Beranda / Thriller / KUKU BU SAPTO / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab KUKU BU SAPTO: Bab 231 - Bab 240

300 Bab

LUKISAN HIDUP

Cukup lama Raisa meyakinkan wanita yang duduk di hadapannya."Aku merindukan kamar ini. Cuman aku juga enggak bisa melepaskan kepahitan masa lalu.""Kalau begitu Mbok Yumna, saya minta tolong. Ayo kita keluar dari sini. Kami bertiga akan cari Mariana sampai ketemu. Gimana?"Dia masih saja menggeleng. Yang awalnya begitu sulit saat diajak ke rumah menyeramkan ini. Kini, sangat sulit juga untuk mengajak Mbok Yumna untuk pulang."Bagaimana ini, Mas?" tanya Raisa mendongak ke arah mereka berdua. "Kita akan kepikiran terus kalau dia di sini terus. Bisa enggak fokus pencarian kita nanti.""Mbok Yumna, besok pagi kita akan ke sini lagi. Kita harus pulang sekarang! Sebelum malam datang," bisik Hamaz mencoba membujuk Mbok Yumna.Setelah saling membujuk rayu. Mbok Yumna bisa menerima alasan mereka. Dia pun mengangguk setuju untuk meninggalkan rumah ini."Sekarang yang perlu kita pikirkan lewat mana?""Usahakan lewat depan aja Mas Delon."
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-19
Baca selengkapnya

DI MANA MBOK YUMNA (?)

Saat melewati ruang tengah yang ada lukisan wanita. Mbok Yumna kembai berhenti tepat di depan lukisan. Pandangannya tak mengerjap sama sekali. Walau hanya sedetik."Ada apa Mbok?""Lukisan itu ... kayak hidup!"Mendengar suara Mbok Yumna yang berbisik. Membuat Raisa yang mendengarnya seketika dadanya berdebar-debar. "Hi-hidup bagaimana sih Mbok?"Mbok Yumna seperti terpaku dan tak menjawab pertanyaan Raisa. Yang terus menggoyang sikunya."Apa Mbok Yumna kenal?"Dia hanya menggeleng. Sampai suara Delon mengejutkan mereka."Sa! Ayo jalan, mumpung belum masuk maghrib ini.""Ehhh ... iya, Mas." Raisa pun menarik lengan Mbok Yumna. Yang pandangannya masih belum terlepas ke arah foto itu. "Mbok Yumna, ayo!"Hingga akhirnya mereka sampai di ruang tamu. "Bagaimana ini Mas Hamaz? Pintunya terkunci.""Bismillahirrohmannirrohiim ... semoga pintunya bisa terbuka," bisik Hamaz."Ka-kalau enggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-20
Baca selengkapnya

PENAMPAKAN WANITA DALAM LUKISAN

Suara Bu Aminah seperti mendesis lirih. Akan tetapi Raisa dan yang lain bisa mendengarnya. Sembari Bu Aminah menunjuk arah belakang Raisa. Dan ....Gelagat Bu Aminah membuat mereka bertiga menoleh ke belakang. Sontak ketiganya terperanjat. Saat melihat Mbok Yumna sudah tak berada di tempatnya lagi."Haaahhh! Di mana Mbok Yumna?!" teriak Raisa hampir menjerit."Sepertinya kita telah dikecoh sosok Bu Aminah itu!" lanjut Hamaz. "Coba kalian sosoknya telah menghilang.""Sialan bener! Terus kita harus bagaimana ini, Mas Hamaz?""Terpaksa rencana kita gagal. Kita harus cari Mbok Yumna. Dan langsung mencari batangan emas yang menjadi mahar mereka.""Ta-tapi, Mas Hamaz?""Kenapa Mbak Raisa?""Kita akan cari Mbok Yumna di mana?"Hamaz terdiam sejenak. "Sepertinya kita harus memasuki semua ruangan yang ada di rumah ini. Tanpa terkecuali!" tegas Hamaz. "Tapi usahakan jangan sampai berpencar.""Ba-baik, Mas."
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-20
Baca selengkapnya

SUARA GADUH

Saat pandangan matanya berpendar. Raisa seperti melihat bayangan, yang melesat keluar. Lalu, berhenti did epan pintu kamar. Bayangan yang tak telihat jelas itu, seperti sedang mondar mandir. Membuat Raisa harus menarik napas panjang. Hamaz yang sedari tadi memperhatikan Raisa, mengernyitkan dahinya. Dia sudah menduga kalau Raisa melihat penampakan."Mbak Raisa! Mbak ... Raisa!"Raisa bagai tersentak, dan menoleh pada Hamaz. "Jangan melamun dan pikiran kosong, Mbak. Apalagi di tempat seperti ini!""I-iya, Mas. Aku tau, tapi--"Raisa menunjuk ke arah depan pintu kamar."Coba Mas Hamaz lihat sendiri! Apa aku salah lihat?"Saat Hamaz menoleh. Dia melihat sosok wanita, yang berwajah sama persis dengan yang ada dalam lukisan. "Lukisan itu, Mas Hamaz.""Iya, Mbak Raisa. Aku juga melihatnya.""Sekarang kita bagaimana, Mas? Terus Mas Hamaz ini mau sholat di mana?""Di ruang tengah. Itu ruangan sangat luas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-20
Baca selengkapnya

TOPLES BESAR

"Allahu Akbar!" Pyaaaarrr!!! "Haaahhh!" Raisa tersentak. Dia sangat terkejut dengan apa yang dilihat dan didengar. Gadis itu benar-benar meringkuk. Raisa tak berani lagi untuk melihat suasana sekitarnya saat ini.Tak lama menunggu. Hamaz sudah mengakhiri sholatnya. Delon dan Hamaz langsung berputar ke arah Raisa yang masih tertunduk, tegang. "Mbak Raisa! Ada apa?" "Apa Mas Hamaz enggak bisa dengar?" Hamaz dan Delon saling berpandagan. "Suara apa Raisa?" "Banyak suara yang aku dengar. Aku bener-bener takut ini." Delon menghampiri Raisa. "Cobalah tenang dulu, Sa." Tanpa menoleh pada Delon. Raisa menunjuk pada lukisan itu lagi. Yang kini berceceran di lantai. "Aku lihat banyak darah di sana," bisik Raisa. Hamaz pun ikut memperhatikan pecahan kaca dan pigura yang tergeletak di lantai.  'Ternyata benar yang dikatakan Mbak Raisa. Cuman aku juga emang enggak denger apa-apa,' bat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-21
Baca selengkapnya

ISI TOPLES

Hamaz langsung menuju dua lemari yang berisi toples-toples. Lalu pandangan Hamaz tertuju pada sebuah toples cukup besar. Dengan ukuran yang berbeda dari yang lain. "Mas Hamaz juga tertarik dengan toples besar itu juga ya?""Iya, Mas. Kenapa dia beda sendiri? Dan ada beberapa bagian tubuh di dalamnya?" tanya Raisa memindai setiap organ tubuh yang ada di dalamnya."Ini pun seperti pakai cairan pengawet. Kalau enggak udah belatung semua," sahut Delon."Ta-tapi, Mas. Lihat lemari yang satu ini!" seru Raisa dengan suara yang tertahan di tenggorokan.Seruan Raisa membuat Hamaz dan Delon mengalihkan pandangannya ke arah lemari yang satunya."Coba Mas Delon sama Mas Hamaz ada perbedaan?""Banyak, Sa. Sepertinya toples yang ini masih belum memakai pengawet. Baunya lebih busuk dan airnya sampai keruh kayak gitu.""Iya, Mas. Dan sampai ber-ulat."Ternyata apa yang dikatakan Raisa benar. Mereka melihat beberapa toples memang a
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-21
Baca selengkapnya

PENAMPAKAN MBOK YUMNA

"Li-lihat ... itu Mas!"Delon meletakkan kembali toples itu pada lemari. Mereka berdua mulai memeprhatikan perlahan."Ini kah yang kamu maksud?" Sembari menunjuk ke arah sebuah kuku dengan bentuk yang besar. Mungkin kuku jempol. "Apa ini memang benar kuku Bu Sapto, Sa?""Mungkin saja, Mas."     "Gila, Sa. Aku jadinya merinding parah ini.""Sa-sama, Mas."Mereka berdua masih terfokus pada lemari yang berisi toples. "Jadi, menurut kamu Bu Sapto juga ada yang menumbalkan?""Iya, Mas. Makanya dia meminta pada Mas Delon untuk melepaskan ikatannya. Iya 'kan?"Saat mereka tengah asyik berdiskusi. Dan Raisa masih menghadap lemari kaca itu. Pandangan matanya melihat selintas bayangan hitam berkelebat. Sontak Raisa menoleh ke balakang."Ada apa, Sa?""A-aku kayak lihat ada orang melintas Mas.""Di mana?""Di belakang kita ini."Tengkuk mereka berdua serasa dingin dan bulu ku
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-21
Baca selengkapnya

TERPENTAL

"Jangan gegabah, Sa! Belum tentu dia Mbok Yumna yang sebenarnya," bisik Delon. Langkah Raisa pun tertahan. Apa yang dikatakan Delon ada benarnya. Dia memlih untuk waspada. "Kita hanya bisa melihat penampakan itu dari kaca lemari ini 'kan? Coba sekarang kamu berbalik, Sa!"Gadis itu mengikuti apa yang dikatakan oleh Delon. Ternyata benar. Kursi itu tampak kosong. Hanya begerak tanpa ada yang duduk di atasnya."Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan Mas?""Sekarang perhatikan sosok itu, Sa! lewat kaca lemari. Lihat kedua tangannya yang di sandaran kursi!"Raisa mulai memperhatikan kedua jemari tangan Mbok Yumna. Yang memegang erat kayu berbentuk bulat di ujung sandaran kursi. Lalu, dia menoleh pada Delon. Dengan dahi yang berkerut."Enggak ada yang aneh, Mas. Memangnya kenapa sih?""Kamu lihat saja. kayaknya sosok itu berusaha melepaskan diri. Seperti ada yang sedang mengikat kedua tangannya itu."Kembali Raisa mengamatinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-21
Baca selengkapnya

SEBUAH PINTU RAHASIA

Pyaaaarrr!Seketika hancur berserakan. Begitu juga dengan beberapa toples yang bergelimpangan terjatuh ke lantai. Ada yang hancur dan ada yang tetap utuh. Membuat beberapa organ yang bernanah serta berlendir. Mengurai aroma yang sangat tak sedap. Teramat sangat busuk.Beberapa isi di dalam toples. Tumpah mengenai tubuh Raisa. Hingga jilbab dan bajunya ikut berbau anyir. Raisa pun mengusap wajahnya yang basah, oleh lendir busuk itu. Dia muntah-muntah tak tahan dengan bau yang begitu menyengat.Segera Delon bangkit dari lantai dan merangkak ke arah Raisa. Berusaha untuk menolongnya."Ka-kamu enggak apa-apa?"Raisa hanya menggeleng dengan raut wajah yang syok berat. Tangannya menunjuk ke arah kasur."Sebenarnya apa yang kamu lihat tadi Sa. Aku sampai kaget, ikut-ikutan lari.""Po-pocong, Mas. Tapi aku enggak tau, pocong siapa?" "Sialan bener tuh pocong!" Sembari Delon menoleh ke arah kasur, yang terlihat normal. Seperti sebelumny
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-21
Baca selengkapnya

KAMAR MISTERIUS

Ide cerdas Delon diikuti oleh Raisa untuk membantunya. Setelah kosong, mereka lebih mudah menggeser lemari kaca itu."Geser terus, Sa!" teriak Delon."Iya, Mas."Sampai akhirnya mereka berhasil. Tepat di hadapan mereka terdapat sebuah lobang seperti pintu. Dengan ukuran yang lebih kecil dari lemari. Keduanya hanya bisa terpaku sesaat."Ini menuju ke mana Mas Delon?""Aku juga enggak tau, Sa. Tapi seperti ruang bawah tanah.""Ruang bawah tanah? Untuk apa? Siapa yang membuatnya?"Delon menoleh Pada Raisa. Lalu menggeleng."Aku juga enggak tau Mas. Bagaimana kita masuk ke dalamnya aja?"Sekian detik mereka saling beradu pandang. Tanpa di komando, Delon langsung bergerak mendahului Raisa. Sedangkan dalam waktu yang bersamaan. Hamaz berjalan pelan melintasi ruang tengah. Dia memperhatikan lukisan yang masih berserakan di lantai. Dengan ceceran darah."Sepertinya lukisan itu dibuat oleh warna darah di bagia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status