuarrdi. Aku cuman pengen tau, dari mana kamu tau tentang wanita itu?!""Maksud kamu Kazumi? Atau Karmila?"Dua pertanyaan itu semakin membuat Lazuarrdi bertambah pusing."Apa ada dua orang wanita?""Iya. Kazumi dan Karmila.""Dari mana kamu mengenal mereka semua?"Lazuarrdi terdiam tak menjawab. Dia sendiri semakin bertambah penasaran dengan semua teka teki ini."Kamu enggan bilang sama aku?""Bukan begitu Shas. Kepala terasa pusing. Aku kepikiran sama Eyang dengar omongan kamu tadi.""Ma-maaf, Ardi. Bener-bener aku minta maaf.""Enggak apa-apa, Shas."Tangannya membelai lembut rambut Shasy.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status