Beranda / Romansa / KELAMBU MERAH JAMBU / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab KELAMBU MERAH JAMBU : Bab 91 - Bab 100

169 Bab

Wife and Husband

Ugh!Aku memang bodoh! Bagaimana bisa, malah bergeming seperti patung yang tertanam di lantai, ketika Kenzy dengan keras dan tegasnya menghapus De Commitment secara permanen? Kenapa nggak secuil kecil pun kata terlontar dari bibirku untuk membela? Kenapa nggak seruas jari pun bergerak untuk mempertahankannya? Fixed, I am a stupid Girl! Harusnya aku bersuara, kan? Bergerak, berjuang karena apa jadinya aku jika tanpa De Commitment lagi? Wuaaahhhh, ada De Commitment saja Kenzy bisa ganas, apalagi nggak? Oooh, ooohhh, my God? Apa yang telah kulakukan? Apa yang terjadi?Q & AQ: Serius, Kenzy menghapus De Commitment? 
Baca selengkapnya

Behind the Door

Deeeng, dooong! Aku pasti sudah seperti kepiting rebus sekarang. Bagaimana bisa aku bersikap selemah ini pada Kenzy? Seharusnya, aku bisa mencegahnya untuk sampai di sini, kan? Seharusnya semua ini nggak pernah terjadi, kan? Iya, kan? Oooh, ooohhh, my God!  Rasanya seperti ambles ke dalam bumi! Apa, sihir apa yang digunakan Kenzy untuk melemahkanku? Bukan hanya lemah tetapi juga setengah mati. Huaaa, help, help! Kriiit … Glek, klik! Dengan penuh keyakinan dan percaya diri, Kenzy menutup pintu. Menguncinya, sekali. Menyandarkan tubuh, seolah-olah ini kamarnya dan aku mendelik kuadrat, tentu saja. Belum genap dua puluh empat jam
Baca selengkapnya

Oh, Really?

Di sepanjang sisa malam itu, aku nggak bisa tidur. Tentu saja. Nggak sedetik pun mataku terpejam. Bukan hanya karena Kenzy yang pada kenyataannya tidur di kamarku---walaupun di kasur lantai belakang pintu---tapi juga karena pembicaraan terakhir kami sebelumnya. Ngelantur. Kupikir Kenzy sudah ngelantur. Ngawur. Ah! Mungkin sebenarnya dia minum minumannya yang biasa di belakang kami. Siapa tahu, kalau sebenarnya dia sedang mabuk? Mabuk yang tersamarkan oleh kepiawaian bersandiwara. Well, kostum lengkap dengan topengnya kan, nggak ada yang KW. Semuanya original dong, biar terlihat fantastik!Triiing, traaang, traaang, triiing! Perlahan-lahan namun pasti dengan kehati-hatian level super tinggi, aku membuka pengait kelambu dan beringsut
Baca selengkapnya

Arti Sebuah Ketulusan Hati

Maksudnya?Apa ini, ada apa?Setelah sekotak perhiasan yang dari Kenzy,  masa aku juga harus menerima amplop-amplop ini? Ah! Setelah dua setengah trillion yang diberikan pada Cipta Karya Abadi … Apa ini nggak berlebihan? Apa ini bukan jalan yang sesat dan dimurkai? Oh, sudah seperti itu, gelap dan bergerinjal pula! "Anya Anyelir, aku sungguh-sungguh." sergah Kenzy sambil menahan kotak perhiasan itu di tanganku, "Itu buat kamu, dari aku. Bukan dari Papa." terangnya dengan penuh keseriusan dan ketulusan---aku melihat dari raut wajahnya---"Please, terima ya, Nya Anyelir?"
Baca selengkapnya

Menemani Kenzy

Deeeng, dooong! Kenzy mengantarkanku sampai di depan pintu kamarku. Sejenak, kami sama-sama berdiri dalam diam dan saling memandang. Pandangan apakah itu? Aku nggak tahu. Tapi jelas, sikapnya terlihat lebih tenang dan menyenangkan sekarang. Nggak usil seperti waktu-waktu yang telah berlalu. Well, aku menebak, Papa Snoek sudah mengajaknya berbicara mengenai aku. Ah, tapi nggak mungkin, kan? Papa Snoek kan, harus menjaga perasaan Kenzy? Maksudku, dia kan nggak boleh berada dalam situasi emosi yang tergangggu, selama Family Teraphy. Yeaaahhh, bagaimana dengan aku? Ah! Sebenarnya emosiku justru lebih terganggu dari pada Kenzy. Kalau begini terus, bisa-bisa gawat kuadrat kali empat ditambah empat. Kenzy sembuh, aku yang kehilangan kewarasan dengan sempurna. Secara nyata. Huaaa, ooohhh, my God! 
Baca selengkapnya

Schiepol Love Story

De swiiing! Sungguh, seandainya Kenzy nggak sedang menjalani Family Teraphy---Miss D sudah mewanti-wanti agar jangan sampai Kenzy terluka batin---aku pasti sudah menangis meraung-raung sampai pingsan di Schiepol Airport, Amsterdam. Kami mengantarkan Papa Snoek sampai di depan pintu check in dan menunggu di sana hingga beberapa menit lamanya hanya untuk saling melambaikan tangan. Oooh, ooohhh, syukurlah aku bisa datang tepat pada waktunya. Kupikir akan terlambat tadi, karena ada kepentingan mendadak di DFF. Cukup menggembirakan sih, tapi sekaligus membuat jantungku senam Zumba. Bagaimana nggak? Mr. Abraham memanggilku ke ruangannya untuk menyampaikan sebuah pengumuman yang sangat penting versi DFF.  Versiku juga, sih. Apakah itu? Yeaaahhh, aku mendapatkan A+ untuk ujian Conversation Grade A! Tentu saja perasaanku menj
Baca selengkapnya

Beautiful-ku

"Cintai rasa sakitmu, Anya!" bisikku pada diri sendiri, ketika terbangun dan vertigo hebat itu masih mendera, "Get well soon and make sure that every thing is going to be allright!" Auuuhhh, rasanya hilang! "Kenzy, Kenzy!" aku memanggil dengan suara bergetar dan lirih, menyerupai bisikan, "Kenzy!"Sebenarnya Kenzy masih berstatus impossible husband di hatiku tapi bagaimana lagi? Jangankan turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi, mengangkat kepala saja, aku nggak mampu. Terlebih dokter yang menanganiku di Emergency Room berpesan, jangan sampai terjatuh, karena bisa berakibat fatal pada saraf dan otot  tubuh yang lain. Mis
Baca selengkapnya

One by One

Siapa sangka, kejadian yang sudah bertahun-tahun lamanya, akan memberikan dampak yang luar biasa menyiksa dalam hidupku? Vertigo Posisional. Penyakit yang akan datang menyerang pada saat aku tidur dengan posisi kepala sama dengan waktu terjatuh dulu. Ya ampuuun!  Aku kan nggak ingat, bagaimana dulu posisi kepalaku? Nggak pingsan sih, tapi benar-benar nggak ingat, bagaimana kejadiannya … Menurut keterangan dokternya sih, itu namanya amnesia sewaktu. Sungguh, sampai sekarang pun, yang aku bisa ingat hanya waktu Arunika yang memberikan pengarahan … Tekan starter, gas pelan-pelan dan seimbangkan tubu. Jangan sampai rem dan gas pada saat bersamaan, karena itu berbahaya. Bisa-bisa aku justru melompat dan terbang, hehehehe. Nah, singkat kata singkat cerita, aku mulai menjalankan motor matic baru, hadiah dari Papa karena bertahan di peringkat pertama di kelas tiga SMP. Eh, tiga-tiba ada anak kecil berlari-lari riang di
Baca selengkapnya

Ya, Aku Dijebak!

Ruang keluarga menjadi beku sekarang, kontras dengan musim semi yang menumbuhkan kehidupan, memekarkan bunga-bunga dan menghijaukan semesta Netherlands. Oooh, ooohhh, pasti Keukenhof sudah berwarna-warni dan meriah dengan berjuta-juta tulip. Iya, kan? Lalu, mengapa Kenzy justru memusim dingin?  Tidakkah dia paham, harus menjadi apa dirinya sekarang? Menjadi matahari yang cahayanya menghangatkan, mencairkan dan menghidupkan. Itu mauku, tuntutanku. Satu-satunya yang ingin kudapatkan dirinya, sekarang juga. "Kenzy!" aku meninggikan suara jadi menyerupai gertakan, "Jawab aku Kenzy, kenapa kamu mau menikah denganku? Apa motivasimu?"Dug!Bukan
Baca selengkapnya

The Flashdisc

Kecewa kuadrat kali empat ditambah empat, aku merentangkan kedua tangan, menggedikkan bahu. Rasanya, ooohhh, rasanya seperti baru saja kejatuhan rudal. Wooow, amazing tralala! Jika memang seperti itu keadaannya, kenapa baru sekarang Kenzy mengakuinya? Kenapa harus beralibi dengan panjang berliku-liku, naik turun dan berputar-putar seperti ini? Halooo, aku jelas manusia biasa yang kulitnya bisa tergores dan hatinya bisa terluka! Bukan berarti terluka karena mungkin Kenzy akan segera menikah lagi dengan Elize dan aku harus segera pulang ke Yogyakarta, Indonesia Raya. Tapi, karena selama ini dia telah mencuri kebenaran itu dariku. Maksudku, hakku untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. OK! Misi A, WHO IS THE DADDY telah ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status