Home / Romansa / KELAMBU MERAH JAMBU / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of KELAMBU MERAH JAMBU : Chapter 101 - Chapter 110

169 Chapters

Jalan Terbaik

Dengan segenap perasaan terluka tapi tetap ingin bertahan dan berjuang untuk Papa, aku menekan bell pintu rumah Om Dirga. O'oooo, sepertinya bell sedang bermasalah, jadi aku mengetuk-ngetuknya dengan keras. Menyerupai gedoran, aku sendiri sampai berdebar-debar mendengarnya. Okeee, okeee. Aku rela, apapun yang mendasari Kenzy mau menikah denganku, sungguh rela. Toh, sama sepertiku, dia juga hanya ingin membahagiakan Papa Snoek.  Apa masalahnya? Nah, kecuali enggg dia ingin menghancurkanku atau semacamnya. Iya, kan?Oh, syukurlah! Akhirnya Tante Bethanny membukakan pintu, tepat di saat rasa putus asa sudah mulai menyentuh hatiku. Nora langsung menghambur ke arahku begitu melihat kakaknya ini merentangkan kedua tangan untuknya.&nb
Read more

Masih Tak Percaya

Wooow, amazing tralala! William Robotman. Benar-benar nggak nyangka kalau ternyata dia menyimpan niat jahat untukku. So what, kalau dia membantuku mendapatkan video itu dari Elize? Sorry! Jiwa ragaku nggak bisa dibeli oleh apapun kecuali tulusnya cinta dan kasih sayang. Jadi, salah besar kalau sampai William berpikir dengan video itu dia bisa membeliku. Nggak sama sekali. Bahkan, ketika dia bisa menjebloskan Elize ke dalam penjara sekalipun tetap nggak akan bisa membeliku. By the way Om Dirga akan mengembalikan video itu sekigus mengajaknya berbicara empat mata tentang perbuatan jahatnya kemarin. Oooh, my goodness! Om Dirga merasa ada yang aneh denganku kemarin sore, selain masalah Elize. Dia terus mendesak untuk aku bercerita dan ya, yaaahhh, kuceritakan saja semuanya. Jujur, apa adanya. Toh, Om Dirga kan pengganti Papa
Read more

Cincin Kawin

De swiiing! Dalam detik-detik yang semakin cepat berdetak seolah-olah anak panah yang dilepaskan dari busurnya dengan sepenuh kekuatan jiwa dan raga, aku menatap Kenzy. Bukan dengan mata yang terpicing lagi tapi dengan mata bola mata yang kurasakan membesar dan hangat oleh air yang meluap naik. Oh, sungguh, mati-matian aku menahannya jangan sampai merembes. Tentu, aku terhimpit di antara dua pilihan yang sama beratnya sekarang tapi ingin memilihnya tanpa sesuatu yang disebut dengan tangisan. Tanpa emosi yang tak terkendali, seperti yang selama ini sering terjadi. Nggak, nggak ingin memercikkan hawa panas di atas semua rencana indah hari ini. Menyiapkan baju, sepatu dan tas yang pantas untuk bekerja. Well, sepertinya harus berbelanja juga sih, di HEMMA. Mencari sepatu kanvas yang nyaman dipakai saat bekerja. Ummm, ummm, se
Read more

Let It Flows!

Sleedorn Tuin, 28 April 2018 Dear Angel, Aku nggak tahu harus sedih atau bahagia, sungguh!Ya, yaaahhh, meskipun Kenzy sudah mulai menunjukkan perubahan baik untuk memenuhi semua janjinya padaku. Tapi itu bukan jaminan, kan? Terlebih, masih harus menunggu lima bulan lagi untuk tahu, siapakah ayah dari bayi Elize yang sebenarnya. Kenzy, Zio atau siapa? Sejujur-jujurnya kukatakan, semoga bukan Kenzy. Well, demi kebaikan semua. Papa, Papa Snoek dan ya, yaaahhh, aku juga. Tentu saja. Ya ampuuun!  Walaupun perasaanku terhadap Kenzy masih tetap sama, tapi kuharap kecelakaan itu nggak berbuah di rahim Elize. Semoga itu buah dari orang lain. 
Read more

Dinner and Fruit's Knife

Ini dunia. Tak ada yang sempurna di dalamnya. Tak ada yang abadi. Kesempurnaan mutlak milik Tuhan, begitu juga dengan keabadian. Maafkanlah, hal-hal yang membuatmu nggak enak hati. Lupakanlah kejadian-kejadian yang membuatmu kecewa, marah, muak atau bahkan benci. Mulailah dengan sesuatu yang baru, yang lebih baik. Semoga Tuhan memberkahi. Oh, God! Bagaimana rasanya jika tiba-tiba aku sebijaksana itu ketika menghadapi Kenzy yang dengan penuh keyakinan dan percaya diri mengajak kencan malam ini? Jika aku memenuhi ajakannya, berarti itu akan menjadi the sweetest date pertama kami. Maksudku, kencan yang tanpa embel-embel bernama terpaksa, terjebak, terseret atau semacamnya. Iya, kan? Pasti akan menimbulkan kesan yang super duper a
Read more

Go To Bed Forever!

Cinta lokasi? Aku bingung lalu menertawakan diri sendiri karena tiba-tiba saja berpikir seperti itu. Kenapa coba harus diksi itu yang muncul dalam benakku yang sedang landai tanpa badai? Cinta lokasi. Ya ampuuun!  Kami kan, nggak sedang berada di lokasi syuting sebuah film atau sinetron? Kami sedang menjalani kehidupan yang jujur saja masih membingungkan bagiku sampai detik ini. Terlalu sulit, rumit. Ruwet kuadrat. Apa karena masih bingung, jadinya horor? Masa, mendeklarasikan perasaan tenang dan bahagia ini dengan cinta lokasi? Ehemmm, berlebihan nggak, sih? Q & AQ: Apakah aku sedang jatuh cinta?
Read more

Perjumpaan Rindu

De swiiing! Iya, benar, itu memang tulisan tangan Galih. Tulisan yang kecil-kecil rapi, tegak dan nggak ada satu huruf pun yang berdempetan dengan huruf yang lain. Jarak antar kata pun terlihat stabil, begitu juga dengan jarak antar paragraf. Penggunaan huruf kapitalnya pun bagus sesuai dengan PUEBI dan yang jelas, bentuk huruf g kecil yang mirip dengan angka sembilan itu yang nggak bisa menipu. Aku tahu persis tentang hal itu, filosofinya deep and touchy. Dia lahir di tanggal sembilan, bulan sembilan. Itulah mengapa, dia menulis huruf g kecilnya seperti angka sembilan. Damar Galih. Jadi, kalau misalnya semua foto pengantinnya itu hasil editan, apa Galih sedang berada di bawah pengaruh obat bius sewaktu menulis surat ini? Tapi kalau misalnya kenyataannya memang seperti itu---foto pengantin mereka memang asli---yang berart
Read more

Hari Pertama Kerja

Emma sudah menungguku di bagian depan kedai waktu aku datang. Segera, aku melangkah mantap ke arahnya setelah memarkir sepeda di bawah pohon kers yang sedang berbuah lebat. Banyak yang sudah merah tapi banyak juga yang masih kuning dan hijau. Bunganya juga banyak, putih bermekaran sewarna gading gajah. Wuaaahhhh, jadi teringat pada masa kecilku bersama Arunika. Biasanya, kami memanjat pohon kers yang berdiri rimbun bercabang-cabang di depan rumahnya, di pinggir jalan. Sebenarnya aku termasuk penakut jika berada di ketinggian, jadi Arunikalah yang selalu memanjat sampai sampai cabang tertinggi. Sampai-sampai nggak terlihat dari bawah karena tertutup daun-daun. Haha. Haha. Kadang-kadang aku mengandalkan pemberian Arunika, untuk mendapatkan buah yang benar-benar masak. Itu kalau aku sedang terlalu ill feel untuk ikut memanjat. Kalau nggak, ya, harus terima dengan buah yang masih kuning bersemburat merah muda. Haha. Haha
Read more

Don't Leave Me!

Wooow! Hari yang manis, indah dan membahagiakan, sungguh. DE SUPER ICE CREAM sudah memberiku sepotong kecil kebahagiaan dengan pekerjaan yang sederhana namun memiliki arti yang sangat besar. Setelah kurenungi selama beberapa menit, berulang kali di sela-sela pekerjaan menerima telepon, mencatat pesanan dan menyelipkan kertas memo ke loket Tosca ternyata posisiku sangatkah penting di sini. Menjadi pengubung antara pelanggan dan DE SUPER ICE CREAM. Bagimana, keren, kan?Ya, yaaahhh, walaupun rasanya sampai berbusa-busa sih, karena semakin malam pesanan es krim untuk besok semakin banyak. Well, sampai sekitar tiga puluh lima pesanan. Jariku juga keriting, melayani pemasanan es krim dan makanan andalan DSIC---French fries, waffel dan pi
Read more

A Love Kiss in Spaghetti

Sumpah!Ingin tertawa tapi takut tersedak dosa.  Kenzy kenapa, sih? Aneh! Ya ampuuun, aku kan nggak kemana-mana lagi setelah ini? Lagipula mau kemana, coba? Home work yang dari DFF pun baru kukerjakan beberapa nomor, masih kurang banyak. Apa Kenzy nggak baca jadwal sekolah dan kerjaku? Aku kan sudah menempelnya di papan pengumuman? Itu, yang disamping lemari es. Sudah kutulis semua, lho. Iiihhh, masa tulisan sebesar itu nggak terlihat juga? "Ya, Nya Anyelir?" pinta Kenzy lagi penuh dengan harapan, "Aku serius, nih!""Oh, God!" elakku sambil berusaha melepaskan diri dari Kenzy, "Aku kan udah pulang, Kenzy? Habis ini udah nggak ada acara ap
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status