/ Urban / King of Bosses / 챕터 1 - 챕터 10

King of Bosses의 모든 챕터: 챕터 1 - 챕터 10

79 챕터

PROLOG: Memberi pelajaran!

Jam 9 malam.Udara yang lembab dan panas di luar, berubah menjadi sangat dingin serta menakutkan di ruangan berukuran sempit tersebut. Dua orang pria duduk berhadapan dengan kaku, suara mesin di dalam aquarium menjadi latar sepanjang keduanya larut dalam pemikiran masing-masing."CUIH!"Lelaki berdarah Jawa yang duduk di kursi kulit itu meludah, tepat di samping tubuhnya yang terbalut kemeja berwarna hijau telur asin. Wajahnya sama sekali tak ramah, seolah-olah menyidang seseorang yang melakukan kesalahan besar tak termaafkan.Ia menatap Varsha, sales yang menjadi bawahannya dan tengah tertunduk lesu. Lelaki berusia 21 tahun itu hanya mengangkat sebelah alisnya, tangannya memegang sebatang rokok kretek yang sudah hampir habis separuhnya.Varsha tak berani mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menunduk, ingin mengetahui apa yang hendak pria itu sampaikan kepadanya kesekian kalinya."Menganggap diri lu becus kerja, hah?" tanya lelaki bernama Agung itu sambil menyesap rokoknya. "Gila, bi
더 보기

Dibekuk Polisi

"Terima kasih, gua akan selalu kenang kebaikan lo karena telah nyelamatin gue."Kalimat itu masih jelas di telinga Varsha. Bahkan rasanya bagaikan mimpi, Varsha masih mengingat jelas wajah Fabian yang sangat mirip dengannya. Bagaikan bertemu dengan dirinya yang lain, Varsha benar-benar penasaran siapa Fabian?Apakah mereka nanti bisa bertemu kembali?Varsha membuka kedua kelopak matanya perlahan. Ternyata waktu bergulir begitu cepat dan sudah tiba pagi hari kembali. Waktu begitu cepat berlalu dan keadaannya masih saja sama, Varsha masih miskin serta harus memikirkan tiga perut di rumah itu untuk bertahan hidup.Lalu, kali ini bagaimana? Varsha telah melakukan tindakan kriminal, dan ia sudah pasti akan sulit untuk bekerja kembali. Varsha mendadak putus asa, padahal itu masih terlalu pagi untuk memikirkan kepedihan hidup."VARSHA!"Belum sempat Varsha menyelesaikan pemikirannya, suara teriakan yang berasal dari Ibunya langsung memangkas perasaan Varsha. Entah apa yang membuat beliau haru
더 보기

Doopelanger!

Varsha tertegun menatap sosok yang tengah membebaskannya itu. Bukankah sosok itu adalah...?"Kau?" Varsha tertegun.Sosok yang mirip dirinya itu tersenyum, menatap Varsha sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.Ia adalah Fabian! Lelaki yang diselamatkannya tempo hari."Sudah kubilang, hubungi aku jika terjadi sesuatu." Fabian menyunggingkan senyum sambil menatap sinis ke arah para Polisi.Varsha mencoba mengingat. Ia mungkin telah melupakan apa yang dikatakan Fabian padanya malam itu.Sebuah kartu nama memang masih disimpan Varsha. Fabian meminta Varsha menghubunginya setelah peristiwa itu, namun Varsha belum sempat melakukannya karena telanjur mengalami peristiwa ini.Siapa sangka, kini lelaki itu telah membebaskannya dari penjara! Tentu ia punya kuasa sehingga semudah itu baginya membebaskan Varsha.Siapa sebenarnya Fabian?"Ikuti aku," titah Fabian.Para Polisi membu
더 보기

The Suryakancana Group

Varsha membelalakan matanya. Keningnya berkerut-kerut. Mempertanyakan tukar nasib yang tengah Fabian tawarkan. Rokoknya hampir saja terlepas dari kedua jari Varsha yang tengah mencapitnya."Kau terkejut?" tanya Fabian, melihat gelagat Varsha yang aneh.Varsha mendesah pelan sambil menyesap rokoknya yang hampir habis."Ini terlalu beresiko dan gegabah, kau seorang pemilik Hotel. Tidak mungkin aku menyamai kepintaran dan keahlianmu! Orang-orang pasti akan curiga...," tutur Varsha resah.Fabian tersenyum sambil meneguk gelas kopi perlahan."Aku tidak pernah melakukan apa-apa. Bawahanku yang bekerja. Seperti itulah orang kaya raya, uang yang harus bekerja untuk kita. Bukan kita yang harus bekerja," Fabian menyeringai."Apa?"Varsha hanya menelan saliva dengan kebingungan. Walau ini terdengar menggiurkan, Varsha tidak boleh gegabah! Jabatan pemilik Hotel itu bukan kedudukan yang rendah. Ada ribuan karyawan berada di ba
더 보기

Peran Di Jamuan Makan Malam

Varsha hanya terperangah mendengar cerita detail keluarga Fabian yang cukup rumit di dengar. Varsha mengamati satu persatu foto keluarga yang Fabian tunjukan."Jadi, saat ini Ayahmu menikahi Kakak iparnya?" tanya Varsha mencerna cerita.Fabian mengangguk."Menarik sekali bukan kisah keluargaku? Ayah bahkan tidak berminat untuk mengelola perusahaan milik Kakek dan memilih menjadi Presdir di Suryakancana Group. Karena itu, sebagai cucu satu-satunya aku menjadi korban harapan!" keluh Fabian.Varsha baru menyadari bahwa Fabian adalah orang yang memiliki kepribadian menarik. Kepribadiannya lugas, cara bicaranya menyenangkan, dan juga sangat ramah. Jauh berbeda dengan Varsha yang dingin dan juga sulit membuka diri.Bertukar peran ini akan sangat menyulitkannya!Suara ringtone lagu Dionysus terdengar dari ponsel Fabian. Fabian meraih ponsel dan menempelkannya di telinga."Halo cantik, ada apa menelefon?" sapa Fabian deng
더 보기

Perjodohan Konglomerat

Varsha benar-benar penasaran dengan perjodohan itu. Kira-kira siapa orang yang Nyonya Keiyona maksud?"Mendiang Tuan Giri telah menuliskan wasiat tersebut sejak lama. Jadi, tidak ada bantahan sama sekali untuk perjodohan ini." Nyonya Keiyona mengangkat gelas wine.Seluruh orang mengangkat gelas. Varsha sedikit kikuk. Ia sama sekali tidak suka minuman keras! Haruskah ia minum juga?Tegukan demi tegukan terlihat membasahi kerongkongan para anggota keluarga konglomerat itu. Varsha berakting meminumnya.Varsha sedikit tertekan. Astaga, sampai pukul berapa ia harus menegak minuman-minuman keras ini? "Kurasa, Fabian lah yang akan segera dijodohkan! Bukankah, ia adalah penerus kerajaan bisnis yang paling kompeten?" Keyhan tersenyum sambil melirik ke arah Varsha penuh arti.Varsha belum tahu bila Fabian termasuk orang yang paling suka bercanda saat bersama Keyhan. Karena itu, ia menyikapi semua berdasarkan intuisinya sendiri.
더 보기

Kaum Rendahan

Fabian duduk di halaman salah satu mini market sambil memegang satu cup mie instan. Diseruputnya mie instan itu dengan mata terpejam-pejam."Astaga, enak sekali makan mie instan!" tutur Fabian dengan senyum mengembang.Ia memesan beberapa sosis, ayam krispi, snack kentang dan minuman-minuman dingin. Baginya duduk di minimarket tanpa pengawalan adalah anugerah. Fabian selalu pergi kemanapun bersama para pengawal, dan itu cukup mengganggu."Ah, aku ingin hidup bebas. Menyenangkan bisa makan dan minum kemasan seperti ini." Fabian bermonolog.Orang-orang memperhatikan Fabian dengan tawa mencibir. Ia dianggap orang aneh! Tapi ada juga beberapa wanita yang kagum akan ketampanan Fabian yang sangat menyita hati sebagian perempuan itu.Nampak dari kejauhan, mobil CRV terparkir di halaman mini market. Seorang pria keturunan Jawa yang berkulit gelap itu turun bersama seorang wanita muda.Fabian menggelengkan kepalanya.
더 보기

Who's Fabian?

Varsha berdecak lidah saat Alindra memaksanya untuk pergi. Gadis itu menarik lengannya sambil sesekali menyesap tangan Varsha seperti pada seorang kekasih.Ah, sialan itu!Varsha benar-benar bingung dengan hubungan seperti apa yang tengah dijalin antara Fabian dan Alindra. Lelaki itu bahkan tidak mengatakan apa-apa terhadapnya!"Ayolah Fabian, kau sudah berjanji padaku..., jika pada akhirnya kita tidak bisa menikah, tolong! Biarkan aku menyerahkan kesucian ini," tutur Alindra sambil terus mencengkram lengan Varsha.Varsha risih. Sungguh! Belum pernah ia berdekatan dengan wanita manapun kecuali keluarganya sendiri. Alindra memang cantik, tapi bagi Varsha, gadis itu bukan seleranya."Alindra, aku tidak mau hal ini menjadi masalah untuk kita berdua. Nyonya Keiyona bisa membunuh kita berdua!" tutur Varsha berusaha mencari alasan.Alindra menggelengkan kepalanya."Aku tidak peduli! Aku tidak bisa menikah dengan orang y
더 보기

Bastard

Varsha tiba di gang menuju ke arah rumahnya yang sudah nampak sepi dari aktifitas. Ia menyesap rokok dan membuang sisa rokok tersebut ke sembarang arah.Jalanan rumahnya terasa becek karena hujan mengguyur kota Jakarta sejak sore hari. Varsha berjalan semangat agar tiba di kediamannya lebih cepat. Ia sudah bisa membayangkan wajah sumringah adik dan Ibunya saat Varsha membawa uang sebanyak itu.Dengan uang sebanyak itu, apa yang akan ia beli untuk pertama kali? Varsha merasa hatinya amat sangat membuncah, harapannya begitu tinggi memikirkan hal tersebut. Ia akan membeli berkarung-karung beras, bahan pokok, dan juga kalung emas untuk Ibunya.Ibu dan adiknya, pasti bahagia sekali! Varsha tersenyum senang.Varsha akhirnya tiba di kediamannya itu. Sedikit aneh! Ia mendapati pagar rumahnya terbuka tanpa ada yang menutup kembali. Apakah Alvia lupa mengunci?Perlahan Varsha masuk ke halaman rumah itu dan menutup pagarnya. Baru saja Varsha me
더 보기

Rasa Sebuah Kegagalan

"Jangan bunuh diri!" ujar gadis itu sambil memelototi Varsha.Varsha tertegun menatap seorang gadis cantik berbalut kemeja dengan tangan terkepal."Siapa kau?!" tanya Varsha dengan mata terbelalak.Gadis itu melayangkan jitakan di kepala Varsha secara spontan. Varsha benar-benar kaget atas perlakuan gadis pemberani itu."Selelah apapun hidupmu, tidak sepatutnya kau bunuh diri! Berapa banyak orang yang memohon untuk hidup dibawah sini, sedangkan kau malah ingin mengakhiri hidup!" bentak gadis itu lagi.Varsha menarik napas dan berdecak lidah."Apa urusannya denganmu? Memang kau tahu aku siapa?!" bentak Varsha tak kalah sengit.Gadis itu terdiam. Ia menarik napas. Varsha berharap gadis itu pergi dan meninggalkannya agar ia bisa mati."Aku tidak peduli kau siapa, tapi jika kau butuh teman bicara... kau... kau bisa bicara padaku! Aku akan mendengarkanmu!" Gadis itu berapi-api.
더 보기
이전
123456
...
8
DMCA.com Protection Status