Anya terbangun dari tidurnya dan menyadari Myeline tidak ada disamping dirinya. Kebetulan juga ia ingin buang air kecil sehingga Anya pun berjalan menuju ke arah kamar mandi. Saat sampai ia terkejut melihat Dirga tengah berada di luar kamar mandi. Anya pun menghampirinya dan bertanya, “Kamu sedang ngapain?”Dirga terbelalak ketika melihat istrinya sudah ada didepan mata. Anya melirik pakaian yang tengah suaminya bawa dan meraihnya dengan paksa. Tanpa basa-basi Anya pun mengenali pakaian itu, pakaian yang dikenakan oleh Myeline. Yang lebih geregetnya lagi adalah Anya melihat celana dalam temannya itu di bawa oleh suaminya!“Ini apa-apaan?!” tanya Anya pada Dirga.“Kamu diam dulu ini itu salah paham” ujar Dirga yang mulai berkeringat dingin.Lalu tiba-tiba pintu kamar mandi pun terbuka dan Myeline berteriak, “Dirga mana pakaian aku?” Anya menatap ke arah Dirga sembari matanya sudah berlinang air mata. Anya dengan berberat hati memberikan pakaian itu kepada Myeline tanpa sepengetahuan Mye
“Aku sudah mendapatkan pekerjaan tetap tapi kenapa kamu tidak menyukai pekerjaanku?” tanya Dirga.“Tapi kamu bekerja di perusahaan Myeline! Sedangkan aku... Aku tidak menyukai kamu dekat dengan dia!” seru Anya.“Sudahlah... Aku lelah dengan kemiskinan ini. Gara-gara aku miskin, kamu menjadi pelacur dan gara-gara aku miskin... Orang tuamu menginjak harga diriku. Seharusnya kamu bersyukur karena aku bukanlah seorang pendendam yang bisa saja menyakiti kamu demi melihat orang tuamu sakit” ujar Dirga.“Apa yang kamu katakan? Ini hanya bercanda kan?” Anya berusaha untuk tetap tegar meskipun hatinya terasa sakit. Dirga melirik jam di pergelangan tangannya lalu ia berkata dengan ketus, “Aku sibuk dan aku mau berangkat sekarang!” Dirga menerobos istrinya hingga membuat Anya terjatuh ke lantai. Ini seakan mimpi buruk bagi seorang wanita seperti Anya. Tak biasanya Dirga bersikap seperti itu semenjak Myeline hadir di kehidupan mereka.“Apakah mungkin Myeline yang telah membocorkan rahasiaku pada
Myeline memperlakukan Dirga dengan sangat baik bahkan ia menjadikan Dirga sebagai manager perusahaan orang tuanya. Myeline merasa bahwa Dirga akan bisa mengelola semua pekerjaannya dengan baik. Meskipun Dirga telah jujur mengatakan pendidikan yang ia tempuh hanyalah tamatan SMP namun Myeline tetap ngotot ingin Dirga mendapatkan pekerjaan tinggi.Beberapa karyawan ada yang merasa protes namun mereka terlalu takut untuk mengatakannya secara langsung. Terlebih Myeline dikenal dengan sosok wanita tegas dan galak ketika ada seseorang yang berlainan pikiran terhadapnya. Ia bahkan tak segan memecat karyawan apabila karyawan tersebut berani menegurnya ketika datang terlambat saat acara rapat sedang berlangsung.“Ambil ini!” seru Myeline.Dirga meraih kunci yang diberikan oleh Myeline. Dengan bingung ia mencoba menanyakan perihal kunci tersebut. Lalu Myeline mengatakan bahwa itu adalah kunci mobil khusus untuk Dirga. Katanya, seorang manager perusahaan berhak mendapatkan fasilitas bergerak jik
Semakin hari hubungan Anya bersama Dirga sudah tak dekat dulu. Dirga sibuk dengan pekerjaannya hingga bahkan memilih untuk lembur dan tidur di kantor. Anya juga tidak ingin terlalu memikirkan suaminya karena ia juga tengah fokus pada pekerjaannya sebagai model. Hari ini, Anya ingin keluar membeli makanan karena ia belum sempat sarapan. Saat ia keluar ke arah parkiran, Ia berpapasan dengan Myeline.“Hai Anya!” sapa Myeline, merasa seolah tak memiliki kesalahan pada Anya setelah tindakan yang ia perlihatkan pada Dirga sangatlah tidak terpuji.Anya tak bergeming dan memilih masuk ke dalam mobil. Namun sebelum ia memutuskan untuk pergi, Anya pun berkata “Aku titip suamiku!” Setelah mengatakan itu Anya pun pergi. Terlihat Myeline tidak terlalu menyukai perkataan Anya barusan.“Gila, mengapa dia terlihat tak bereaksi terhadapku!” gerutunya.Myeline memutuskan untuk masuk ke dalam kantor daripada terus terpaku memikirkan Anya yang telah membuatnya kesal. Sementara itu, dari kejauhan Yuda tel
Taher berjalan menuju ke arah tangga dan berpapasan dengan Anya. Taher menyapa Anya seakan ia tak memiliki rasa bersalah setelah ia pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang tak senonoh kepada Anya di dalam kamar mandi.“Mau kemana Anya?” terlihat Taher menatap Anya dengan liar. Membuat Anya sedikit menutupi bagian depan tubuhnya yang terlihat sangat seksi. “Aku mau mencari Myeline” balas Anya.“Oh... Myeline ada di ruanganku dan kebetulan aku akan kesana. Mari kita berjalan bersama-sama untuk mencari Myeline” ujar Taher sembari mengedipkan mata nakal ke arah Anya.Ada rasa tak nyaman di hati Anya namun ia terlihat tak berdaya. Tidak memiliki pilihan maka ia pun menyetujui ajakan Taher. Mereka berjalan ke lantai atas dengan situasi yang lumayan sepi karena saat ini merupakan jam-jam istirahat dan tentunya banyak karyawan dan model lainnya memilih untuk keluar dari kantor menuju ke restoran ataupun warung terdekat untuk sarapan siang.“Nah... Sudah sampai!”“Ayo kita masuk!”Taher ter
Tidak ada yang mengetahui keberadaan Anya hingga kini satu bulan pun telah berlalu. Semenjak kejadian itu, Myeline menjadi berubah menjadi wanita yang lebih baik. Ia juga terus terbayang-bayang pada rasa bersalah. Karena itu, Myeline memperlakukan Dirga dengan baik entah saat berada di lingkup perusahaan ataupun saat di luar pekerjaan.“Myline, sejak kapan kamu berada di sini?” tanya Dirga, ia melihat Myeline di depan pintu. “Sedari tadi” ujarnya.“Aku membawa ini untuk kamu dan aku merasa tak enak bila membangunkan kamu terlalu pagi” ujar Myeline lagi.Dirga melihat seseorang yang di bawa oleh Myeline. Lalu ia mengambilnya dan berterimakasih. Myeline yang telah membawakan makanan pagi memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Dirga ingin mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah dan berbincang-bincang namun Myeline menolak karena ia beralasan sedang memiliki urusan lain.Dirga membawa makanan pemberian Myeline, masuk ke dalam ruangan setelah Myeline tidak ada di tempat. Ia menaruhnya ke atas
Dirga membereskan berkas-berkas penting ke atas meja sembari matanya melirik jam yang ada di pergelangan tangan. Terlihat Bunga sudah membuka pintu lalu ia memanggil Dirga dengan sopan. Dirga menolehkan kepalanya, ia yang sudah selesai menaruh berkas itu memutuskan untuk menghampiri Bunga.“Apa semuanya sudah dipersiapkan?” tanya Dirga.“Sudah Pak, semuanya sudah siap digunakan” ujar Bunga.“Baik, terimakasih” Dirga meninggalkan Bunga yang masih berada di depan pintu. Sementara dirinya menghadap ke ruang rapat yang akan segera dilaksanakan. Dirga dan Myeline sudah duduk di meja sembari menunggu rapat, Myeline sempat berbincang-bincang dengan dirinya. Terlihat, Dirga juga merasa nyaman ketika berhadapan dengan Myeline. Beberapa orang pun mulai masuk dan dapat di mulai.Tidak ada yang berbeda dari rapat tersebut namun ada seseorang yang menarik perhatian. Terlihat seorang wanita berambut panjang dan lulus dengan wajah yang sangat cantik. Kecantikan wanita itu membuat Myeline sedikit in
Tibalah saatnya Yuda menghadapi langkah yang lebih serius. Melihat hubungan yang tak pernah ia impikan bersama dengan wanita yang tak ia cintai. Namun alasan ia menerima pertunangan itu karena Yuda juga tidak ingin membuat mama yang ia hormati tidak menganggapnya sebagai anaknya. Dalam kemeriahan itu, Yuda tak merasakan hari pertunangannya sendiri.“Wahh akhirnya kita bisa bertunangan ya!” seru Anita, tangannya memeluk tubuh Yuda di hadapan banyak tamu. Yuda sedikit mendorongnya dan meminta Anita untuk tidak memeluknya seperti itu.Anita hanya cengar-cengir dan tidak memperdulikan larangan dari Yuda, merasa telah mendapatkan lampu hijau dari calon mertua adalah hal yang ia pentingkan ketimbang dengan Yuda sendiri.Beberapa temannya baik dari Pihak Yuda maupun dari pihak Anita datang menghampiri mereka dan meminta foto bersama. Sebenarnya Yuda enggan untuk berfoto namun ia menatap wajah mamanya dengan tatapan mengancam hingga Yuda pasrah. Saat berfoto Yuda menunjukkan ekspresi tak menye