Share

Ditikung

Pagi ini Bian tiba di kantor dengan kepala berat. Dia sudah terlambat, bahkan sangat terlambat. Tapi dia tidak peduli. Memangnya siapa yang akan menyalahkannya?

Bian langsung menghempaskan tubuh ke atas kursi kerjanya yang empuk dan besar setelah masuk ke ruangannya. Mungkin tubuhnya jauh lebih ringan setelah pelepasan solo tadi pagi. Tapi rasa pusing di kepala sisa hangover semalam masih membekas. Sepasang matanya pun memandang nanar pada tumpukan dokumen di atas meja yang harus dia periksa. Tapi ada yang lebih menarik perhatiannya. Selembar amplop coklat yang tergeletak pasrah di sebelah dokumen-dokumen itu. Paling surat penawaran kerja sama, pikir Bian.

Malas-malasan Bian mengambilnya. Mata lelaki itu kemudian melebar saat melihat nama pengirimnya. Dari Pengadilan Agama. Detak jantungnya mengencang saat itu juga. Dengan tidak sabaran Bian segera membuka amplop itu, atau lebih tepatnya merobek. Begitu terbuka Bian segera membacanya.

Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala tidak pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Kok kelihatan panik pak Bian ? hehe Kasihan Mario jd sasaran. Sabar Yo, bosmu lg puber soalnya ... sllu menggampangkan sesuatu. Mari kita lihat jika ketemu sm Rey, pasti tangan yg berbicara duluan ketimbang bicara baik2...Bian kok di lawan, ya kan...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status