Home / Romansa / A bittersweet life / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of A bittersweet life : Chapter 1 - Chapter 10

23 Chapters

1. Pertemuan

     Langkah kaki terdengar angkuh dengan ketukan yang bernada. Tatapan dingin dari sorot mata tajam mampu membuat siapa pun yang melihatnya hanya bisa meneguk ludah dan memilih untuk menundukkan kepala hormat.      "Selamat pagi tuan, hari ini tuan ada jadwal rapat bisnis di kantor," ucap seorang pria berambut hitam pekat dengan jas hitam, di depannya yang tidak dilirik sama sekali oleh tuannya itu.      "Baik, katakan pada Nara untuk  menjaga rumah lewat cctv dan katakan juga kepada Mark untuk mengurus cabang bar di Kanada dengan baik, sepertinya kita akan di sibukkan dengan banyak kerjaan beberapa hari bahkan minggu kedepan," titahnya  sambil menyeruput teh yang masih panas tersebut.      Prince Leon Aldrich, siapa yang tidak mengenali namanya. Si tampan dengan wajah seperti kartun anime itu dengan sifat dinginya dan memiliki tatapan tajam seperti elang. Dia adalah pengusaha
Read more

2. Kesepakatan

     "Perkenalkan, aku Prince Leon Aldrich, 25 tahun. Pria kaya raya dan baik hati yang akan mengurus semua utang keluargamu dan akan menjaga keluargamu, asalkan kau mau tinggal di rumah ini, untuk menemaniku dan selalu berada di sisiku. Aku merasa kau adalah orang yang tepat untuk mendampingiku di saat aku kesepian."      Naya  mengerutkan keningnya dan mencibir memandang Leon. Apa yang Leon katakan sangat membuatnya ingin ketawa, pria baik hati? Baik hati dari mana, dari tatapannya dan nada berbicaranya saja sudah sangat bertolak belakang dengan dirinya. Apalagi kelakukannya pasti lebih mengerikan.      Leon yang tau kalau Naya sedang menyeringgai sambil menghakiminya pun membuat Leon menyeringgai lebar. Gadis yang di depannya sangat tidak ada takut-takutnya? Kalau Naya tau tentang Leon dalam dunia gelap mungkin dia akan mati ketakutan.      "Naya, kau sangat cantik," Leon mengangk
Read more

3. Brengsek!

     Pagi yang cerah matahari bersinar sangat indah. Naya merasa ada cahaya yang mengganggu penglihatannya, perlahan dia membuka mata.      "Hengg..."      Naya  mengulet ingin merentangkan tangan namun badannya terkunci oleh tangan Leon yang masih  berada di pinggangnya. Dia menatap Leon yang masih memejamkan matanya, Leon terlihat begitu tampan dengan rahang yang mengeras dan wajah yang begitu keren, setiap pahatan muka Leon sangat indah. Naya teringat dengan kejadian tadi malam saat Leon menenangkan dirinya. Dia merasa salah menilai Leon, Leon yang dia anggap dingin ternyata tidak, dia sangat hangat. Sepanjang malam Naya benar-benar merasakan kehangatan dari tubuh Leon.       "Kau sudah bangun?" tanya Leon yang masih memejamkan matanya.      "Sudah, baru saja."      "Bagaimana? Apa tadi malam kau mimpi buruk?" 
Read more

4. Mulai mencari tahu

     "Luke!!" teriak Leon memanggil Luke.     Luke yang merasa di panggil langsung masuk kedalam ruangan Leon dengan cepat bersama Ray.
Read more

5. Mimpi buruk

     "Om Gunawan?"     "Pria penjual organ dan wanita."      Semua mata tertuju kepada Leon.  Steffen mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.      "Ini otakku yang ke kecilan atau gimana ya?" tanya Steffen dengan raut wajah binggung.      "Sejak kapan kamu punya otak?" celetuk Nara yang berada di samping Haechan.      "Punya lah, emang kayak kamu otak di gadain ke shopee."      "Enak aja..."      "Gue engga paham dengan hubungan om Gunawan, ayahmu dan keluarga Naya," ucap Dery menyengir.      "Terimakasih Dery kau sudah mewakiliku," sahut Steffen ikut menyengir.      "Jadi gini, ayah Leon itu tau kalau anaknya menyimpan gadis cantik di rumahnya, dan ayah Leon bilang kalau gadis itu adalah anak dari wanita yang pernah menj
Read more

6. Mantan anak buah?

     Naya tidur dengan nyenyak di pelukan Leon, pelukannya sekarang bagaikan penangkal bagi Naya, seakan mimpi-mimpi buruk tidak berani masuk saat Leon sudah memeluk Naya. Dia sangat nyaman di pelukan Leon. Hingga matahari sudah naik, keduanya masih tetap tertidur dengan pulas. Leon sama sekali tidak melepas pelukannya dari Naya, membuat Naya tak bisa bergerak.      Semakin lama matahari semakin tinggi, hingga menembus jendela kamar, membuat Naya merasa terganggu. Dia membuka matanya perlahan dan langsung di sungguhkan dengan dada Leon secara langsung tanpa di halang oleh baju. Sepanjang malam Leon telanjang dada memeluk Naya membuat Naya menunduk melirik bajunya yang terlihat masih aman, sekilas dia telah berpikiran aneh.      "Aku sudah katakan, aku tidak akan melakukan apapun," ucap Leon dengan suara khas baru bangun tidur. Naya mendongak, dia menatap wajah Leon, yang masih memejamkan matanya.   
Read more

7. Kekhawatiran

     Di rumah, Naya mondar mandir di depan lift menunggu Leon kembali. Sudah hampir 3 jam Leon tak kunjung pulang, apakah dia baik-baik saja? Bagaimana dengan keluarganya, terutama sang adik. Apakah mereka terluka?      Sangat banyak pertanyaan yang muncul di kepala Naya, bisa-bisa dia gila jika pertanyaan itu terus menerus muncul di  kepalanya. Naya mengambil ponselnya mencoba menghubungi Leon namun telfonya tidak aktif, ingin menghubungi keluarganya namun Leon menyuruh Naya untuk tidak menghubungi siapa pun.      Ting...      Lift terbuka memunculkan Luke dan Ray begitupun dengan 4 sahabat Leon dan ada Nara juga. Naya segera mendekati mereka.     "Leon diman--"     Ucapan Naya terhenti saat dia melihat Leon keluarganya saat Luke dan Ray keluar dari lift.      "Ayah... Ibu..." pekik Naya memeluk ibu dan ayahnya b
Read more

8. Kedatangan Hara

"Di temukan 3 mayat lelaki  tergeletak di perubahan kecil. Pihak keluarga sama sekali tidak tahu  menahu tentang kejadian tersebut. Terkhir korban mengatakan bahwa dia akan pergi keluar kota untuk bekerja. 3 pria itu berumur 28 tahun, ketiga-tiganya di temukan tewas karena bunuh diri, dengan bukti tembakan yang masih mereka pegang. Sejauh ini polisi masih menyelidiki kasusnya, dan belum mengetahui apa motif bunuh diri dari 3 pria tersebut." "Bunuh diri lagi? Baru beberapa jam lalu ada berita bunuh diri."  "Wahh... Benarkah?" "Iya, sekitar jam 5 tadi sore di temukan mayat di dusun sebelah.""Kita harus berhati-hati ya berati mulai sekarang." Seketika suasana menjadi ricuh, akibat ocehan-ocehan serta tanggapan beberapa orang setelah mendengar berita menegangkan di televisi. Budaya membicarakan orang lain apalagi orang yang telah meninggal  sangat sulit di hilangkan. Gadis yang sedari ta
Read more

9. Permainan segera di mulai

Hara melangkahkan kakinya menuju apartement barunya, dia baru saja pulang dari kantor Dery, setelah mengajak lelaki itu balikan. Sekarang status dirinya telah memiliki seorang pacar, sepanjang jalan Hara tersenyum menyeringai, dia merasa bangga pada dirinya karena hanya dengan waktu sekejap dia bisa menaklukan hati Dery, mantan kekasihnya tersebut yang sekarang telah menjadi kekasihnya kembali.Hara merenggangkan tubuhnya sebelum membuka knop pintu. Tubuhnya sangat lelah akibat tak tidur semalaman, dia sibuk menyusun barang-barang yang dia bawa dari rumah lama ke apartement barunya. Hara sekarang tinggal di apartment bersama Abil sang adik di suruh oleh nyonya Eliana. Dia telah bekerja di bawah naungan wanita tersebut mulai hari ini. Bagaikan memenangkan lontre yang bernilai besar, Hara bisa memiliki semuanya mulai sekarang."Aku pulang...," seru Hara melihat sekeliling yang terlihat kosong. Dia berjalan menuju kamar Abil."A
Read more

10. Misi pertama selesai

Pria berpakaian  serba hitam masuk ke salah satu mension, mension ini sangat berbeda dengan mension bisanya, mension ini digunakan bukan untuk tempat tinggal namun digunakan untuk menyimpan senjata dan tempat bekerja. "Apa wanita itu sudah menjalankan tugasnya?" tanya pria tersebut kepada salah satu anak buahnya yang sedang memandang monitor. "Sudah tuan, dia menjalankan tugasnya dengan baik." "Bagus, ada gunanya juga aku menahan nafsuku selama ini karena mendidik dia untuk menjadi anak buah yang hebat," ucap pria itu berjalan menuju ke salah satu senjata miliknya."Kalau begitu masuk ke misi selanjutnya," lanjut pria itu  dengan senyum menyeringgan menatap monitor yang memperlihatkan seorang gadis sedang menonton tv dengan beberapa berkas yang berserakan di sekitarnya. DrrrtDrrrtPria itu mengambil ponselnya yang bergetar, dia melihat nama yang muncul  yaitu Eliana. "Bagaimana pekerjaanku
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status