Tibalah saatnya Yuda menghadapi langkah yang lebih serius. Melihat hubungan yang tak pernah ia impikan bersama dengan wanita yang tak ia cintai. Namun alasan ia menerima pertunangan itu karena Yuda juga tidak ingin membuat mama yang ia hormati tidak menganggapnya sebagai anaknya. Dalam kemeriahan itu, Yuda tak merasakan hari pertunangannya sendiri.“Wahh akhirnya kita bisa bertunangan ya!” seru Anita, tangannya memeluk tubuh Yuda di hadapan banyak tamu. Yuda sedikit mendorongnya dan meminta Anita untuk tidak memeluknya seperti itu.Anita hanya cengar-cengir dan tidak memperdulikan larangan dari Yuda, merasa telah mendapatkan lampu hijau dari calon mertua adalah hal yang ia pentingkan ketimbang dengan Yuda sendiri.Beberapa temannya baik dari Pihak Yuda maupun dari pihak Anita datang menghampiri mereka dan meminta foto bersama. Sebenarnya Yuda enggan untuk berfoto namun ia menatap wajah mamanya dengan tatapan mengancam hingga Yuda pasrah. Saat berfoto Yuda menunjukkan ekspresi tak menye
Myeline mengambil secangkir teh hangat yang ia buat sendiri. Sambil mengaduk dengan menggunakan sendok teh, ia juga tak lupa mengambil roti yang ada di dalam kulkas. Setelah dirasa sudah selesai mengaduk, ia memilih untuk bersantai di teras rumah.“Ah... Apa ini?” matanya teralihkan ketika membuka pintu. Ia melihat secarik kertas putih yang sengaja di taruh oleh orang lain di depan pintunya. Myeline mencoba menoleh ke arah kiri dan kanan namun situasinya sangat sepi. Sedikit termenung dengan pikirannya, ia memilih untuk meraihnya lalu duduk di kursi kayu yang terbuat dari kayu jati.“Um, aku coba buka” gumamnya.Matanya tak berkedip seakan menunjukkan keseriusan isi dari surat itu. Terlihat Myeline meremasnya lalu melemparkan kertas itu ke tanah. Suara nafasnya mulai tak beraturan, “Sialan! Siapa yang berani mengancamku seperti itu!” pekiknya.Merasa situasi tak kondusif, ia memilih untuk kembali masuk ke dalam ruangan dan membiarkan teh yang ia buat masih di kursi teras rumah. Myeli
Tidak ingin terus menerus merasa terpuruk dalam masalah yang pasti akan ada solusinya. Yuda bertekad untuk membatalkan pertunangannya menuju ke pelaminan. Ia hanya butuh waktu untuk bisa memberanikan diri mengatakan itu pada semua pihak yang ikut terlibat. Ketika berpikir keras mengenai masa depan, Yuda mendadak teringat kembali dengan foto yang mirip dengan dirinya.“Ah... Gara-gara Anita aku jadi melupakan rasa penasaranku tentang dia!” gumam Yuda dengan geregetan.Yuda yang tadinya duduk di depan Indomaret kini berdiri sambil melirik jam yang tetap setia menemaninya. Jam tangan berwarna hitam dengan jarum jam berwana putih memanglah kesayangan Yuda. Hal itu terbukti ketika usia dari jam tersebut sudah cukup lama. Bulan depan genaplah usia tujuh tahun.Yuda membayar uang parkir dengan uang seratus ribu lalu segera masuk ke dalam mobil. Terlihat tukang parkir sedang menghitung uang kembalian lalu karena melihat Yuda yang mau pergi, kakek tersebut pun berteriak “Nak, ini sisa uang kem
“Arghhhh!” terdengar suara teriakan dari bawah gedung. Membuat orang yang ada di gedung langsung berhamburan keluar mencari sumber suara tersebut. Mata mereka melotot ketika melihat pemandangan yang mengerikan. Terlihat seorang wanita telah bersimbah darah. Beberapa orang yang melihatnya langsung muntah-muntah dan ada juga sampai ingin pingsan.Myeline dan Dirga juga merasa penasaran lalu mereka keluar dari gedung dan menyaksikannya dengan mata telanjang. “Apa-apaan ini? Siapa yang melakukannya!” teriak Myeline dengan syok.Tak ada yang berani menyentuh wanita yang sudah bersimbah darah. Mereka tidak ingin berurusan dengan polisi dan hanya bisa menonton dari jarak yang cukup jauh. Melihatnya tak ada yang maju, Dirga pun memutuskan untuk maju. “Kamu mau apa Dirga?” tanya Myeline namun tak di gubris.Dirga berjongkok tepat dari wanita tersebut dan mencoba meraih pergelangan tangannya. Merasa penasaran, Myeline pun bertanya “Apa dia masih hidup?” Dirga menghela nafasnya, “Tidak... Dia t
Satu bulan kemudian, Yuda telah menikah dengan Anita. Kehidupan rumah tangganya tak terlihat romantis karena dirasakan atas unsur pemaksaan dari pihak keluarga. Sebelum menikah, Yuda telah dijebak oleh Anita ketika mereka pergi berlibur di Denpasar, Bali. Yuda dibuat mabuk dan dibawa ke penginapan hingga tersebarlah foto-foto mereka di atas kasur.“Aku dengar dari Bik Inah kamu memberikan uang ke pengemis ya?” Anita berdiri disamping suaminya yang lagi duduk santai.“Aku hanya memberi bila aku niat memberi” ujar Yuda sembari meniup kopi yang masih hangat.“Jangan seperti itu dong! Kamu ngasih ke pengemis sama dengan kamu membuat mereka jadi kaya! Daripada kamu memberikan uang ke mereka, mending kita hura-hura saja biar kita Heppy!” seru Anita.Yuda berdiri dan pergi mengacuhkannya. Anita geregetan melihat Yuda yang tak pernah mencintainya. Ia pun ngambek dan membereskan semua pakaiannya ke dalam koper. Yuda masuk ke dalam kamar dan mendapati istrinya tengah berkemas. Meskipun Yuda tak
“Bodoh sekali wanita itu, sekarang aku menjadi banyak kekayaan dengan cuma-cuma!” seru Anita.Ia membawa kopernya ke apartemen yang sudah ia sewa. Terlihat di apartemen tersebut sudah berisi fasilitas yang sangat lengkap. Memang, bayarannya pun juga tak main-main. Ia menggelapkan ATM kedua mertuanya yang saat itu kedua mertuanya mempercayakan pada dirinya. Dengan bangga, Anita pun berniat untuk merayakan bersama beberapa circle di salah satu club malam.“Lo semua tenang saja! Urusan bayar, biar aku yang urus!!!” seru Anita ketika sedang melakukan video call bersama beberapa circle nya. Hingga jam telah menunjukkan pukul 20:00 Malam, salah satu mobil membunyikan klakson di dekat apartemen Anita. Dengan Persiapan yang sudah lengkap, Anita pun membukakan pintu ketika telah sampai di gerbang pintu lalu masuk ke dalam mobil. Terlihat mereka tampak senang ketika berkumpul kembali di satu mobil yang sama. Setelah bertahun-tahun lamanya tak berjumpa, mereka juga antusias menceritakan tentang
Setelah melihat seseorang yang telah bersatu kasih bersama dirinya, Ajun berasa syok. Dengan tergesa-gesa ia meraih pakaian yang telah berserakan di bawah lantai. Sementara Anita hanya terdiam mematung, seakan merasa tak tahu harus berbuat apa? “Maafkan aku, aku kira dia... Dia adalah kamu!” seru Ajun pada istrinya, ia meraih tangan Vivi untuk meminta maaf.“Mengapa kamu tidak mengenali aku hiks! Walaupun kondisi dalam kegelapan, tapi kamu pasti bisa membedakan tubuh istri sendiri dengan wanita lain!” pekik Vivi menggelengkan kepalanya sambil berlinang air mata.“Vi, apa yang suami kamu lakukan padaku? Aku... Mengapa aku ada disini?” tanya Anita.Vivi merasa sudah tidak tahan lagi berada di dalam kamar yang telah kotor tersebut. Merasa jijik, ia pun harus melontarkan sebuah kalimat yang sangat menyakiti hatinya sendiri. “Aku mau cerai!” seru Vivi.Ajun memohon pada istrinya sambil bersimpuh di kaki istri. Memohon agar istrinya tidak meminta cerai kepadanya. Namun, Vivi terlanjur saki
Myeline merayakan pesta besar-besaran di perusahaannya yang semakin melambung. Semua karyawan disana juga menikmati pesta tersebut tak terkecuali dengan Dirga. Myeline bahkan telah memiliki hubungan khusus pada Dirga tanpa melalui ikatan pernikahan yang suci. Mereka melakukan hubungan gelap dan sama-sama mengkhianati pasangannya. “Kalian senang atau tidak kalau kita berpesta seperti ini?” tanya Myeline yang sudah setengah mabuk.“Senang sekali Buk Myeline, gajih kami juga semakin dinaikkan dari gajih sebelumnya” ujar salah satu karyawannya.Myeline merasa senang mendengar kepuasan karyawannya tersebut. Namun saat hari yang menyenangkan itu terjadi, tanpa mereka duga ada seseorang yang masuk kedalam sana dengan diantar oleh sekuriti perusahaan. Kedua pasangan yang sudah renta dengan pakaian lusuh ingin menemui Myeline. Sontak, semua merasa heran melihat pemandangan tersebut yang datang dengan tiba-tiba.“Loh, mereka siapa Pak?” tanya Myeline pada sekuritinya.“Maaf Buk Myeline, kedua