Share

Bab 81. Tingkah aneh.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 23:52:49

Belum juga ruqyah dimulai Mbak Asih sudah mulai meraung-raung minta dilepaskan. Aku segera menyuruh ibu untuk pergi dari ruang tengah ini kasihan Kia kalau melihat semua adegan yang akan terjadi nanti.

“Asih, tenanglah ada Ibu di sini. Kamu tidak diapa-apain hanya didoakan saja sama Ustaz,” ucap ibu mertuaku.

“Tidak mau Bu, aku bisa melakukannya sendiri. Aku bisa berdoa sendiri kenapa Ibu minta orang lain untuk mendoakanku memangnya aku orang mati,” jawab Mbak Asih.

“Sudah biarkan saja Bu, itu yang berbicara bukan Asih jiwanya sudah dirasuki Ibu pegang saja tangannya,” sahut ustazah.

Kami semua yang ada di sini membantu proses jalannya ruqyah Mbak Asih.

Baru saja dibacakan ayat kursi dan juga ayat terakhir dalam surat Al-baqarah Mbak Asih sudah menggeliat-geliat bak cacing kepanasan.

Mbak Asih berontak dan tenaganya pun sangat kuat sehingga membuat aku, ibu, dan Mamah Atik terjengkang ke belakang.

Mbak Asih melepas jilbabnya dan hendak melepas gamisnya secepat kilat ustazah mengambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 82. Bereaksi.

    "Jadi ruqyahnya masih tetap berlanjut ya, Ustazah?” tanyaku lagi.“Tentu saja, prosesnya itu tidak hanya sekali dua kali pasien langsung sembuh bahkan ada yang sampai 40 kali baru sembuh kasusnya memang beda-beda semoga saja Asih nanti beberapa kali diruqyah bisa lekas sembuh,” jawab ustazah.“Insya Allah ... Ustazah bantu doanya juga untuk kesembuhan anakku kasihan sekali dia entah siapa yang sudah membuatnya begini. Kenapa harus anakku yang jadi sasaran,” keluh ibu.“Sabar, Bu ... semua yang terjadi pada hidup kita baik itu yang enak maupun tidak semua sudah takdir Allah tugas kita adalah menjalaninya dengan ikhlas. Semoga dengan begitu hidup kita akan jadi lebih damai dan juga lebih tenang,” jawab ustazah.“Jadi, Ustazah, kapan dilanjutkan ruqyahnya lagi?” tanya Mamah Atik.Begitu mendengar kata ruqyah Mbak Asih langsung melihat ke arah Mamah Atik dengan tatapan yang sangat-sangat menakutkan.“Insya Allah ... nanti ba'da isya kita lanjutkan lagi. Kalau sekarang biarkan tubuh Asih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 83. Mas Danu kena.

    Aku baru tahu ternyata proses Ruqyah Syariah seperti ini.Tidak ada kembang tujuh rupa atau benda-benda lain sebagai medianya. Murni hanya menggunakan ayat-ayat suci Alquran yang dibacakan oleh peruqyah.Bukan hanya itu korban pun tidak harus dimandikan dengan bunga tujuh rupa mandi dengan tujuh air sumur yang berbeda seperti pengobatan yang sudah dilakukan oleh Mbak Asih sebelumnya.Perintahnya pun tidak main-main ustazanya memakai sarung tangan agar tidak menyentuh kulit pasien secara langsung apalagi Pasien itu seorang muslimah.Pasien harus menggunakan baju longgar yang menutup aurat lengkap dengan kaos kaki dan juga hijabnya.Mbak Asih aku lihat sudah sedikit ada perubahan yang tadinya tatapannya kosong sekarang tatapannya sudah tidak kosong lagi.Sebenarnya aku kasihan pada Mbak Asih. Karena pada saat di ruqyah tadi benar-benar reaksinya begitu dahsyat. Erangan dan tangisa dengan berbagai macam suara keluar dari mulut Mbak Asih.Mbak Asih pun mual-mual dan muntah kata ustaz d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 84. Dampak.

    Nyaliku sedikit menciut, tapi kemudian ustaz bilang padaku untuk jangan takut karena Mas Danu tidak akan melukaiku.“Terus bacakan ayat-ayat Allah bisikkan ke telinga suaminya bantu saya,” pinta ustaz.Aku mengangguk lalu terus membaca ayat Alqur’an yang aku bisa dan aku bisikan di telinga Mas Danu.Alhamdulillah Mas Danu lambat-laun bereaksi matanya kembali terpejam dia pun kembali sandaran ke tembok.Tepat jam 11 malam ruqyah selesai. Mbak Asih langsung lemas dan tertidur di sofa dengan telaten ibu mertuaku memijat kaki Mbak Asih dan mengelap semua keringat Mbak Asih.Mas Danu sudah bisa ngobrol setelah sebelumnya minum air putih yang sudah didoakan terlebih dahulu.“Mas Danu, Saya mau tanya, tapi tolong dijawab dengan jujur,” ucap ustaz, Mas Danu menggangguk.“Silakan, Ustaz, saya akan jawab dengan sejujurnya,” jawab Mas Danu.“Mbak Ita, tolong nanti setelah mendengarkan kejujuran dari suami tolong dimaafkan dan diterima dengan legowo,” kata ustaz padaku.Meski bingung aku tetap m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 85. Nasihat.

    Kutatap lekat-lekat wajah suamiku meski Aku sedikit kecewa padanya tapi aku harus memberikan maaf kepada suamiku Illahi Ta'ala karena dengan begini semua yang terjadi pada kehidupan kami akan teratasi dengan baik.Aku tahu suamiku melakukan semua ini demi menjaga perasaanku demi menjaga hatiku Aku tidak cepat agar aku tidak was-was dan agar aku tidak cemas aku tidak berpikiran negatif pada suamiku ataupun Maya.Maya wanita yang telah benar-benar menjadi kucing yang tersedia untuk kelangsungan dan kelanggengan Rumah tanggaku.Ayah yang tiba-tiba saja hadir semuanya baik-baik saja yang benar-benar menguras segala isi otak dan hatiku karena harus sabar menghadapinya.Dan kini dia telah menyelesaikan masalah rumah tangganya dengan suami dan ketentuannya kembali hadir pada kehidupan rumah tangga kami dengan cara menjadi bekerja di toko kami.“Jujur meskipun kasih dan menyembunyikan semua itu kepadaku tapi setelah mendengar kejujuran dan kesungguhan dan meminta maaf padaku aku sudah ikhlas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 86. Hasil.

    “Baik, Pak Ustaz, kami mengikuti semua nasihat dan saran dari Ustaz," jawab ibu mertuaku.Mbak Asih hanya diam saja saat kami membicarakannya bersandar di bahu ibu mertua dan memilin-milin ujung jilbab yang dikenakannya.“Seperti yang sudah saya katakan tadi kepada Mas Danu dan Mba kita bahwa apa yang kita lakukan semuanya akan berbalik kepada diri kita sendiri. Oleh karena itu nanti setelah melakukan ruqyah beberapa kali saya akan menanyakan itu secara terperinci kepada Mbak Asih dan tolong pada keluarga dan ibu Makasih agar membantu Mbak Asih untuk tetap menjaga salat dan juga wudhunya,” ucap Pak Ustaz lagi.“Insyaallah, Ustaz, kami akan menjaga sesuai perintah ustad dengan sebaik-baiknya," jawab ibu mertua.“Bukan hanya itu saja, Bu, tapi tolong agar Mbak Asih tetap menutup auratnya di mana pun dia berada jangan biarkan Mbak Asih sendiri bengong tanpa ditemani siapa pun."“Baik, Ustaz, kami akan mencobanya," jawab Mama Atik seraya membelai kepala Mbak Asih yang terbalut jilbab.“T

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 87. Novi kepo.

    “Ita, semalam di rumahmu ada apa? Seperti ada acara ramai sekali?” tanya Novi padaku, saat ini aku sedang menjemur pakaian di samping rumahku.“Enggak ada acara apa-apa kok, Nov! Rnggak ramai juga. Mungkin kamu salah lihat,” jawabku.“Enggak, kok, aku enggak salah lihat. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri waktu aku pulang dari rumah orang tuaku sekitar jam 9 malam di rumahmu itu ramai sekali tidak biasanya lampumu juga dihidupkan semua,” jawab Novi.Apa karena efek ruqyah semalam, ya, jadi di rumahku terlihat ramai padahal hanya kami saja ditambah Ustazah dan suaminya.“Oh, mungkin pas kamu lihat semalam pas kami sedang mencoba lampu baru. Mas Danu habis beli lampu baru untuk mengganti semua lampu yang ada di rumah,” jawabku berbohong karena aku tidak mau menceritakan apa pun yang terjadi pada rumah tanggaku kepada orang lain takutnya justru akan menjadi bahan gosip dan juga ditertawakan oleh orang lain.“Wah, pantesan aja lampunya terang sekali. Memang kamu beli lampu di mana sih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 88. Disuruh ke orang pintar.

    "Siapa pun pelaku utamanya aku dan Mas Danu sepakat menyerahkan semuanya kepada Allah, Nov, biarkan itu menjadi urusan dia dengan Allah. Biarkan saja Allah yang membalas kami pasrah saja yang bisa kami lakukan adalah mempertebal keimanan dan juga ibadah kami.”“Halah kamu itu ngomongnya kayak udah orang paling bener sedunia kayak ustazah yang ceramah di masjid.”“Terserah kamu saja Nov, berpendapat bagaimana.”“Atau kalau kamu tidak mau minta jimat saja sama orang pintar nanti aku mintain kalau untuk jimat ini bisa diperwakilkan karena jimat Ini fungsinya untuk melindungi diri kamu dan juga keluarga kamu dari hal-hal yang tidak diinginkan,” saran Novi lagi.“Untuk jimat pun tidak dulu deh, Nov, aku tidak memakai yang begitu-begitan jimatku hanya bismillah pasrah hanya pada Allah lagi pula loh, kalau kamu mau memakai jimat begitu hukumnya syirik sama saja kamu menyekutukan Allah tidak boleh loh, begitu yang ada kamu nanti dosa. Kamu tahu hukumnya orang yang berbuat sirik itu tidak mai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 89. Syukur.

    "Enggak enak Mah, mau ninggalin Novinya,” jawabku sekenanya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Itulah kamu itu selalu baik kepada siapa pun, meski orang itu jahat sekalipun sama kamu salut padamu Mamah bangga punya menantu sepertimu, Nak.”“Ah, Mamah terlalu berlebihan aku begini pun karena mencontoh orang-orang yang baik yang ada di sekitar rumah termasuk Mamah Atik yang baik dan selalu rendah hati."“Tapi, lain kali kalo si Novi itu nyerocos saja mulutnya kamu sekak lalu kamu tinggal pulang. Oang begitu kalau enggak dilakukan tindakan apa pun selamanya akan tetap begitu meremehkan orang lain dan berbuat semena-mena,” ucap Mamah Atik mengingatkanku.“Iya, Mah, insya Allah lain kali aku tegur Novi. Oh, ya, Kia mana, Mah, kayaknya tadi dia manggil-manggil aku?”“Ada di depan lagi mainan sama Asih, tadi Kia panggilin kamu makanya Mamah ke belakang eh, enggak tahunya kamu lagi ngobrol sama tetangga kepo.”“Ih, Mamah enggak usah begitulah. Bagaimana pun juga kan, Novi, itu tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 150. Semoga akhir.

    "Ya, Allah, Asih memang benar-benar, ya, bikin orang tua khawatir! Semoga saja Ibumu baik-baik saja mau menerima maafnya Asih."“Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana ekspresi ibunya Asih pas tahu Asih sudah bertaubat,” sahut Mbak Wulan. “Yang pasti pertama kalinya adalah dia tidak percaya. Terus yang kedua bersyukur banget dan yang ketiga pasti Asih akan dicium-cium," kata Mbak Fitri.“Iya, semoga saja begitu. Ibunya nanti pasti akan terkejut sekali apalagi Asih sudah nge-prank sampai malam ini tidak pulang-pulang." “Iya, ya, sudah kita tinggalin dulu ya, Mbak, masakannya. Kita salat isya jamaah,” ucapku lagi kepada Mbak Fitri dan Mbak Wulan.Kami bergantian mengambil air wudu lalu melaksanakan salat Isya berjamaah. Ya, Tuhan, nikmat mana lagi yang pantas aku dustakan? Aku dikelilingi orang-orang baik dan juga memiliki tetangga yang baik, ipar yang baik, mertua yang baik, semoga tali persaudaraan kami sampai ke jannah-Mu.Setelah selesai salat Isya, kami menyaksikan Mbak Asih ke

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 149. Pertarungan jiwa.

    Sebelum wudu aku bergegas menghampiri Mbak Wulan dan juga Mbak Fitri yang ternyata sedang sibuk meracik lalapan untuk diletakkan di dalam nampan panjang.“Mbak Fitri, Mbak Wulan, maaf, ya, aku jadi cuekin kalian berdua, loh. Bukan maksud hati mau mencuekin kalian berdua, cuman tadi Mbak Asih banyak curhat enggak enak juga kalau ditinggal. Maaf banget ya, Mbak,” ucapku tulus.“Tidak apa-apa, Ta. Kami happy-happy aja kok! Di sini enggak usah merasa dicuekin. Lagi pula kan, tuan rumahnya bukan cuma kamu. Ada ibumu, ada mama mertua kamu. Kami tadi asik ngobrol, tapi karena kamu memang kebetulan lama makanya mereka nyusul ke sana. Semua sudah selesai, kita tinggal bikin sambal terasi aja, bikinnya nanti kalau bapak-bapak sudah pada pulang. Kalau bikin sekarang nanti enggak seger," jawab Mbak Wulan.“Iya, betul! Apa yang dibilang Fitri. Kami enjoy aja kok, lagi pula mungkin Mbak Asih memang lagi merasa ingin didengarkan, tapi sepertinya happy ending, ya? Sebab tadi kelihatan dari sini kamu

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 148. Bahagia.

    "Alhamdulillah, terima kasih banyak ya, Ta. Kamu sungguh berhati mulia. Aku menyesal sudah menyia-nyiakanmu selama ini."“Sama-sama, Mbak."“Oh, ya, Ita, nanti juga aku mau belajar ngaji Tahsin ikut kamu pengajian di rumah Ustazah, boleh?"“Boleh, pokoknya boleh semua kalau itu untuk kebaikan, Mbak Asih," jawabku semangat.“Sekali lagi, terima kasih atas kesabaranmu, aku jadi bisa begini. Karena kesabaran ibu dan doa ibu, aku jadi bisa memperbaiki diri seperti ini. Aku akan buktikan ke kamu dan orang-orang yang sudah menghinaku bahwa aku bisa jadi lebih baik lagi dari sebelumnya."“Nah, gitu dong, Mbak, semangat pokoknya! Mbak Asih harus tetap semangat dan istiqomah, bagaimana pun nanti rintangan dan ujiannya. Aku yakin, Mbak Asih, bisa karena aku tahu Mbak Asih ini Wonder Woman."“Wonder Woman sudah kayak lagunya Mulan Jameela aja. Makasih banyak, ya, adikku yang cantik. Alhamdulillah aku malam ini bahagia sekali, Ita."“Sama-sama, Mbakku yang cantik. Aku pun bahagia," jawabku.Kami

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 147. Awal yang baik.

    Sejatinya manusia itu memang berproses, dari yang tidak tahu apa-apa hingga tahu segalanya.Itulah sebabnya pendidikan sangat penting untuk kehidupan kita baik itu pendidikan agama, pendidikan di bangku sekolahan, ataupun pendidikan dari lingkungan sekitar. Itu semua yang akan menyebabkan kita jadi lebih baik, dewasa, dan bisa menyikapi segala sesuatu dengan adil sesuai porsinya.Aku percaya memang semuanya butuh proses, begitupun dengan Mbak Asih. Siapa yang akan menyangka dengan tiba-tiba di senja ini penuh dengan kejutan. Dia menyadari semua kesalahannya, dia menyadari semua kekhilafannya.Senja bahagia bagiku dan keluargaku, meskipun masih banyak kerikil yang menghalangi jalan hidup kami di depan. Salah satunya adalah teror yang ditujukan untuk keluarga kecilku. Tapi, itu semua tidak berarti apa-apa karena aku malam ini sungguh bahagia dengan perubahan Mbak Asih.Terima kasih ya, Allah ... Engkau telah kabulkan doa kami. Terima kasih ya, Allah, satu demi satu kehidupan yang aku j

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 146. Pengakuan Mbak Asih.

    Aku tersenyum menanggapi curhatan Mbak Asih. Dia memang benar-benar luar biasa bisa mengendalikan emosinya saat bertemu dengan orang yang dicintainya sekaligus orang yang membuat hidupnya berantakan dan hancur.“Alhamdulillah ... semoga Mbak Asih tetap istiqomah pada keputusan, Mbak Asih. Mbak Asih tidak goyah lagi. Aku doakan semoga suatu hari nanti akan dapat jodoh yang jauh lebih baik dari Mas Roni. Kalau Ibu tahu ini pasti Ibu senang banget, Mbak, nanti aku kasih tahu Ibu, ya?” ucapku.“Jangan, Ta, jangan dikasih tahu ibu, biar aku saja yang bilang sekaligus aku meminta maaf pada ibu,” jawab Mbak Asih.“Oh, gitu, Mbak. Ya, sudah baiklah ... semangat ya, Mbak, untuk hidup yang lebih baik lagi. Intinya aku hari ini senang sekali bisa melihat Mbak Asih begini. Oh, ya, lusa kita ada ruqyah lagi, Mbak Asih, mau kan, di ruqyah lagi?” tanyaku.“Mau, dong, Ta! Setelah ruqyah dua kali kemarin aku memang merasa lebih nyaman dan tenang gitu. Jadi, kalau besok aku di ruqyah lagi aku senang. T

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 145. Cerita Mbak Asih.

    “Mbak Asih, mau ikut masak-masak atau tetap di sini?” tanyaku padannya.“Aku, mau di sini saja, Ta, sambil menunggu waktu Isya Aku ingin ngaji,” jawab Mbak Asih.“Alhamdulillah ... aku senang sekali. Mbak Asih bisa begini. Akhirnya doa-doa tulus kami untuk Mbak Asih dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Kalau boleh tahu memang tadi Mbak Asih ketemu dengan Mas Roni, apa yang dibicarakan, kok sampai Mbak Asih bisa berubah sedrastis ini?” tanyaku padanya.Aku penasaran sekali karena setelah pertemuan tadi dengan Mas Roni Mbak Asih tiba-tiba saja langsung berubah. Aku percaya tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah dan Allah itu maha membolak-balikkan hati hambanya itu sebabnya Mbak Asih bisa berubah seperti ini.Aku hanya penasaran saja apa yang katakan dengan Mas Roni sampai membuatnya tersadar bahwa yang dilakukannya selama ini adalah salah.“Tadi itu, Ta, aku dan Mas Roni berantem hebat,” jawab Mbak Asih.“Berantem gimana maksudnya? Mas Roni tidak main fisik, kan, Mbak? Dia tidak

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 144. Semoga istiqomah.

    “Iya, ayo kita salat dulu, Ta! Nanti keburu waktu maghribnya habis!” ajak Mbak Asih.Aku, Mbak Wulan, Mbak Fitri, saling berpandangan heran melihat tingkah Mbak Asih yang tiba-tiba bisa senormal ini. Ya, Allah, semoga saja Mbak Asih tidak akan kumat lagi dan benar-benar menjadi orang normal seperti sebelumnya.“Ini coklat dari mana, Ta?" tanya Mama Atik.“Mbak Asih yang bawa. Itu katanya dikasih Mas Roni. Tadi mereka habis ketemuan di ujung gang sana.”“Ya, Allah, ketemuan sama istri cuma dikasih coklat!?” Mamah Atik pun heran dengan tingkah Mas Roni.“Iya, gitulah, Mah, namanya juga Mas Roni. Ya, sudah, aku salat dulu minta tolong itu kue cubitnya, ya, Mah? bentar lagi mateng.”“Iya, ya, sudah sana kalian salat dulu.”selesai salat aku bermunajat pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah diberikan padaku dan keluargaku hari ini. Semoga apa yang kami lakukan hari ini jika terdapat banyak kekhilafan Allah yang mengampuni dosa-dosa kami dan apabila terdapat banyak ke

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.    Bab 143. Mbak Asih sadar.

    "Ada apa, ya, Guccinya bisa jatuh sendiri, Ta?” tanya Mbak Wulan..“Setahu, aku, Mbak, biasanya sih, kesenggol kucing. Dia itu kan, punya kucing kecil. Dia tuh suka lari sana, lari sini dan suka merobohkan benda-benda gitu, tidak sengaja sih,” jawabku beralasan.“Ya, sudah enggak usah di perhatikan lebih baik kita sekarang masak sebentar lagi Magrib dan suami-suami kita pasti akan pulang," imbuhku.Kami menyiapkan bahan-bahan yang akan kami masak setelah Maghrib, meski sebenarnya hatiku gelisah karena memikirkan Gucci yang jatuh tadi, tapi aku berusaha bersikap biasa saja agar tetanggaku tidak mengetahui masalah yang kami hadapi saat ini.“Ita ... assalamualaikum lihat nih aku dapat coklat,” sapa Mbak Asih, dia masuk dari pintu samping.”“Coklat dari mana, Mbak, banyak sekali?” jawabku. Mbak Asih masih menenteng plastik berlogo minimarket terkenal seantero negeri ini.“Dapat, dari Mas Roni. Tadi aku ketemuan sama dia di ujung gang sana,” jawab Mbak Asih. Berarti benar apa yang diceri

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 142. Gucci.

    “Wah, boleh itu nanti habis Maghrib. Kalu kita masak-masaknya sekarang kan, ini sudah mau Maghrib lebih baik kita persiapan untuk salat dulu.”Tak lama berselang Mbak Wulan dan Mbak Fitri datang.“Waalaikumsalam ... alhamdulillah ada tamu jauh silakan Mbak Fitri, Mbak Wulan, masuk. Ayo, kita langsung ke ruang tengah saja!” ajakku pada kedua temanku. Aku bahagia sekali kalau ada tamu yang datang ke rumah.“Masya Allah ... Ita, Mbak benar-benar baru kali ini masuk rumah kamu. Waktu pengajian itu kan, tidak sempat datang yang datang suami. Masya Allah rumahmu bagus sekali, ya. Doakan Mbak Fitri biar bisa punya juga rumah begini, ya, walaupun tidak sebagus punya kamu setidaknya mirip-mirip sedikit lah, Mbak seneng loh kalau main di rumah orang kaya, tapi orang kayanya baik hati,” ucap Mbak Fitri.“Alhamdulillah Mbak ... ini semua berkat doa orang tua dan kegigihan kerja keras suamiku. Mari silakan, aku ambilin minum dulu ya, Mbak Wulan sama Mbak Fitri mau minum apa, nih?”“Ya, Allah, sera

DMCA.com Protection Status