Home / Romansa / KELAMBU MERAH JAMBU / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of KELAMBU MERAH JAMBU : Chapter 121 - Chapter 130

169 Chapters

Kebenaran Yang Terungkap

Refleks, aku mengayunkan tangan dan mendaratkannya dengan super duper keras di wajah Zio, sampai terlihat memerah. Ah! Sampai-sampai, gambar telapak tanganku terlihat jelas di pipi kanannya. Oooh, ooohhh, my God!  Aku sampai melupakan Nora. Bagaimana kalau dia sedang melihat ke arahku tadi? Ummm, semoga nggak. Karena kalau iya, aku yakin itu akan membekas dalam ingatan, selama-lamanya. Hal yang paling menyedihkan adalah ketika yang dia ingat, ternyata Anyelir orangnya kasar dan ternyata menampar seseorang itu diperbolehkan. Huaaa, ooohhh, I am so so so sorry! Jelas, aku bukan kakak yang baik. "Zio, sorry?" aku bergumam lirih, gemetar, "So, you did it and now, how do you feel …? Your baby … Oooh, ooohhh, my God! I didn't think, I don't know what should I say any more? I don't know what should I do. It's so painful for
Read more

Fly to Yogyakarta

Oh, God!Pertanyaan apa itu, "Kenapa, kamu takut aku mati, ya?" Kenzy, Kenzy! Memangnya mati itu perkara yang gampang, apa? Kalau memang gampang, bagaimana bisa orang yang sakit parah, kritis dan koma akhirnya bisa sadar dan sembuh kembali. Sehat dan bisa dengan bahagia melanjutkan kehidupan.  Terus, bagaimana bisa, orang yang sehat segar bugar tapi tiba-tiba meninggal dunia? Sering kok aku, mendengar berita yang seperti itu. Ckckckck, Kenzy suka keterlaluan deh, kalau bercanda!"Ih, kamu kok gitu sih, ngomongnya?" protesku sambil berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya, "Nggak boleh tahu, itu kata terlarang. Untung nggak ada Mbah
Read more

The Most Beautiful Night

Rasanya masih nggak percaya, tapi itulah kenyataan yang ada! Menurut keterangan Mbak Pie---pembantu di runah---yang kami hubungi melalui telepon rumah, seperti biasa sepulang dari kantor, Papa Snoek mandi. Usai mandi, minta dibuatkan teh lemon kayu manis, teh favoritnya. Benar, Mbak Pie membuatkannya di 'dapur bersih' samping ruang makan. Sebelum dia meninggalkan kamar Papa Snoek, Mbak Pie melihat Papa Snoek mengambil baju ganti di lemari pakaian. Sehat dan baik-baik saja semuanya, nggak ada tanda-tanda kalau mau meninggal. Nah, begitu Mbak Pie selesai membuatkan teh favoritnya itu tadi, kembali ke kamar Papa Snoek. Maksud hati mau menanyakan, mau minum teh dimana. Di ruang kelauarga, beranda depan atau beranda samping sambil memberi makan ikan koi. Eh, tapi ternyata, Papa Snoek tidur di kursi goyang. Awalnya Mbak Pie mas
Read more

Love is Loading

Kami sudah siap berangkat ke bandara---menunggu Om Dirga sekeluarga---ketika tiba-tiba Kenzy mengoreksi model pakaianku. Well, aku memang mengenakan gaun pendek selutut---gaun musim panas---warna dasarnya merah jambu dengan corak kuncup bunga tulip putih. Sejujur-jujurnya kukatakan, selain cinta mati aku juga nyaman dengan gaun ini tapi Kenzy malah mengambilkan setelan celana jins dan blus oranye polos plus sweater bergaris-garis horizontal hitam, putih oranye. Jaket juga, berwarna blue donker, serasi degan warna celana jins-nya. Menurutnya, Air Conditioner di pesawat sangat dingin, jadi aku harus mengenakan pakaian yang hangat dan berlapis-lapis. "Ingat Nya, delapan belas jam dan ya, yaaahhh, di pesawat nggak ada musim panas, kan?" kelakarnya mengingatkan, "Please Nya, aku hanya nggak mau kamu sakit. Mau ya, ganti?" 
Read more

In the Blue Sky

Rasanya, sampai kiamat pun aku nggak akan lupa. Bagaimana Kenzy menopang tubuhku yang gemetar dan lemas di dekat pohon kers DE SUPER ICE CREAM, membalurkan ketenangan. Dia terus mengusap-usap punggungku, naik turun di tulang belakang dengan lembut, sesekali mengusap-usap kepala atau menyentuhkan sesuatu yang bernama love kiss di kening. Masih ada lagi, dengan sabar dia menungguku sampai selesai menangis sambil sesekali menyeka air mataku dengan jari-jemarinya. Selama beberapa menit yang bagiku kritis itu, kritis kuadrat, tak sepatah kata pun diucapkannya. Nggak, sungguh. Hanya sikap yang begitu lembut, hangat dan menenteramkan. Adakah anak manusia bodoh yang ingin cepat-cepat melupakan saat-saat romantis, so sweet seperti ini? Aku, nggak. Nggak akan pernah. Ya ampuuun, itu benar-benar manis. Lebih manis dari lechy tea, es
Read more

In the Blue Sky

Rasanya, sampai kiamat pun aku nggak akan lupa. Bagaimana Kenzy menopang tubuhku yang gemetar dan lemas di dekat pohon kers DE SUPER ICE CREAM, membalurkan ketenangan. Dia terus mengusap-usap punggungku, naik turun di tulang belakang dengan lembut, sesekali mengusap-usap kepala atau menyentuhkan sesuatu yang bernama love kiss di kening. Masih ada lagi, dengan sabar dia menungguku sampai selesai menangis sambil sesekali menyeka air mataku dengan jari-jemarinya. Selama beberapa menit yang bagiku kritis itu, kritis kuadrat, tak sepatah kata pun diucapkannya. Nggak, sungguh. Hanya sikap yang begitu lembut, hangat dan menenteramkan. Adakah anak manusia bodoh yang ingin cepat-cepat melupakan saat-saat romantis, so sweet seperti ini? Aku, nggak. Nggak akan pernah. Ya ampuuun, itu benar-benar manis. Lebih manis dari lechy tea, es
Read more

In the Blue Sky

Rasanya, sampai kiamat pun aku nggak akan lupa. Bagaimana Kenzy menopang tubuhku yang gemetar dan lemas di dekat pohon kers DE SUPER ICE CREAM, membalurkan ketenangan. Dia terus mengusap-usap punggungku, naik turun di tulang belakang dengan lembut, sesekali mengusap-usap kepala atau menyentuhkan sesuatu yang bernama love kiss di kening. Masih ada lagi, dengan sabar dia menungguku sampai selesai menangis sambil sesekali menyeka air mataku dengan jari-jemarinya. Selama beberapa menit yang bagiku kritis itu, kritis kuadrat, tak sepatah kata pun diucapkannya. Nggak, sungguh. Hanya sikap yang begitu lembut, hangat dan menenteramkan. Adakah anak manusia bodoh yang ingin cepat-cepat melupakan saat-saat romantis, so sweet seperti ini? Aku, nggak. Nggak akan pernah. Ya ampuuun, itu benar-benar manis. Lebih manis dari lechy tea, es
Read more

Bencana di Atas Derita

Oooh, ooohhh, my God! Apa ini, ada apa? Bencana apa yang telah terjadi, sehingga kepalaku bersandar di dadanya  begitu juga dengan tangan kananku, berada dalam genggaman tangan kirinya. Wuaaahhhh, aku pasti sudah mengalami benturan yang sangat sangat sangaaat kuat di kepalaku sehingga melupakan sebuah fakta bahwa Kenzy Van Snoek … Oh, nggak, itu mustahil karena buktinya masih di dalam pesawat menuju Changi Airport dan semuanya masih utuh, sama seperti sedia kala. Artinya, nggak mungkin kan, kepalaku terbentur dengan demikian kerasnya? Auuuhhh, ini murni sebuah jebakan, tentu saja. Apa lagi? Oooh, betapa bodoh dan malangnya aku! 
Read more

Waktu Transit dan Prahara-prahara

Sirrr dug, dug, duuuggg! Mungkin, inilah yang disebut dengan kiamat kecil. Tahukah kalian, apa yang terjadi? Waktu aku membuka mata yang sebenarnya masih lengket kuadrat, ternyata tubuhku yang indah, lembut dan wangi ini berada dalam gendongan Kenzy. Bayangkan, betapa sekaratnya aku saat menyadari itu! Awalnya, kukira masih di pesawat dan saking lelahnya aku tertidur tapi ternyata … Berani-beraninya dia menggendongku seperti ini? Oooh, ooohhh, my God! Apa yang sebenarnya telah terjadi, ada apa? Apa aku tertidur lagi? Bukannya tadi sudah minum tiga cangkir kopi hitam---minuman terlarang versi Mbah Mi---makan sekantong cokelat lagi yang berarti selama di dalam pesawat aku sudah menghabiskan dua kantong cokelat? Kenapa masih tertidur juga, sih? Ya ampuuun!  Kalau begini kan, aku jadi malu?
Read more

Vertigo dan Phobia

What?Kamar sebelas di lantai sebelas? Biyuuuh, ini, sebenarnya ini rahasia terbesar dalam hidupku. Sungguh. Nggak seorang pun di dunia ini tahu, kecuali Galih. Mama, Papa dan Mbah Mi? Nggak juga, aku nggak pernah bercerita pada mereka. Untuk apa? Well, mereka orang yang praktis dan realistis. Kalau tahu aku fobia lift, waaahhh, bisa-bisa mereka langsung heboh. Hebohnya? Membawaku ke rumah sakit jiwa atau minimal ke psikiater. Wuaaahhhh, tentu saja aku nggak mau dan ya, yaaahhh, sekarang lah sesuatu yang bernama lift  itu sedang menantiku di sana. Mungkin, ooohhh, mungkin dengan jumawanya lift itu malah tersenyum dan melambai-lambaikan tangan untuk menyambut kedatanganku nanti. Ugh, kenapa nggak naik pesawat yang langsung mendarat si Jaka
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status