“Aku sudah mendapatkan pekerjaan tetap tapi kenapa kamu tidak menyukai pekerjaanku?” tanya Dirga.“Tapi kamu bekerja di perusahaan Myeline! Sedangkan aku... Aku tidak menyukai kamu dekat dengan dia!” seru Anya.“Sudahlah... Aku lelah dengan kemiskinan ini. Gara-gara aku miskin, kamu menjadi pelacur dan gara-gara aku miskin... Orang tuamu menginjak harga diriku. Seharusnya kamu bersyukur karena aku bukanlah seorang pendendam yang bisa saja menyakiti kamu demi melihat orang tuamu sakit” ujar Dirga.“Apa yang kamu katakan? Ini hanya bercanda kan?” Anya berusaha untuk tetap tegar meskipun hatinya terasa sakit. Dirga melirik jam di pergelangan tangannya lalu ia berkata dengan ketus, “Aku sibuk dan aku mau berangkat sekarang!” Dirga menerobos istrinya hingga membuat Anya terjatuh ke lantai. Ini seakan mimpi buruk bagi seorang wanita seperti Anya. Tak biasanya Dirga bersikap seperti itu semenjak Myeline hadir di kehidupan mereka.“Apakah mungkin Myeline yang telah membocorkan rahasiaku pada
Myeline memperlakukan Dirga dengan sangat baik bahkan ia menjadikan Dirga sebagai manager perusahaan orang tuanya. Myeline merasa bahwa Dirga akan bisa mengelola semua pekerjaannya dengan baik. Meskipun Dirga telah jujur mengatakan pendidikan yang ia tempuh hanyalah tamatan SMP namun Myeline tetap ngotot ingin Dirga mendapatkan pekerjaan tinggi.Beberapa karyawan ada yang merasa protes namun mereka terlalu takut untuk mengatakannya secara langsung. Terlebih Myeline dikenal dengan sosok wanita tegas dan galak ketika ada seseorang yang berlainan pikiran terhadapnya. Ia bahkan tak segan memecat karyawan apabila karyawan tersebut berani menegurnya ketika datang terlambat saat acara rapat sedang berlangsung.“Ambil ini!” seru Myeline.Dirga meraih kunci yang diberikan oleh Myeline. Dengan bingung ia mencoba menanyakan perihal kunci tersebut. Lalu Myeline mengatakan bahwa itu adalah kunci mobil khusus untuk Dirga. Katanya, seorang manager perusahaan berhak mendapatkan fasilitas bergerak jik
Semakin hari hubungan Anya bersama Dirga sudah tak dekat dulu. Dirga sibuk dengan pekerjaannya hingga bahkan memilih untuk lembur dan tidur di kantor. Anya juga tidak ingin terlalu memikirkan suaminya karena ia juga tengah fokus pada pekerjaannya sebagai model. Hari ini, Anya ingin keluar membeli makanan karena ia belum sempat sarapan. Saat ia keluar ke arah parkiran, Ia berpapasan dengan Myeline.“Hai Anya!” sapa Myeline, merasa seolah tak memiliki kesalahan pada Anya setelah tindakan yang ia perlihatkan pada Dirga sangatlah tidak terpuji.Anya tak bergeming dan memilih masuk ke dalam mobil. Namun sebelum ia memutuskan untuk pergi, Anya pun berkata “Aku titip suamiku!” Setelah mengatakan itu Anya pun pergi. Terlihat Myeline tidak terlalu menyukai perkataan Anya barusan.“Gila, mengapa dia terlihat tak bereaksi terhadapku!” gerutunya.Myeline memutuskan untuk masuk ke dalam kantor daripada terus terpaku memikirkan Anya yang telah membuatnya kesal. Sementara itu, dari kejauhan Yuda tel
Taher berjalan menuju ke arah tangga dan berpapasan dengan Anya. Taher menyapa Anya seakan ia tak memiliki rasa bersalah setelah ia pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang tak senonoh kepada Anya di dalam kamar mandi.“Mau kemana Anya?” terlihat Taher menatap Anya dengan liar. Membuat Anya sedikit menutupi bagian depan tubuhnya yang terlihat sangat seksi. “Aku mau mencari Myeline” balas Anya.“Oh... Myeline ada di ruanganku dan kebetulan aku akan kesana. Mari kita berjalan bersama-sama untuk mencari Myeline” ujar Taher sembari mengedipkan mata nakal ke arah Anya.Ada rasa tak nyaman di hati Anya namun ia terlihat tak berdaya. Tidak memiliki pilihan maka ia pun menyetujui ajakan Taher. Mereka berjalan ke lantai atas dengan situasi yang lumayan sepi karena saat ini merupakan jam-jam istirahat dan tentunya banyak karyawan dan model lainnya memilih untuk keluar dari kantor menuju ke restoran ataupun warung terdekat untuk sarapan siang.“Nah... Sudah sampai!”“Ayo kita masuk!”Taher ter
Tidak ada yang mengetahui keberadaan Anya hingga kini satu bulan pun telah berlalu. Semenjak kejadian itu, Myeline menjadi berubah menjadi wanita yang lebih baik. Ia juga terus terbayang-bayang pada rasa bersalah. Karena itu, Myeline memperlakukan Dirga dengan baik entah saat berada di lingkup perusahaan ataupun saat di luar pekerjaan.“Myline, sejak kapan kamu berada di sini?” tanya Dirga, ia melihat Myeline di depan pintu. “Sedari tadi” ujarnya.“Aku membawa ini untuk kamu dan aku merasa tak enak bila membangunkan kamu terlalu pagi” ujar Myeline lagi.Dirga melihat seseorang yang di bawa oleh Myeline. Lalu ia mengambilnya dan berterimakasih. Myeline yang telah membawakan makanan pagi memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Dirga ingin mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah dan berbincang-bincang namun Myeline menolak karena ia beralasan sedang memiliki urusan lain.Dirga membawa makanan pemberian Myeline, masuk ke dalam ruangan setelah Myeline tidak ada di tempat. Ia menaruhnya ke atas
Dirga membereskan berkas-berkas penting ke atas meja sembari matanya melirik jam yang ada di pergelangan tangan. Terlihat Bunga sudah membuka pintu lalu ia memanggil Dirga dengan sopan. Dirga menolehkan kepalanya, ia yang sudah selesai menaruh berkas itu memutuskan untuk menghampiri Bunga.“Apa semuanya sudah dipersiapkan?” tanya Dirga.“Sudah Pak, semuanya sudah siap digunakan” ujar Bunga.“Baik, terimakasih” Dirga meninggalkan Bunga yang masih berada di depan pintu. Sementara dirinya menghadap ke ruang rapat yang akan segera dilaksanakan. Dirga dan Myeline sudah duduk di meja sembari menunggu rapat, Myeline sempat berbincang-bincang dengan dirinya. Terlihat, Dirga juga merasa nyaman ketika berhadapan dengan Myeline. Beberapa orang pun mulai masuk dan dapat di mulai.Tidak ada yang berbeda dari rapat tersebut namun ada seseorang yang menarik perhatian. Terlihat seorang wanita berambut panjang dan lulus dengan wajah yang sangat cantik. Kecantikan wanita itu membuat Myeline sedikit in
Tibalah saatnya Yuda menghadapi langkah yang lebih serius. Melihat hubungan yang tak pernah ia impikan bersama dengan wanita yang tak ia cintai. Namun alasan ia menerima pertunangan itu karena Yuda juga tidak ingin membuat mama yang ia hormati tidak menganggapnya sebagai anaknya. Dalam kemeriahan itu, Yuda tak merasakan hari pertunangannya sendiri.“Wahh akhirnya kita bisa bertunangan ya!” seru Anita, tangannya memeluk tubuh Yuda di hadapan banyak tamu. Yuda sedikit mendorongnya dan meminta Anita untuk tidak memeluknya seperti itu.Anita hanya cengar-cengir dan tidak memperdulikan larangan dari Yuda, merasa telah mendapatkan lampu hijau dari calon mertua adalah hal yang ia pentingkan ketimbang dengan Yuda sendiri.Beberapa temannya baik dari Pihak Yuda maupun dari pihak Anita datang menghampiri mereka dan meminta foto bersama. Sebenarnya Yuda enggan untuk berfoto namun ia menatap wajah mamanya dengan tatapan mengancam hingga Yuda pasrah. Saat berfoto Yuda menunjukkan ekspresi tak menye
Myeline mengambil secangkir teh hangat yang ia buat sendiri. Sambil mengaduk dengan menggunakan sendok teh, ia juga tak lupa mengambil roti yang ada di dalam kulkas. Setelah dirasa sudah selesai mengaduk, ia memilih untuk bersantai di teras rumah.“Ah... Apa ini?” matanya teralihkan ketika membuka pintu. Ia melihat secarik kertas putih yang sengaja di taruh oleh orang lain di depan pintunya. Myeline mencoba menoleh ke arah kiri dan kanan namun situasinya sangat sepi. Sedikit termenung dengan pikirannya, ia memilih untuk meraihnya lalu duduk di kursi kayu yang terbuat dari kayu jati.“Um, aku coba buka” gumamnya.Matanya tak berkedip seakan menunjukkan keseriusan isi dari surat itu. Terlihat Myeline meremasnya lalu melemparkan kertas itu ke tanah. Suara nafasnya mulai tak beraturan, “Sialan! Siapa yang berani mengancamku seperti itu!” pekiknya.Merasa situasi tak kondusif, ia memilih untuk kembali masuk ke dalam ruangan dan membiarkan teh yang ia buat masih di kursi teras rumah. Myeli
Di dalam kamar yang sunyi, Ajun duduk sendirian di ujung tempat tidur, terdiam dalam kesedihan yang memenuhi hatinya. Wajahnya terlihat muram, dan matanya terpejam rapat, mencerminkan penderitaan yang mendalam yang merasuk ke dalam jiwanya. Dia merasa seperti dunia ini runtuh di atas bahunya, dan dia terjebak dalam gelombang kesedihan yang tak tertahankan.Di dalam hatinya yang hancur, Ajun merenungkan kehilangan yang baru saja dia alami. Dia merasa seperti sepotong dari dirinya telah diambil, meninggalkannya dalam kekosongan dan kehampaan yang tak terlukiskan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang tak tertahankan, dan dia merindukan kehangatan dan cinta yang telah hilang dari hidupnya.Meskipun berusaha untuk tetap tegar, setiap ingatan tentang kehilangan itu menyulut api kesedihan yang menyala di dalam hatinya. Dia merenungkan kenangan indah yang dia bagikan dengan orang yang dicintainya, dan betapa sulitnya baginya untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah pergi unt
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, Myline duduk sendirian di ruang tamu yang sunyi, merenung dalam keheningan yang menyelimuti dirinya. Wajahnya terlihat tegang, dan matanya dipenuhi dengan ekspresi penyesalan yang mendalam. Dia merasakan beban yang berat di pundaknya, menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan yang besar yang menghantui hatinya.Myline memikirkan kembali semua pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, dan setiap kata yang telah dia ucapkan. Dia merasakan rasa sesal yang tak terbendung saat dia menyadari akibat dari tindakannya. Kesalahannya telah menyakiti orang-orang yang dicintainya, dan dia merasa terjebak dalam belenggu penyesalan yang tak terlupakan.Dia merenung tentang saat-saat ketika dia bertindak tanpa berpikir, terbawa emosi dan keinginan untuk membalas dendam atau mendapatkan keuntungan pribadi. Dia merasakan setiap keputusan yang salah, seperti sebatang duri yang menusuk hatinya, meninggalkan luka yang dalam dan tak terobati.Di tengah-tengah penyesalan
Anya adalah seorang ibu yang penuh kasih dan perhatian. Namun, ketika putrinya, Elera, tak kunjung pulang dari sekolah pada waktunya seperti biasa, gelombang kekhawatiran mulai melanda hatinya.Semua dimulai ketika Anya menunggu dengan gelisah di depan pintu rumah mereka, menatap jam dengan hati yang semakin gelisah. Waktu terus berjalan, tetapi Elera belum juga muncul. Ketika bel sekolah berbunyi untuk yang kedua kalinya, Anya merasa detak jantungnya semakin cepat dan napasnya semakin sesak.Dengan cepat, Anya menghubungi teman-teman Elera, tetapi tidak ada yang tahu di mana dia berada. Gelombang kekhawatiran semakin memenuhi pikirannya saat dia membayangkan berbagai kemungkinan yang mengerikan.Tanpa ragu, Anya segera melaporkan kehilangan Elera ke polisi, berharap agar mereka segera menemukan putrinya. Tetapi setiap detik terasa seperti jam, dan kegelisahan Anya semakin memuncak seiring berjalannya waktu.Dalam kegelapan malam, Anya duduk sendiri di ruang tamu, menangis dan berdoa
Anya dan Rangga adalah pasangan yang telah lama menantikan kehadiran buah hati dalam keluarga mereka. Mereka adalah dua pribadi yang penuh kasih, dan impian mereka menjadi orangtua akhirnya terwujud ketika Anya hamil dengan bayi kembar.Kehamilan Anya penuh dengan kegembiraan dan antisipasi. Setiap bulan, mereka pergi ke dokter untuk memeriksa kesehatan dan perkembangan bayi kembar mereka. Anya dan Rangga tak pernah lelah menyuarakan kebahagiaan mereka kepada si kembar di dalam rahim Anya.Namun, pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Anya merasakan kontraksi yang kuat. Mereka segera bergegas ke rumah sakit, di mana dokter memastikan bahwa persalinan sedang berlangsung. Dalam waktu yang singkat, Anya melahirkan dua bayi kembar yang sehat.Ketika Anya dan Rangga mendengar tangisan pertama kedua bayi mereka, air mata kebahagiaan pun berlinang. Mereka dipenuhi oleh rasa syukur dan keberuntungan atas kelahiran kedua anak mereka.Anak kembar mereka diberi nama Adit dan Nadia. Adit adalah ba
Di hari libur musim panas, Anya mengunjungi toko barang bekas favoritnya di salah satu toko yang tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal. Saat menjelajahi rak-rak yang penuh dengan barang-barang bersejarah, matanya tertarik pada sebuah buku diary tua yang terlihat sangat kuno. Namun, ketika dia membukanya, bukan hanya usia diari itu yang menarik perhatiannya, tetapi juga nama di dalamnya: "Eleanor."Anya penasaran dan membawa diari itu pulang. Di rumah, dia membaca setiap halaman dengan penuh antusiasme. Diari itu berisi kisah-kisah kehidupan seorang gadis bernama Eleanor, yang tampaknya hidup pada abad ke-19. Eleanor adalah seorang gadis yang cerdas, penuh semangat, dan penuh keingintahuan, sangat berbeda dengan Anya.Namun, semakin Anya membaca, semakin dia merasa terhubung dengan Eleanor. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama pada seni, musik klasik, dan juga cinta pada petualangan. Namun, yang paling mengejutkan Anya adalah menemukan bahwa Eleanor secara jelas mencintai
POV TaherHari itu, ketika aku memandang matanya yang penuh ketakutan, ada kebingungan dan penyesalan yang berkecamuk di dalam diriku. Aku tahu, keputusanku untuk membunuh istriku adalah tindakan yang tidak bisa terampuni. Tapi, apakah aku bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat hidupku sedikit lebih baik? Hatiku dipenuhi dengan rasa sesal.Sesaat setelah perbuatan mengerikan itu, aku merasakan penyesalan yang mendalam. Meski demikian, aku juga merasa bahwa takdirku telah terpatri dalam dunia ini sebagai seseorang yang harus bertanggung jawab atas hidup yang aku jalani. Aku bertekad untuk berhadapan dengan konsekuensi dari tindakanku dan merelakan diriku diseret kedalam penuntasan hukum.POV Polisi:Kami menerima laporan tentang kematian tragis seorang wanita yang ditemukan di kediaman Taher. Tugas kami sebagai pihak berwenang adalah untuk mencari kebenaran dan menjalankan keadilan. Ketika kami tiba di tempat kejadian, kami dihadapkan dengan pemandangan yang mengejutkan. Tubuh sang is
Anya perlahan membuka pintu kamarnya dan dengan senang hati melihat suaminya, Dirga, membawa seikat mawar hidup. Terlihat senyum bahagia di wajahnya saat melihat hadiah indah tersebut. Dalam hati, Anya merasa terharu dan bersyukur memiliki seorang suami yang peka dan perhatian."Dari mana kau mendapatkan bunga mawar ini, Dirga?" tanya Anya dengan penuh rasa ingin tahu.Dirga tersenyum sambil memberikan bunga mawar itu ke tangan Anya. "Aku melihat bunga-bunga ini di kebun, dan langsung terbayang wajahmu saat melihat mereka. Aku ingin memberikanmu sesuatu yang indah seperti dirimu," jawab Dirga dengan lembut.Anya merasa hangat di dalam hatinya mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Dirga. Aku sangat bersyukur memiliki suami seperti kamu. Setiap momen bersamamu adalah berkah yang tak ternilai bagiku," ucapnya dengan penuh cinta.Mereka berdua saling berpandangan, memadukan kebahagiaan dan kehangatan dalam satu tatapan. Tanpa kata-kata, mereka merasakan kekuatan cinta yang tak tergoyahk
Sebelumnya, Youbi telah mengejar Anya, namun harapannya sia-sia begitu saja. Ia kembali menghampiri sang kakak, yang juga tidak memiliki harapan. Mereka berdua lagi-lagi dikejutkan dengan Myline yang memberikan pesan singkat pada Rangga, “Apaaa? Besok kakak harus menikah sama dia!” pekik Youbi.Rangga menghubungi Myline dan itu kali pertamanya Myline kembali melihat Youbi telah kembali. Semakin senangnya Myline, ia berhasil mengacaukan mereka dengan pikiran yang licik. Sebuah ancaman telah terucap dan itu benar-benar membuat Youbi bergidik ngeri.“Aku tidak main-main sama kalian... Jika sampai Rangga tidak mau menikah denganku maka rahasia papa kalian akan saya bongkar–” ucap Myline melalui telepon.Percakapan itu telah membuat Rangga memutuskan sesuatu. Tak ada pilihan selain harus menikah dengan mantan Mama sambungnya tersebut.***Seperti halnya petir yang menyambar langit, kepahitan hati Rangga melanda dengan dahsyatnya. Setelah menikah dengan Myline, ibu tirinya yang licik, ia me
Di tengah kehidupan yang penuh liku dan penuh dengan pilihan sulit, Taher, seorang pria paruh baya yang dikenal memiliki karakter yang tenang dan bertanggung jawab, harus menghadapi situasi yang mengharuskannya untuk mengambil keputusan yang sulit. Keputusan tersebut adalah menceraikan Myline, istri yang tergila-gila dengan putra mereka sendiri bernama Rangga. Sebagai seorang CEO dengan wibawa dan kebijaksanaan, Taher merasa bertanggung jawab untuk menjaga martabatnya. Namun, ketika menyaksikan percintaan yang terlarang antara Myline dan Rangga, dia menyadari bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar nilai-nilai moral, tetapi juga dapat mengancam kewibawaannya dihadapan orang lain.Dengan hati yang berat, Taher akhirnya membuat keputusan pahit untuk menceraikan Myline. Meskipun dia sangat mencintainya, dia menyadari bahwa tidak ada jalan lain yang dapat ia lalui. Bagi Taher, tanggung jawab sebagai seorang penguasa dan keluarga adalah hal yang paling penting. “Kita sudah sah di m