Share

Bukan Begitu Caranya

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 08:11:20

Setelah berjibaku dengan kemacetan, serta menunggu lama di traffic light yang lampu hijaunya hanya menyala beberapa detik sedangkan lampu merahnya terasa sangat lama, Bian akhirnya sampai di kantor Rei.

Dia memacu langkahnya dengan cepat. Begitu sulit untuk mentoleransi rasa sabar di saat-saat seperti ini. Beberapa orang yang mengenal Bian tersenyum sambil menyapa yang dibalasnya dengan anggukan samar, tanpa lengkungan bibir.

Rasanya lantai dua puluh lima begitu jauh. Lift yang membawanya bergerak begitu lambat. Tidak ada bedanya saat berada di mobil tadi.

Ting…

Bian hampir saja keluar saat lift berhenti dan pintunya pun terbuka begitu seseorang masuk dan ikut bergabung bersamanya serta pengguna lift yang lain. Untung Bian segera sadar kalau sekarang masih berada di lantai lima belas.

Ya Tuhan… Ternyata sesusah ini rasanya untuk bersabar. Bahkan untuk menunggu lift segera sampai saja terasa begitu berat.

Ting…

Pintu lift kembali terbuka. Dan Bian adalah orang paling pertama keluar da
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
dia yg kang zina....makanya otaknya gesrek....semua orang disamakan dg kelakuaanya sendiri dan masih g nyadar diri lagi...
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Ada ya laki-laki kayak Bian, dia yang kang Zina, malah nuduh istrinya, mmg pantas dihempas kan sama Tatiana,. Tapi apa perceraian jalan akhirnya, ah..mennag dong Pelakor seperti galdys,. malas banget baca kelanjutan nya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Duda Keren

    Baru saja Bian pergi, Rei masuk ke ruangan Tatiana. “Bian sudah pergi?” tanyanya.“Sudah, barusan,” sahut Tatiana singkat. Dia sedang tidak ingin berbicara banyak. Sikap Bian tadi jujur saja membuatnya merasa tegang. “Tapi dia nggak nyakitin kamu kan?” tanya Rei tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.“Gimana bisa kamu bilang begitu?”“Yaa… nanya aja sih.” Rei mengembangkan tangan. Tatiana tersenyum tipis. “Nggak. Tadi dia ngomongnya memang agak keras, tapi aku udah kebal. Kalau nggak keras dan nggak suka nyakitin bukan Bian namanya. Iya kan?”Rei meningkahi ucapan Tatiana dengan tawa. Sampai sekarang dia masih terheran-heran kenapa bisa sesantai itu Tatiana menanggapinya.“Terus tadi dia juga mengancamku. Katanya aku belum tahu siapa dia. Memangnya siapa sih dia, Rei?” Tatiana meledakkan tawa diujung kalimatnya. Kadang dia bingung sendiri dengan tingkah Bian yang konyol. Datang-datang langsung marah, men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Stalking

    “Pak Bian, saya stand by di sini atau ada tugas yang lain?” tanya Mario setelah mengantar Bian ke kantor.“Sekarang kamu beli tempat tidur yang baru.”“Untuk di mana, Pak?” tanya Mario dengan kening berkerut. Seingatnya semua kamar di rumah Bian sudah ada tempat tidurnya.“Untuk di kamarku. Jadi yang lama kamu keluarin soalnya udah kotor," ucap Bian. Dia kembali teringat kasurnya yang basah.“Kotor?” ulang Mario masih belum paham. Menurutnya kalau kotor bukankah bisa dibersihkan? Atau cukup dengan mengganti sprei. Tidak perlu sampai harus membeli yang baru. Apa memang nodanya permanen? Ada-ada saja.“Udah deh, Yo, nggak usah banyak tanya, pokoknya pas pulang nanti aku mau tempat tidurku sudah yang baru,” tandas Bian mengakhiri obrolan mereka, lalu turun dari mobil. Mario hanya diam. Yang dia tahu, dia harus segera melaksanakan perintah Bian.Bian tidak menghiraukan sapaan para pegawai yang berpapasan dengannya.Yang dia yakini mereka hanya berbasa-basi dan terlihat baik di depannya. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Ide Dari Suhu

    Pagi-pagi sekali Tatiana sudah dikejutkan oleh kehadiran Hummer silver yang parkir di depan rumahnya. Itu mobil Bian yang selama ini dia pakai kemana-mana. Baru saja dia akan bertanya bagaimana bisa mobil itu ada di sini, rasa ingin tahunya itu segera terjawab saat Reza keluar dari dalam mobil itu.“Bu Tia, saya disuruh Pak Bian untuk menjemput Ibu.”“Mau ke mana memangnya?” tanya Tatiana. Dia tidak memiliki janji apa pun dengan siapa pun apalagi dengan Bian.“Ke kantor, Bu. Saya yang akan mengantar jemput Ibu mulai hari ini dan seterusnya.”“Duh, Za, sebelumnya makasih, tapi saya bisa berangkat sendiri kok. Maaf ya…,” tolak Tatiana halus. Dia tidak mengerti entah apalagi maksud Bian dan rencana yang sedang dijalankannya.“Tolonglah, Bu, nanti Pak Bian bisa marah sama saya, Bu.”“Itu sudah risikomu. Maaf ya, saya tutup pintunya, saya mau mandi dulu.” Tatiana langsung menghilang di balik pintu meninggalkan Reza yang termangu sendiri.Pasti Bian akan marah besar kalau begini. Padahal t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Modus

    Bian pikir kalau dia tidak melakukan apa-apa dan tetap berada di kantor, tidak akan ada gunanya. Mungkin dia harus langsung menemui Tatiana dan mengajaknya makan siang. Biarlah, apa pun hasilnya itu urusan nanti. Yang penting dia harus menunjukkan niat baiknya dulu.Pukul setengah dua belas, Bian sudah berada di parkiran mobil. Dia sudah membulatkan tekad untuk menemui Tatiana langsung di kantornya.“Kamu nggak usah ikut, biar aku pergi sendiri,” ujar Bian pada Mario.“Baik, Pak, ini kuncinya.” Mario memberikan kunci mobil pada Bian. Bian memang kerap pergi sendiri pada waktu-waktu tertentu apalagi kalau akan menemui Gladys. Dan Mario tidak tahu sekarang Bian akan ke mana. Ingin bertanya tapi takut kena marah. Apalagi akhir-akhir ini Bian terlihat seperti harimau kelaparan.***Tatiana sedang berada di ruangannya ketika pintu tiba-tiba dibuka dari luar tanpa aba-aba. Tidak ada ketukan atau suara pengetuk yang akan meminta izin ingin memasuki ruangannya. Tatiana sedikit kaget saat meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tidur Bersama

    Tatiana menepis rangkulan tangan Bian di pinggangnya, namun Bian melingkarkannya lagi. Begitu terus sampai tiga kali.Mengedarkan mata, Tatiana mengamati setiap sudut rumah Bian. Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah sama sekali. Satu-satunya yang paling dirindukan Tatiana dari rumah itu adalah kamarnya bersama Bian. “Jadi kamu mau ke kamar dulu atau langsung makan?” tanya Bian saat melihat mata Tatiana yang berhenti di pintu kamar.“Makan aja,” sahut Tatiana singkat.Bian kembali merangkul Tatiana menuju ruang makan. Dari jauh Tatiana sudah menghirup aroma bawang goreng yang mengundang rasa mualnya datang. Sontak dia menutup hidung guna menghalangi agar bau itu tidak terlalu dalam terhirup olehnya.“Kamu kenapa, Tia?” Bian bertanya melihat Tatiana yang menutup hidungnya.“Aku mual, Bi, aku nggak suka bau bawang, kepalaku langsung pusing,” keluh Tatiana menyampaikan apa yang dirasakannya.“Kalau gitu kamu istirahat di kamar dulu sampai pusingnya hilang, gimana?”“Di kamar?”“I

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Bercinta Dalam Jacuzzi

    Tatiana menggeliat pelan, kemudian membuka matanya perlahan. Dia berusaha mengenali tempatnya berada sekarang. Ini bukan kamar yang berada di rumah masa kecilnya. Tapi…Tatiana terkesiap saat menoleh ke samping dan melihat Bian berbaring di sebelahnya dengan tangan melingkar ke perutnya. Secepat kilat Tatiana menepis tangan Bian dan segera duduk. Apa ini memang Bian? Apa dia tidak sedang bermimpi? Astaga! Apa yang sudah terjadi? Kenapa dia berada di sini? Tatiana berusaha mengumpulkan serpihan ingatan guna mengingat apa yang sudah terjadi. Dia butuh waktu beberapa detik hingga ingatannya terkumpul menjadi satu.Ah, iya… Tadi dia menumpang istirahat karena kepalanya pusing. Maksudnya hanya sebentar, tahu-tahu malah ketiduran.Tunggu dulu! Sudah jam berapa sekarang? Seingatnya tadi dia keluar dari kantor jam dua belas lewat.Astaga! Tatiana kembali kaget saat matanya beradu dengan jam dinding. Jarum pendek berada di angka empat, sedangkan jarum panjang di angka dua. Ternyata sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pake Rok Aja Biar Gampang

    Tatiana mengerjapkan mata berkali-kali. Kenyataan ini terlalu mengejutkan baginya. Sejak tadi hingga detik ini dia terus berusaha memercayai dirinya sendiri. Semua ini seperti di luar akal sehatnya. Yang terjadi hingga saat ini Bian tidak melepaskannya dari pelukan. Seolah dengan merenggangkannya sedikit saja maka Tatiana akan lolos dan lari darinya.Sekali lagi Tatiana berusaha memercayai kenyataan. Semua terlalu cepat baginya dan sulit untuk dipercayainya. Nyatanya saat ini kepalanya berada di atas lengan Bian dan menjadikannya sebagai bantal. Sejak tadi juga Bian tidak pernah berhenti mengusap-usap kepalanya. Menelusupkan jari ke tiap helai rambutnya yang panjang dan hitam. Tak terhitung lagi entah sudah berapa kali Bian memberinya kecupan. Tidak hanya di pipi, tapi hampir di seluruh bagian tubuhnya. Bian memperlakukannya bagai boneka yang bisa dia mainkan sepuas hati. Tapi kali ini Tatiana rela. Di menyukai permainan yang Bian lakukan. Sebuah permainan menyenangkan yang membuatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Juga Bisa Memberimu Anak

    Sejak keluar dari ruangan dokter, menebus obat di apotik, hingga akhirnya sampai ke mobil, tangan Bian tidak beranjak dari pinggang Tatiana. Sampai-sampai Tatiana merasa agak risih saat beberapa orang yang tidak terbiasa melihat kemesraan mereka melayangkan tatapan aneh.“Ini nanti kamu minum susunya dengan teratur ya, jangan sampai lupa.” Bian memasukkan kembali susu hamil dengan rasa coklat yang tadi dibeli di apotik ke dalam kantong.Lelaki itu kemudian menyalakan mesin mobil. Karena Tatiana tidak kunjung menjawab, dia pun kembali mengingatkan. “Tia, susunya jangan lupa diminum tiga kali sehari.”“Iya, Bi,” sahut Tatiana singkat.“Terus kamu nggak lupa kan kata dokter tadi? Perutnya nggak boleh kosong, nggak apa-apa makannya sedikit tapi sering,” ujar Bian lagi.Dan yang bisa Tatiana lakukan hanya menganggukkan kepala. Perempuan itu seolah kehilangan banyak kata. Hingga saat ini dia masih berupaya beradaptasi dengan perubahan sikap Bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tamat

    Tokyo pagi itu lebih dingin dari biasanya. Gerimis yang turun sejak tadi menimbulkan rasa sejuk yang menembus hingga ke tulang. Membuat sebagian orang enggan keluar dari rumah. Jangankan dari rumah, bahkan Davin terlalu malas keluar dari selimut dan memilih meringkuk di dalamnya bersama wanita tercintanya.Sudah satu tahun belakangan Davin memboyong Angel dan anak-anak ke negara sakura itu. Sesuai dengan keinginan opinya—Delta Mahendra, yang mewariskan seluruh aset padanya. Maka Davin pun menggantikan Delta yang sudah sepuh menjalankan tugas sebagai pemimpin perusahaan dan pemilik berbagai usaha.Si kembar tiga saat ini sudah berusia sembilan tahun, disusul dengan El yang tahun ini menginjak delapan tahun. Sedangkan Romeo, ini adalah tahun ketiga hidupnya di dunia. Repot? Itu pasti. Pusing apalagi. Sering kali terdengar keributan di rumah itu. Semakin bertambah usia anak-anak rumah itu semakin ramai dan ricuh. Setiap hari ada saja yang diributkan. Yang besar suka mengganggu, sedangka

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kebiri Saja Aku (Extra Part 17 - Davin & Angel)

    Lima tahun kemudian.Davin mondar-mandir sepanjang lorong rumah sakit. Sudah sejak tadi dia melakukan hal tersebut. Pikirannya kacau balau. Hatinya resah dan gelisah memikirkan seseorang yang berada di dalam ruangan sana. Seharusnya Davin mendampinginya, menemaninya dan tetap berada di sisinya sambil membisikkan kata-kata cinta dan semangat, serta sesekali mengecup lembut keningnya dengan tangan saling menggenggam. Namun semua itu hanya ada di dalam angan-angannya. Karena…Sembilan bulan yang lalu.Saat itu Angel dan Davin sedang bercengkerama di suatu sore di teras belakang rumah mereka. Sementara itu El dan si kembar yang sudah bersekolah di bangku taman kanak-kanak sedang bermain di taman belakang rumah yang sudah mereka modifikasi menjadi mini playground lengkap dengan kolam renang.Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas membuat keduanya bahagia. Pelan-pelan mereka mulai menunjukkan bakat, minat, serta hobi masing-masing. Si kecil El mewarisi nyaris seratus

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Istriku Kesurupan (Extra Part 16 - Davin & Angel)

    Angel dan Davin sama-sama menghempaskan badan ke kasur begitu mereka sampai di kamar hotel. Nyaris sembilan puluh menit tayangan film di bioskop, dan keduanya tidak tahu apa-apa. Mereka ikut keluar ketika para penonton lain juga keluar saat film sudah selesai.“Duh, capek banget…,” keluh Angel sambil mengembuskan nafas.“Nggak ngapa-ngapain kenapa capek?”Mereka mungkin hanya duduk saja, tapi tingkah Davin yang terus menggerayanginya membuat Angel lelah. “Capeknya kerena kamu.”“Memangnya aku ngapain?” tanya Davin pura-pura bodoh dengan ekspresi yang membuat Angel gemas. Angel mendekat, melingkari pundak Davin dengan tangannya lalu mengecup lembut bibirnya yang hangat.“Dave, kira-kira anak-anak sekarang lagi ngapain ya?” tanyanya kemudian. Seharian ini mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan para buah hati mereka.“Mungkin udah tidur,” jawab Davin mengira-ngira sambil melirik arloji mahalnya yang limited edition itu.“Kita telfon yuk, aku kangen.”“Nggal usah, Dek, katanya

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Membuat Film Berdua (Extra Part 15 - Davin & Angel)

    Seperti rencana yang sudah tersusun di kepalanya, Davin membawa Angel ke hotel paling mewah di kota mereka. The Sun, namanya. Hotel itu teletak di pinggir kota dan jauh dari kawasan pemukiman penduduk. Namun sengaja dibangun dengan konsep all in one building. Semuanya ada di sana. Mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, pusat kebugaran tubuh dan kecantikan hingga playground. Tempat itu memang dirancang bagi orang-orang yang ingin menghilangkan penat dan beristirahat sejenak, namun tetap bisa memanjakan diri dengan hal-hal apapun yang mereka butuhkan.Setelah check in dan meletakkan barang-barang di kamar hotel, Davin mengajak Angel ke pusat perawatan kecantikan. Davin memang paling mengerti perempuan dan memahami istrinya. Mereka akan melakukan perawatan tubuh di sana. Berpasang-pasang mata tertuju pada pasangan ideal tersebut ketika tangan Davin membuka pintu kaca dan mempersilakan Angel masuk terlebih dahulu. Untuk sesaat mata keduanya menyapu sekitar. Menyaksikan resepsionis dan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Suka Yang Sempit Kayak Kamu (Extra Part 14- Davin & Angel)

    “Kita mau ngobrolin apa, Dave?” tanya Angel di atas pangkuan Davin. Embusan nafas hangat Davin menggelitik lehernya. Membuat sekujur tubuhnya meremang. Memanggil-manggil jiwa terdalamnya untuk datang.“Aku rasa kita perlu honeymoon lagi, Sayang…,” bisik Davin dari belakang. Tangannya melingkari Angel dengan erat dan rapat.“Maksudnya mau nambah anak lagi?” sahut Angle seperti tersentak.“Lho, kok nambah anak? Memangnya orang yang pergi honeymoon itu mau nambah anak?”“Tapi biasanya kan gitu. Aku nggak mau lagi lho, Dave, udah cukup El yang terakhir,” ucap Angel sambil memberengut.Davin tersenyum kecil. Dikecupnya pundak Angel yang membuatnya gemas. “Anak itu kan rezeki. Rezeki nggak boleh ditolak kan? Aku ngajak kamu honeymoon tapi kapan-kapan, kalo El udah bisa ditinggal lama-lama. Sekarang honeymoon-nya di sini aja dulu.”Bisikan Davin di telinganya membuat Angel kian meremang. Pasti sebentar lagi Davin akan mengeksekusinya.Davin membalikkan tubuh Angel mengarah padanya sehingga s

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Fantasinya Dave (Extra Part 13 - Davin & Angel)

    Jujur saja selama ada Gendiz sedikit banyak meringankan Angel dan Davin. Hampir setiap hari Gendiz bermain ke rumahnya, atau memboyong anak-anak ke rumah orang tua mereka. Saking sayangnya pada para bocah, Gendiz juga menahan si kembar agar menginap bersamanya dan tidak mengantarnya pulang. Sesekali Davin dan Angel membiarkan si kembar tidur bersama Gendiz di rumah Kiano dan Adizty. Mereka yakin dan percaya sepenuhnya kalau adiknya itu bisa menjaga ketiganya dengan baik. Meskipun sepanjang malam keduanya tidak bisa memejamkan mata karena tidak terbiasa berpisah dengan anak-anak mereka.“Kalian kalo mau kencan, pergi aja, biar anak-anak aku yang urus,” ucap Gendiz pada suatu hari. Melihat keseharian Angel yang disibukkan dengan mengasuh, menjaga, merawat dan mengurus anak-anaknya membuat Gendiz merasa kasihan. Begitu pula dengan Davin yang terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga sore. Kadang sampai senja atau malam. Pasti keduanya butuh waktu untuk hanya berdua saja tanpa direcoki anak-

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Berlian vs Perunggu (Extra Part 12 - Davin & Angel)

    “Halo, Mbak Angel, masih ingat sama saya?” Suara Nilam mengagetkan Angel yang berdiri di tempatnya dan belum bergeming sejak berdetik-detik yang lalu.Angel maju beberapa langkah mendekati Gendiz dan Nilam. “Tentu saja aku ingat. Kamu yang dulu resek kan? Yang suka menggoda suamiku?” sahut Angel tidak suka. Kehadiran Nilam membuatnya merasa tidak nyaman. Bukan karena dia takut akan kehilangan Davin, tapi tingkah Nilam begitu meresahkan.“Hehe…” Nilam tertawa canggung sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “maaf ya, Mbak Angel, tapi Mbak Angel jangan salah sangka dulu sama saya. Maksud saya baik kok. Saya hanya ingin menguji kadar cinta Mbak Angel sama mas Davin. Dan ternyata Mbak Angel cemburu sama saya. Hehehe…,” ucap Nilam penuh percaya diri.Angel tidak mengerti dengan gadis di hadapannya. Setelah minta maaf, eh bisa-bisanya bicara sesantai itu. Tidak ingin ambil pusing, Angel beralih pada Gendiz dan memeluk adik iparnya itu. Wangi vanila dari tubuh dan rambut Gendiz me

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Amazing (Extra Part 11 - Davin & Angel)

    “Halo, Mas Davin, masih ingat siapa saya?” Nilam memamerkan senyum lebar pada Davin yang termangu saat beradu mata dengannya. Nilam harap pemuda tampan yang menawan hatiya sejak awal perkenalan itu tidak melupakannya.Davin membalas senyum Nilam sekenanya dan berbasa-basi sekadarnya. “Hai, apa kabar?”“Baik, Mas, bapak sama ibu juga sehat. Mereka titip salam buat Mas Davin.”“Terima kasih,” jawab Davin singkat, lalu segera menarik tangan Gendiz menjauh dari sana diiringi tatapan penuh tanda tanya Kiano, Adizty serta Nilam. Sedangkan anak-anak sibuk bermain dengan bonekanya.“Ada apa sih, Dave?” tanya Gendiz tidak mengerti karena Davin menarik tangannya tiba-tiba.“Ndiz, kenapa kamu bawa dia ke sini?” Suara Davin setengah berbisik. Meskipun saat itu mereka berada di ruangan yang terpisah, tapi bisa saja dinding mempunyai telinga dan menyampaikannya.“Maksudnya Nilam?”“Iya, siapa lagi kalo bukan dia,” jawab Davin kesal. D

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Ketemu Dia Lagi (Extra Part 10 - Davin & Angel)

    “Dave, jangan lupa nanti jemput anak-anak di rumah mami,” kata Angel mengingatkan saat menelepon Davin melalui panggilan video sore itu, meskipun dia tahu kalau Davin tidak akan pernah melupakan hal tersebut.Davin tersenyum sambil merebahkan kepala ke sandaran kursi. Mendengar suara Angel mengusir penat yang menderanya.“Iya, Dek, aku nggak akan lupa kok. Mana mungkin aku bisa lupa. Kamu pasti modus kan?”“Modus apa?”“Bilang aja kalo sebenarnya kamu lagi kangen sama aku, pengen dengar suara aku terus pake alasan mengingatkan aku biar nggak lupa jemput anak-anak.”“Ih, apaan sih, Dave?” Angel tertawa saat merasakan pipinya menghangat digoda Davin.“Jadi serius kamu nelfon aku cuma buat kasih tahu jemput anak-anak?”“Kangen juga sih sebenarnya.”“Tuh kan ngaku akhirnya.” Davin tertawa karena berhasil menggoda Angel dan membuatnya mengakui perasaannya. “Aku juga kangen kamu, suara kamu itu bagai candu buat aku. Kamu nelfon kayak gini udah bikin aku bersemangat dan ngilangin semua rasa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status