Dirga membereskan berkas-berkas penting ke atas meja sembari matanya melirik jam yang ada di pergelangan tangan. Terlihat Bunga sudah membuka pintu lalu ia memanggil Dirga dengan sopan. Dirga menolehkan kepalanya, ia yang sudah selesai menaruh berkas itu memutuskan untuk menghampiri Bunga.“Apa semuanya sudah dipersiapkan?” tanya Dirga.“Sudah Pak, semuanya sudah siap digunakan” ujar Bunga.“Baik, terimakasih” Dirga meninggalkan Bunga yang masih berada di depan pintu. Sementara dirinya menghadap ke ruang rapat yang akan segera dilaksanakan. Dirga dan Myeline sudah duduk di meja sembari menunggu rapat, Myeline sempat berbincang-bincang dengan dirinya. Terlihat, Dirga juga merasa nyaman ketika berhadapan dengan Myeline. Beberapa orang pun mulai masuk dan dapat di mulai.Tidak ada yang berbeda dari rapat tersebut namun ada seseorang yang menarik perhatian. Terlihat seorang wanita berambut panjang dan lulus dengan wajah yang sangat cantik. Kecantikan wanita itu membuat Myeline sedikit in
Tibalah saatnya Yuda menghadapi langkah yang lebih serius. Melihat hubungan yang tak pernah ia impikan bersama dengan wanita yang tak ia cintai. Namun alasan ia menerima pertunangan itu karena Yuda juga tidak ingin membuat mama yang ia hormati tidak menganggapnya sebagai anaknya. Dalam kemeriahan itu, Yuda tak merasakan hari pertunangannya sendiri.“Wahh akhirnya kita bisa bertunangan ya!” seru Anita, tangannya memeluk tubuh Yuda di hadapan banyak tamu. Yuda sedikit mendorongnya dan meminta Anita untuk tidak memeluknya seperti itu.Anita hanya cengar-cengir dan tidak memperdulikan larangan dari Yuda, merasa telah mendapatkan lampu hijau dari calon mertua adalah hal yang ia pentingkan ketimbang dengan Yuda sendiri.Beberapa temannya baik dari Pihak Yuda maupun dari pihak Anita datang menghampiri mereka dan meminta foto bersama. Sebenarnya Yuda enggan untuk berfoto namun ia menatap wajah mamanya dengan tatapan mengancam hingga Yuda pasrah. Saat berfoto Yuda menunjukkan ekspresi tak menye
Myeline mengambil secangkir teh hangat yang ia buat sendiri. Sambil mengaduk dengan menggunakan sendok teh, ia juga tak lupa mengambil roti yang ada di dalam kulkas. Setelah dirasa sudah selesai mengaduk, ia memilih untuk bersantai di teras rumah.“Ah... Apa ini?” matanya teralihkan ketika membuka pintu. Ia melihat secarik kertas putih yang sengaja di taruh oleh orang lain di depan pintunya. Myeline mencoba menoleh ke arah kiri dan kanan namun situasinya sangat sepi. Sedikit termenung dengan pikirannya, ia memilih untuk meraihnya lalu duduk di kursi kayu yang terbuat dari kayu jati.“Um, aku coba buka” gumamnya.Matanya tak berkedip seakan menunjukkan keseriusan isi dari surat itu. Terlihat Myeline meremasnya lalu melemparkan kertas itu ke tanah. Suara nafasnya mulai tak beraturan, “Sialan! Siapa yang berani mengancamku seperti itu!” pekiknya.Merasa situasi tak kondusif, ia memilih untuk kembali masuk ke dalam ruangan dan membiarkan teh yang ia buat masih di kursi teras rumah. Myeli
Tidak ingin terus menerus merasa terpuruk dalam masalah yang pasti akan ada solusinya. Yuda bertekad untuk membatalkan pertunangannya menuju ke pelaminan. Ia hanya butuh waktu untuk bisa memberanikan diri mengatakan itu pada semua pihak yang ikut terlibat. Ketika berpikir keras mengenai masa depan, Yuda mendadak teringat kembali dengan foto yang mirip dengan dirinya.“Ah... Gara-gara Anita aku jadi melupakan rasa penasaranku tentang dia!” gumam Yuda dengan geregetan.Yuda yang tadinya duduk di depan Indomaret kini berdiri sambil melirik jam yang tetap setia menemaninya. Jam tangan berwarna hitam dengan jarum jam berwana putih memanglah kesayangan Yuda. Hal itu terbukti ketika usia dari jam tersebut sudah cukup lama. Bulan depan genaplah usia tujuh tahun.Yuda membayar uang parkir dengan uang seratus ribu lalu segera masuk ke dalam mobil. Terlihat tukang parkir sedang menghitung uang kembalian lalu karena melihat Yuda yang mau pergi, kakek tersebut pun berteriak “Nak, ini sisa uang kem
“Arghhhh!” terdengar suara teriakan dari bawah gedung. Membuat orang yang ada di gedung langsung berhamburan keluar mencari sumber suara tersebut. Mata mereka melotot ketika melihat pemandangan yang mengerikan. Terlihat seorang wanita telah bersimbah darah. Beberapa orang yang melihatnya langsung muntah-muntah dan ada juga sampai ingin pingsan.Myeline dan Dirga juga merasa penasaran lalu mereka keluar dari gedung dan menyaksikannya dengan mata telanjang. “Apa-apaan ini? Siapa yang melakukannya!” teriak Myeline dengan syok.Tak ada yang berani menyentuh wanita yang sudah bersimbah darah. Mereka tidak ingin berurusan dengan polisi dan hanya bisa menonton dari jarak yang cukup jauh. Melihatnya tak ada yang maju, Dirga pun memutuskan untuk maju. “Kamu mau apa Dirga?” tanya Myeline namun tak di gubris.Dirga berjongkok tepat dari wanita tersebut dan mencoba meraih pergelangan tangannya. Merasa penasaran, Myeline pun bertanya “Apa dia masih hidup?” Dirga menghela nafasnya, “Tidak... Dia t
Satu bulan kemudian, Yuda telah menikah dengan Anita. Kehidupan rumah tangganya tak terlihat romantis karena dirasakan atas unsur pemaksaan dari pihak keluarga. Sebelum menikah, Yuda telah dijebak oleh Anita ketika mereka pergi berlibur di Denpasar, Bali. Yuda dibuat mabuk dan dibawa ke penginapan hingga tersebarlah foto-foto mereka di atas kasur.“Aku dengar dari Bik Inah kamu memberikan uang ke pengemis ya?” Anita berdiri disamping suaminya yang lagi duduk santai.“Aku hanya memberi bila aku niat memberi” ujar Yuda sembari meniup kopi yang masih hangat.“Jangan seperti itu dong! Kamu ngasih ke pengemis sama dengan kamu membuat mereka jadi kaya! Daripada kamu memberikan uang ke mereka, mending kita hura-hura saja biar kita Heppy!” seru Anita.Yuda berdiri dan pergi mengacuhkannya. Anita geregetan melihat Yuda yang tak pernah mencintainya. Ia pun ngambek dan membereskan semua pakaiannya ke dalam koper. Yuda masuk ke dalam kamar dan mendapati istrinya tengah berkemas. Meskipun Yuda tak
“Bodoh sekali wanita itu, sekarang aku menjadi banyak kekayaan dengan cuma-cuma!” seru Anita.Ia membawa kopernya ke apartemen yang sudah ia sewa. Terlihat di apartemen tersebut sudah berisi fasilitas yang sangat lengkap. Memang, bayarannya pun juga tak main-main. Ia menggelapkan ATM kedua mertuanya yang saat itu kedua mertuanya mempercayakan pada dirinya. Dengan bangga, Anita pun berniat untuk merayakan bersama beberapa circle di salah satu club malam.“Lo semua tenang saja! Urusan bayar, biar aku yang urus!!!” seru Anita ketika sedang melakukan video call bersama beberapa circle nya. Hingga jam telah menunjukkan pukul 20:00 Malam, salah satu mobil membunyikan klakson di dekat apartemen Anita. Dengan Persiapan yang sudah lengkap, Anita pun membukakan pintu ketika telah sampai di gerbang pintu lalu masuk ke dalam mobil. Terlihat mereka tampak senang ketika berkumpul kembali di satu mobil yang sama. Setelah bertahun-tahun lamanya tak berjumpa, mereka juga antusias menceritakan tentang
Setelah melihat seseorang yang telah bersatu kasih bersama dirinya, Ajun berasa syok. Dengan tergesa-gesa ia meraih pakaian yang telah berserakan di bawah lantai. Sementara Anita hanya terdiam mematung, seakan merasa tak tahu harus berbuat apa? “Maafkan aku, aku kira dia... Dia adalah kamu!” seru Ajun pada istrinya, ia meraih tangan Vivi untuk meminta maaf.“Mengapa kamu tidak mengenali aku hiks! Walaupun kondisi dalam kegelapan, tapi kamu pasti bisa membedakan tubuh istri sendiri dengan wanita lain!” pekik Vivi menggelengkan kepalanya sambil berlinang air mata.“Vi, apa yang suami kamu lakukan padaku? Aku... Mengapa aku ada disini?” tanya Anita.Vivi merasa sudah tidak tahan lagi berada di dalam kamar yang telah kotor tersebut. Merasa jijik, ia pun harus melontarkan sebuah kalimat yang sangat menyakiti hatinya sendiri. “Aku mau cerai!” seru Vivi.Ajun memohon pada istrinya sambil bersimpuh di kaki istri. Memohon agar istrinya tidak meminta cerai kepadanya. Namun, Vivi terlanjur saki
Di dalam kamar yang sunyi, Ajun duduk sendirian di ujung tempat tidur, terdiam dalam kesedihan yang memenuhi hatinya. Wajahnya terlihat muram, dan matanya terpejam rapat, mencerminkan penderitaan yang mendalam yang merasuk ke dalam jiwanya. Dia merasa seperti dunia ini runtuh di atas bahunya, dan dia terjebak dalam gelombang kesedihan yang tak tertahankan.Di dalam hatinya yang hancur, Ajun merenungkan kehilangan yang baru saja dia alami. Dia merasa seperti sepotong dari dirinya telah diambil, meninggalkannya dalam kekosongan dan kehampaan yang tak terlukiskan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang tak tertahankan, dan dia merindukan kehangatan dan cinta yang telah hilang dari hidupnya.Meskipun berusaha untuk tetap tegar, setiap ingatan tentang kehilangan itu menyulut api kesedihan yang menyala di dalam hatinya. Dia merenungkan kenangan indah yang dia bagikan dengan orang yang dicintainya, dan betapa sulitnya baginya untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah pergi unt
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, Myline duduk sendirian di ruang tamu yang sunyi, merenung dalam keheningan yang menyelimuti dirinya. Wajahnya terlihat tegang, dan matanya dipenuhi dengan ekspresi penyesalan yang mendalam. Dia merasakan beban yang berat di pundaknya, menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan yang besar yang menghantui hatinya.Myline memikirkan kembali semua pilihan yang telah dia buat dalam hidupnya, dan setiap kata yang telah dia ucapkan. Dia merasakan rasa sesal yang tak terbendung saat dia menyadari akibat dari tindakannya. Kesalahannya telah menyakiti orang-orang yang dicintainya, dan dia merasa terjebak dalam belenggu penyesalan yang tak terlupakan.Dia merenung tentang saat-saat ketika dia bertindak tanpa berpikir, terbawa emosi dan keinginan untuk membalas dendam atau mendapatkan keuntungan pribadi. Dia merasakan setiap keputusan yang salah, seperti sebatang duri yang menusuk hatinya, meninggalkan luka yang dalam dan tak terobati.Di tengah-tengah penyesalan
Anya adalah seorang ibu yang penuh kasih dan perhatian. Namun, ketika putrinya, Elera, tak kunjung pulang dari sekolah pada waktunya seperti biasa, gelombang kekhawatiran mulai melanda hatinya.Semua dimulai ketika Anya menunggu dengan gelisah di depan pintu rumah mereka, menatap jam dengan hati yang semakin gelisah. Waktu terus berjalan, tetapi Elera belum juga muncul. Ketika bel sekolah berbunyi untuk yang kedua kalinya, Anya merasa detak jantungnya semakin cepat dan napasnya semakin sesak.Dengan cepat, Anya menghubungi teman-teman Elera, tetapi tidak ada yang tahu di mana dia berada. Gelombang kekhawatiran semakin memenuhi pikirannya saat dia membayangkan berbagai kemungkinan yang mengerikan.Tanpa ragu, Anya segera melaporkan kehilangan Elera ke polisi, berharap agar mereka segera menemukan putrinya. Tetapi setiap detik terasa seperti jam, dan kegelisahan Anya semakin memuncak seiring berjalannya waktu.Dalam kegelapan malam, Anya duduk sendiri di ruang tamu, menangis dan berdoa
Anya dan Rangga adalah pasangan yang telah lama menantikan kehadiran buah hati dalam keluarga mereka. Mereka adalah dua pribadi yang penuh kasih, dan impian mereka menjadi orangtua akhirnya terwujud ketika Anya hamil dengan bayi kembar.Kehamilan Anya penuh dengan kegembiraan dan antisipasi. Setiap bulan, mereka pergi ke dokter untuk memeriksa kesehatan dan perkembangan bayi kembar mereka. Anya dan Rangga tak pernah lelah menyuarakan kebahagiaan mereka kepada si kembar di dalam rahim Anya.Namun, pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Anya merasakan kontraksi yang kuat. Mereka segera bergegas ke rumah sakit, di mana dokter memastikan bahwa persalinan sedang berlangsung. Dalam waktu yang singkat, Anya melahirkan dua bayi kembar yang sehat.Ketika Anya dan Rangga mendengar tangisan pertama kedua bayi mereka, air mata kebahagiaan pun berlinang. Mereka dipenuhi oleh rasa syukur dan keberuntungan atas kelahiran kedua anak mereka.Anak kembar mereka diberi nama Adit dan Nadia. Adit adalah ba
Di hari libur musim panas, Anya mengunjungi toko barang bekas favoritnya di salah satu toko yang tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal. Saat menjelajahi rak-rak yang penuh dengan barang-barang bersejarah, matanya tertarik pada sebuah buku diary tua yang terlihat sangat kuno. Namun, ketika dia membukanya, bukan hanya usia diari itu yang menarik perhatiannya, tetapi juga nama di dalamnya: "Eleanor."Anya penasaran dan membawa diari itu pulang. Di rumah, dia membaca setiap halaman dengan penuh antusiasme. Diari itu berisi kisah-kisah kehidupan seorang gadis bernama Eleanor, yang tampaknya hidup pada abad ke-19. Eleanor adalah seorang gadis yang cerdas, penuh semangat, dan penuh keingintahuan, sangat berbeda dengan Anya.Namun, semakin Anya membaca, semakin dia merasa terhubung dengan Eleanor. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama pada seni, musik klasik, dan juga cinta pada petualangan. Namun, yang paling mengejutkan Anya adalah menemukan bahwa Eleanor secara jelas mencintai
POV TaherHari itu, ketika aku memandang matanya yang penuh ketakutan, ada kebingungan dan penyesalan yang berkecamuk di dalam diriku. Aku tahu, keputusanku untuk membunuh istriku adalah tindakan yang tidak bisa terampuni. Tapi, apakah aku bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat hidupku sedikit lebih baik? Hatiku dipenuhi dengan rasa sesal.Sesaat setelah perbuatan mengerikan itu, aku merasakan penyesalan yang mendalam. Meski demikian, aku juga merasa bahwa takdirku telah terpatri dalam dunia ini sebagai seseorang yang harus bertanggung jawab atas hidup yang aku jalani. Aku bertekad untuk berhadapan dengan konsekuensi dari tindakanku dan merelakan diriku diseret kedalam penuntasan hukum.POV Polisi:Kami menerima laporan tentang kematian tragis seorang wanita yang ditemukan di kediaman Taher. Tugas kami sebagai pihak berwenang adalah untuk mencari kebenaran dan menjalankan keadilan. Ketika kami tiba di tempat kejadian, kami dihadapkan dengan pemandangan yang mengejutkan. Tubuh sang is
Anya perlahan membuka pintu kamarnya dan dengan senang hati melihat suaminya, Dirga, membawa seikat mawar hidup. Terlihat senyum bahagia di wajahnya saat melihat hadiah indah tersebut. Dalam hati, Anya merasa terharu dan bersyukur memiliki seorang suami yang peka dan perhatian."Dari mana kau mendapatkan bunga mawar ini, Dirga?" tanya Anya dengan penuh rasa ingin tahu.Dirga tersenyum sambil memberikan bunga mawar itu ke tangan Anya. "Aku melihat bunga-bunga ini di kebun, dan langsung terbayang wajahmu saat melihat mereka. Aku ingin memberikanmu sesuatu yang indah seperti dirimu," jawab Dirga dengan lembut.Anya merasa hangat di dalam hatinya mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Dirga. Aku sangat bersyukur memiliki suami seperti kamu. Setiap momen bersamamu adalah berkah yang tak ternilai bagiku," ucapnya dengan penuh cinta.Mereka berdua saling berpandangan, memadukan kebahagiaan dan kehangatan dalam satu tatapan. Tanpa kata-kata, mereka merasakan kekuatan cinta yang tak tergoyahk
Sebelumnya, Youbi telah mengejar Anya, namun harapannya sia-sia begitu saja. Ia kembali menghampiri sang kakak, yang juga tidak memiliki harapan. Mereka berdua lagi-lagi dikejutkan dengan Myline yang memberikan pesan singkat pada Rangga, “Apaaa? Besok kakak harus menikah sama dia!” pekik Youbi.Rangga menghubungi Myline dan itu kali pertamanya Myline kembali melihat Youbi telah kembali. Semakin senangnya Myline, ia berhasil mengacaukan mereka dengan pikiran yang licik. Sebuah ancaman telah terucap dan itu benar-benar membuat Youbi bergidik ngeri.“Aku tidak main-main sama kalian... Jika sampai Rangga tidak mau menikah denganku maka rahasia papa kalian akan saya bongkar–” ucap Myline melalui telepon.Percakapan itu telah membuat Rangga memutuskan sesuatu. Tak ada pilihan selain harus menikah dengan mantan Mama sambungnya tersebut.***Seperti halnya petir yang menyambar langit, kepahitan hati Rangga melanda dengan dahsyatnya. Setelah menikah dengan Myline, ibu tirinya yang licik, ia me
Di tengah kehidupan yang penuh liku dan penuh dengan pilihan sulit, Taher, seorang pria paruh baya yang dikenal memiliki karakter yang tenang dan bertanggung jawab, harus menghadapi situasi yang mengharuskannya untuk mengambil keputusan yang sulit. Keputusan tersebut adalah menceraikan Myline, istri yang tergila-gila dengan putra mereka sendiri bernama Rangga. Sebagai seorang CEO dengan wibawa dan kebijaksanaan, Taher merasa bertanggung jawab untuk menjaga martabatnya. Namun, ketika menyaksikan percintaan yang terlarang antara Myline dan Rangga, dia menyadari bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar nilai-nilai moral, tetapi juga dapat mengancam kewibawaannya dihadapan orang lain.Dengan hati yang berat, Taher akhirnya membuat keputusan pahit untuk menceraikan Myline. Meskipun dia sangat mencintainya, dia menyadari bahwa tidak ada jalan lain yang dapat ia lalui. Bagi Taher, tanggung jawab sebagai seorang penguasa dan keluarga adalah hal yang paling penting. “Kita sudah sah di m