Anya pulang dalam keadaan berantakan dengan mata yang sembab. Ia masuk ke dalam kamar tidur dan langsung naik ke atas kasur yang saat ini kebetulan Dirga juga lagi tiduran di atas kasur. Awalnya Dirga tak mengetahui Anya yang pulang dalam keadaan marah namun ia menjadi tahu lantaran sikap Anya berubah.“Sayang tolong matikan lampunya dulu karena aku enggak bisa tidur gara-gara lampunya nyala” pinta Dirga.Anya tak bergeming dan malah menarik selimut sampai ke atas kepalanya. Melihat hal itu Dirga pun kembali mengajak istrinya berbicara. “Anya, kamu dengar atau tidak yang aku katakan barusan?” Dirga mencoba melihat reaksi Anya namun tetap saja Anya memilih diam.Dirga mulai merapatkan tubuhnya ke tubuh Anya dan mulai mengelus rambut panjang istrinya tersebut dengan lembut. Sambil mengelus rambut Anya, Dirga mencoba untuk menanyakan kondisi Anya.“Sayang, apa kamu baik-baik saja?” tanyanya dan dibalas gelengan kepala dari Anya.“Sayang coba kamu perlihatkan wajah kamu ke aku? Aku ingin
Kehidupan tidak lagi berarti hanya asap kegelapan yang kini mengelilingi hati. Dalam ruangan yang gelap itu Anya menangis sesenggukan. Tangisan yang tak akan dapat merubah waktu yang telah berlalu. Ia memegang sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kehamilan seseorang. Terlihat sangat jelas dari alat itu memunculkan garis dua.“Aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin memberitahukan hal ini pada suamiku” gumam Anya dalam hati.“Tapi... Aku juga tidak mungkin memberitahukan kehamilan ini pada bajingan itu! Aku tidak ingin berhadapan lagi dengan dia!” Seharian penuh ia menghabiskan waktu di dalam kamar tidur. Dirga yang masih bekerja tidak mengetahui kondisi istrinya yang saat ini tidak sedang baik-baik. Dalam penuh kepalsuan, Anya akan menceritakan kehamilannya itu pada suaminya dengan menjadikan Dirga sebagai ayah biologis pada janin tersebut. Saat malam hari telah tiba.... Dirga pun pulang dengan rasa lelah yang teramat sangat sakit. “Sayang, kamu pasti lelah sekali?” tanya
“Anya tunggu aku!” Rangga berteriak memanggil Anya saat Anya berusaha untuk menjauh darinya. Rangga yang telah berhasil meraih tangan Anya mencoba untuk mengajak wanita cantik itu berbicara empat mata. “Aku ingin berbicara sama kamu” ujarnya sambil terus memegang tangan Anya.“Lepasin!” seru Anya menatap tajam ke arah Rangga. Namun usahanya itu tak dapat menggoyahkan Rangga yang sudah kehilangan kesabaran.“Aku tidak akan melepaskan kamu kalau kamu menghindari aku seperti ini” ujar Rangga.Anya menolehkan kepalanya ke arah kiri dan kanan seakan tengah melihat situasi disekelilingnya. Melihat keadaan sepi, Anya pun angkat bicara.“Aku dan kamu sudah tidak ada lagi perjanjian. Aku sudah melayani kamu dan kamu juga sudah membayar ku. Jadi, mengapa kamu masih ingin berkomunikasi dengan diriku?” tanya Anya.“Aku... Aku tidak tahu tapi aku” Rangga yang kebingungan untuk menjawab membuat Anya sedikit kesal. Ditambah lagi Taher datang dihadapan mereka dengan raut wajah tak berdosa. Anya yang
Anya terus menerus merasa mual membuat Dirga merasa khawatir dengan kondisi Anya yang seperti itu. Tak ingin istrinya kenapa-kenapa Dirga pun memintanya untuk tidak bekerja. Namun Anya menolak dengan alasan bahwa ia mesti profesional dalam pemotretan. Dirga yang merasa khawatir meminta istrinya untuk berboncengan dengan dirinya.“Aku akan mengendarai mobilku dan kamu lanjut saja bekerja” ujar Anya.“Aku sudah berhenti bekerja menjadi satpam di pasar besar sejak aku teririt hutang. Sekarang aku hanya kerja serabutan dan sorenya aku jadi satpam di kedai rumah makan teman aku itu” ujar Dirga.“Terserah kamu... Aku harus segera ke kantor!” seru Anya.Dengan terpaksa Anya diantar oleh suaminya karena ia tak ingin ribut dengannya. Sepanjang perjalanan Anya terus saja merasa ingin muntah namun tak keluar-keluar. Hingga sampailah di depan pintu pagar kantor yang telah di buka. Saat itu Anya tak berpikir apa-apa dan meminta suaminya untuk pulang.“Kamu yakin bisa bekerja dalam kondisi lemas se
Malam ini Anya tidak bisa tidur nyenyak. Ia teringat dengan kematian Rangga yang sangat mendadak. Tidak ingin merasa bersalah lantaran telah menolak cintanya, Anya mencoba untuk mencari tahu berita terkini di YouTube. Di beberapa sumber yang ia telah tonton ada perasaan aneh pada dirinya. “Mana mungkin Rangga mengakhiri hidupnya dengan meminum racun? Sedangkan saat kejadian dia tengah memakan bolu? Apakah ada seseorang yang terlibat di dalamnya?” Menyadari malam ini suaminya belum juga pulang membuat Anya sangat khawatir. Terlebih saat ini tengah asa hujan deras mengguyur kota jakarta. Anya mencoba menghubungi suaminya namun sama sekali tak ada jawaban. Ia lirik jam telah menunjukkan pukul 12:00 Malam dan seharusnya suaminya tengah menuju perjalanan pulang.“Semoga saja suamiku baik-baik saja” gumam Anya dalam hati.Tak berselang lama, Anya mendengar suara ketukan pintu dari arah pintu luar. Anya pikir suaminya telah pulang dan ia pun dengan buru-buru beranjak dari kasur ke arah sum
Anya terbangun dari tidurnya dan menyadari Myeline tidak ada disamping dirinya. Kebetulan juga ia ingin buang air kecil sehingga Anya pun berjalan menuju ke arah kamar mandi. Saat sampai ia terkejut melihat Dirga tengah berada di luar kamar mandi. Anya pun menghampirinya dan bertanya, “Kamu sedang ngapain?”Dirga terbelalak ketika melihat istrinya sudah ada didepan mata. Anya melirik pakaian yang tengah suaminya bawa dan meraihnya dengan paksa. Tanpa basa-basi Anya pun mengenali pakaian itu, pakaian yang dikenakan oleh Myeline. Yang lebih geregetnya lagi adalah Anya melihat celana dalam temannya itu di bawa oleh suaminya!“Ini apa-apaan?!” tanya Anya pada Dirga.“Kamu diam dulu ini itu salah paham” ujar Dirga yang mulai berkeringat dingin.Lalu tiba-tiba pintu kamar mandi pun terbuka dan Myeline berteriak, “Dirga mana pakaian aku?” Anya menatap ke arah Dirga sembari matanya sudah berlinang air mata. Anya dengan berberat hati memberikan pakaian itu kepada Myeline tanpa sepengetahuan Mye
“Aku sudah mendapatkan pekerjaan tetap tapi kenapa kamu tidak menyukai pekerjaanku?” tanya Dirga.“Tapi kamu bekerja di perusahaan Myeline! Sedangkan aku... Aku tidak menyukai kamu dekat dengan dia!” seru Anya.“Sudahlah... Aku lelah dengan kemiskinan ini. Gara-gara aku miskin, kamu menjadi pelacur dan gara-gara aku miskin... Orang tuamu menginjak harga diriku. Seharusnya kamu bersyukur karena aku bukanlah seorang pendendam yang bisa saja menyakiti kamu demi melihat orang tuamu sakit” ujar Dirga.“Apa yang kamu katakan? Ini hanya bercanda kan?” Anya berusaha untuk tetap tegar meskipun hatinya terasa sakit. Dirga melirik jam di pergelangan tangannya lalu ia berkata dengan ketus, “Aku sibuk dan aku mau berangkat sekarang!” Dirga menerobos istrinya hingga membuat Anya terjatuh ke lantai. Ini seakan mimpi buruk bagi seorang wanita seperti Anya. Tak biasanya Dirga bersikap seperti itu semenjak Myeline hadir di kehidupan mereka.“Apakah mungkin Myeline yang telah membocorkan rahasiaku pada
Myeline memperlakukan Dirga dengan sangat baik bahkan ia menjadikan Dirga sebagai manager perusahaan orang tuanya. Myeline merasa bahwa Dirga akan bisa mengelola semua pekerjaannya dengan baik. Meskipun Dirga telah jujur mengatakan pendidikan yang ia tempuh hanyalah tamatan SMP namun Myeline tetap ngotot ingin Dirga mendapatkan pekerjaan tinggi.Beberapa karyawan ada yang merasa protes namun mereka terlalu takut untuk mengatakannya secara langsung. Terlebih Myeline dikenal dengan sosok wanita tegas dan galak ketika ada seseorang yang berlainan pikiran terhadapnya. Ia bahkan tak segan memecat karyawan apabila karyawan tersebut berani menegurnya ketika datang terlambat saat acara rapat sedang berlangsung.“Ambil ini!” seru Myeline.Dirga meraih kunci yang diberikan oleh Myeline. Dengan bingung ia mencoba menanyakan perihal kunci tersebut. Lalu Myeline mengatakan bahwa itu adalah kunci mobil khusus untuk Dirga. Katanya, seorang manager perusahaan berhak mendapatkan fasilitas bergerak jik
Di dalam kamar yang sunyi, Ajun duduk sendirian di ujung tempat tidur, terdiam dalam kesedihan yang memenuhi hatinya. Wajahnya terlihat muram, dan matanya terpejam rapat, mencerminkan penderitaan yang mendalam yang merasuk ke dalam jiwanya. Dia merasa seperti dunia ini runtuh di atas bahunya, dan dia terjebak dalam gelombang kesedihan yang tak tertahankan.Di dalam hatinya yang hancur, Ajun merenungkan kehilangan yang baru saja dia alami. Dia merasa seperti sepotong dari dirinya telah diambil, meninggalkannya dalam kekosongan dan kehampaan yang tak terlukiskan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang tak tertahankan, dan dia merindukan kehangatan dan cinta yang telah hilang dari hidupnya.Meskipun berusaha untuk tetap tegar, setiap ingatan tentang kehilangan itu menyulut api kesedihan yang menyala di dalam hatinya. Dia merenungkan kenangan indah yang dia bagikan dengan orang yang dicintainya, dan betapa sulitnya baginya untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah pergi unt
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, Myline duduk sendirian di ruang tamu yang sunyi, merenung dalam keheningan yang menyelimuti dirinya. Wajahnya terlihat tegang, dan matanya dipenuhi dengan ekspresi penyesalan yang mendalam. Dia merasakan beban yang berat di pundaknya, menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan yang besar yang menghantui hatinya.Myline memikirkan kembali semua pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, dan setiap kata yang telah dia ucapkan. Dia merasakan rasa sesal yang tak terbendung saat dia menyadari akibat dari tindakannya. Kesalahannya telah menyakiti orang-orang yang dicintainya, dan dia merasa terjebak dalam belenggu penyesalan yang tak terlupakan.Dia merenung tentang saat-saat ketika dia bertindak tanpa berpikir, terbawa emosi dan keinginan untuk membalas dendam atau mendapatkan keuntungan pribadi. Dia merasakan setiap keputusan yang salah, seperti sebatang duri yang menusuk hatinya, meninggalkan luka yang dalam dan tak terobati.Di tengah-tengah penyesalan
Anya adalah seorang ibu yang penuh kasih dan perhatian. Namun, ketika putrinya, Elera, tak kunjung pulang dari sekolah pada waktunya seperti biasa, gelombang kekhawatiran mulai melanda hatinya.Semua dimulai ketika Anya menunggu dengan gelisah di depan pintu rumah mereka, menatap jam dengan hati yang semakin gelisah. Waktu terus berjalan, tetapi Elera belum juga muncul. Ketika bel sekolah berbunyi untuk yang kedua kalinya, Anya merasa detak jantungnya semakin cepat dan napasnya semakin sesak.Dengan cepat, Anya menghubungi teman-teman Elera, tetapi tidak ada yang tahu di mana dia berada. Gelombang kekhawatiran semakin memenuhi pikirannya saat dia membayangkan berbagai kemungkinan yang mengerikan.Tanpa ragu, Anya segera melaporkan kehilangan Elera ke polisi, berharap agar mereka segera menemukan putrinya. Tetapi setiap detik terasa seperti jam, dan kegelisahan Anya semakin memuncak seiring berjalannya waktu.Dalam kegelapan malam, Anya duduk sendiri di ruang tamu, menangis dan berdoa
Anya dan Rangga adalah pasangan yang telah lama menantikan kehadiran buah hati dalam keluarga mereka. Mereka adalah dua pribadi yang penuh kasih, dan impian mereka menjadi orangtua akhirnya terwujud ketika Anya hamil dengan bayi kembar.Kehamilan Anya penuh dengan kegembiraan dan antisipasi. Setiap bulan, mereka pergi ke dokter untuk memeriksa kesehatan dan perkembangan bayi kembar mereka. Anya dan Rangga tak pernah lelah menyuarakan kebahagiaan mereka kepada si kembar di dalam rahim Anya.Namun, pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Anya merasakan kontraksi yang kuat. Mereka segera bergegas ke rumah sakit, di mana dokter memastikan bahwa persalinan sedang berlangsung. Dalam waktu yang singkat, Anya melahirkan dua bayi kembar yang sehat.Ketika Anya dan Rangga mendengar tangisan pertama kedua bayi mereka, air mata kebahagiaan pun berlinang. Mereka dipenuhi oleh rasa syukur dan keberuntungan atas kelahiran kedua anak mereka.Anak kembar mereka diberi nama Adit dan Nadia. Adit adalah ba
Di hari libur musim panas, Anya mengunjungi toko barang bekas favoritnya di salah satu toko yang tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal. Saat menjelajahi rak-rak yang penuh dengan barang-barang bersejarah, matanya tertarik pada sebuah buku diary tua yang terlihat sangat kuno. Namun, ketika dia membukanya, bukan hanya usia diari itu yang menarik perhatiannya, tetapi juga nama di dalamnya: "Eleanor."Anya penasaran dan membawa diari itu pulang. Di rumah, dia membaca setiap halaman dengan penuh antusiasme. Diari itu berisi kisah-kisah kehidupan seorang gadis bernama Eleanor, yang tampaknya hidup pada abad ke-19. Eleanor adalah seorang gadis yang cerdas, penuh semangat, dan penuh keingintahuan, sangat berbeda dengan Anya.Namun, semakin Anya membaca, semakin dia merasa terhubung dengan Eleanor. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama pada seni, musik klasik, dan juga cinta pada petualangan. Namun, yang paling mengejutkan Anya adalah menemukan bahwa Eleanor secara jelas mencintai
POV TaherHari itu, ketika aku memandang matanya yang penuh ketakutan, ada kebingungan dan penyesalan yang berkecamuk di dalam diriku. Aku tahu, keputusanku untuk membunuh istriku adalah tindakan yang tidak bisa terampuni. Tapi, apakah aku bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat hidupku sedikit lebih baik? Hatiku dipenuhi dengan rasa sesal.Sesaat setelah perbuatan mengerikan itu, aku merasakan penyesalan yang mendalam. Meski demikian, aku juga merasa bahwa takdirku telah terpatri dalam dunia ini sebagai seseorang yang harus bertanggung jawab atas hidup yang aku jalani. Aku bertekad untuk berhadapan dengan konsekuensi dari tindakanku dan merelakan diriku diseret kedalam penuntasan hukum.POV Polisi:Kami menerima laporan tentang kematian tragis seorang wanita yang ditemukan di kediaman Taher. Tugas kami sebagai pihak berwenang adalah untuk mencari kebenaran dan menjalankan keadilan. Ketika kami tiba di tempat kejadian, kami dihadapkan dengan pemandangan yang mengejutkan. Tubuh sang is
Anya perlahan membuka pintu kamarnya dan dengan senang hati melihat suaminya, Dirga, membawa seikat mawar hidup. Terlihat senyum bahagia di wajahnya saat melihat hadiah indah tersebut. Dalam hati, Anya merasa terharu dan bersyukur memiliki seorang suami yang peka dan perhatian."Dari mana kau mendapatkan bunga mawar ini, Dirga?" tanya Anya dengan penuh rasa ingin tahu.Dirga tersenyum sambil memberikan bunga mawar itu ke tangan Anya. "Aku melihat bunga-bunga ini di kebun, dan langsung terbayang wajahmu saat melihat mereka. Aku ingin memberikanmu sesuatu yang indah seperti dirimu," jawab Dirga dengan lembut.Anya merasa hangat di dalam hatinya mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Dirga. Aku sangat bersyukur memiliki suami seperti kamu. Setiap momen bersamamu adalah berkah yang tak ternilai bagiku," ucapnya dengan penuh cinta.Mereka berdua saling berpandangan, memadukan kebahagiaan dan kehangatan dalam satu tatapan. Tanpa kata-kata, mereka merasakan kekuatan cinta yang tak tergoyahk
Sebelumnya, Youbi telah mengejar Anya, namun harapannya sia-sia begitu saja. Ia kembali menghampiri sang kakak, yang juga tidak memiliki harapan. Mereka berdua lagi-lagi dikejutkan dengan Myline yang memberikan pesan singkat pada Rangga, “Apaaa? Besok kakak harus menikah sama dia!” pekik Youbi.Rangga menghubungi Myline dan itu kali pertamanya Myline kembali melihat Youbi telah kembali. Semakin senangnya Myline, ia berhasil mengacaukan mereka dengan pikiran yang licik. Sebuah ancaman telah terucap dan itu benar-benar membuat Youbi bergidik ngeri.“Aku tidak main-main sama kalian... Jika sampai Rangga tidak mau menikah denganku maka rahasia papa kalian akan saya bongkar–” ucap Myline melalui telepon.Percakapan itu telah membuat Rangga memutuskan sesuatu. Tak ada pilihan selain harus menikah dengan mantan Mama sambungnya tersebut.***Seperti halnya petir yang menyambar langit, kepahitan hati Rangga melanda dengan dahsyatnya. Setelah menikah dengan Myline, ibu tirinya yang licik, ia me
Di tengah kehidupan yang penuh liku dan penuh dengan pilihan sulit, Taher, seorang pria paruh baya yang dikenal memiliki karakter yang tenang dan bertanggung jawab, harus menghadapi situasi yang mengharuskannya untuk mengambil keputusan yang sulit. Keputusan tersebut adalah menceraikan Myline, istri yang tergila-gila dengan putra mereka sendiri bernama Rangga. Sebagai seorang CEO dengan wibawa dan kebijaksanaan, Taher merasa bertanggung jawab untuk menjaga martabatnya. Namun, ketika menyaksikan percintaan yang terlarang antara Myline dan Rangga, dia menyadari bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar nilai-nilai moral, tetapi juga dapat mengancam kewibawaannya dihadapan orang lain.Dengan hati yang berat, Taher akhirnya membuat keputusan pahit untuk menceraikan Myline. Meskipun dia sangat mencintainya, dia menyadari bahwa tidak ada jalan lain yang dapat ia lalui. Bagi Taher, tanggung jawab sebagai seorang penguasa dan keluarga adalah hal yang paling penting. “Kita sudah sah di m