Bug..bug... "Reva! bagun kamu! cepat! Ini sudah jam berapa? jadi menantu itu jangan malas!"
suara teriakan dan gedoran di pintu membuat aku terkejut setengah mati. "Astagfirullah", kuelus dada ku karena aku kaget dengan teriakan Ibu mertuaku. Kulihat jam 4:47 pagi, lalu aku membangunkan mas Rendi untuk shalat. "Mas bangun mas yuk sholat subuh mas ini udah waktunya shalat", kata ku pada Mas Rendi "Duh apaan sih dik! aku masih ngantuk! kalau mau shalat, shalat sendiri saja!", jawab suami ku Mas Rendi Deg... Aku terkejut dengan jawaban ketus Mas Rendi, Padahal dulu Mas Rendi yang selalu menginggatkanku agar aku tidak meninggalkan shalatku. Akhirnya akupun shalat sendiri. Setelah itu aku keluar kamar kulihat tidak ada lagi mertuaku. ternyata setelah membagunkan aku dia tidurkembali, Aku bergegas untuk bersih-bersih rumah, kurapaikn semua rumah dan pekarangan rumah setelah bersih aku bergegas ke dapur untuk memasak sarapan pagi kami semua yang ada di rumah ini. Kubuka kulkas. ku lihat di dalam hanya ada sosis dan bakso, kukeluarkan semua nya rencana aku akan membuat nasi goreng sosis dan bakso, kuiris iris semua bahan yang akan kucampur ke nasi goreng, setelah selesai ku tata rapi di meja makan setelah itu aku pergi ke kamar untuk membangunkan Mas Rendi Kulihat Mas rmRendi masih tertidur nyenyak, "Mas bangun ini udah jam 6 pagi apa kau tidak akan pergi kekantor hari ini? Setelah kukatan itu mas rendi pun bangun dari tempat tidur di ambilnya handuknya lalu masuk ke kamar mandi Kulangkahakan kaki ku ke meja makan untuk menata piring yang akan kami pakai makan, Kulihat mas rendi keluar dari kamar sudah rapi dengan setelan kantornya, "Mas yuk makan setelah itu baru kamu berangkat ke kantor" kata ku pada Mas Rendi " Ya " jawab singkat Mas Rendi, kuisi piring Mas Rendi dengan nasi goreng masakanku saat kami makan Kulihat ibu dan mbak lalai keluar dari kamar, yap kalian tau mereka baru bangun lalu duduk di kursi meja makan tampa cuci muka dan gosok gigi "Ihh jorok banget" (kata ku dalam hati). Kami makan dengan hening yang terdengar hanya suara dentingan sendok ke piring. Kuberanikan untuk berbicara pada Mas Rendi "Mas aku minta uang belanja ya mas" kataku "Ck, uang belanja! aku kan udah kasih uang belanja pada mu apa itu masih tidak cukup? kamu itu hemat sedikit napa sih dik kamu itu jagan boros boros jadi orang!" Jawab ketus Mas Rendi " Ehh Reva yang dibilang anakku itu benar kamu itu jagan boros!" Jawab sinis mertuaku. "Woiii ipar miskin kamu itu jagan morotin abangku!, jawab ketus iparku Yaa dia mertua ku yang bernama mirna dan iparku lalai, dari awal aku menikah dengan mas rendi mereka tidak suka denganku. "Tapi mas, mas hanya memberikan aku uang 1 juta itu tidak cukup untuk kebutuhan kita ber lima di rumah ini, asal mas tau kebutuhan rumah ini banyak, aku juga harus membayar air,lampu dan wifi itu saja udah habis tujuh ratus ribu mas sisa nya aku belikan beras dan sama sekali aku tidak ada menalap uang itu", jawab ku pada Mas Rendi "Alahhh alasan saja kamu udah deh lebih baik kamu ngaku aja benarkan sebagian uang itu kamu foya foyakan? tanya iparku laila Sebenarnya mbak laila ini sudah menikah dia mempunyai anak satu, sementara suaminya bekerja di laut sebagai pelaut yauita mas yoga, mas yoga pulang sekali tiga bulan, entah kenapa mbak laila tidak mau pisah rumah degan ibu. "Ya allah. aku ngak ada memakai uang itu untuk foya foya mbak semua uang yang di berikan mas rendi udah habis untuk kebutuhan kita mbak tapi seharusnya mbak juga harus ikut serta membantu kebutuhan di rumah ini mbak" kata ku pada laila Ya, mbak laila sama sekali tidak pernah membantu kebutuhan rumah ini padahal gaji Mas Yoga sangat besar dan setiap bulan Mas Yoga memberikan uang sebesar sepuluh juta tetapi semua uang itu di belanjakan untuk membeli perhiasan. "Sudah-sudah kalian jagan ribut lagi pusing kepala ku denger kalian ribut!, aku mau berangkat ke kantor dulu!" Sentak Mas Rendi "Yaudah Mas kamu hati-hati ya di jalan" kata ku pada Mas Rendi "Ya" jawab singkat Mas Rendi, Saat aku ingin menyalam tangan Mas Rendi, dia sama sekali tidak membalas salam ku dia pergi begitu saja, saat Mas Rendi menuju pintu depan Kulihat mertuaku mengekori Mas Rendi dari belakang sementara mbak laila masuk kembali kedalam kamarnya. Sayup-sayup ku dengar ibu memanggil mas rendi, "Rendi..! panggil ibu mertuaku kepada anaknya. "Iya bu ada apa?" tanya mas rendi "Ibu mau bilang kepadamu gajian bulan depan jagan lupa berikan pada Ibu, dan untuk Reva kamu tetap memberikan kepadanya seperti biasa jagan lebih ingat itu! Kata Ibu pada Mas Rendi, Aku mendengar itu semua di balik dinding aku ingin dengar jawaban mas rendi pada ibu "Tapi bu..." "Tidak ada tapi tapian ingat rendi kamu adalah anakku anak laki-lakiku mau sampai kapan pun Ibu ini tanggung jawabmu Surgamu juga ada pada kaki ibumu bukan pada istri mu ingat itu!" Potong ibu mertuaku "Iya..iya bu semua gaji Rendi akan Rendi kasih ke ibu", jawab mas rendi Cepat-cepatKu cuci semua piring kotor bekas kami makan tadi habis itu kubersihkan meja makan lalu aku berlari ke kamar, ku tutup pintu kamar "Ya Allah mass tega kamu sama ku seperti itu mas", ku ucapkan dalam hati "Tok...tok...tok.. Reva! keluar kamu! Teriak Ibu mertuaku Ceklek, "Ya bu ada apa? Jawabku cuek "Ada apa...ada apa ngapain kamu di dalam kamar cepat keluar jagan bermalasmalasan aja kerjaanmu, sana pergi kebelakang cuci semua baju! " Baik bu", jawabku Kulangkahkan kaki ku kebelakang, Ku lihat baju kotor sudah menumpuk. "Huufftt rasanya cape banget di giniin terus sama mereka, ahh ya sudahlah ku kerjakan saja dari pada aku kena amukan ibu", kataku dalam hati Kurendam semua pakaian yang ada di situ, untuk pakaian yg putih aku pisahkan takut terkena noda dari baju-baju yang lain semuanya aku cuci menggunakan tangan Sebenarnya di rumah ada mesin cuci tetapi Ibu dan mbak laila tidak mengizinkan untuk aku gunakan kata mereka, mereka tidak mau baju-baju mahalnya cepat rusak karna mesin cuci padahal mesin cuci itu ada tombol yang di gunakan supaya baju tidak cepat rusak, huuftt bilang aja ngak mau rugi, kataku dalam hati. Setelah selesai mencuci, kujemur semua pakaian yg telah kucuci dan ku bersihkan setelah selesai menjemur pakaian, aku segera masuk ke rumah ku lihat rumah sudah sepi, "Kemana Ibu dan mbak laila ya" kata ku saat aku sudah di dalam rumah " Hmmm pasti Ibu pergi arisan dan mbak laila juga pergi jalan-jalan bersama teman-temannya", kataku dalam hati "Assalamualaikum..." Kata Ibu saat masuk ke dalam rumah bu RT dan kepada temen-temen arisannya yang lain "waalaikumsalam..." Ucap serempak teman-teman arisan ibu. "Eehhh jeng Marni sudah datang, mari masuk jeng" sambut jeng sisi, "Wuiiihhh sepertinya ada yang baru nih", kata jeng Rina, "Apaa yang baru jeng?, tanya jeng Risa "Itu yang di leher,tangan,sama yang di jari jeng Marni loh jeng" jawab jeng Rina "Duhhh silau banget loh jeng" kata jeng Risa Marni senyum-senyum sendiri lalau jawabnya "Aahhh jeng Risa ini tau aja kalau perhisan ku baru beli", kata Mirna "Ya pasti tau dong jeng kan baru lihat yg model ini", kata jeng Risa "Sudah-sudah nanti aja lagi ngobrolnya yuk kita mulai dulu arisan kita", kata bu Nisa pada ibu RT selaku ketua arisan juga, (sementara di cafe dimana Laila bersama teman-temannya) "Hi guys..." kata Laila kepada teman-teman nya, "Eehhh Laila baru sampai? tanya temen risa amira " Iya nih tadi jalanan macet banget",jawab Laila " Yaudah sini duduk kita kumpul di sini dan mari kita lanjut acara arisan kita", kata Nia temen Laila (Di rumah marni).. "Hikkss...hiikkss mama...." Kudengar anak mbak laila menangis di kamarnya, yaampun mbak laila ini kebiasaan banget ninggalin anaknya sendiri di kamarnya, Aku berlari kekamarnya Devano, ya nama anak mbak laila dan mas yoga yaitu devano. "Cup..cup..cuppp anak gantengnya tante sudah bagun ya" kupeluk Devano lalu kutenangkan dia agar tidak menangis lagi, setelah Devano tenang dan berhenti menangis ku katakan padanya "vano kita madi dulu ya habis itu tante suapi Devano makan ya, kataku padanya " Iya tante vano mandi ajah dulu, tapi vano mandiin tane ya", kata Devano "Oke, lets go kita mandi", jawabku "Lets go nte", jawab gemes devano Selesai devano kumandikan, devano ku gendong ke arah meja makan ku letakan dia di kursi khusus anak-anak agar dia tidak terjatuh, ku ambil nasi goreng yg khusus kumasakkan untuk devano yang tidak pedas, setelah selesai makan ku bawa devano ke kamarku kubaringkan dia di bawah yang beralaskan karpet lembut yang kutaruh di lantai dekat tempat tidurku, Rumah Ibu terbilang cukup besar mempunyai empat kamar walaupun tidak bertingkat tetapi cukup untuk kami tempati, kamarku dan kamar mas randi terbilang lumayan besar makanya aku membeli karpet bulu ini untuk lantai kamar kami, Kuletakan devano kutaruh mainannya sekalian agar iya tidak pergi kemana-mana, kukatan pada devano, "Vano disini dulu ya tante mau mandi dulu, vano jagan kemana-mana ya", kataku pada Devano "Iya nte" jawabnya Ku ambil handukku lalu aku bergegas berjalan ke kamar mandi, aku mandi sekalian luluran, Ya luluran adalah rutinitasku setiap mandi dan tidak pernah aku skip sekalipun, Makanya aku mempunyai kulit halus,lembut dan bercahaya, Selesai mandi kupakai baju ku, baju dinas dan baju yang sangat nyaman ku pakai sehari-hari di rumah yaitu daster kesayanganku, setelah selesai berpakaian aku keluar dari kamar mandi dan kuhampiri Devano yang ada di kamarku, Kulihat dia sedang asyik bermain, Ku hampir Devano yang sedang bermain, dan akhirnya pun aku ikut juga bermain bersama Devano, Kulihat jam sudah jam 11 sudah saatnya Devano untuk tidur siang, "vano kita tidur siang dulu ya" kataku pada devano "Iya nte",jawab devano. Setelah devano tertidur, aku pun beranjak dari tempat tidur sebelum itu aku memberi penyangga di kanan dan kiri nya Devano agar tidak terjatuh pada saat bangun nanti, sehabis itu aku langsung menuju dapur untuk masak makan siang dan malam, setelah selesai masak aku pun menuju kembali ke kamar, Kulihat Devano masih tertidur pulas, kuhampiri devano kurebahkan badanku di atas kasur lalu akupun ikut tertidur di samping Devano, Aku tersentak kaget dikarenakan Alarm ku berbunyi, kuambil hp ku lalu kumatikan Alarm itu ku lihat sudah jam 3 sore, Kulihat Devano juga sudah bangun, "Gantengnya tante sudah bagun ya" kataku pada Devano "Udah nte" jawabnya "Yaudah kita mandi duluya habis mandi kita makan ya sayang" kata ku pada Devano "Iya nte vano mau mandi sama tante ya", jawab Devano, Akupun memandikan Devano Setelah mandi kupakaikan minyak telon agar badanya Devano hangat, "Waahhh sayang tante udah wangi ganteng lagi" kataku sambil ku gelitiki Devano tertawa saat ku gelitiki, setelah selesai kubawa Devano keruang makan ku ambil nasinya lalu kusuapi dia sampai nasi yang ada di piring habis tak bersisa, setelah selesai menyuapi Devano lekas aku pergi untuk mandi karena sebentar lagi Mas Rendi akan pulang dari kantor, Setelah aku selesai mandi ku ajak evano untuk duduk diruang tamu kuhidupkan tv agar kami bisa menonton film kesukaan devano yaitu upin dan ipin. Kudengar suara langka kaki dari luar yang kuduga pasti ibu dan mbak Laila, Saat masuk ke rumah dia melihat Devano sudah bersih dan wangi, Bukannya langsung menghampiri Devano ini malah pergi begitu aja ke dalam kamar "Dasar emak emak yang tak perhatian pada anaknya", Kata ku dalam hati Kulihat wajah Devano cemberut aku tampak kasihan padanya ku peluk dia lalu ku ajak bercanda siapa tau dia ceria lagi, Kudengar suara mobil memasuki pekarangan rumah yg kuduga itu Mas Rendi, akupun pergi keluar bersama Devano kusambut Mas Rendi akan tetapi saat aku ingin menyalam tangan nya dia tidak menyambut tanganku malah yang di sambut itu Devano di gendongnya devano masuk kerumah, "Mas, Devanonya siniin kamu mandi dulu habis itu kita makan sama-sama" kataku pada Mas Rendi, Dia pun menyerahkan Devano kepadaku setelah itu iya pergi masuk kekamar untuk mandi, Aku masuk ke dalam kamar kutaruh Devano di karpet kamrku, setelah itu ku siapkan baju santai Mas Randi setelah itu aku keluar dari kamar, Kulihat Mas Rendi keluar dari kamar dan menghampiri ku di meja makan setelah itu Kulihat juga ibu dan mbak laila menuju meja makan, "Masak apa kamu hari ini!? Kata mertua ku dengan nada tak suka "Ibu bisa lihat sendiri apa yang kumasak untuk makan malam kita ini" jawabku cuek "Apaan ini kenapa hanya ada tempe,telur sama ikan nila dam sambal saja kenapa tidak ada daging Reva! Kata Ibu mertuaku dengan suara meninggi "Kan sudah aku bilang bu, uang belanja tidak cukup untuk membeli daging, tadi pagi aku minta uang belanja pada mas rendi tapi tidak di kasih, ingat ibu juga melarangnya pagi tadi", jawabku pada Ibu "Alahh kamu alasan aja itu bilang aja uangnya kamu belanjakan kebutuhan pribadimu kan?! Kata Ibu "Tidak bu sumpah uang belanja yang di berikan mas rendi tidak cukup bu", jawabku "Sudah-sudah aku udah lapar ini makan aja dulu yang ada", kata Mas Rendi Setelah itu kami pun makan bersama "Hmm enak dan lezat juga masakanya walaupun sederhana",kata Ibu dalam hati.Aku terbangun saat mendengar alarm yang setiap pagi aku stel di hp ku, Ku ambil hp ku lalu kumatikan Alaram ku, Kulihat sudah jam setengah lima akupun bergegas bagun Kulihat Mas Rendi masih tertidur lalu kubangunkan, "Mas bangun shalat yuk kemarin subuh Mas tidak ada shalat soalnya", kataku pada Mas Rendi "Iya..iya bawel banget sih kamu ganggu tidurku saja! Walaupun Mas Rendi berbicara ketus tetapi dia tetap pergi ke kamar mandi untuk mengambil wuduh akupun mengikutinya setelah itu kami pun shalat bersama, Selesai shalat kurapikan semua tempat shalat yang kami gunakan tadi dan Mas Rendi melanjutkan tidurnya kembali setelah membereskan tempat shalat kami tadi kulankahkan kaki ku untuk bersih-bersih rumah dan pekarangan rumah, Saat aku keluar dari kamar kuliat rumah tampak masih sepi, "Hhhh rupanya Ibu sama mbak Laila masih tidur belum bagun juga, yaudah deh aku bersih-bersih dulu saja habis itu aku mau belanja untuk sarapan yang akan ku masak nanti", Setelah siap bersih-bersih a
Setelah kepergian Ibu dan mbak laila ke mall, kulangkahkan kaki ku menuju kamar ku ambil handuk lalu aku pun mandi, Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan mbak laila dan ibu, "Yaa aku ngak boleh kalah dari mereka lihat saja aku akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Rendi" kata ku dengan tepat Selesai mandi ku buka laptopku aku ingin melihat pemasukan dari butik ku, Ya aku mempunyai butik yang terkenal di kalangan elit, aku sudah mendirikan sepuluh cabang butik, Semuanya aku sembunyikan dari Mas Rendi dan juga keluarga Mas Rendi makanya selama ini mereka menganggapku kampungan karena yang mereka tahu aku datang ke Jakarta untuk merantau dan mereka juga tidak mengetahui ladang sawit dan sawah ku yang ada di desaku. ya ladang dan sawah itu peninggalan warisan dari bapak dan ibu kandungku, ibu dan bapak sudah lama meninggal sejak aku tamat kuliah, Dulu aku kuliah di Amerika dengan beasiswa yang kuraih, aku mengambil jurusan manajemen perkantoran, aku menempuh kuliah s
Di tempat tidur Reva sedang menemani Devano tidur, iya bingung mau ngapain sehingga iya lari ke aplikasi berwarna hijau itu, Saat membuka aplikasi berlogo bulat hijau itu. Iya tidak sengaja melihat status mbak laila, Degg.. "Apa ini, sakit dan perih yang kurasakan melihat kenyataan ini, batin Reva "Hmm...coba aku tanyakan pada mas rendi" "Kalau iya mengatakan yang sebenarnya aku tidak akan marah dan aku akan minta penjelasan nanti saat mas rendi sudah pulang, Hp rendi berdering, iya melihat siapa yang menelfonya ternyata yang menelefonya adalah istrinya, Rendi beranjak dari tempat duduk nya iya akan menjawab telfon dari Reva jauh dari hadapan ibu dan mbak laila. "Hallo Mas, kamu sedang dimana sekarang? Tanya Reva "Hallo dek, mas sedang makan siang dengan ibu dan mbak laial" jawab Mas Rendi "Ada apa itu dek? Tanya Mas Rendi pada Reva "Tidak ada apa-apa Mas aku hanya menanyakan keberadaan kamu saja Mas" jawab ku "Apa Mas makan hanya bersama Ibu dan mbak laila? Tanya ku
Di terasa rumah aku dan mas rendi menunggu kedatangan mas Bima dan mbak ayu, Kulihat ada sebuah mobil memasuki pekarangan rumah ya, itu mas Bima dan mbak ayu, aku dan mas rendi pun menyambut kedatangan mereka. "Assalamualaikum...,"salam mas Bima "Waalaikumsalam....," jawab kami serempak dengan mas rendi "Apa kabar mas dan mbak ayu dan mas bima ?" Tanya rendi "Alhamdulillah kabar kami baik ren, kamu apa kabarnya? Tanya mas Bima "Alhamdulillah, baik juga mas," jawab mas rendi Mas Bima dan mbak ayu pun menyalami mas rendi dan aku,hanya mas bima yang bersalam deganku dan hanya mas bima juga yang ramah padaku sementara mbak ayu menatapku dengan sinis Dan tidak suka. "Mari masuk mas" kata ku pada mas bima Ku ajak mereka masuk kedalam rumah, Saat kami masuk ke rumah ibu dan mbak laila keluar dari kamar, "Loh Bima kapan kamu datang nya nak?" Tanya bu marni pada anak pertamanya "Barusan sampai bu", jawab mas Bima Wahh menantu ibu juga ikut, dengan senyum yang sangat manis ibu meng
(Pov Reva)Nama ku Reva Anita Hermawan, aku anak tunggal satu-satunya dari bapak Ibrahim hermawan dan ibu yasmin kami dari keluarga yang terbilang sukses.Dari kecil ibu dan bapak sayang menyayangiku hingga aku dewasa apa pun yang aku inginkan selalu terpenuhi akan tetapi itu semua tidak membuatku manja karena bapak dan ibu mendidikku sangat kerasAyah memiliki satu adik perempuan yang bernama bude nisa. Bude nisa udah lama menikah tetapi belum di karunikan anak. Setelah aku cari tahu ke ibu kenapa bude belum mempunyai anak ternyata bude nisa dan pakde Anto pernah mengalami kecelakaan dimana saat itu bude nisa sedang mengandung anak pertama.Akibat dari kecelakaan itu bude nisa keguguran dan dokter memvonis bahwa rahim buat nisa harus di angkat. Dengan berat hati akhirnya pakde anti menyetujui pengangkatan rahim bude anisa.Dan pada saat itu aku masih berumur sepuluh tahun.Saat aku tamat SMA aku iseng-iseng mendaftar di sebuah universitas luar negeri Yang ternyata aku lolos seleksi
(Pov Rendi) Nama ku rendi, Aku anak ke dua dari 3 bersaudara aku anak dari bapak hartono diningrat dan ibu marni. Dari kecil aku dan mas bima di didik keras oleh bapakku tentang agama dari kami usia 12 tahun hingga kami beranjak dewasa. Kami terbilang keluarga yang cukup mampu. Dulu bapak bekerja sebagai PNS di kecamatan dari hasil kerja bapak kami bisa membeli kebun yang cukup luas. Jadi kalau suatu saat bapak pensiun, bapak dan ibu bisa membiayai kami dari hasil kebun. Bapak orgnya baik dan tidak sombong dengan masyarakat sekampung dari situlah bapak di hormati oleh orang sekampung kami tetapi sangat berbeda dengan ibu, ibu termaksuk orang yang gila akan kehormatan sehingga orang se kampung menyayangkan kenapa bapak bisa menikahi orang seperti ibu. Suatu hari saat aku dan mas bima kakak laki-laki ku anak pertama dari ayah dan ibu sedang menonton tv di ruang tengah dan ibu berada di kamar karena menjaga adik kami satu-satunya perempuan yang saat ini masih berusia 2 tahun saat it
Saat kami berkumpul di ruang tamu hp ibu berdering yang tak lain adalah adik nya ibu yaitu tante Ratna bibinya mas rendi.Tante ratna itu seorang janda yang di tinggalkan suaminya menikah lagi degan gadis desa yang ada di kampung ibunya paman toni karena paman toni yang tidak sanggup dengan kelakuan tante ratna.Ya, tante ratna dan ibu mertuaku kelakuannya sebelas dua belas yang suka pamer kesana kesini dan gila akan kehormatan maka dari itu paman toni menjatuhkan talak tiga kepada tante ratna."Hallo ratna ada apa kamu menelfon ku? Tanya ibu"hallo kak ini loh aku mau kasih tau sekaligus mau mengundang kalian untuk datang ke acara Pertunangan putriku ponakan mu Naila" jawab tante ratna"Owh iya rat, kapan itu acaranya? Jawab ibu lagi"Sabtu ini acaranya mbak kan kebetulan juga di situ perusahaan kan libur mbak jadi kalian semua bisa datang" jawab tante ratna kepada ibu"Iya bener kamu rat, nanti kami semua datang deh kamu tenang aja" jawab ibu"Yasudah kalau begitu aku tutup dulu ya
Saat kami berkumpul di ruang tamu hp ibu berdering yang tak lain adalah adik nya ibu yaitu tante Ratna bibinya mas rendi.Tante ratna itu seorang janda yang di tinggalkan suaminya menikah lagi degan gadis desa yang ada di kampung ibunya paman toni karena paman toni yang tidak sanggup dengan kelakuan tante ratna.Ya, tante ratna dan ibu mertuaku kelakuannya sebelas dua belas yang suka pamer kesana kesini dan gila akan kehormatan maka dari itu paman toni menjatuhkan talak tiga kepada tante ratna."Hallo ratna ada apa kamu menelfon ku? Tanya ibu"hallo kak ini loh aku mau kasih tau sekaligus mau mengundang kalian untuk datang ke acara Pertunangan putriku ponakan mu Naila" jawab tante ratna"Owh iya rat, kapan itu acaranya? Jawab ibu lagi"Sabtu ini acaranya mbak kan kebetulan juga di situ perusahaan kan libur mbak jadi kalian semua bisa datang" jawab tante ratna kepada ibu"Iya bener kamu rat, nanti kami semua datang deh kamu tenang aja" jawab ibu"Yasudah kalau begitu aku tutup dulu ya
(Pov Rendi) Nama ku rendi, Aku anak ke dua dari 3 bersaudara aku anak dari bapak hartono diningrat dan ibu marni. Dari kecil aku dan mas bima di didik keras oleh bapakku tentang agama dari kami usia 12 tahun hingga kami beranjak dewasa. Kami terbilang keluarga yang cukup mampu. Dulu bapak bekerja sebagai PNS di kecamatan dari hasil kerja bapak kami bisa membeli kebun yang cukup luas. Jadi kalau suatu saat bapak pensiun, bapak dan ibu bisa membiayai kami dari hasil kebun. Bapak orgnya baik dan tidak sombong dengan masyarakat sekampung dari situlah bapak di hormati oleh orang sekampung kami tetapi sangat berbeda dengan ibu, ibu termaksuk orang yang gila akan kehormatan sehingga orang se kampung menyayangkan kenapa bapak bisa menikahi orang seperti ibu. Suatu hari saat aku dan mas bima kakak laki-laki ku anak pertama dari ayah dan ibu sedang menonton tv di ruang tengah dan ibu berada di kamar karena menjaga adik kami satu-satunya perempuan yang saat ini masih berusia 2 tahun saat it
(Pov Reva)Nama ku Reva Anita Hermawan, aku anak tunggal satu-satunya dari bapak Ibrahim hermawan dan ibu yasmin kami dari keluarga yang terbilang sukses.Dari kecil ibu dan bapak sayang menyayangiku hingga aku dewasa apa pun yang aku inginkan selalu terpenuhi akan tetapi itu semua tidak membuatku manja karena bapak dan ibu mendidikku sangat kerasAyah memiliki satu adik perempuan yang bernama bude nisa. Bude nisa udah lama menikah tetapi belum di karunikan anak. Setelah aku cari tahu ke ibu kenapa bude belum mempunyai anak ternyata bude nisa dan pakde Anto pernah mengalami kecelakaan dimana saat itu bude nisa sedang mengandung anak pertama.Akibat dari kecelakaan itu bude nisa keguguran dan dokter memvonis bahwa rahim buat nisa harus di angkat. Dengan berat hati akhirnya pakde anti menyetujui pengangkatan rahim bude anisa.Dan pada saat itu aku masih berumur sepuluh tahun.Saat aku tamat SMA aku iseng-iseng mendaftar di sebuah universitas luar negeri Yang ternyata aku lolos seleksi
Di terasa rumah aku dan mas rendi menunggu kedatangan mas Bima dan mbak ayu, Kulihat ada sebuah mobil memasuki pekarangan rumah ya, itu mas Bima dan mbak ayu, aku dan mas rendi pun menyambut kedatangan mereka. "Assalamualaikum...,"salam mas Bima "Waalaikumsalam....," jawab kami serempak dengan mas rendi "Apa kabar mas dan mbak ayu dan mas bima ?" Tanya rendi "Alhamdulillah kabar kami baik ren, kamu apa kabarnya? Tanya mas Bima "Alhamdulillah, baik juga mas," jawab mas rendi Mas Bima dan mbak ayu pun menyalami mas rendi dan aku,hanya mas bima yang bersalam deganku dan hanya mas bima juga yang ramah padaku sementara mbak ayu menatapku dengan sinis Dan tidak suka. "Mari masuk mas" kata ku pada mas bima Ku ajak mereka masuk kedalam rumah, Saat kami masuk ke rumah ibu dan mbak laila keluar dari kamar, "Loh Bima kapan kamu datang nya nak?" Tanya bu marni pada anak pertamanya "Barusan sampai bu", jawab mas Bima Wahh menantu ibu juga ikut, dengan senyum yang sangat manis ibu meng
Di tempat tidur Reva sedang menemani Devano tidur, iya bingung mau ngapain sehingga iya lari ke aplikasi berwarna hijau itu, Saat membuka aplikasi berlogo bulat hijau itu. Iya tidak sengaja melihat status mbak laila, Degg.. "Apa ini, sakit dan perih yang kurasakan melihat kenyataan ini, batin Reva "Hmm...coba aku tanyakan pada mas rendi" "Kalau iya mengatakan yang sebenarnya aku tidak akan marah dan aku akan minta penjelasan nanti saat mas rendi sudah pulang, Hp rendi berdering, iya melihat siapa yang menelfonya ternyata yang menelefonya adalah istrinya, Rendi beranjak dari tempat duduk nya iya akan menjawab telfon dari Reva jauh dari hadapan ibu dan mbak laila. "Hallo Mas, kamu sedang dimana sekarang? Tanya Reva "Hallo dek, mas sedang makan siang dengan ibu dan mbak laial" jawab Mas Rendi "Ada apa itu dek? Tanya Mas Rendi pada Reva "Tidak ada apa-apa Mas aku hanya menanyakan keberadaan kamu saja Mas" jawab ku "Apa Mas makan hanya bersama Ibu dan mbak laila? Tanya ku
Setelah kepergian Ibu dan mbak laila ke mall, kulangkahkan kaki ku menuju kamar ku ambil handuk lalu aku pun mandi, Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan mbak laila dan ibu, "Yaa aku ngak boleh kalah dari mereka lihat saja aku akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Rendi" kata ku dengan tepat Selesai mandi ku buka laptopku aku ingin melihat pemasukan dari butik ku, Ya aku mempunyai butik yang terkenal di kalangan elit, aku sudah mendirikan sepuluh cabang butik, Semuanya aku sembunyikan dari Mas Rendi dan juga keluarga Mas Rendi makanya selama ini mereka menganggapku kampungan karena yang mereka tahu aku datang ke Jakarta untuk merantau dan mereka juga tidak mengetahui ladang sawit dan sawah ku yang ada di desaku. ya ladang dan sawah itu peninggalan warisan dari bapak dan ibu kandungku, ibu dan bapak sudah lama meninggal sejak aku tamat kuliah, Dulu aku kuliah di Amerika dengan beasiswa yang kuraih, aku mengambil jurusan manajemen perkantoran, aku menempuh kuliah s
Aku terbangun saat mendengar alarm yang setiap pagi aku stel di hp ku, Ku ambil hp ku lalu kumatikan Alaram ku, Kulihat sudah jam setengah lima akupun bergegas bagun Kulihat Mas Rendi masih tertidur lalu kubangunkan, "Mas bangun shalat yuk kemarin subuh Mas tidak ada shalat soalnya", kataku pada Mas Rendi "Iya..iya bawel banget sih kamu ganggu tidurku saja! Walaupun Mas Rendi berbicara ketus tetapi dia tetap pergi ke kamar mandi untuk mengambil wuduh akupun mengikutinya setelah itu kami pun shalat bersama, Selesai shalat kurapikan semua tempat shalat yang kami gunakan tadi dan Mas Rendi melanjutkan tidurnya kembali setelah membereskan tempat shalat kami tadi kulankahkan kaki ku untuk bersih-bersih rumah dan pekarangan rumah, Saat aku keluar dari kamar kuliat rumah tampak masih sepi, "Hhhh rupanya Ibu sama mbak Laila masih tidur belum bagun juga, yaudah deh aku bersih-bersih dulu saja habis itu aku mau belanja untuk sarapan yang akan ku masak nanti", Setelah siap bersih-bersih a
Bug..bug... "Reva! bagun kamu! cepat! Ini sudah jam berapa? jadi menantu itu jangan malas!" suara teriakan dan gedoran di pintu membuat aku terkejut setengah mati. "Astagfirullah", kuelus dada ku karena aku kaget dengan teriakan Ibu mertuaku. Kulihat jam 4:47 pagi, lalu aku membangunkan mas Rendi untuk shalat. "Mas bangun mas yuk sholat subuh mas ini udah waktunya shalat", kata ku pada Mas Rendi "Duh apaan sih dik! aku masih ngantuk! kalau mau shalat, shalat sendiri saja!", jawab suami ku Mas Rendi Deg... Aku terkejut dengan jawaban ketus Mas Rendi, Padahal dulu Mas Rendi yang selalu menginggatkanku agar aku tidak meninggalkan shalatku. Akhirnya akupun shalat sendiri. Setelah itu aku keluar kamar kulihat tidak ada lagi mertuaku. ternyata setelah membagunkan aku dia tidurkembali, Aku bergegas untuk bersih-bersih rumah, kurapaikn semua rumah dan pekarangan rumah setelah bersih aku bergegas ke dapur untuk memasak sarapan pagi kami semua yang ada di rumah ini. Kubu