Aku memaki dalam hati. Melihat lembaran tugas yang harus diselesaikan begitu banyak. Yakin sekali, jika tidak akan selesai jika kukerjakan di kantor. Aku paling anti lembur sampai tengah malam, selain takut dengan makhluk astral penghuni di sini, juga tidak ingin Mama dan Alif khawatir di rumah menunggu pulang. Jam sudah menunjuk pukul enam sore. Kami semua masih terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, suasana ruangan sepi tanpa ada obrolan. Aku berdehem. "Napa Nad?" Daniel bertanya sembari menguap, dia menaikkan tangannya, merilekskan badan sepertinya. "Capek," keluhku padanya. Dia tergelak setelah mendengar pengakuan-ku. Orang mengeluh malah diketawain, kurang waras memang si Daniel itu. Aku mencebik. Menaikkan sebelah bibir menatapnya sinis. Lain kali saat mengeluh lagi tidak akan kuberitahu padanya. Kualihkan pandangan sekilas setelah menyeka sudut mata, menekan pangkal hidung dengan tangan
Baca selengkapnya