Beranda / Romansa / Young Mom / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Young Mom: Bab 71 - Bab 80

106 Bab

AIR MATA KEBAHAGIAAN SEMU

Hati Jeni bergemuruh ketika menyadari semua itu, hingga ia menitihkan air mata yang mungkin bisa disebut kebahagiaan sementara.“Kenapa melamun? Ayo dimakan dong, itu makanan kesukaanmu dulu, hanya saja tidak pedas karena aku tahu kamu menyusui Aluna.”Jeni tersentak ke dunia nyata dan ia hanya memaksakan tersenyum dan menyambar makanan yang dibawa oleh Louis, dan karena ia sangat lapar Jeni langsung menghabiskannya tanpa memikirkan apapun lagi, apalagi itu makanan kesukaannya.Begitu Jeni selesai makan, bel pintu kembali berbunyi. Entah kenapa Jeni jadi merasa deg-degan dan pikirannya langsung terbersit sosok Steven.Benar saja, Steven lah yang datang dan ia membawa makan malam untuk Jeni.“Jen, kamu belum makan kan? Aku bawakan makanan kesukaan kamu.” Ujarnya dengan senyum manis di wajahnya.Jeni memaksakan senyum dan ia menerima makanan dari Steven dengan canggung, ia tidak bisa menolaknya meski perutnya kali ini s
Baca selengkapnya

KEJUTAN KECIL DARI STEVEN

Steven ikut tertawa mendengarnya seraya berkata, “Tidak masalah, hanya butuh waktu saja untuk menjadi kenyataan.”Jeni tersenyum dan ia tak menanggapi apapun lagi, ia membiarkan Steven pergi ke kamar mandi agar bisa sarapan bersama secepatnya.“Kalau Aluna tidur, kamu bisa menidurkannya dulu di tempat tidurku,” seru Steven begitu ia keluar dari kamar mandi.Jeni mengangguk dan ia menuruti perintah Steven, menidurkan Aluna ke tempat tidur dan setelahnya ia menyiapkan piring dan lainnya untuk sarapan bersama.“By the way, aku sudah menyiapkan pengacara untukmu. Dua minggu lagi kan?”Jeni mengangguk mengiyakannya.“Kamu sudah siap dengan semuanya?”“Maksudnya?”“Emm, kamu tidak akan menyesal kan berpisah dari Louis?”Jeni menggeleng dengan tegas, “Aku dan Louis sudah membicarakannya kemarin dan memang kita lebih baik bercerai karena sampai detik i
Baca selengkapnya

MEMPERCEPAT PERNIKAHAN

Satu tahun kemudian.Jeni dan Louis sudah resmi bercerai, namun hubungan keduanya justru semakin membaik, hal itu membuat Renata tidak senang, ia takut Louis akan jatuh cinta lagi pada Jeni dan kembali menikah demi putri mereka, apalagi Louis sangat sering mengunjungi apartemen Jeni hanya untuk menemui Aluna, maka malam ini Renata memutar otak untuk menghentikan itu semua.Renata yang saat ini sedang duduk di sofa kamar apartemennya, tampak kesal menunggu panggilan Louis yang tak kunjung diangkatnya.“Sialan, Louis pasti sedang di apartemen Jeni,” tuduh Renata murka.Ia membanting ponselnya ke tempat tidur dan ia meraup wajahnya frustasi, namun pada saat itu ponselnya berdering, Renata segera kembali menyambarnya dan ekspresinya berubah senang begitu tahu Louis yang menghubunginya.“Halo Sayang, ada apa?” terdengar suara Louis yang maskulin dan penuh kasih sayang.“Aku tunggu di apartemenku sekarang, ada yang pe
Baca selengkapnya

DIRESTUI

 ***Sebelum berangkat ke kantor, Louis tampak menyempatkan datang ke Victory Apartemen untuk bertemu putrinya, meski semalam Renata sudah melarangnya, namun Louis tidak bisa fokus kerja kalau sehari saja ia tidak bertemu Aluna. Louis belakangan ini tiba-tiba sangat mencintai putrinya karena hal itu juga sangat berimbas pada pekerjaannya.Ya, kebaikan Louis pada Jeni selama ini dipantau oleh Aditya Saloka, jadi ia berhenti menghukum Louis dengan kejam, jabatan Louis naik meski tidak menjadi direktur utama.Saat ini Louis sedang sibuk memencet bel pintu apartemen Jeni berkali-kali, namun tidak seperti biasa Jeni langsung membukakan untuknya.“Apa dia tidak ada di apartemennya? Tapi kemana dia pagi-pagi seperti ini?” batinnya.Louis merogoh ponsel yang ada di dalam saku jasnya dan ia menghubungi Jeni, namun Jeni juga tak kunjung menerima panggilannya.Hingga satu menit kemudian muncul pesan dari Jeni.[Aku pergi ke Lond
Baca selengkapnya

TIDAK SABAR MEMILIKIMU

“Tentu saja dia pasti akan bahagia, lebih bahagia daripada ketika bersamamu.”Sindiran Steven membuat telinga Louis semakin panas, maka ia mematikan sambungan telepon tanpa permisi, ia melenguh nafas berat dan menyesali semua yang telah terjadi padanya dan Jeni.***“Siapa yang menghubungimu Stev?” tanya Jeni yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Louis, dia menanyakan Aluna.”Jeni tidak terlalu terkejut, ia sudah terbiasa dengan sikap posesive Louis akhir-akhir ini kepada putrinya.“Lalu kamu bilang apa?”“Aku bilang saja dia tidur, memang kenyataannya seperti itu kan?”Jeni hanya mengangguk dan melanjutkan mengeringkan rambutnya, lalu duduk di tepi tempat tidur, dan Steven ikut duduk di samping Jeni.“Aku tidak sabar memilikimu Jen.”Jeni yang sudah selesai mengeringkan rambutnya pun membalas genggaman tangan Steven.“Aku juga
Baca selengkapnya

MENYESAL

Louis mengangguk dan ia memaksakan senyuman pada ayahnya.“Kamu menyesal?”“Sedikit menyesal karena Aluna, Pi.”Aditya Saloka menarik sudut bibirnya membentuk senyuman mengejek.“Semua sudah berjalan sesuai keinginan kamu Louis, jadi Papi rasa tidak ada yang perlu disesali.”Louis mengatupkan bibirnya dan ia mengangguk, ia pun memilih untuk mengganti topik pembicaraan.“By the way Papi ada perlu apa? Apa ada pekerjaan yang harus aku bantu?”“Ya, temani Papi bertemu clien penting nanti sore.”Louis terlihat mengangguk-angguk dan ia menyetujuinya, “Baik Pi, dimana?”“Panorama Resto, nanti kita berangkat bersama.”“Baik Pi.”“Ya, Papi permisi dan lanjutkan pekerjaanmu.”Louis kembali mengangguk dan membiarkan papinya keluar dari ruangannya, sementara ia masih tertegun dan terngiang perkataan papin
Baca selengkapnya

MERINDUKAN KALIAN

Waktu berlalu begitu cepat, Jeni dan Steven sudah tiba di Jakarta, mereka datang ke Victory hotel untuk cek seberapa jauh persiapan yang sudah dilakukan EO untuk pertunangan mereka, namun pada saat itu Felix datang dan menyerahkan undangan untuk mereka berdua.“Maaf Pak Steven, ini ada undangan untuk kalian berdua dari Pak Louis.”Steven menerima dua undangan yang diberikan Felix dan kemudian menyerahkan satu undangan tersebut pada Jeni.Jeni pun menerima undangan tersebut dengan hati yang berdesir, ada sedikit kecemburuan ketika melihat undangan yang tercetak dengan sangat sempurna dan elegan, Jeni jadi membayangkan ketika dirinya yang menikah dengan Louis, tidak ada undangan sebagus ini dan resepsi, semuanya serba mendadak dan penuh luka karena ia sampai detik ini masih saja menjadi musuh Monica, mantan ibu mertuanya.Jeni menghela nafas kasar mencoba mengusir kecemburuannya.“Kamu kenapa Jen?”“Tidak, undanga
Baca selengkapnya

PERMINTAAN MAAF PALING TULUS

“Jadi besok Steven akan melamarmu?”Jeni mengangguk dengan cepat dan itu membuat Louis semakin tidak senang, ia bangkit dari tempat tidur meninggalkan Aluna dan menghampiri Jeni.Jeni yang berdiri di tempatnya merasa gemetar, ia takut Louis akan menyakitinya dan bertindak di luar nalarnya.“Louis, lebih baik kamu pergi dari sini dan jangan berbuat macam-macam padaku!” Jeni mencoba memperingatkan Louis meski dengan suara yang bergetar karena ketakutan.Louis tidak berkata apapun, ia terus melangkah menghampiri Jeni dan kemudian justru memeluk Jeni begitu erat. Jeni tercengang, sekian lamanya ia merindukan Louis saat dulu, Louis menjauh dan saat ini setelah ia berusaha menata hatinya untuk melupakan Louis, Louis seolah merasa bersalah dan ingin memperbaiki hubungan dengannya. Ya, itulah yang Jeni rasakan akhir-akhir ini.“Aku minta maaf Jen, aku minta maaf telah menyia-nyiakanmu selama ini dan juga putri kita,” Lou
Baca selengkapnya

PERNIKAHAN LOUIS DAN RENATA

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali unit apartemen Jeni sudah didatangi oleh MUA dan beberapa asistennya untuk meriasnya. Mereka adalah orang suruhan Steven untuk menyulap Jeni menjadi sangat cantik di hari special mereka.Setelah hampir satu jam lamanya, riasan Jeni akhirnya selesai dan ia tampak sangat cantik dengan balutan kebaya modern warna soft blue kesukaannya, Aluna juga pun didandani dengan gaun baby warna senada.“Kamu sangat cantik Sayang, ayo kita berangkat sekarang!”Jeni hanya tersenyum simpul dan ia mendongak ke arah Steven dengan tatapan sedih namun ia berusaha sembunyikan, sedari tadi pikiran Jeni tak luput dari Louis yang hari ini juga menggelar pesta pernikahan yang begitu mewah.Tiba di hotel Victory, pikiran Jeni semakin tak karuan, ia deg-degan dengan pertunangannya juga hatinya hancur mengingat mantan suaminya, hingga Jeni tak hentinya mengalihkan pandangan pada Aluna yang saat itu tertidur dalam gendongan mamanya Steven.
Baca selengkapnya

GARA-GARA ALUNA

“Bukan Dok, saya ayah sambungnya.” Ujar Steven dengan perasaan kecewa.“Lalu dimana ayah kandungnya?”Jeni dan Steven saling pandang satu sama lain dan enggan menjawab pertanyaan dokter.“Saya minta maaf, tapi sepertinya baby Aluna sedang merindukan ayah kandungnya. Untuk masalah demamnya, saya akan memberikan resepnya, namun saya sarankan baby Aluna diopname untuk mendapatkan perawatan yang lebih intens, mengingat demanya yang begitu tinggi.”“Baik Dok.” Balas Steven sedikit bersemangat.Jeni kembali menggendong baby Aluna yang masih mengigau untuk dipindahkan ke ruang peawatan dengan kursi roda.“Sabar ya Sayang, kita akan bertemu Papa besok,” bisik Jeni.“Papa, papa.” Lirihnya.Jeni jadi semakin bingung, malam ini Louis dan Renata adalah malam pertama sebagai suami istri meski mereka sudah berkali-kali melakukannnya sebelum menikah, tapi tetap saja ini a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status