Di tempat tidur Reva sedang menemani Devano tidur, iya bingung mau ngapain sehingga iya lari ke aplikasi berwarna hijau itu,
Saat membuka aplikasi berlogo bulat hijau itu. Iya tidak sengaja melihat status mbak laila, Degg.. "Apa ini, sakit dan perih yang kurasakan melihat kenyataan ini, batin Reva "Hmm...coba aku tanyakan pada mas rendi" "Kalau iya mengatakan yang sebenarnya aku tidak akan marah dan aku akan minta penjelasan nanti saat mas rendi sudah pulang, Hp rendi berdering, iya melihat siapa yang menelfonya ternyata yang menelefonya adalah istrinya, Rendi beranjak dari tempat duduk nya iya akan menjawab telfon dari Reva jauh dari hadapan ibu dan mbak laila. "Hallo Mas, kamu sedang dimana sekarang? Tanya Reva "Hallo dek, mas sedang makan siang dengan ibu dan mbak laial" jawab Mas Rendi "Ada apa itu dek? Tanya Mas Rendi pada Reva "Tidak ada apa-apa Mas aku hanya menanyakan keberadaan kamu saja Mas" jawab ku "Apa Mas makan hanya bersama Ibu dan mbak laila? Tanya ku pada Mas Rendi,"Aku ingin dia jujur padaku. " Tidak hanya ibu dan mbak laila dek tapi juga ada temenya mbak laila," jawab Mas Rendi "Yaudah, mas tutup lagi nanti mas jelasin ke kamu di rumah saja ya" kata Mas Rendi padaku " Baiklah mas, nanti kita bicara di rumah saja," jawabku Setelah telfon mati mas rendi kembali ke tempat duduk nya, "Siapa yang telfon ren? Tanya ibu pada rendi "Owh yang nelfon reva bu, jawab rendi "Untuk apa dia nelfon kamu? Mau minta duitmu? Tanya ibu dengan nada tidak suka "Tidak bu, reva hanya menanyakan aku lagi dimana dan sedang apa itu saja bu," jawab rendi pada ibu nya "Untuk apa dia menanyakan itu? Tanya bu marni "Apakah reva tidak boleh menanyakan keberadaanku bu? Reva itu istriku dan aku suaminya dia berhat atas itu bu!" " reva itukan menantu ibu kenapa sih bu, ibu selalu saja memarahi reva!"Kata mas rendi pada ibu dengan suara sedikit meninggi "Dari awal kamu menikah dengan dia ibu tidak pernah mengangap dia sebagai menantu ibu!" Jawab ibu dengan kesal " Tapi bu kenapa? Jawab rendi "Karena dia itu anak orang miskin! anak yatim piatu! Mau sampai kapan pun ibu tidak akan pernah menganggap dia sebai menantu!" Jewab ibu dengan nada sedikit meninggi. "Ingat rendi, kamu anak laki-laki ibu mau sampai kapan pun ibu tetap tanggung jawabmu dan surgamu ada pada ibu!", peringatan ibu pada rendi "Terserah ibu saja, aku capek, jawab rendi Pada saat percekcokan ibu dan rendi, Namira tidak tahu apa-apa, karena dia lagi berada di toilet. Setelah namira kembali duduk di meja restoran ternyata makanan mereka sudah datang dan mereka pun langsung makan dengan hening. "Bu aku akan kembali ke kantor karena sebentar lagi jam makan siang ku udah mau habis", kata rendi pada ibunya setelah selesai menyantap makanannya "Apa kamu tidak bisa lama di sini ren? tanya Ibu "Kamu temani namira untuk berbelanja", tanya ibu pada rendi "Tidak bisa bu, aku sedang bekerja buka main-main apalagi aku punya tanggung jawab di kantor sebagai manager," tolak rendi pada ibu "Baiklah yasudah kamu hati-hati ya," " Tapi lainkali kamu bisa kan nemenin namira jalan-jalan? Tanya ibu ke rendi "Aku tidak bisa bu", tolak rendi "Kenapa tidak bisa ren? Tanya ibu "Karena aku sudah beristri bu," jawab tegas rendi "Ck..kamu itu kalau ibu bilang apa kamu harus nurut ren, ingat surga mu ada pada ibu!" Kata ibu sedikit mengancam rendi "Iya aku tau surgaku ada pada ibu, tapi tidak semua perkataan ibu harus aku turuti" rendi berangkat dulu bu, pamit rendi pada ibu "Rendi jagan jdi pembangkang kamu!" teriak ibu "Rendi tidak mendengarkan teriakan ibunya, iya pergi begitu saja karena sebentar lagi masa istirahat nya sudah habis. "Lihat saja mas rendi kamu akan jadi milikku satu-satunya" kata namira dalam hati "Dengan penolakan mu ini aku semakin tertantang untuk mendekatimu" kata namira dalam hati Ting bunyi pesan hp namira, "Baby kamu sedang dimana? Om kangen nih", tanya sugar dady nya namira "Aku sedang berada di mall om", jawab namira "Bisa kan kita ketemu baby? Tanya sugar dady nya "Bisa om tapi tidak sekarang nanti aku kabari om kalau aku sudah sampai kontrakan", kata namira "Baiklah baby, om tunggu kabarmu", jawab om tama "Yuk kita belanja" ajak namira pada ibu dan laila. Mereka pergi ke salah satu penjual tas branded, mereka bertiga melihat-lihat tas yang tertata rapi di etalase Ada satu tas yang menarik perhatian bu marni, "Aahh ini tas cantik banget ibu pengen yang ini", kata bu namira "Ibu pengen yang ini? Tanya namira "iya, ibu sudah jatuh hati dengan tas LV ini cantik soalnya", jawab bu mirna pada namira "Aku juga mau yang ini," kata laila "mbak juga mau? Tanya namira "Iya aku juga jatu cintah sama tas ini cantik dan elegan", jawab laila "Baiklah aku akan tanyakan dulu berapa harga tas ibu dan mbak laila pada pelayannya", kata namira pada ibu dan laila namira memanggil pelayan toko tersebut untuk menanyakan berapa harga tas tersebut, "mbak aku mau nanya harga kedua tas ini mbak", tanya namira pada pelayan toko "sebentar ya bu kita check dulu harga nya," jawab pelayan toko tersebut "Permisi buk, untuk harga tas ibu ini seharga lima juta dan punya mbak ini harganya empat juta mbak", kata pelayan toko pada namira. "Jadi totalnya berapa mbak", tanya namira pada pelayan toko "Totalnya sembilan juta mbak", jawab pelayan toko Setelah pelayan toko menyebutkan berapa totalnya, namira langsung menyerahkan atm nya kepada pelayan toko setelah melakukan pembayaran mereka pun pulang ke rumah masing-masing "Namira Makasih loh udah di traktir", kata mbak laila dan ibu "Iya sama-sama mbak", jawab namira "kamu ini calon menantu idaman ibu", kata ibu pada namira Namira tersipu malu saat ibu berkata seperti ini. Tidak apa deh hari ini aku habis sembilan juta, hari ini kan aku ketemu sama om Tama jadi aku bisa minta duit sama om Tama," kata namira dalam hati Tiba di kantor, rendi langsung masuk kembali keruangannya. Di ruangan rendi sedang sibuk dengan berkas-berkas yang dia tinggalkan tadi, Tidak terasa jam kantor sudah selesai begitu juga dengan pekerjaan yang sempat tertunda tadi juga sudah selesai. Dia merapikan meja kerjanya setelah rapi dia keluar dari ruangan menuju ke parkiran untuk mengambil mobinya. Di parkiran rendi bertemu dengan bayu "Hai bro lu mau pulang? Tanya bayu "Kagak mau kerja lagi, yah jelas mau pulang lah", kata rendi pada bayu "Owh iya lu tadi kemana pas jam makan siang? Tanya bayu "Itu tadi pagi ibu gua ngabarin untuk makan siang di mall. Sampai mall ternyata ibu dan mbak laila ngenalin gua ke temennya laila yang ternyata dia mantan ku waktu kuliah dulu", jawab rendi "Lu mau gitu di deketin sama wanita lain yang bukan muhrim lu", tanya bayu "Ya nggak lah, lu tau kan gua udah beristri", jawab rendi "Bagus jawaban lu sudah tepat bro. Jagan sekali-kali lu sakiti perasaan istri lu dengan adanya orang ke tiga dalam rumah tangga lu bro kalau lu mau karir lu surut bro," nasehat bayu pada rendi "Kenapa lu bilang gitu bro? Tanya rendi "Pada saat lu memasukkan orang ke tiga dalam rumah tangga lu dan lu nyakitin hati istri lu, rezky lu tidak akan selancar ini lagi bro," kata bayu pada rendi "Lu ingatkan bro pada saat lu belum menikah lu di kantor ini masih karyawan biasa dan setelah lu menikah dengan reva lu langsung di angkat jadi manager di sini, yang berarti reva itu pembawa rezky buat lu," kata bayu lagi pada rendi "Benar juga apa kata bayu setelah aku menikah dengan reva rezky ku menjelit, kata Rendi dalam hati "Makasih bro buat nasehat lu gua ngak akan sakiti hati istri gua lagi dan gua akan berlaku adil sama istri gua bro", kata rendi pada bayu dengan senyum bahagia. "Yaudah yuk kita pulang istri kita sudah menunggu kepulangan kita hahaha", kata bayu pada rendi sambil tertawa Akhirnya mereka pun pulang . Di rumah reva sudah selesai memasak untuk makan malam mereka, "Akhirnya selesai juga aku memasak. Ah sudah jam setengah lima rupanya, aku mandi dulu aja deh sebentar lagi mas rendi pulang kantor" kata naila berbicara sendiri Reva masuk kamar lalu di ambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi, di kamar mandi reva melakukan aktivitasnya setiap mandi yaitu luluran. selesai mandi reva memakai pakaian dress selutuk yang cantik dia mempoles sedikit mak up tipis-tipis agar kelihatan fress. Sebelumnya ibu dan mbak laila Sudah pulang dari mall mereka berdua sekarang sedang berada di ruang Tv. Ku dengar suara mobil memasuki pekarangan rumah ya itu mas rendi yang sudah pulang dari kantor, reva keluar dari kamar dilihatnya sudah tidak ada ibu dan mbak laila. "Kemana mereka ya", tanya reva dalam hati "Aahh sudahlah aku mau jumpai suami ku dulu" "Mas sudah pulang? Tanya ku di dekat pintu Mas rendi tak berhenti memandangi ku, "Cantik," kata Mas Rendi pelan yang masih dapat kudengar Ibu dan mbak laila menatap aku dan mas rendi dengan tahapan melotot. Mas rendi mendekatiku, ku sambut iya dengan senyuman. ku sodorkan tangaku untuk menyalim tangan mas rendi yang tiba-tiba juga mencium keningku aku sempat terdiam sebentar lalu mas rendi mengajakku masuk ke dalam kamar, ku ikuti langkah nya menuju kamar, sebelum itu sempat ku dengar ibu dan mbak laial berbisik bisik di luar. "Ada apa dengan si reva tumben tubenan dia dandan," kata ibu pada mbak laila dengan nada tak suka dan begitu juga dengan mbak laila Saat di kamar mas rendi tiba-tiba memeluk dari belakang. " Mas kamu mandi dulu ya habis itu kita makan," kataku pada mas rendi "Biarkan sebentar aja mas meluk kamu dek," jawab mas rendi dengan nafas yg berat "Kalau seperti ini terus aku bakalan mandi lagi mas," kata ku pada mas rendi : Dek boleh ya?", tanya mas rendi Aku mengerti ke arah mana pembicaraan mas rendi dan aku pung menganggukan kepala ku pertanya aku mau. Dan terjadilah pergulatan panas kami sore ini yang awalnya kamar udah rapi sekarang menjadi berantakan. Setelah itu aku dan mas rendi mandi bareng dan di kamar mandi tidak terjadi apa-apa. mengingat jam sudah waktunya makan malam. Setelah selesai berpakaian mas rendi bertanya pada ku, "Dek kamu tdi udah belanja kan yang mas bilang tadi soalnya mas Bima dan mbak ayu mau datang kemari liburan?," tanya mas rendi apada ku. "Sudah mas, aku sudah memasak yang kamu bilang tadi siang," jawabku pada mas rendi Setelah mas rendi pulang dari mall, dalam perjalanan mas rendi sempat mengirimkan pesan bahwa kakak pertamanya mas rendi yaitu mas Bima dan istrinya akan datang berlibur ke rumah mamah. "Yaudah yuk kita tunggu mas Bima dan mbak ayu di depan rumah", ajak mas rendi "Yuk mas," kata ku pada mas rendi.Di terasa rumah aku dan mas rendi menunggu kedatangan mas Bima dan mbak ayu, Kulihat ada sebuah mobil memasuki pekarangan rumah ya, itu mas Bima dan mbak ayu, aku dan mas rendi pun menyambut kedatangan mereka. "Assalamualaikum...,"salam mas Bima "Waalaikumsalam....," jawab kami serempak dengan mas rendi "Apa kabar mas dan mbak ayu dan mas bima ?" Tanya rendi "Alhamdulillah kabar kami baik ren, kamu apa kabarnya? Tanya mas Bima "Alhamdulillah, baik juga mas," jawab mas rendi Mas Bima dan mbak ayu pun menyalami mas rendi dan aku,hanya mas bima yang bersalam deganku dan hanya mas bima juga yang ramah padaku sementara mbak ayu menatapku dengan sinis Dan tidak suka. "Mari masuk mas" kata ku pada mas bima Ku ajak mereka masuk kedalam rumah, Saat kami masuk ke rumah ibu dan mbak laila keluar dari kamar, "Loh Bima kapan kamu datang nya nak?" Tanya bu marni pada anak pertamanya "Barusan sampai bu", jawab mas Bima Wahh menantu ibu juga ikut, dengan senyum yang sangat manis ibu meng
(Pov Reva)Nama ku Reva Anita Hermawan, aku anak tunggal satu-satunya dari bapak Ibrahim hermawan dan ibu yasmin kami dari keluarga yang terbilang sukses.Dari kecil ibu dan bapak sayang menyayangiku hingga aku dewasa apa pun yang aku inginkan selalu terpenuhi akan tetapi itu semua tidak membuatku manja karena bapak dan ibu mendidikku sangat kerasAyah memiliki satu adik perempuan yang bernama bude nisa. Bude nisa udah lama menikah tetapi belum di karunikan anak. Setelah aku cari tahu ke ibu kenapa bude belum mempunyai anak ternyata bude nisa dan pakde Anto pernah mengalami kecelakaan dimana saat itu bude nisa sedang mengandung anak pertama.Akibat dari kecelakaan itu bude nisa keguguran dan dokter memvonis bahwa rahim buat nisa harus di angkat. Dengan berat hati akhirnya pakde anti menyetujui pengangkatan rahim bude anisa.Dan pada saat itu aku masih berumur sepuluh tahun.Saat aku tamat SMA aku iseng-iseng mendaftar di sebuah universitas luar negeri Yang ternyata aku lolos seleksi
(Pov Rendi) Nama ku rendi, Aku anak ke dua dari 3 bersaudara aku anak dari bapak hartono diningrat dan ibu marni. Dari kecil aku dan mas bima di didik keras oleh bapakku tentang agama dari kami usia 12 tahun hingga kami beranjak dewasa. Kami terbilang keluarga yang cukup mampu. Dulu bapak bekerja sebagai PNS di kecamatan dari hasil kerja bapak kami bisa membeli kebun yang cukup luas. Jadi kalau suatu saat bapak pensiun, bapak dan ibu bisa membiayai kami dari hasil kebun. Bapak orgnya baik dan tidak sombong dengan masyarakat sekampung dari situlah bapak di hormati oleh orang sekampung kami tetapi sangat berbeda dengan ibu, ibu termaksuk orang yang gila akan kehormatan sehingga orang se kampung menyayangkan kenapa bapak bisa menikahi orang seperti ibu. Suatu hari saat aku dan mas bima kakak laki-laki ku anak pertama dari ayah dan ibu sedang menonton tv di ruang tengah dan ibu berada di kamar karena menjaga adik kami satu-satunya perempuan yang saat ini masih berusia 2 tahun saat it
Saat kami berkumpul di ruang tamu hp ibu berdering yang tak lain adalah adik nya ibu yaitu tante Ratna bibinya mas rendi.Tante ratna itu seorang janda yang di tinggalkan suaminya menikah lagi degan gadis desa yang ada di kampung ibunya paman toni karena paman toni yang tidak sanggup dengan kelakuan tante ratna.Ya, tante ratna dan ibu mertuaku kelakuannya sebelas dua belas yang suka pamer kesana kesini dan gila akan kehormatan maka dari itu paman toni menjatuhkan talak tiga kepada tante ratna."Hallo ratna ada apa kamu menelfon ku? Tanya ibu"hallo kak ini loh aku mau kasih tau sekaligus mau mengundang kalian untuk datang ke acara Pertunangan putriku ponakan mu Naila" jawab tante ratna"Owh iya rat, kapan itu acaranya? Jawab ibu lagi"Sabtu ini acaranya mbak kan kebetulan juga di situ perusahaan kan libur mbak jadi kalian semua bisa datang" jawab tante ratna kepada ibu"Iya bener kamu rat, nanti kami semua datang deh kamu tenang aja" jawab ibu"Yasudah kalau begitu aku tutup dulu ya
Bug..bug... "Reva! bagun kamu! cepat! Ini sudah jam berapa? jadi menantu itu jangan malas!" suara teriakan dan gedoran di pintu membuat aku terkejut setengah mati. "Astagfirullah", kuelus dada ku karena aku kaget dengan teriakan Ibu mertuaku. Kulihat jam 4:47 pagi, lalu aku membangunkan mas Rendi untuk shalat. "Mas bangun mas yuk sholat subuh mas ini udah waktunya shalat", kata ku pada Mas Rendi "Duh apaan sih dik! aku masih ngantuk! kalau mau shalat, shalat sendiri saja!", jawab suami ku Mas Rendi Deg... Aku terkejut dengan jawaban ketus Mas Rendi, Padahal dulu Mas Rendi yang selalu menginggatkanku agar aku tidak meninggalkan shalatku. Akhirnya akupun shalat sendiri. Setelah itu aku keluar kamar kulihat tidak ada lagi mertuaku. ternyata setelah membagunkan aku dia tidurkembali, Aku bergegas untuk bersih-bersih rumah, kurapaikn semua rumah dan pekarangan rumah setelah bersih aku bergegas ke dapur untuk memasak sarapan pagi kami semua yang ada di rumah ini. Kubu
Aku terbangun saat mendengar alarm yang setiap pagi aku stel di hp ku, Ku ambil hp ku lalu kumatikan Alaram ku, Kulihat sudah jam setengah lima akupun bergegas bagun Kulihat Mas Rendi masih tertidur lalu kubangunkan, "Mas bangun shalat yuk kemarin subuh Mas tidak ada shalat soalnya", kataku pada Mas Rendi "Iya..iya bawel banget sih kamu ganggu tidurku saja! Walaupun Mas Rendi berbicara ketus tetapi dia tetap pergi ke kamar mandi untuk mengambil wuduh akupun mengikutinya setelah itu kami pun shalat bersama, Selesai shalat kurapikan semua tempat shalat yang kami gunakan tadi dan Mas Rendi melanjutkan tidurnya kembali setelah membereskan tempat shalat kami tadi kulankahkan kaki ku untuk bersih-bersih rumah dan pekarangan rumah, Saat aku keluar dari kamar kuliat rumah tampak masih sepi, "Hhhh rupanya Ibu sama mbak Laila masih tidur belum bagun juga, yaudah deh aku bersih-bersih dulu saja habis itu aku mau belanja untuk sarapan yang akan ku masak nanti", Setelah siap bersih-bersih a
Setelah kepergian Ibu dan mbak laila ke mall, kulangkahkan kaki ku menuju kamar ku ambil handuk lalu aku pun mandi, Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan mbak laila dan ibu, "Yaa aku ngak boleh kalah dari mereka lihat saja aku akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Rendi" kata ku dengan tepat Selesai mandi ku buka laptopku aku ingin melihat pemasukan dari butik ku, Ya aku mempunyai butik yang terkenal di kalangan elit, aku sudah mendirikan sepuluh cabang butik, Semuanya aku sembunyikan dari Mas Rendi dan juga keluarga Mas Rendi makanya selama ini mereka menganggapku kampungan karena yang mereka tahu aku datang ke Jakarta untuk merantau dan mereka juga tidak mengetahui ladang sawit dan sawah ku yang ada di desaku. ya ladang dan sawah itu peninggalan warisan dari bapak dan ibu kandungku, ibu dan bapak sudah lama meninggal sejak aku tamat kuliah, Dulu aku kuliah di Amerika dengan beasiswa yang kuraih, aku mengambil jurusan manajemen perkantoran, aku menempuh kuliah s
Saat kami berkumpul di ruang tamu hp ibu berdering yang tak lain adalah adik nya ibu yaitu tante Ratna bibinya mas rendi.Tante ratna itu seorang janda yang di tinggalkan suaminya menikah lagi degan gadis desa yang ada di kampung ibunya paman toni karena paman toni yang tidak sanggup dengan kelakuan tante ratna.Ya, tante ratna dan ibu mertuaku kelakuannya sebelas dua belas yang suka pamer kesana kesini dan gila akan kehormatan maka dari itu paman toni menjatuhkan talak tiga kepada tante ratna."Hallo ratna ada apa kamu menelfon ku? Tanya ibu"hallo kak ini loh aku mau kasih tau sekaligus mau mengundang kalian untuk datang ke acara Pertunangan putriku ponakan mu Naila" jawab tante ratna"Owh iya rat, kapan itu acaranya? Jawab ibu lagi"Sabtu ini acaranya mbak kan kebetulan juga di situ perusahaan kan libur mbak jadi kalian semua bisa datang" jawab tante ratna kepada ibu"Iya bener kamu rat, nanti kami semua datang deh kamu tenang aja" jawab ibu"Yasudah kalau begitu aku tutup dulu ya
(Pov Rendi) Nama ku rendi, Aku anak ke dua dari 3 bersaudara aku anak dari bapak hartono diningrat dan ibu marni. Dari kecil aku dan mas bima di didik keras oleh bapakku tentang agama dari kami usia 12 tahun hingga kami beranjak dewasa. Kami terbilang keluarga yang cukup mampu. Dulu bapak bekerja sebagai PNS di kecamatan dari hasil kerja bapak kami bisa membeli kebun yang cukup luas. Jadi kalau suatu saat bapak pensiun, bapak dan ibu bisa membiayai kami dari hasil kebun. Bapak orgnya baik dan tidak sombong dengan masyarakat sekampung dari situlah bapak di hormati oleh orang sekampung kami tetapi sangat berbeda dengan ibu, ibu termaksuk orang yang gila akan kehormatan sehingga orang se kampung menyayangkan kenapa bapak bisa menikahi orang seperti ibu. Suatu hari saat aku dan mas bima kakak laki-laki ku anak pertama dari ayah dan ibu sedang menonton tv di ruang tengah dan ibu berada di kamar karena menjaga adik kami satu-satunya perempuan yang saat ini masih berusia 2 tahun saat it
(Pov Reva)Nama ku Reva Anita Hermawan, aku anak tunggal satu-satunya dari bapak Ibrahim hermawan dan ibu yasmin kami dari keluarga yang terbilang sukses.Dari kecil ibu dan bapak sayang menyayangiku hingga aku dewasa apa pun yang aku inginkan selalu terpenuhi akan tetapi itu semua tidak membuatku manja karena bapak dan ibu mendidikku sangat kerasAyah memiliki satu adik perempuan yang bernama bude nisa. Bude nisa udah lama menikah tetapi belum di karunikan anak. Setelah aku cari tahu ke ibu kenapa bude belum mempunyai anak ternyata bude nisa dan pakde Anto pernah mengalami kecelakaan dimana saat itu bude nisa sedang mengandung anak pertama.Akibat dari kecelakaan itu bude nisa keguguran dan dokter memvonis bahwa rahim buat nisa harus di angkat. Dengan berat hati akhirnya pakde anti menyetujui pengangkatan rahim bude anisa.Dan pada saat itu aku masih berumur sepuluh tahun.Saat aku tamat SMA aku iseng-iseng mendaftar di sebuah universitas luar negeri Yang ternyata aku lolos seleksi
Di terasa rumah aku dan mas rendi menunggu kedatangan mas Bima dan mbak ayu, Kulihat ada sebuah mobil memasuki pekarangan rumah ya, itu mas Bima dan mbak ayu, aku dan mas rendi pun menyambut kedatangan mereka. "Assalamualaikum...,"salam mas Bima "Waalaikumsalam....," jawab kami serempak dengan mas rendi "Apa kabar mas dan mbak ayu dan mas bima ?" Tanya rendi "Alhamdulillah kabar kami baik ren, kamu apa kabarnya? Tanya mas Bima "Alhamdulillah, baik juga mas," jawab mas rendi Mas Bima dan mbak ayu pun menyalami mas rendi dan aku,hanya mas bima yang bersalam deganku dan hanya mas bima juga yang ramah padaku sementara mbak ayu menatapku dengan sinis Dan tidak suka. "Mari masuk mas" kata ku pada mas bima Ku ajak mereka masuk kedalam rumah, Saat kami masuk ke rumah ibu dan mbak laila keluar dari kamar, "Loh Bima kapan kamu datang nya nak?" Tanya bu marni pada anak pertamanya "Barusan sampai bu", jawab mas Bima Wahh menantu ibu juga ikut, dengan senyum yang sangat manis ibu meng
Di tempat tidur Reva sedang menemani Devano tidur, iya bingung mau ngapain sehingga iya lari ke aplikasi berwarna hijau itu, Saat membuka aplikasi berlogo bulat hijau itu. Iya tidak sengaja melihat status mbak laila, Degg.. "Apa ini, sakit dan perih yang kurasakan melihat kenyataan ini, batin Reva "Hmm...coba aku tanyakan pada mas rendi" "Kalau iya mengatakan yang sebenarnya aku tidak akan marah dan aku akan minta penjelasan nanti saat mas rendi sudah pulang, Hp rendi berdering, iya melihat siapa yang menelfonya ternyata yang menelefonya adalah istrinya, Rendi beranjak dari tempat duduk nya iya akan menjawab telfon dari Reva jauh dari hadapan ibu dan mbak laila. "Hallo Mas, kamu sedang dimana sekarang? Tanya Reva "Hallo dek, mas sedang makan siang dengan ibu dan mbak laial" jawab Mas Rendi "Ada apa itu dek? Tanya Mas Rendi pada Reva "Tidak ada apa-apa Mas aku hanya menanyakan keberadaan kamu saja Mas" jawab ku "Apa Mas makan hanya bersama Ibu dan mbak laila? Tanya ku
Setelah kepergian Ibu dan mbak laila ke mall, kulangkahkan kaki ku menuju kamar ku ambil handuk lalu aku pun mandi, Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan mbak laila dan ibu, "Yaa aku ngak boleh kalah dari mereka lihat saja aku akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Mas Rendi" kata ku dengan tepat Selesai mandi ku buka laptopku aku ingin melihat pemasukan dari butik ku, Ya aku mempunyai butik yang terkenal di kalangan elit, aku sudah mendirikan sepuluh cabang butik, Semuanya aku sembunyikan dari Mas Rendi dan juga keluarga Mas Rendi makanya selama ini mereka menganggapku kampungan karena yang mereka tahu aku datang ke Jakarta untuk merantau dan mereka juga tidak mengetahui ladang sawit dan sawah ku yang ada di desaku. ya ladang dan sawah itu peninggalan warisan dari bapak dan ibu kandungku, ibu dan bapak sudah lama meninggal sejak aku tamat kuliah, Dulu aku kuliah di Amerika dengan beasiswa yang kuraih, aku mengambil jurusan manajemen perkantoran, aku menempuh kuliah s
Aku terbangun saat mendengar alarm yang setiap pagi aku stel di hp ku, Ku ambil hp ku lalu kumatikan Alaram ku, Kulihat sudah jam setengah lima akupun bergegas bagun Kulihat Mas Rendi masih tertidur lalu kubangunkan, "Mas bangun shalat yuk kemarin subuh Mas tidak ada shalat soalnya", kataku pada Mas Rendi "Iya..iya bawel banget sih kamu ganggu tidurku saja! Walaupun Mas Rendi berbicara ketus tetapi dia tetap pergi ke kamar mandi untuk mengambil wuduh akupun mengikutinya setelah itu kami pun shalat bersama, Selesai shalat kurapikan semua tempat shalat yang kami gunakan tadi dan Mas Rendi melanjutkan tidurnya kembali setelah membereskan tempat shalat kami tadi kulankahkan kaki ku untuk bersih-bersih rumah dan pekarangan rumah, Saat aku keluar dari kamar kuliat rumah tampak masih sepi, "Hhhh rupanya Ibu sama mbak Laila masih tidur belum bagun juga, yaudah deh aku bersih-bersih dulu saja habis itu aku mau belanja untuk sarapan yang akan ku masak nanti", Setelah siap bersih-bersih a
Bug..bug... "Reva! bagun kamu! cepat! Ini sudah jam berapa? jadi menantu itu jangan malas!" suara teriakan dan gedoran di pintu membuat aku terkejut setengah mati. "Astagfirullah", kuelus dada ku karena aku kaget dengan teriakan Ibu mertuaku. Kulihat jam 4:47 pagi, lalu aku membangunkan mas Rendi untuk shalat. "Mas bangun mas yuk sholat subuh mas ini udah waktunya shalat", kata ku pada Mas Rendi "Duh apaan sih dik! aku masih ngantuk! kalau mau shalat, shalat sendiri saja!", jawab suami ku Mas Rendi Deg... Aku terkejut dengan jawaban ketus Mas Rendi, Padahal dulu Mas Rendi yang selalu menginggatkanku agar aku tidak meninggalkan shalatku. Akhirnya akupun shalat sendiri. Setelah itu aku keluar kamar kulihat tidak ada lagi mertuaku. ternyata setelah membagunkan aku dia tidurkembali, Aku bergegas untuk bersih-bersih rumah, kurapaikn semua rumah dan pekarangan rumah setelah bersih aku bergegas ke dapur untuk memasak sarapan pagi kami semua yang ada di rumah ini. Kubu