Home / Urban / King of Bosses / Dibekuk Polisi

Share

Dibekuk Polisi

Author: ARCELYOS
last update Last Updated: 2021-02-08 17:32:51

"Terima kasih, gua akan selalu kenang kebaikan lo karena telah nyelamatin gue."

Kalimat itu masih jelas di telinga Varsha. Bahkan rasanya bagaikan mimpi, Varsha masih mengingat jelas wajah Fabian yang sangat mirip dengannya. Bagaikan bertemu dengan dirinya yang lain, Varsha benar-benar penasaran siapa Fabian?

Apakah mereka nanti bisa bertemu kembali?

Varsha membuka kedua kelopak matanya perlahan. Ternyata waktu bergulir begitu cepat dan sudah tiba pagi hari kembali. Waktu begitu cepat berlalu dan keadaannya masih saja sama, Varsha masih miskin serta harus memikirkan tiga perut di rumah itu untuk bertahan hidup.

Lalu, kali ini bagaimana? Varsha telah melakukan tindakan kriminal, dan ia sudah pasti akan sulit untuk bekerja kembali. Varsha mendadak putus asa, padahal itu masih terlalu pagi untuk memikirkan kepedihan hidup.

"VARSHA!"

Belum sempat Varsha menyelesaikan pemikirannya, suara teriakan yang berasal dari Ibunya langsung memangkas perasaan Varsha. Entah apa yang membuat beliau harus meneriaki Varsha seperti itu. Varsha menghela napas, mencoba mengumpulkan nyawanya.

“Ya.” jawab Varsha ogah-ogahan.

Tampak sang Ibu berdiri di ambang pintu sambil berkacak pinggang. Baru saja terbangun dari tempat tidur, Varsha harus disuguhi pemandangan tidak menyenangkan seperti itu. Mengapa Ibu selalu saja memandang Varsha dengan amarah?

“Gak kerja lu?” tanya Ibu dengan logat khas betawinya. "Jangan bilang ngebolos!"

Varsha mendesah pelan. Ia tidak ingin menceritakan apa pun mengenai kejadian yang sudah menimpanya.

“Resign,” jawabnya singkat.

Ibu mengernyitkan dahi. Beliau menatap anak sulungnya itu lekat-lekat sambil menyipitkan mata.

“Beras udah abis pagi ini. Kenapa harus keluar kerja segala sih? Terus kita makan gimana?” omel Ibu.

Varsha membalikkan tubuhnya dengan tak bersemangat. Ia menatap keluar jendela rumahnya dengan sendu. Napas yang naik turun itu terlihat berat, ia masih mendengar jelas hinaan serta cacian Pak Agung serta Pak Vian kepadanya.

Sungguh bagi orang miskin, harga diri terasa tergadaikan demi bertahan hidup. Menyedihkan bukan?

“Kenapa sih aku gak bisa kuliah, Bu? Jadinya aku dihina orang,” tutur Varsha getir.

Ibu hanya menghela napas. Perlahan tangannya terulur, mengusap surai anaknya itu dengan hangat. Seketika Ibu merasa bersalah karena membebankan kebutuhan ekonomi hanya pada Varsha saja.

“Yaah, bukan gak mau Ibu kuliahin kamu. Tapi tahu sendiri, Ibu orang gak punya, makan aja kita susah kan? Kayaknya kita juga sering banget makan nasi lauknya garem. Gimana mau kuliah kalau beli beras aja cuma mampu sebulan sekali?”

Varsha mengerucutkan bibir. Sebenarnya ia tidak ingin mengeluh, akan tetapi ia mulai merasa tiba di titik jenuh dalam hidupnya yang selalu saja mengalami kesusahan dari segi ekonomi. Hingga kapan ia harus menjalani itu? Apakah Tuhan memang egois karena tidak memberikan kekayaan pada Varsha melainkan pada orang lain?

Katanya, Tuhan maha kaya. Mengapa kekayaan itu tidak dipercayakan pada Varsha sedikit pun?

“Apa Aa nyari kerja ke Arab gitu bu? Jadi tukang toge gitu di sana,” Varsha terkekeh. "Capek, kerja retail hasilnya cuma beban."

“Ke Arab juga kalau gak punya tujuan mau kemana A'? Ngadu nasib di kota orang aja susah, apalagi ini lintas negara! Mau jadi gembel lu?”

Varsha menekan pelipisnya dengan punggung tangan. Ia menatap langit-langit kamarnya itu dengan pemikiran yang terpusat.

Ia hanya memikirkan, ke arah mana ia harus melangkah setelah ini? Adakah petunjuk Tuhan yang maha baik itu untuknya pada hari itu?

“Aku lelah, hari ini Aa izin tidur lebih lama ya?” Varsha memunggungi Ibunya.

Ibu hanya menghela napas hingga memutuskan beranjak dan meninggalkan Varsha di kamarnya. Ia iba melihat wajah Varsha yang terlihat sangat kelelahan.

Baru saja kedua bola mata itu hendak terpejam. Terdengar suara keributan dari arah luar rumahnya. Sepertinya, suara para tetangga yang tengah bergunjing. Suara derap langkah kaki dari manusia yang mengenakan sepatu bersol tebal tiba-tiba terdengar jelas.

“Apakah ada yang bernama saudara Varsha?”

Suara itu bernada berat. Sepertinya, sumber suara itu berasal dari Bapak-Bapak yang telah berusia senja. Varsha mengkerutkan kening sambil terduduk dari posisi berbaring. Siapa yang hendak mencarinya itu?

“Bapak-bapak mau apa ya?” tanya Ibu terdengar gemetar.

Varsha yang merasa penasaran itu segera keluar dari kamar. Ia terkejut mendapati empat orang berseragam Polisi tengah berdiri di halaman rumah. Ternyata kalimat Pak Vian dan Pak Agung tak hanya gertakan semata. Namun, Varsha tidak takut. Ini adalah resiko bagi seseorang yang mempertahankan harga diri.

Varsha memandangi orang-orang berseragam itu sambil mengepalkan tangannya di samping. Para bedebah perusahaan itu hendak merundungnya kembali di ranah hukum. Mereka tahu bila Varsha tidak punya kekuatan apa pun di ranah hukum.

“Ada apa, Pak?” Varsha menatap saksama para Polisi itu dengan alis terangkat.

“Ikut kami ke kantor Polisi.”

Dua orang Polisi bergegas memegangnya. Varsha bahkan belum cuci muka ataupun buang air kecil pagi itu. Tetangga di sekitar terlihat heboh melihat Varsha yang selalu saja berurusan dengan polisi.

Ya, ini bukan pertama kalinya. Ketua gangster selalu bermasalah dengan pihak kepolisian.

“Cakep-cakep kriminal!” komentar salah satu tetangga.

“Kasihan ya, Bu Setio punya anak seorang gangster!” sahut tetangga lain.

“Hidup susah kok gak hati-hati, bukannya cari duit aja yang bener!”

Sejumlah cacian itu terus terdengar. Alvia___adik perempuan Varsha___ langsung mengajak Ibunya itu masuk ke dalam rumah tanpa mengindahkan Varsha.

Sementara itu, Varsha hanya berjalan gontai dengan kedua tangan dipegangi. Entah apalagi yang harus ia hadapi di kantor Polisi dalam keadaan tak berdaya seperti itu.

Andai saja Varsha punya kekuatan untuk lepas dari kemiskinan.

**

“Tindak kekerasan terhadap atasan, dan juga penyerangan terhadap atasan. Kamu harus membayar denda atau mendekam di penjara. Sudah tahu kan resikonya?”

Varsha mengangkat kedua alisnya. Ia menatap saksama Polisi di hadapannya itu. Mendekam di penjara? Apa mungkin ini jalan terbaik daripada bekerja dengan para bedebah?

“Apa negara ini hanya adil terhadap para penguasa?” tanya Varsha dengan kesal. "Bahkan membela diri sendiri pun tindakan kriminal bagi orang miskin sepertiku."

Polisi itu menatap Varsha lekat-lekat. Tubuhnya condong ke arah depan.

"Semua yang kamu lakukan adalah kriminal, kamu tetap bersalah dan berhenti bicara omong kosong."

Varsha mendesah sambil memalingkan wajahnya. Perlahan kedua kelopak matanya menutup.

"Mereka sudah kaya, kenapa memeras manusia hina sepertiku," tutur Varsha.

Polisi itu tak banyak bicara, ia menyeret Varsha ke dalam sel tahanan. Varsha berusaha memberontak, akan tetapi sebuah tamparan melayang di pipi Varsha.

"Sudah banyak berandalan sepertimu mendekam ke penjara. Renungkan dirimu!"

Varsha tak mau bicara lagi, ia memang sering keluar masuk kantor Polisi karena kasus perkelahian. Namun, sepertinya kali ini kasus menjadi lebih berat jika melihat kondisi Pak Agung dan Pak Vian yang babak belur.

"Masuk!" titah Polisi tersebut.

Varsha masuk ke dalam sel tahanan yang terlihat berisi enam orang tahanan. Wajah mereka jauh dari kata ramah. Salah satu diantara mereka bertubuh sangat besar dan langsung menatap Varsha dengan tatapan sinis.

"Kayaknya lo sering banget masuk penjara bro, udah jadi jagoan?" tanya penghuni sel bertubuh besar tersebut.

Varsha menyeringai. Sebenarnya ia malas berhadapan dengan cecunguk.

"Tidak usah berlagak kenal denganku, bedebah!" bentak Varsha.

Lelaki bertubuh besar itu langsung saja menghampiri Varsha. Varsha menyesal harus melayani pria itu.

"Yang tidak perlu berlagak itu lo, set*n! Ini sel tahanan di bawah perintah gua!" bentak lelaki besar itu dengan mata yang hampir saja keluar.

Varsha tertawa kecil. Ia mengendikkan bahu.

"Kita lihat, berapa lama lo bakal bertahan menjadi penguasa?"

Lelaki itu memerintahkan kelima anggota sel untuk memukuli Varsha. Terjadi penyerangan secara serentak, dan Varsha melawannya dengan membabi-buta.

Tiga orang akhirnya tumbang, dua orang terlihat masih bertahan. Varsha terus saja menghajar wajah para narapidana itu dengan sengit. Terasa sebuah air disiramkan ke arahnya. Air kencing!

"ANJ*NG!" teriak Varsha.

Diperlakukan hina seperti itu Varsha semakin emosi. Ia melayangkan tinjunya dengan sangat kuat. Lima orang itu akhirnya tumbang bersimbah darah. Varsha menatap si besar itu dengan mata nanar, lelaki itu harus paling menderita dibandingkan ia yang mendapatkan air kencing.

"Pilih, mau hidup dalam perintahku atau jadi pecundang seperti mereka?" tanya Varsha sambil menyusut darah dari bibirnya. "Atau, kau harus ku kencingi juga kah?"

Lelaki besar itu sebenarnya gentar. Namun, ia menanggung gengsi dengan ukuran tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Varsha. Ia kemudian menghajar Varsha sekuat tenaga dan Varsha menepis pukulan itu.

BUUGGGHHH!!!

Lelaki itu terpental ke tembok keras-keras. Darah mengalir dari belakang kepalanya. Ia pingsan, seketika sipir berdatangan ke lapas tempat Varsha berbuat onar.

"Sialan, bau banget!" Varsha menyusut rambutnya yang terkena air kencing itu dengan pakaian salah satu narapidana.

Tampak sipir datang ke arah selnya. Belum satu jam ia sudah membuat masalah.

"Bedebah ini buat onar!" bentak sipir.

Varsha kemudian ditarik oleh sipir itu. Dipindahkanlah Varsha ke dalam sel yang berisi hanya satu orang tahanan. Sepertinya, lelaki itu juga sama-sama pembuat onar di dalam tahanan sehingga mereka terpaksa satu sel bersama.

Varsha merasa cukup lelah, perutnya lapar, dan tubuhnya lemas. Entah kenapa Tuhan memaksanya hidup dalam kemelut hidup yang begitu berat. Ia mendongakkan kepala, bersandar di tembok penjara dengan pikiran yang berisik.

Lelaki yang duduk itu menatap Varsha. Ia tampak masih muda, seumuran dengannya. Dari pakaian, lelaki itu sepertinya orang kaya. Bagaimana bisa ia ada di sana bersama manusia miskin seperti Varsha?

"Bikin rusuh ya?" tanya lelaki itu sambil tertawa kecil.

Varsha hanya mendesah sambil duduk di hadapan lelaki itu. Varsha enggan menjawab karena lelah.

"Kenapa lo masuk rutan?" tanya lelaki itu, lagi.

Cerewet!

Varsha menatap lekat-lekat lelaki itu. Tatapannya sungguh tidak menyenangkan.

"Gak ada urusannya sama lo!" bentak Varsha.

Lelaki itu tertawa kecil. Ia tidak gentar sama sekali.

"Gue Andre, lo?"

"Varsha," jawab Varsha malas.

Lelaki itu menghela napas. Ia memandangi Varsha sejenak kemudian mengulas senyum.

"Sebentar lagi, hidup lo bakal berubah."

Varsha memutar bola matanya. Omong kosong apa yang dikatakan Andre barusan?

"Apanya?"

"Sebentar lagi, penderitaan lo bakal berakhir. Lihat saja nanti," tukas Andre tanpa beban.

Varsha hanya menanggapi itu semua dengan meringis. Ia mendongakkan kepala sambil meratapi nasib yang menimpanya. Kemarin ia bertemu seseorang yang sangat mirip dengannya dan memberi sebuah kartu nama. Kini, di hadapannya terlihat seorang lelaki yang sok-sokan tahu perihal masa depannya.

Varsha menelungkup diantara kedua kaki, menahan haus dan lapar yang mendera. Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki mendekat ke arah sel tersebut.

"Saudara Varsha, anda dibebaskan!" ujar sipir sambil membuka pintu sel.

Varsha mengangkat dagu. Ia membelalakan mata menatap sipir tersebut.

"Apa?"

Tanpa banyak bicara, sipir itu membawanya kembali ke ruangan lain. Varsha berjalan mengikuti sipir dengan pikiran bertanya-tanya.

Sebenarnya, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba ia dibebaskan?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
DIHNU
kok aku ngakak pas emaknya bilang kaga ada beras, aku ikutan, nyoba pake dialek nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • King of Bosses   Doopelanger!

    Varsha tertegun menatap sosok yang tengah membebaskannya itu. Bukankah sosok itu adalah...?"Kau?" Varsha tertegun.Sosok yang mirip dirinya itu tersenyum, menatap Varsha sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.Ia adalah Fabian! Lelaki yang diselamatkannya tempo hari."Sudah kubilang, hubungi aku jika terjadi sesuatu." Fabian menyunggingkan senyum sambil menatap sinis ke arah para Polisi.Varsha mencoba mengingat. Ia mungkin telah melupakan apa yang dikatakan Fabian padanya malam itu.Sebuah kartu nama memang masih disimpan Varsha. Fabian meminta Varsha menghubunginya setelah peristiwa itu, namun Varsha belum sempat melakukannya karena telanjur mengalami peristiwa ini.Siapa sangka, kini lelaki itu telah membebaskannya dari penjara! Tentu ia punya kuasa sehingga semudah itu baginya membebaskan Varsha.Siapa sebenarnya Fabian?"Ikuti aku," titah Fabian.Para Polisi membu

    Last Updated : 2021-02-12
  • King of Bosses   The Suryakancana Group

    Varsha membelalakan matanya. Keningnya berkerut-kerut. Mempertanyakan tukar nasib yang tengah Fabian tawarkan. Rokoknya hampir saja terlepas dari kedua jari Varsha yang tengah mencapitnya."Kau terkejut?" tanya Fabian, melihat gelagat Varsha yang aneh.Varsha mendesah pelan sambil menyesap rokoknya yang hampir habis."Ini terlalu beresiko dan gegabah, kau seorang pemilik Hotel. Tidak mungkin aku menyamai kepintaran dan keahlianmu! Orang-orang pasti akan curiga...," tutur Varsha resah.Fabian tersenyum sambil meneguk gelas kopi perlahan."Aku tidak pernah melakukan apa-apa. Bawahanku yang bekerja. Seperti itulah orang kaya raya, uang yang harus bekerja untuk kita. Bukan kita yang harus bekerja," Fabian menyeringai."Apa?"Varsha hanya menelan saliva dengan kebingungan. Walau ini terdengar menggiurkan, Varsha tidak boleh gegabah! Jabatan pemilik Hotel itu bukan kedudukan yang rendah. Ada ribuan karyawan berada di ba

    Last Updated : 2021-02-15
  • King of Bosses   Peran Di Jamuan Makan Malam

    Varsha hanya terperangah mendengar cerita detail keluarga Fabian yang cukup rumit di dengar. Varsha mengamati satu persatu foto keluarga yang Fabian tunjukan."Jadi, saat ini Ayahmu menikahi Kakak iparnya?" tanya Varsha mencerna cerita.Fabian mengangguk."Menarik sekali bukan kisah keluargaku? Ayah bahkan tidak berminat untuk mengelola perusahaan milik Kakek dan memilih menjadi Presdir di Suryakancana Group. Karena itu, sebagai cucu satu-satunya aku menjadi korban harapan!" keluh Fabian.Varsha baru menyadari bahwa Fabian adalah orang yang memiliki kepribadian menarik. Kepribadiannya lugas, cara bicaranya menyenangkan, dan juga sangat ramah. Jauh berbeda dengan Varsha yang dingin dan juga sulit membuka diri.Bertukar peran ini akan sangat menyulitkannya!Suara ringtone lagu Dionysus terdengar dari ponsel Fabian. Fabian meraih ponsel dan menempelkannya di telinga."Halo cantik, ada apa menelefon?" sapa Fabian deng

    Last Updated : 2021-02-16
  • King of Bosses   Perjodohan Konglomerat

    Varsha benar-benar penasaran dengan perjodohan itu. Kira-kira siapa orang yang Nyonya Keiyona maksud?"Mendiang Tuan Giri telah menuliskan wasiat tersebut sejak lama. Jadi, tidak ada bantahan sama sekali untuk perjodohan ini." Nyonya Keiyona mengangkat gelas wine.Seluruh orang mengangkat gelas. Varsha sedikit kikuk. Ia sama sekali tidak suka minuman keras! Haruskah ia minum juga?Tegukan demi tegukan terlihat membasahi kerongkongan para anggota keluarga konglomerat itu. Varsha berakting meminumnya.Varsha sedikit tertekan. Astaga, sampai pukul berapa ia harus menegak minuman-minuman keras ini?"Kurasa, Fabian lah yang akan segera dijodohkan! Bukankah, ia adalah penerus kerajaan bisnis yang paling kompeten?" Keyhan tersenyum sambil melirik ke arah Varsha penuh arti.Varsha belum tahu bila Fabian termasuk orang yang paling suka bercanda saat bersama Keyhan. Karena itu, ia menyikapi semua berdasarkan intuisinya sendiri.

    Last Updated : 2021-02-19
  • King of Bosses   Kaum Rendahan

    Fabian duduk di halaman salah satu mini market sambil memegang satu cup mie instan. Diseruputnya mie instan itu dengan mata terpejam-pejam."Astaga, enak sekali makan mie instan!" tutur Fabian dengan senyum mengembang.Ia memesan beberapa sosis, ayam krispi, snack kentang dan minuman-minuman dingin.Baginya duduk di minimarket tanpa pengawalan adalah anugerah. Fabian selalu pergi kemanapun bersama para pengawal, dan itu cukup mengganggu."Ah, aku ingin hidup bebas. Menyenangkan bisa makan dan minum kemasan seperti ini." Fabian bermonolog.Orang-orang memperhatikan Fabian dengan tawa mencibir. Ia dianggap orang aneh! Tapi ada juga beberapa wanita yang kagum akan ketampanan Fabian yang sangat menyita hati sebagian perempuan itu.Nampak dari kejauhan, mobil CRV terparkir di halaman mini market. Seorang pria keturunan Jawa yang berkulit gelap itu turun bersama seorang wanita muda.Fabian menggelengkan kepalanya.

    Last Updated : 2021-02-23
  • King of Bosses   Who's Fabian?

    Varsha berdecak lidah saat Alindra memaksanya untuk pergi. Gadis itu menarik lengannya sambil sesekali menyesap tangan Varsha seperti pada seorang kekasih.Ah, sialan itu!Varsha benar-benar bingung dengan hubungan seperti apa yang tengah dijalin antara Fabian dan Alindra. Lelaki itu bahkan tidak mengatakan apa-apa terhadapnya!"Ayolah Fabian, kau sudah berjanji padaku..., jika pada akhirnya kita tidak bisa menikah, tolong! Biarkan aku menyerahkan kesucian ini," tutur Alindra sambil terus mencengkram lengan Varsha.Varsha risih. Sungguh! Belum pernah ia berdekatan dengan wanita manapun kecuali keluarganya sendiri. Alindra memang cantik, tapi bagi Varsha, gadis itu bukan seleranya."Alindra, aku tidak mau hal ini menjadi masalah untuk kita berdua. Nyonya Keiyona bisa membunuh kita berdua!" tutur Varsha berusaha mencari alasan.Alindra menggelengkan kepalanya."Aku tidak peduli! Aku tidak bisa menikah dengan orang y

    Last Updated : 2021-02-27
  • King of Bosses   Bastard

    Varsha tiba di gang menuju ke arah rumahnya yang sudah nampak sepi dari aktifitas. Ia menyesap rokok dan membuang sisa rokok tersebut ke sembarang arah.Jalanan rumahnya terasa becek karena hujan mengguyur kota Jakarta sejak sore hari. Varsha berjalan semangat agar tiba di kediamannya lebih cepat. Ia sudah bisa membayangkan wajah sumringah adik dan Ibunya saat Varsha membawa uang sebanyak itu.Dengan uang sebanyak itu, apa yang akan ia beli untuk pertama kali? Varsha merasa hatinya amat sangat membuncah, harapannya begitu tinggi memikirkan hal tersebut. Ia akan membeli berkarung-karung beras, bahan pokok, dan juga kalung emas untuk Ibunya.Ibu dan adiknya, pasti bahagia sekali! Varsha tersenyum senang.Varsha akhirnya tiba di kediamannya itu. Sedikit aneh! Ia mendapati pagar rumahnya terbuka tanpa ada yang menutup kembali. Apakah Alvia lupa mengunci?Perlahan Varsha masuk ke halaman rumah itu dan menutup pagarnya. Baru saja Varsha me

    Last Updated : 2021-02-28
  • King of Bosses   Rasa Sebuah Kegagalan

    "Jangan bunuh diri!" ujar gadis itu sambil memelototi Varsha.Varsha tertegun menatap seorang gadis cantik berbalut kemeja dengan tangan terkepal."Siapa kau?!" tanya Varsha dengan mata terbelalak.Gadis itu melayangkan jitakan di kepala Varsha secara spontan. Varsha benar-benar kaget atas perlakuan gadis pemberani itu."Selelah apapun hidupmu, tidak sepatutnya kau bunuh diri! Berapa banyak orang yang memohon untuk hidup dibawah sini, sedangkan kau malah ingin mengakhiri hidup!" bentak gadis itu lagi.Varsha menarik napas dan berdecak lidah."Apa urusannya denganmu? Memang kau tahu aku siapa?!" bentak Varsha tak kalah sengit.Gadis itu terdiam. Ia menarik napas. Varsha berharap gadis itu pergi dan meninggalkannya agar ia bisa mati."Aku tidak peduli kau siapa, tapi jika kau butuh teman bicara... kau... kau bisa bicara padaku! Aku akan mendengarkanmu!" Gadis itu berapi-api.

    Last Updated : 2021-03-01

Latest chapter

  • King of Bosses   Rahasia Yang Terungkap

    Han berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke halaman belakang rumah besar yang dulunya merupakan milik ayahnya, Tuan Giri. Taman itu, yang dulu dipenuhi dengan bunga-bunga eksotis dan air mancur yang gemericik, kini tampak layu dan tidak terurus. Begitulah kondisinya, sama seperti bisnis keluarga mereka, Suryakancana Group, yang jatuh ke tangan orang lain. Meskipun Varsha adalah sepupunya, akan tetapi tetap saja semuanya terasa menyedihkan karena perusahaan tidak jatuh di tangannya sebagai pewaris utama.Langkah kaki terdengar di belakangnya, lembut namun berwibawa. Han tahu siapa yang datang bahkan tanpa berbalik. Nyonya Keiyona, istri kedua almarhum ayahnya, berjalan masuk dengan anggun. Wanita itu masih tampak mempesona meskipun usianya sudah tidak lagi muda, wajahnya yang selalu tampak tenang kini terlihat lebih serius."Han," panggil Nyonya Keiyona lembut namun tegas, menghentikan Han dari lamunannya.Han berbalik, menatap wanita yang sudah lama dianggap sebagai bagian da

  • King of Bosses   Sang Pemegang Tahta

    Di sebuah gedung pertemuan megah di tengah kota, para eksekutif dan tokoh-tokoh penting berkumpul dengan penuh antusias. Ruangan itu dipenuhi oleh suara bisik-bisik tentang berita besar yang akan disampaikan hari ini. Di depan mereka, berdiri seorang pria muda dengan tatapan penuh keyakinan, Varsha Suryakancana. Ia adalah pemimpin baru yang akan mengubah wajah bisnis di negeri ini.“Terima kasih atas kehadiran kalian semua,” suara Varsha mengalun tegas di mikrofon. "Hari ini, saya dengan bangga mengumumkan penggabungan antara dua kekuatan besar, Triasono Group dan Suryakancana Group, menjadi satu entitas yang akan kami sebut Suryakancana Group. Dengan ini, kita menjadi salah satu perusahaan terbesar yang membawahi banyak sektor, mulai dari energi, infrastruktur, hingga teknologi.”Suara tepuk tangan menggema di ruangan, tapi di antara tepukan tangan itu, ada juga wajah-wajah yang penuh keterkejutan. Pasalnya, yang ia rebut adalah perusahaan milik sang Paman dan jelas-jelas masih ada k

  • King of Bosses   Takhta yang Tergadai

    Han duduk di kursi ruang kerjanya, matanya terpaku pada jendela yang memandang keluar gedung Suryakancana Group. Di luar, langit mendung seolah mencerminkan kekacauan yang sedang ia alami. Perusahaan ini bukan hanya sekadar bisnis baginya, tapi warisan keluarga yang telah dibangun dengan darah, keringat, dan air mata oleh kakek dan ayahnya. Suryakancana Group telah menjadi simbol kejayaan keluarga mereka, sesuatu yang tak ternilai harganya.Namun kini, semuanya perlahan-lahan runtuh. Skandal perselingkuhan, krisis ekonomi perusahaan, dan ketidakmampuan Han mengendalikan situasi telah membuat posisinya semakin terancam. Setiap hari, ia merasakan tekanan yang semakin berat. Divisi-divisi perusahaan mulai kehilangan arah, bahkan beberapa telah melakukan pemutihan karyawan besar-besaran, membuat para pekerja marah dan menggelar demonstrasi di depan kantor pusat.“Han, kita tidak bisa terus seperti ini,” ujar Mona, istrinya, yang tiba-tiba masuk ke ruang kerjanya. Wajahnya yang cantik tamp

  • King of Bosses   Intrik di Balik Tirai Suryakancana

    Suryakancana Group, yang dulu merupakan salah satu perusahaan terkuat di industri, kini perlahan-lahan runtuh dari dalam. Frans, yang selama ini bergerak di balik layar, dengan hati-hati meluncurkan rencananya. Ia mulai mendekati bawahan-bawahan Han, sang CEO, dengan janji manis dan iming-iming keuntungan. Beberapa di antara mereka, yang telah lama merasa kurang puas dengan kepemimpinan Han, perlahan-lahan mulai beralih kesetiaan mereka kepada Frans.Di ruang rapat utama perusahaan, suasana tegang menggantung di udara. Beberapa eksekutif saling bertukar pandang dengan raut cemas, sementara yang lain berbisik-bisik, membicarakan gosip yang mulai menyebar. Di tengah-tengah kekacauan ini, Han tetap berdiri tegar, meskipun ia tahu ada sesuatu yang salah. Suryakancana mulai kehilangan arah, dan divisi-divisi kunci dalam perusahaan mulai berantakan."Han, kita harus bicara," suara berat Nyonya Keiyona, menggema di ruangan itu. Dia melangkah maju, matanya menatap tajam ke arah Han. "Apa yan

  • King of Bosses   Dorongan Untuk Menjadi Penguasa

    Setelah mengetahui bahwa Archy Prameswari akan menjadi adik iparnya, Varsha merasakan kecemasan yang semakin mendalam. Dia duduk di ruang kerjanya, memandang ke luar jendela dengan pikiran yang berputar tak menentu. Kehadiran Archy di dalam keluarga akan mengubah segala perhitungan yang telah ia buat. Archy bukanlah orang sembarangan—dia adalah pewaris sah Suryakancana Group, dan pernikahannya dengan Reyhan akan semakin memperkuat posisi Archy dalam keluarga. Hal ini membuat Varsha merasa terancam, dan setiap langkah ke depan harus diperhitungkan dengan cermat.Ia harus mendapatkan Archy apapun caranya.Suara lembut namun tegas dari Frans, ajudannya, memecah kesunyian ruangan. "Tuan Varsha," kata Frans, sambil menundukkan kepala sedikit, "Saya rasa kita harus mulai mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengamankan posisi Anda."Varsha menoleh, matanya menyipit sedikit. Kira-kira apa yang akan Frans katakan?"Kau pikir aku belum mempertimbangkannya? Archy akan menjadi adik iparku. In

  • King of Bosses   Jejak Takdir di Suryakancana

    Enam bulan berlalu.Varsha menatap kosong berkas-berkas di hadapannya, tangannya bergetar halus saat merapikan kertas-kertas itu. Suryakancana Group, perusahaan besar yang sekarang berada di bawah kendalinya, terasa semakin jauh dari prediksinya. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menaklukkan dewan direksi, tetapi semua itu terasa sia-sia.Sejak menikahi Syahna, putri pemilik saham terbesar, Varsha berharap posisinya di perusahaan akan lebih kuat. Namun kenyataannya, pernikahannya dengan Syahna tidak membawa pengaruh besar. Han sekarang jauh lebih gemilang dalam mengelola perusahaan dibanding sebelumnya.“Bagaimana mungkin aku bisa menguasai Suryakancana Group kalau setiap langkahku terus-menerus ditolak oleh mereka?" gumam Varsha, mengacak-acak rambutnya frustrasi.Syahna, istrinya, tampak masuk ke dalam ruang kerja dengan langkah tenang. Dia bisa melihat tekanan yang dirasakan suaminya dari tatapannya yang lesu."Varsha, kamu tidak bisa terus-menerus memaksakan kehendakmu. Dewan

  • King of Bosses   Pewaris Lain (SEASON 2)

    "Pernikahan antara Tuan Varsha Suryakancana dengan putri Direktur Rumah Sakit Suryakancana resmi digelar."Pemberitaan media massa telah menyebarkan berita bahagia itu ke seluruh penjuru. Varsha nampak sangat tampan dengan tuxedo hitam serta kemeja putih sebagai dalamannya. Lelaki itu menyambut Syahna di atas altar, meminta gadis itu berjanji supaya mau menemaninya sepanjang hidup. Syahna yang tengah mengandung delapan minggu itu datang kepada Varsha dengan gaun pengantin cantik hingga menambah kecantikan dirinya yang menonjol. Walau Varsha sudah tidak memiliki perasaan terhadap Syahna, akan tetapi ia harus menghormati Syahna sebagai istrinya."Tuan Varsha, selamat atas pernikahan anda!" Seluruh orang bersuka cita dengan acara pernikahan sang penguasa tersebut. Akan tetapi, sudut hati Varsha tetap merasakan kesunyian dan kepedihan yang masih membekas dalam ingatannya. Ada rasa trauma acapkali melihat altar pernikahan, ia selalu teringat peristiwa berdarah di mana ia kehilangan sosok

  • King of Bosses   Wanna be a Queen for Me? (SEASON 2)

    "Apa kabar Tuan? Sudah lama rasanya saya tidak mengunjungi Tuan. Maaf atas kesombongan saya." Varsha menyesap teh yang disajikan kemudian menaruh kembali cangkir itu di atas meja.Tuan Diran yang duduk di hadapan Varsha itu terlihat pucat. Beliau nampak menghela napas panjang kemudian memandangi Varsha seksama."Ah, kau sangat sibuk. Tidak usah repot dengan pria tua di hadapanmu ini." Tuan Diran tersenyum.Varsha tertawa kecil menanggapi itu semua, ia mendesah pelan kemudian melirik ke arah Reyhan yang juga menghampiri dirinya di ruang tamu."Apa kabar? Lama sekali tidak berjumpa." Reyhan menyalami Varsha dengan senyuman ramah."Ah, kau juga tengah sibuk dengan Rumah Sakit Hewan yang kau kelola bukan? Aku dengar banyak sekali pasien menengah ke atas yang datang ke sana." "Klinik, tidak usah dilebih-lebihkan sebagai Rumah Sakit." Reyhan tertawa kecil. "Kebanyakan orang datang ke Pet Shop. Namun, aku bersyukur orang mempercayakan semuanya pada klinik kami.""Ya, kau sangat apik dalam m

  • King of Bosses   Let's Start (SEASON 2)

    "Pilihlah apa yang kau inginkan, tidak usah bertanya padaku. Karena aku bukan kekasihmu." Varsha mempersilakan Gadis itu mencari sepatunya sendiri.Gadis itu tertegun, entah karena bagi dirinya mahal ataukah memang tidak tahu harus memilih yang mana. Nampak pelayan Toko tersebut menunggu Gadis itu memilih dan Varsha memilih untuk menunggu. Nampak beberapa pengawalnya ada di depan Toko tanpa mengganggu Varsha sama sekali.Varsha menatap Gadis itu dari cermin toko. Gadis tersebut sangat cantik, ia jadi penasaran kira-kira seperti apa pekerjaan yang akan ia lakukan?"Aku hanya butuh sepatu kets biasa, jangan yang mahal, ukuran 40." Gadis itu mendeskripsikan apa yang ia cari."Belilah dua pasang, atau tiga. Manusia tidak bisa hidup dengan satu sepatu saja." Varsha memberi saran."Saya akan membelinya dengan gaji saya nanti, untuk saat ini saya hanya akan mengenakan satu saja." Gadis itu tersenyum. "Mbak yang ini saja."Bahkan sepatu yang dipilih Gadis itu cukup sederhana. Mengapa ia tidak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status