Beranda / Romansa / Cinta Tanpa Jeda / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Cinta Tanpa Jeda: Bab 1 - Bab 10

34 Bab

Prolog

Tap. Tap. Tap. Bunyi langkah mantap seorang wanita menapaki sebuah koridor hotel. Kakinya yang jenjang terlihat sempurna dengan high heel maroon yang terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Di badannya sebuah dress berwarna senada membalut sempurna tubuh rampingnya yang seperti gitar Spanyol. Walaupun tinggi wanita itu hanya seratus empat puluh sembilan. Namun, tak menyurutkan kecantikan yang terbentuk di wajahnya yang tampak seperti gadis belasan tahun itu.  
Baca selengkapnya

Bab. 1 Diantara Derasnya Hujan

iang itu langit di atas kota Jakarta ditutupi awan tebal Kumulonimbus. Sampai-sampai sinar matahari saja tak bisa menembus awan yang membuat hujan lebat beserta petir yang menggelegar itu. Tentu saja hal ini membuat sebagian besar masyarakat kota Metropolitan malas menapakkan kakinya keluar rumah. Walaupun perut keroncongan meminta jatah makanan, tapi tetap saja mereka enggan berbasah-basah ria di jalanan dan lebih memilih jasa pengantar makanan sebagai sarana untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan.
Baca selengkapnya

Bab. 2 Nasib Oh Nasib

Brak!!! Natasha pun menabrak sebuah mobil mewah yang melaju di depannya. Untung saja laju motornya tidak terlalu kencang. Jadi, mobil yang ditabrak Natasha tidak rusak parah, hanya lecet-lecet biasa.  "Astaugfirullah. Apalagi ini?" gumamnya sambil menghentikan laju motornya di salah satu sisi jalan.  Natasha pun segera turun dari motornya lalu menghampiri mobil putih yang dari bodinya saja sudah dapat diterka jika mobil itu mahal harganya. Dengan badan yang gemetaran Natasha mengetuk kaca mobil buram yang masih tertutup rapat itu. Tok. Tok. Tok. Bunyi kaca pintu di samping kabin kemudi itu saat diketuk oleh Natasha. Sret….! Kaca mobil pun turun sebagian. 'Mungkin karena tidak mau air hujan sampai masuk ke dalam,' pikir Natasha sekilas. Natasha pun melongokkan kepalanya ke dalam mobil itu. Hingga akhirnya nampaklah so
Baca selengkapnya

Bab. 3 Tolong Jangan Lakukan!!

"Pak, saya mohon!!! Jangan lakukan itu, Pak. Saya mohon jangan!!!" rengek Natasha sambil berusaha melepaskan diri. Namun, usahanya gagal. Tenaganya tak sebanding dengan tenaga Pak Raymond yang jauh lebih besar. "Kamu milik saya malam ini," gumam Pak Raymond dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan. "Jangan!!!!"  teriak Natasha sambil menendang daerah vital Pak Raymond. Tentu saja laki-laki itu tersungkur sambil memegangi alat kelaminnya yang terasa linu. Sedangkan Natasha tidak mau menyia-nyiakan momen berharga ini untuk segera kabur. Dengan langkah  secepat yang ia bisa. Natasha terus menjauh dari ruangan terkutuk itu. Hosh. Hosh. Hosh. Nafasnya pun tersengal-sengal. Rasanya seperti hendak terputus. Sedang kakinya sangat berat untuk ia angkat dengan lebih cepat
Baca selengkapnya

Bab. 4 Haruskah Seperti Ini

Srek! Srek! Srek! Suara langkah itu pun semakin mendekat. Membuat rasa takut Natasha kembali bangkit."Siapa disana? Tolong jangan mendekat!!" ujar Natasha setengah berteriak. Namun, orang itu seakan tidak mau memperdulikan ucapan Natasha. Ia terus saja melangkah mendekati tubuh Natasha yang sudah meringkuk ketakutan. Hingga saat badan orang itu terkena sorot lampu jalan. Mata Natasha pun seketika membulat sempurna. "Kamu?!!" ujar Natasha saat pandangannya menatap sosok bocah berumur tiga tahun di hadapannya. "Kamu kenapa ada disini?" tanya Natasha sambil merangkul putri semata wayangnya itu."Dia sedang saya ajak mencari makan. Sekalian 
Baca selengkapnya

Bab. 5 Aku Tak Percaya

Setelah Pak Haji pulang Natasha beranjak dari duduknya. Ia harus segera mandi kemudian tidur. Sebab, besok pagi Pak Haji berjanji akan mengenalkan Natasha dengan salah satu temannya yang baru saja membuka sebuah restoran baru bernuansa western.Natasha pun memasuki kamarnya untuk mengambil baju ganti. Lalu sesaat ia pun menoleh ke arah Karen yang sudah tertidur pulas di atas tempat tidur. Sebuah senyuman pun terukir di bibir mungilnya. 'Karen keliatannya seneng banget hari ini. Sungguh, kami sangat beruntung bisa hidup di tengah-tengah orang baik seperti Pak Haji dan yang lainnya,' batin Natasha. Lalu sejenak ia pun teringat pada kejadian hari ini. 'Andai saja semua itu tidak pernah terjadi. Mungkin….' Natasha pun tidak melanjutkan ucapannya dalam hati. 'Ah, tidak. Tidak. Seperti yang pernah Pak Haji katakan. Gue nggak boleh su
Baca selengkapnya

Bab. 6 Siapa Dia

"Selamat siang. Mau pesan apa? Silahkan," ucap Natasha ramah. Sambil membungkuk ia meletakkan dua buku menu di depan kedua insan itu. Dan saat ia menegakkan badannya lagi. Tiba-tiba matanya pun terbelalak. Menatap kedua sosok yang tak asing lagi di matanya."Mas Zul?" ujar Natasha setengah tidak percaya."Natasha," gumam Zul dengan ekspresi yang sama."Jadi benarkan kamu ada main dengan perempuan ini," kata Natasha dengan nada yang bergetar. Sambil menunjuk ke arah perempuan di samping suaminya itu."Eh, nggak usah tunjuk-tunjuk ya," sahut wanita tadi sambil m
Baca selengkapnya

Bab. 7 Black Forest Spesial

Hari pun telah berganti. Minggu pun telah berlalu. Tak terasa Natasha sudah dua bulan bekerja di restoran itu. Ia pun bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Sebab, Natasha tidak mau mengecewakan Pak Haji Boim dan Bosnya, Pak Haji Mahmud. Makanya, Natasha selalu bekerja dengan sepenuh hatinya. Apalagi hari ini, hari yang sudah ditunggu oleh Natasha dan semua karyawan di restoran Leckeres Essen sejak satu bulan yang lalu. Jadi, semua karyawan bekerja dengan lebih giat dan semangat.Begitu pula dengan Natasha. Dengan berjalan tegak ia membawa nampan berisi dua porsi Apfelstrudel
Baca selengkapnya

Bab. 8 Bertahanlah Sayang

"Pasti Karen bakalan seneng banget nih. Aku bawain kue ini pulang," gumam Natasha sambil mengangkat bungkusan tadi sampai ke depan wajahnya. Lalu Natasha pun melanjutkan jalannya dengan lebih semangat. Tak sabar melihat gadis kecilnya itu tersenyum bahagia. Karena ia sudah membawakan kue kesukaannya. Namun, seketika langkah Natasha melambat. Keningnya pun berkerut sempurna. Ketika matanya menatap pintu kosannya yang sudah terbuka lebar dan dipenuhi banyak orang."Karen?!!" teriak Natasha sambil melepaskan bungkusan yang ditenteng di tangannya. Ia pun segera berlari sekencang yang ia bisa. Lalu seperti orang yang tidak sadarkan diri. Ia menerobos orang-orang di depan pintu rumahnya begitu saja. "Karen?!!!" teriak Natasha saat memandangi tubuh kecil Karen yang terlihat kejang-kejang. Natasha pun langsung berlari mendekati tubuh k
Baca selengkapnya

Bab. 9 Demi Karen

Tok. Tok. Tok. Tok. Tok. Tok."Siapa sih? Hujan-hujan gini bikin ribut," ujar seseorang sambil membukakan pintu kayu itu. Hingga saat pintu terbuka lebar. Mata keduanya pun membulat sempurna."Elo?!!!" ucap keduanya bersamaan."Ngapain elo disini?" tanya Karina dengan nada penuh curiga. Sambil memandangi dengan sinis wajah Natasha yang basah kuyup oleh air hujan."Gue nggak ada urusan sama elo. Gue mau ketemu sama Mas Zul," jawab Natasha sambil berusaha menerobos masuk ke dalam rumah itu. Namun, belum sempat ia berhasil masuk tangan kanannya sudah dicengkram K
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status