Share

Pengakuan

“Tia ...” Sekali lagi Bian memanggil Tatiana yang mematung di hadapannya.

“Iya.” Tatiana menjawab sama seperti tadi.

“Gimana kabar kamu?” Bian mengulangi kembali pertanyaannya.

“Baik,” sahut Tia singkat dengan nada biasa. Sepenting itukah bagi Bian untuk mengetahui keadaannya? Terus setelah dia tahu keadaannya apa dia akan peduli?

“Tapi kamu kayak lagi sakit.”

“Iya, sakit hati.”

Bian langsung terdiam. Dia merasa tersentil oleh jawaban Tatiana barusan.

Tatiana lalu menarik langkah melintasi Bian. Dia tidak ingin lebih lama lagi berada di sana.

“Tia, tunggu!” Bian menjangkau lengan Tatiana sehingga menghentikan langkah kakinya. “Aku mau bicara sebentar.”

“Aku nggak punya banyak waktu, aku harus kerja.” Tatiana mencoba membebaskan tangan dari cekalan Bian.

“Hanya sebentar, nggak akan lama.”

“Kalau gitu bilang aja sekarang,” ujar Tatiana agar Bian segera mengatakannya.

“Nggak di sini tapi. Bisa kan kita ngobrolnya di coffee shop bawah?”

Tatiana melirik jam tangannya seraya mempertimba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
sama" bodoh
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Duh si Bi-Bi bener2 mmang laki2 pec**undang. Bo**dohnya minta ampyuuun ... Gimana gak ragu, wong dia peselingkuh bgt. Klo aku jd Tia, ogah sm laki2 modelan teh sariwangi gitu, celup sana sini ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status