"Ughh," lenguh Kiana pelan, dia memegangi kepalanya yang berputar. Kembali, bayangan mama dan Arkan hadir menghantuinya. Padahal satu minggu yang lalu, sudah tidak ada, tapi kali ini, bayangan menakutkan itu muncul lagi. Halusinasi yang entah dari mana datangnya, mengganggu Kiana lagi. Bahkan Kiana sangat amat merasakan bagaimana perasaan sakit dan sedih bercampur menjadi satu. Kiana ketakutan. Ada apa dengan dia sebenarnya? Kenapa Kiana merasa seperti ini? Dia yakin, ini bukan karena perasaan bersalahnya. Kenyataannya, setelah lama mendekam di rumah sakit jiwa, perasaan dendamnya terhadap Sashi, sudah mulai dia lupakan. Kiana malah lebih sering merenungi perbuatannya yang mungkin memang sudah sangat keterlaluan. Namun untuk masalah mamanya, jelas itu beda lagi. Kiana tidak peduli jika mamanya sudah tewas karena dia bunuh. Ah, mama. Apa pantas panggilan itu terucap dari bibirnya? Wanita yang hanya melahirkannya saja tanpa memberi
Terakhir Diperbarui : 2021-04-12 Baca selengkapnya