Lantas Lazuarrdi menggeleng. Annisa langsung memegang kepalanya. Terdengar langkah dari arah belakang. Muncul Marni yang mempersilakan mereka untuk makan malam."Satriyo mana Mbak?""Masih di kamar, Mas.""Ya, udah. Panggil sekarang!""Siap, Mas."Annisa dan Lazuarrdi menuju ruang makan yang bersebelahan dengan ruang belakang. Perlahan Annisa melirik ke arah kamar Eyang yang benderang, dengan pintu yang sepertinya dibiarkan terbuka lebar."Kenapa kamu tegang begitu, Nisa?""Ehhh, enggak kok Mas."Sengaja dia berbohong. Tak lama Satriyo pun muncul. Ketiganya makan dengan lahap."Mbak Marni enggak ikutan makan?""Saya sudah makan Mbak.""Duduk sini aja Mbak, biar pun enggak makan," pinta Raisa. Pada akhirnya wanita itu mengikuti apa yang dikatakan olah Annisa."Kamar yang itu, kenapa pintunya dibuka terus sih Mbak?""Biar enggak pengap aja, Mbak. Biasanya saya tutup lagi kalau sudah mau pulang."
Read more