Wanita Lain Dihati SuamiYunita pergi berolahraga di halaman rumah, ia senang menikmati udara pagi yang masih terasa segar, dihirupnya dengan tenang satu persatu udara yang membuat otak menjadi jernih untuk berpikir.Terlihat dari jauh, seorang pria tampan mengenakan pakaian olahraga berjalan menuju Yunita, Arya dengan langkah kakinya yang panjang menuju sang istri."Kenapa enggak ngajak aku olahraga bareng kamu ?."Yunita terdiam. Tak ada respon apapun, hanya matanya yang menatap nyalang ke arah sang suami."Jawab aku, Yunita." "Pergilah. Jangan mengikuti ku.""Kenapa kamu tetap seperti ini, sayang ?." Arya menarik lengan sang istri, dicekal nya dengan cepat agar tak berontak.Kali ini Yunita tak mampu menahan tenaga lelaki yang ada dihadapannya kini, tubuh mungilnya dipeluk dengan erat, Yunita jatuh dalam pelukan yang tak ingin ia harapkan.Arya memeluknya dengan erat, sampai wanita itu sulit untuk bernapas."Lepaskan aku, lepaskan, Arya." Yunita sedikit berteriak dengan lengan yan
Wanita Lain Dihati SuamiAkad nikah dilaksanakan selepas dzuhur, langsung setelah akad digelarnya resepsi yang terbilang sederhana, namun tetap saja tamu undangan yang datang cukup banyak. Membuat Arya kelelahan untuk terus tersenyum manis.Waktu terasa lambat, Arya terlihat kelelahan menyambut tamu yang silih bergantian, Lusi nampak sengaja mengundang banyak teman dekatnya dan keluarga, ia sengaja ingin memamerkan pernikahannya dengan Arya, secara pria yang bersamanya kini seorang pengusaha ternama dengan asetnya di mana-mana."Sabar ya, sayang. Sebentar lagi tamu undangan bakalan pergi kok, nanti malam aku akan memberikan service terbaik, ayolah tersenyum ramah dihadapan tamu undangan, wajahnya jangan ditekuk seperti itu." Lusi membelai lembut wajah sang suami.Banyak tamu berdatangan saling bergantian, termasuk keluarga Lusi, mereka terlihat asyik menikmati pesta sederhana yang dibalut dengan kemeriahan musik. "Aku cape, tamu undangan mu terlalu banyak." Ucap Arya dengan wajah kes
Wanita Lain Dihati SuamiKamar yang sudah dihiasi dengan bunga, ranjang besi yang ditaburi bunga mawar merah, membuat kesan syahdu dan malam pertama semakin lekat."Mas, aku bahagia banget bisa nikah secara resmi denganmu, dan sekarang, aku resmi menjadi nyonya Arya." "Iya, sayang." Keduanya saling berhadapan di atas tempat tidur yang sudah dihias. Hembusan nafasnya kian terasa hangat memenuhi wajah Lusi, Angga tanpa henti menatap kedua sorot mata sang istri, begitu lekat, lengangnya dengan sigap menyentuh wajah yang sudah dipoles make-up."Apakah aku cantik ?.""Cantik." "Lebih cantik aku dibanding Yunita ?.""Iya, sayang." Seolah terhipnotis dengan suguhan yang ada dihadapannya kini, Angga menuruti semua yang dikatakan sang istri."Kalau gitu, ajak aku tinggal di rumah utama mu, sayang." Lengan lentik itu menyentuh bibir tipis milik sang suami."Iya, tenang saja, sayang. Malam ini aku hanya ingin melakukan hubungan denganmu, jangan membahas hal lain."Seolah sudah mengerti dengan
Wanita Lain Dihati Suami Satu minggu sudah pernikahan Arya dan Lusi, tidak ada tanda-tanda Lusi untuk pindah rumah, wanita itu masih terus mencoba dengan sangat keras, membujuk sang suami untuk cepat bisa memboyong nya ke rumah utama yang ada di Jakarta."Mas, aku ingin pindah dari sini. Ini rumahnya kurang besar, tidak seperti rumahmu yang ada di Jakarta."Arya menghembuskan nafas kasar, ia yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Lusi, tunggu waktu yang tepat untuk aku berbicara empat mata dengan Yunita.""Kapan ? Kamu takut padanya ? Sampai-sampai harus menunggu persetujuan dia, bukankah semuanya milikmu, Mas ?.""Rumah itu aku buat khusus untuk Yunita, ia yang merancang semuanya. Aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk membawamu tinggal di sana, aku harus berlaku adil."Terlihat jelas raut wajah istri kedua itu menandakan ketidak sukaan nya pada Yunita, alis hitamnya terlihat kentara dengan lipstik merah yang begitu menyala."Aku harus sabar seperti apa lagi, Ma
Wanita Lain Dihati Suami "Mas, kamu di mana ? Aku kangen kamu. Bisa antar aku belanja tidak hari ini ? Hanya sebentar saja." Terdengar suara Lusi diseberang telpon, wanita itu terlihat aktif dan tak bisa bersikap elegan seperti yang dilakukan Yunita."Nanti aku pulang, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku sebentar saja dengan Yuni. Sore atau setelah dzuhur aku akan menemanimu." Telpon dimatikan sepihak oleh Arya, ia tak memberi aba-aba.Yunita yang kini tengah duduk diatas ranjang dengan memegangi ponsel, wajahnya terlihat tak mempedulikan kehadiran Arya. "Yuni, aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama, aku merindukanmu." Ajak Arya dengan tatapan sendunya."Aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah, pergilah, ajak istri kedua mu pergi belanja. Aku hanya butuh istirahat.""Hanya sebentar saja, aku mampu berlaku adil padamu dan juga Lusi." Arya terlihat memohon."Kalau aku bilang tidak, berarti memang aku tidak ingin per
Keesokan harinya Yunita melaksanakan rutinitas pagi, ia pergi sarapan seorang diri, di meja makan sudah tersaji roti dengan topping telor ceplok, tak lupa segelas susu hangat yang tak pernah ia lewatkan.Terdengar deru kendaraan mobil yang terparkir di halaman, Yuni tetap fokus memakan sarapan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya. Mulutnya terus mengunyah, ia tak mempedulikan siapa yang sudah datang.Pintu utama terbuka lebar, dua sosok yang tak asing datang ke rumah Yunita dan Arya. Tamu yang tak pernah diharapkan itu datang dengan hati yang berbunga-bunga, Yuni yang tak menyadari kedatangan Arya dan Lusi tetap fokus sarapan."Yunita." Ucap Arya diseberang sana."Sepertinya istri kamu pura-pura tak mendengar kedatangan kita, Mas." "Dia lagi sarapan, bisa saja tak mendengar nya."Arya menghampiri Yunita, ia menepuk pundaknya. "Sayang, aku datang."Yunita tersentak kaget, roti yang ia genggam jatuh ke meja makan. "Kamu mengagetkan ku saja." Ucapan nya terdengar ketus."Aku kes
Wanita Lain Dihati Suami "Berani kamu mengusik rumah tanggaku, maka kamu harus menanggung akibatnya. Perbuatan yang selama ini kamu perbuat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal." Lengannya ia kepal dengan kuat, wajahnya terlihat mengeras, emosi dalam dada semakin meletup-letup.Di lantai satu terlihat Lusi yang menatap tajam ke arah Yunita, wanita itu nampak menaruh kebencian yang teramat dalam, ia kini resmi menjadi madu yang akan tinggal satu atap dengan istri tua."Mas, aku cape, ambilkan minum untukku." Perintah Lusi pada Arya sembari menarik lengan sang suami dengan manja."Duduk lah dulu, aku akan ambilkan minum untukmu." Yunita pergi ke kamar setelah melihat madunya yang terlihat manja dihadapan dirinya, Lusi seperti tengah memamerkan kelihaiannya dalam merayu Arya.Pintu kamar ditutup dengan cepat, tak lupa ia kunci. "Lihat saja jamu Lusi, kamu sudah merebut apa yang selama ini aku pertahankan. Dan kamu Mas Arya, tega-teganya mendua dengan alasan tak pasti." *****Malam
Wanita Lain Dihati Suami "Heh! Kamu ngomong sembarangan. Aku bukan wanita badut, aku csntik dan sexy! Bicaralah yang sopan padaku." Lusi semakin mendekat pada Yunita, ia sudah tak tahan ingin menampar istri pertama Arya.Yunita tertawa dengan sangat keras, suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan, sorot matanya terlihat kentara wajahnya yang ia buat menguat."Hahaha, ngaca dulu kalau ngomong. Wajah mirip badut aja bangga! Silahkan saja ambil Mas Arya sesuka mu, aku tidak membutuhkan lelaki pengecut sepertinya." Telunjuk tangan Yunita terarah tepat didada bidang milik sang suami, ia menekan nya sembari melangkah pergi."Heh dasar wanita mandul." Umpat Lusi dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya merah padam dengan rambut yang terlihat tak beraturan.Yunita berbalik badan saat tengah berjalan menyusuri tangga. "Bukan aku yang mandul, tapi Tuhan yang tak mempercayai Mas Arya untuk memiliki keturunan!." Lusi yang hendak menyusul Yunita di lantai dua, namun dengan cepatnya Arya menar
Wanita Lain Dihati Suami "Heh! Kamu ngomong sembarangan. Aku bukan wanita badut, aku csntik dan sexy! Bicaralah yang sopan padaku." Lusi semakin mendekat pada Yunita, ia sudah tak tahan ingin menampar istri pertama Arya.Yunita tertawa dengan sangat keras, suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan, sorot matanya terlihat kentara wajahnya yang ia buat menguat."Hahaha, ngaca dulu kalau ngomong. Wajah mirip badut aja bangga! Silahkan saja ambil Mas Arya sesuka mu, aku tidak membutuhkan lelaki pengecut sepertinya." Telunjuk tangan Yunita terarah tepat didada bidang milik sang suami, ia menekan nya sembari melangkah pergi."Heh dasar wanita mandul." Umpat Lusi dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya merah padam dengan rambut yang terlihat tak beraturan.Yunita berbalik badan saat tengah berjalan menyusuri tangga. "Bukan aku yang mandul, tapi Tuhan yang tak mempercayai Mas Arya untuk memiliki keturunan!." Lusi yang hendak menyusul Yunita di lantai dua, namun dengan cepatnya Arya menar
Wanita Lain Dihati Suami "Berani kamu mengusik rumah tanggaku, maka kamu harus menanggung akibatnya. Perbuatan yang selama ini kamu perbuat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal." Lengannya ia kepal dengan kuat, wajahnya terlihat mengeras, emosi dalam dada semakin meletup-letup.Di lantai satu terlihat Lusi yang menatap tajam ke arah Yunita, wanita itu nampak menaruh kebencian yang teramat dalam, ia kini resmi menjadi madu yang akan tinggal satu atap dengan istri tua."Mas, aku cape, ambilkan minum untukku." Perintah Lusi pada Arya sembari menarik lengan sang suami dengan manja."Duduk lah dulu, aku akan ambilkan minum untukmu." Yunita pergi ke kamar setelah melihat madunya yang terlihat manja dihadapan dirinya, Lusi seperti tengah memamerkan kelihaiannya dalam merayu Arya.Pintu kamar ditutup dengan cepat, tak lupa ia kunci. "Lihat saja jamu Lusi, kamu sudah merebut apa yang selama ini aku pertahankan. Dan kamu Mas Arya, tega-teganya mendua dengan alasan tak pasti." *****Malam
Keesokan harinya Yunita melaksanakan rutinitas pagi, ia pergi sarapan seorang diri, di meja makan sudah tersaji roti dengan topping telor ceplok, tak lupa segelas susu hangat yang tak pernah ia lewatkan.Terdengar deru kendaraan mobil yang terparkir di halaman, Yuni tetap fokus memakan sarapan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya. Mulutnya terus mengunyah, ia tak mempedulikan siapa yang sudah datang.Pintu utama terbuka lebar, dua sosok yang tak asing datang ke rumah Yunita dan Arya. Tamu yang tak pernah diharapkan itu datang dengan hati yang berbunga-bunga, Yuni yang tak menyadari kedatangan Arya dan Lusi tetap fokus sarapan."Yunita." Ucap Arya diseberang sana."Sepertinya istri kamu pura-pura tak mendengar kedatangan kita, Mas." "Dia lagi sarapan, bisa saja tak mendengar nya."Arya menghampiri Yunita, ia menepuk pundaknya. "Sayang, aku datang."Yunita tersentak kaget, roti yang ia genggam jatuh ke meja makan. "Kamu mengagetkan ku saja." Ucapan nya terdengar ketus."Aku kes
Wanita Lain Dihati Suami "Mas, kamu di mana ? Aku kangen kamu. Bisa antar aku belanja tidak hari ini ? Hanya sebentar saja." Terdengar suara Lusi diseberang telpon, wanita itu terlihat aktif dan tak bisa bersikap elegan seperti yang dilakukan Yunita."Nanti aku pulang, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku sebentar saja dengan Yuni. Sore atau setelah dzuhur aku akan menemanimu." Telpon dimatikan sepihak oleh Arya, ia tak memberi aba-aba.Yunita yang kini tengah duduk diatas ranjang dengan memegangi ponsel, wajahnya terlihat tak mempedulikan kehadiran Arya. "Yuni, aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama, aku merindukanmu." Ajak Arya dengan tatapan sendunya."Aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah, pergilah, ajak istri kedua mu pergi belanja. Aku hanya butuh istirahat.""Hanya sebentar saja, aku mampu berlaku adil padamu dan juga Lusi." Arya terlihat memohon."Kalau aku bilang tidak, berarti memang aku tidak ingin per
Wanita Lain Dihati Suami Satu minggu sudah pernikahan Arya dan Lusi, tidak ada tanda-tanda Lusi untuk pindah rumah, wanita itu masih terus mencoba dengan sangat keras, membujuk sang suami untuk cepat bisa memboyong nya ke rumah utama yang ada di Jakarta."Mas, aku ingin pindah dari sini. Ini rumahnya kurang besar, tidak seperti rumahmu yang ada di Jakarta."Arya menghembuskan nafas kasar, ia yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Lusi, tunggu waktu yang tepat untuk aku berbicara empat mata dengan Yunita.""Kapan ? Kamu takut padanya ? Sampai-sampai harus menunggu persetujuan dia, bukankah semuanya milikmu, Mas ?.""Rumah itu aku buat khusus untuk Yunita, ia yang merancang semuanya. Aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk membawamu tinggal di sana, aku harus berlaku adil."Terlihat jelas raut wajah istri kedua itu menandakan ketidak sukaan nya pada Yunita, alis hitamnya terlihat kentara dengan lipstik merah yang begitu menyala."Aku harus sabar seperti apa lagi, Ma
Wanita Lain Dihati SuamiKamar yang sudah dihiasi dengan bunga, ranjang besi yang ditaburi bunga mawar merah, membuat kesan syahdu dan malam pertama semakin lekat."Mas, aku bahagia banget bisa nikah secara resmi denganmu, dan sekarang, aku resmi menjadi nyonya Arya." "Iya, sayang." Keduanya saling berhadapan di atas tempat tidur yang sudah dihias. Hembusan nafasnya kian terasa hangat memenuhi wajah Lusi, Angga tanpa henti menatap kedua sorot mata sang istri, begitu lekat, lengangnya dengan sigap menyentuh wajah yang sudah dipoles make-up."Apakah aku cantik ?.""Cantik." "Lebih cantik aku dibanding Yunita ?.""Iya, sayang." Seolah terhipnotis dengan suguhan yang ada dihadapannya kini, Angga menuruti semua yang dikatakan sang istri."Kalau gitu, ajak aku tinggal di rumah utama mu, sayang." Lengan lentik itu menyentuh bibir tipis milik sang suami."Iya, tenang saja, sayang. Malam ini aku hanya ingin melakukan hubungan denganmu, jangan membahas hal lain."Seolah sudah mengerti dengan
Wanita Lain Dihati SuamiAkad nikah dilaksanakan selepas dzuhur, langsung setelah akad digelarnya resepsi yang terbilang sederhana, namun tetap saja tamu undangan yang datang cukup banyak. Membuat Arya kelelahan untuk terus tersenyum manis.Waktu terasa lambat, Arya terlihat kelelahan menyambut tamu yang silih bergantian, Lusi nampak sengaja mengundang banyak teman dekatnya dan keluarga, ia sengaja ingin memamerkan pernikahannya dengan Arya, secara pria yang bersamanya kini seorang pengusaha ternama dengan asetnya di mana-mana."Sabar ya, sayang. Sebentar lagi tamu undangan bakalan pergi kok, nanti malam aku akan memberikan service terbaik, ayolah tersenyum ramah dihadapan tamu undangan, wajahnya jangan ditekuk seperti itu." Lusi membelai lembut wajah sang suami.Banyak tamu berdatangan saling bergantian, termasuk keluarga Lusi, mereka terlihat asyik menikmati pesta sederhana yang dibalut dengan kemeriahan musik. "Aku cape, tamu undangan mu terlalu banyak." Ucap Arya dengan wajah kes
Wanita Lain Dihati SuamiYunita pergi berolahraga di halaman rumah, ia senang menikmati udara pagi yang masih terasa segar, dihirupnya dengan tenang satu persatu udara yang membuat otak menjadi jernih untuk berpikir.Terlihat dari jauh, seorang pria tampan mengenakan pakaian olahraga berjalan menuju Yunita, Arya dengan langkah kakinya yang panjang menuju sang istri."Kenapa enggak ngajak aku olahraga bareng kamu ?."Yunita terdiam. Tak ada respon apapun, hanya matanya yang menatap nyalang ke arah sang suami."Jawab aku, Yunita." "Pergilah. Jangan mengikuti ku.""Kenapa kamu tetap seperti ini, sayang ?." Arya menarik lengan sang istri, dicekal nya dengan cepat agar tak berontak.Kali ini Yunita tak mampu menahan tenaga lelaki yang ada dihadapannya kini, tubuh mungilnya dipeluk dengan erat, Yunita jatuh dalam pelukan yang tak ingin ia harapkan.Arya memeluknya dengan erat, sampai wanita itu sulit untuk bernapas."Lepaskan aku, lepaskan, Arya." Yunita sedikit berteriak dengan lengan yan
Wanita Lain Dihati Suami"Kamu lagi ngapain, sayang ? Tolong buka pintunya. Ini aku, Arya. Ingin bertemu dan mengobrol denganmu." Suara Arya terdengar ditelinga Yunita, sepagi ini ia sudah datang ke rumah yang ada di Jakarta, rumah utama yang selama ini sudah ia tempati."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku membawakan sarapan kesukaan mu, ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu, sayang.""Untuk apa dia memanggilku dengan kata sayang ? Setelah pengkhianatan itu dengan entengnya ia memanggilku dengan kata-kata manisnya, aku bukan wanita rendahan yang bisa kamu taklukkan begitu saja." Yunita bergeming sembari menatap ke arah pintu kamar."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku ingin sarapan denganmu, kali ini saja."Arya terus mengetuk pintu kamar, bahkan ia setengah menggedor agar dibuka cepat oleh sang istri.Yunita melepaskan mukenanya terlebih dulu, ia membukakan pintu kamar yang sedari tadi sudah diketuk terus menerus."Kenapa tidak cepat-cepat dibuka pintunya, sayang ?.""Sholat.