Wanita Lain Dihati Suami
Aku yang tak pernah menuntut apapun pada suami, membuat lelaki yang membersamaiku seringkali berucap bosan. Entah wanita seperti apa yang ia inginkan. Malam hari dihiasi taburan bintang yang menawan, Arya yang tengah asyik memainkan ponsel miliknya, tanpa disengaja Yunita melihat percakapan pesan singkat yang menghiasi ponsel milik suaminya. Ia tak segan-segan untuk membuka ponsel itu saat sang suami pergi ke kamar mandi, dengan perasaan tak karuan, Yunita membuka dengan cepat ponsel yang tergeletak diatas nakas dekat tempat tidur. Nomor ponsel dengan nama si pengguna yang mencurigakan bernama Samid, foto profil seorang wanita dengan dandanan yang terlihat menor dan lebih tua. Yunita terbelalak kaget dengan setiap isi chat sang suami dengan nomor yang bernama Samid, rupanya Arya bermain api dibelakang Yunita. ***** Satu minggu sudah Yunita mengetahui pengkhianat yang dilakukan Arya, ia masih terus mengumpulkan banyak fakta, namun kerapkali Yunita termakan janji manis yang dilontarkan Arya, ia kembali percaya pada suaminya. Yunita yang sangat mencintai Arya dijadikan tameng oleh suaminya sendiri, ia merayu sang istri dengan berbagai macam cara agar tetap percaya padanya. "Aku cape dan bosan, hidup seperti ini terus. Tak ada perubahan." Ucap Arya dengan wajah kusut. "Maksud mas Arya apa ? perubahan seperti apa yang mas harapkan ?." "Aku membayangkan setiap pulang kerja disambut senyuman hangat oleh anak, tapi ternyata semua hanya khayalan semata. Aku enggak bisa mewujudkan itu, entah sampai kapan Tuhan memberikan cobaan seperti ini, cape." Yunita menarik nafas panjang. "Bukan mas aja yang bosan menjalani hidup seperti sekarang, aku juga merasakan kesepian luar biasa. Bahkan kadang siang hari aku menangisi nasib buruk ini, maafkan aku yang belum bisa memberimu keturunan." "Sudahlah, sayang. Semuanya kehendak Tuhan, yang penting kita sudah berusaha. Pasrahkan saja semuanya, mas juga cape sebenarnya, tapi mau gimana lagi." "Peluk aku mas, kehangatan saat di dekatmu membuat ku merasa tenang." Arya memeluk Yunita, keduanya larut dalam kesedihan. ***** Pagi hari tiba, meja makan sudah dihiasi sarapan. Dress berwarna putih dengan rambut sepinggang membuat kecantikan Yunita kian bertambah, kulit putih nan mulus membuat nya terlihat cantik sempurna. "Sarapan dulu, mas." "Iya, sayang. Mas akan menyusul." Yunita berjalan menuju pintu kamar, rambutnya menjuntai nampak indah saat berjalan menyusuri setiap anak tangga. Ada keanehan di pagi hari, biasanya sang suami akan pergi sarapan berbarengan, bahkan berjalan beriringan untuk menuju ruang makan, namun kali ini Arya justru tengah sibuk memainkan benda pipih dikamar seorang diri. Sepuluh menit sudah Yunita menunggu kehadiran Arya dimeja makan, ia berdecak kesal, mulutnya yang tipis terlihat sebal. Sarapan yang biasanya ditemani sang suami, kali ini hanya seorang diri. Entah kemana Arya, ia tak kunjung turun dari kamar. Yunita memutuskan untuk sarapan lebih dulu, ada hal lain yang harus ia kerjakan di butik miliknya. Dua puluh menit sudah dilaluinya, sarapan seorang diri, suami yang tak kunjung keluar kamar. Selesai sarapan, Arya nampak menuruni anak tangga dengan mengenakan jas berwarna hitam. Ia terlihat jalan terburu-buru, berdiri dengan meneguk susu yang sudah disiapkan asisten rumah tangga. "Rotinya makan dulu, mas." "Enggak bisa, sayang. Mas buru-buru mau pergi ke kantor, maafkan mas. Enggak bisa sarapan sama kamu." "Oh, ya sudah. Hati-hati di jalan." Yunita mencium punggung tangan Arya. Arya nampak terburu-buru dan langsung bergegas pergi meninggalkan rumah, seperti biasa sopir pribadinya yang sudah mengerti dengan segala kesibukan sang majikan. Di kantor tempat ia bekerja, sudah menjadi rumah keduanya. Ia seringkali menghabiskan waktu, sampai lupa kehadiran istri tercinta di rumah yang selalu menantikan kepulangan dirinya. "Iya, halo by ? kamu kemana aja ?." Suara wanita yang ada disambungan telpon begitu mendayu-dayu. "Maafkan aku, tadi di rumah enggak sempat menghubungi kamu, by." "Kamu takut sama istri mu ?." "Enggak juga. Jangan bahas Yunita, aku enggak suka." "Nanti malam aku ingin bertemu!, banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Kalau sampai kamu tidak datang, aku enggak segan-segan bakalan datang ke rumah mu!." Sambungan telpon terputus, suara wanita yang ada dalam panggilan itu membuat hati dan perasaan Arya semakin menggila. Pikirannya kerapkali kacau saat kekasih gelapnya itu memarahi dan tak mau menghubungi nya lagi.Wanita lain dihati suamiPria bernama Arya Wijaya itu menoleh kebelakang, memastikan tak ada yang menguping obrolannya ditelpon. Berdiri di dekat meja kerja sambil berpikir, dia kebingungan harus membawa sesuatu yang bisa membuat nya kembali romantis dengan kekasih gelapnya. "Mas, sedang apa ?." Suara lembut menyambut Arya disambungan telpon."Biasa, sayang. Rutinitas suami mu sangatlah padat, sekarang baru beres meeting. Dan semalaman nanti sudah dipastikan lembur."Hembusan nafas berat terdengar jelas ditelepon, nampaknya Yunita kembali kecewa saat mendengar suaminya akan kembali lembur. "Kamu yakin mau lembur lagi ? apa enggak bisa kah di-handle orang kepercayaan ?.""Enggak bisa, sayang. Aku harus bekerja keras, semua ini untukmu dan an...." Arya mengehentikan pembicaraan nya."Maksud mas anak kita kan ?. Maafkan aku, belum bisa memberimu keturunan, sudah tujuh tahun lamanya pernikahan kita." Yunita kembali mengelu
Wanita lain dihati suami "ss-yangg....kenapa menjauh dariku ? Mendekat lah, aku suamimu, sayang." "Tidak! Kau jahat. Kau penipu, Mas. Aku benci hidup bersamamu." Kedua sorot mata wanita muda itu seperti tengah menyelidik, tak mampu lagi menahan segala sesak di dada. "Jelaskan semuanya." "Apa yang harus dijelaskan, sayang ? Aku tak melakukan apapun, aku mencintaimu, Yunita." Arya mencoba untuk tetap tenang ditengah ketakutannya, ia menganggap Yunita tak mengetahui apa-apa. "Siapa dia ?." "Apa maksudmu, sayang ? Siapa yang kamu maksud ? Aku tak mengerti, kenapa kamu bersikap seperti ini, sayang ?." Arya menahan segala kecemasan dalam dirinya. Ombak datang tanpa disengaja, membuat dirinya tak memiliki persiapan apa pun. Kekhawatiran yang selama ini menyelimuti dirinya kini menjadi sebuah kenyataan, pahit memang. Rahasia besar sekalipun akan tetap terbongkar, kesalahan yang diperbuat
Wanita lain dihati suami"Sayang dan cintamu untuk siapa lagi selain aku ? Kau pembohong!. Tegas Yunita bersuara, penekanan demi penekanan yang keluar dari bibir tipisnya. "Sudah cukup aku dibohongin olehmu, mas." Telunjuk tangannya diarahkan pada wajah suami. Wajah tampan itu hanya diam, menerima segala bentuk perkataan yang keluar dari bibir wanita muda itu."Kamu salah paham, sayang. Tenangkan dirimu." Arya ketakutan, ia tak berani mendekat saat melihat amarah dalam diri sang istri.Yunita berbalik menuju meja kerja suaminya, matanya melebar mencari ponsel milik Arya, yang ia yakini sebagai bukti untuk menjawab semua pertanyaan yang kini bersarang dalam otak. Ia lebih percaya pada ponsel yang akan berkata jujur dibanding mendengar penjelasan lelaki yang sudah berkata manis. Perkataan nya kini sudah tak bisa lagi dipercaya, setiap kata yang keluar dari bibir Arya tak lagi bermakna, hanya omong kosong yang membuat Yunita kini begitu membenci sosok pria y
Wanita lain dihati suamiSebaris aksara terpampang jelas dengan nama My honey. Arya cemas, mencari cara yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Pikirannya dihiasi dengan ketakutan luar biasa, ia tak bisa lagi mengelak. Sudah terlihat semua kebusukan yang ia sembunyikan selama ini, rahasia itu kini menjadi konsumsi sang istri.Disamping itu sang istri menatapnya tajam, sepasang mata elang itu kian terlihat jelas bagaikan kilatan petir yang akan menyambar. Menatap tajam sang suami yang tengah berdiri tegang, Yunita bagaikan singa betina yang akan menerkam mangsanya. Ia geram, amarahnya tak bisa lagi ia sembunyikan, dihadapan pria yang selama ini ia percayai nyatanya menyimpan pengkhianatan yang tak pernah ia sangka sebelumnya."Hallo ? Kamu siapa ? Apa kamu sudah menjalin hubungan lebih dari teman dengan suamiku ? Sudah sejauh mana kalian berhubungan ? Apa pernah mas Arya melakukan hubungan layaknya suami dan istri denganmu, Nona ? Bagaimana cinta dan kasih y
Wanita lain di hati suami"Selama berumah tangga denganmu, apapun yang mas minta selalu aku turuti. Aku yang berusaha menjadi apa yang kamu mau, tak pernah berulah sekalipun. Aku yang tak pintar memasak, belajar sampai bisa memasak demi dirimu, mas. Menjadi ibu rumah tangga seperti yang kamu mau, ikut di rumah kontrakan kecil milikmu pun aku turuti, meninggalkan setiap kemewahan yang diberikan papah untukku. Bahkan kamu pun tahu, aku dari lahir tak pernah sekalipun menyentuh alat memasak, di rumah aku dilayani bak ratu kerajaan."Arya diam, ia hanya bisa menelan ludah. Mulutnya kelu tak bisa mengeluarkan suara."Kurang apa lagi aku selama ini ? Pengorbanan ku masih kurang ? Aku yang tak pernah ternilai dimatamu, dan kau lelaki pengkhianat yang tak takut dengan dosa!." Yunita berteriak, suaranya memenuhi isi ruangan.Lelaki yang memakai jas hitam itu hanya diam, terlihat kedua matanya mengembun. Kedua tangannya terlihat melabuhkan diatas lutut san
Wanita lain dihati suamiKali ini pria yang ada dihadapan Yunita hanya diam, ia layak nya musuh yang sudah kalah di peperangan. Ia bisa tegas dan berwibawa dihadapan ratusan karyawan, dan di depan istrinya Arya bagaikan tawanan yang kian pasrah dan menyerah. Hanya menunduk lesu, ia tak mampu berkutik banyak. Takut akan kehilangan dan perpisahan.Menundukkan kepala dengan sempurna, ia tak bisa lagi mengeluarkan kata-kata, lebih memilih diam daripada salah ucap karena semua akan berakibat fatal. Kehadiran wanita lain itu sudah mengganggu kehidupan rumah tangganya, namun tanpa ia sadari sikapnya yang salah tak membuat Arya cepat mengakui perbuatannya.Arya hanya diam dan menggeleng. Terlihat jelas sendu dimatanya nampak kian jelas, ia bersedih dengan perbuatannya, namun tak mau mengakui."Kalau mas hanya diam, aku semakin berpikir kemana-mana. Kalau mas mau semuanya jelas, buka ponsel itu dengan sidik jarimu, lalu jelaskan sejelas-jelasnya. Kalau kam
Wanita lain dihati suami"Aku yang selalu berusaha meyakinkan Papah dan Mamah untuk bisa menikah denganmu, tapi nyatanya yang selama ini aku perjuangkan malah sebaliknya. Aku benci dikhianati, aku benci dibohongi. Tak ada kata maaf untuk cinta yang dikhianati, sekalipun itu ikatan pernikahan, karena bagiku pernikahan bukanlah ajang untuk saling menyakiti pasangan.""Aku hanya khilaf, tak mungkin bisa aku hidup tanpamu, Yunita. Kau bisa robek hatiku, lihatlah didalamnya ada mamamu yang senantiasa aku jaga, harapan demi harapan yang kita lalui akhirnya bisa sampai dititik ini, sayang.""Lalu kenapa sekarang kamu berkhianat ? Setelah semua perjuangan yang aku lakukan untukmu, apa masih kurang, Mas ? Aku hanyalah manusia biasa, kekurangan ku banyak sekali, tapi untuk berkhianat rasanya tidak mungkin ku lakukan. Aku masih punya harga diri.""Apa kurangnya aku selama ini, Mas ? Apa karena aku wanita bodoh ? Karena aku tak sepadan dengan mu yang sekarang
Wanita lain dihati suamiSampai di rumah dengan nafas tersengal-sengal, Arya menghampiri asisten rumah tangga yang tengah menyapu lantai."Di mana, BuYunita ? .""Ibu pergi ke rumah papahnya, pak."Arya sedikit bernafas lega, Yunita pergi dengan tangisan yang masih menjalar dan setelah mengucapkan kata berpisah. Disaat situasi seperti ini, semua pembelaan diri tak lagi berguna, percuma menjelaskan panjang lebar pun tak kan pernah didengarnya. Dimata sang istri, Arya tetaplah bersalah, dan harus menerima hukuman sekejam-kejamnya."Syukurlah, kalau terjadi apa-apa pada ibu tolong kabari saya, mbak."Sejak pertengkaran itu Yunita tak bisa lagi diajak damai dan mengobrol bersama, ia nampak acuh. Terus menuduh Arya berselingkuh, dan suaminya tetap kokoh dengan pendiriannya bahwa itu hanya permainan semata. "Baik, Pak. Sepertinya Ibu tak kan lama pergi ke rumah papahnya, tadi bilang pada saya hanya sebentar.""Kalau