Wanita lain dihati suami
"ss-yangg....kenapa menjauh dariku ? Mendekat lah, aku suamimu, sayang." "Tidak! Kau jahat. Kau penipu, Mas. Aku benci hidup bersamamu." Kedua sorot mata wanita muda itu seperti tengah menyelidik, tak mampu lagi menahan segala sesak di dada. "Jelaskan semuanya." "Apa yang harus dijelaskan, sayang ? Aku tak melakukan apapun, aku mencintaimu, Yunita." Arya mencoba untuk tetap tenang ditengah ketakutannya, ia menganggap Yunita tak mengetahui apa-apa. "Siapa dia ?." "Apa maksudmu, sayang ? Siapa yang kamu maksud ? Aku tak mengerti, kenapa kamu bersikap seperti ini, sayang ?." Arya menahan segala kecemasan dalam dirinya. Ombak datang tanpa disengaja, membuat dirinya tak memiliki persiapan apa pun. Kekhawatiran yang selama ini menyelimuti dirinya kini menjadi sebuah kenyataan, pahit memang. Rahasia besar sekalipun akan tetap terbongkar, kesalahan yang diperbuat harus berani menanggung segala akibatnya. "Siapa wanita yang kamu hubungi tadi ? Aku sudah mendengar percakapan tak biasa darimu, di ruangan kerja ini tak ada lagi orang selain dirimu, mas. Siapa dia ? Apa dia lebih baik dariku ? Atau lebih cantik ?." Langsung saja Yunita bertanya tanpa ragu. Ribuan pertanyaan yang ada dalam otaknya ia lontarkan tanpa jeda. "Aku enggak ngerti, kamu salah dengar, sayang. Aku tidak mungkin mengkhianati pernikahan ini." Arya terus mencoba tenang. "Wanita lain ? Siapa wanita itu ? Sampai- sampai kau menyembunyikan ini dariku, Mas. Aku ini istrimu, aku berhak tahu tentang mu." Yunita menatap kedua manik sang suami. "Ssi-appa maksud mu, sayang ? Aku tidak mengerti. Bersikaplah tenang seperti Yunita yang ku kenal biasanya." Arya berbicara dengan terbata-bata, ia lebih banyak diam. Dia tak mau gegabah, jika salah bicara akan menjadi fatal, pernikahan yang akan menjadi korbannya, dan Arya tak mau itu terjadi. Cintanya pada Yunita begitu besar, sampai ia rela mengorbankan separuhnya untuk bisa bersama sang istri. "Bicaralah dengan jujur padaku, mas. Aku tidak butuh ucapan manis mu, semuanya terlihat menjijikkan jika berkaitan dengan mu, Mas." "Sayang, apa maksudmu ? Cinta dan sayang ini hanya untukmu, tidak mungkin aku menyimpan perasaan pada wanita lain, selain dirimu. Kamu satu-satunya, sayang." Yunita berjalan menuju pintu keluar, ia kecewa pada Arya yang tak bisa jujur padanya. Terdengar dengan jelas saat berada diambang pintu kantor, suara sang suami yang tengah menelpon dengan wanita lain. Arya menggapai lengan Yunita, tetapi ditepisnya dengan kasar oleh sang istri. Amarah yang begitu jelas tergambar diwajah cantik Yunita, kedua sorot matanya yang terlihat kelam. Wajah cantik itu merah padam menahan rasa cemburunya yang kian meluap, nafasnya kembang kempis. Terdengar deru nafas yang terburu-buru, sakit hatinya tak bisa lagi ia bendung, bagaikan ditancapkan oleh belati yang teramat dalam. "Jangan mendekat padaku! Menjauh lah dari hadapanku." "Aku suami mu, sayang. Aku berhak atas apapun yang ada pada dirimu. Aku mencintaimu, Yunita." "Aku benci padamu!." "Jangan begitu, sayang. Tahanlah emosimu. Coba lah untuk bersikap tenang." "Aku j!j!k padamu, mas. Aku benci panggilan sayang darimu!." "Kamu salah paham, Yunita. Dengarkan aku, sebentar saja. Duduklah dengan tenang. Kamu hanya perlu mendengarkan penjelasan ku, sayang." Yunita menatap tajam suaminya, bibirnya kelu. Tak mampu lagi mengeluarkan kata-kata, semua berkumpul menjadi satu. Amarah, sakit hati, kecewa,cemburu, semuanya kian bersemayam dalam diri Yunita saat ini.Dia terluka, sangat dalam. Bahkan tak mampu untuk diprediksi sedikitpun. Luka hati yang ditorehkan sang suami membuat sakit teramat dalam, ia tak menyangka kekasih hati yang selama ini hidup bersama sudah membuat nya terluka sangat dalam. "Mas mencintai dan menyayangimu, Yunita. Semuanya salah paham, mengertilah." Sebuah kata cinta lolos begitu saja dari bibir Arya, ia begitu pandai berbuat kata. Semua yang ia ucapkan nampak terdengar indah didengar. Arya terus mencoba mendekati Yunita yang tengah berada diambang pintu kantor. "Bulshittt. Semuanya omong kosong belaka! Aku tak percaya kata cinta yang keluar dari mulut manismu. Siapa yang kamu panggil sayang disambungan telpon tadi ?." Suaranya menggema memenuhi setiap sudut ruang kerja milik Arya. "Kamu salah dengar, sayang. Aku tidak sedang menelpon dengan siapapun, hanya kamu yang ku panggil sayang. Tak ada cinta untuk wanita lain, aku berani bersumpah." "Mas, sampai kapan kamu akan terus begini ?."Wanita lain dihati suami"Sayang dan cintamu untuk siapa lagi selain aku ? Kau pembohong!. Tegas Yunita bersuara, penekanan demi penekanan yang keluar dari bibir tipisnya. "Sudah cukup aku dibohongin olehmu, mas." Telunjuk tangannya diarahkan pada wajah suami. Wajah tampan itu hanya diam, menerima segala bentuk perkataan yang keluar dari bibir wanita muda itu."Kamu salah paham, sayang. Tenangkan dirimu." Arya ketakutan, ia tak berani mendekat saat melihat amarah dalam diri sang istri.Yunita berbalik menuju meja kerja suaminya, matanya melebar mencari ponsel milik Arya, yang ia yakini sebagai bukti untuk menjawab semua pertanyaan yang kini bersarang dalam otak. Ia lebih percaya pada ponsel yang akan berkata jujur dibanding mendengar penjelasan lelaki yang sudah berkata manis. Perkataan nya kini sudah tak bisa lagi dipercaya, setiap kata yang keluar dari bibir Arya tak lagi bermakna, hanya omong kosong yang membuat Yunita kini begitu membenci sosok pria y
Wanita lain dihati suamiSebaris aksara terpampang jelas dengan nama My honey. Arya cemas, mencari cara yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Pikirannya dihiasi dengan ketakutan luar biasa, ia tak bisa lagi mengelak. Sudah terlihat semua kebusukan yang ia sembunyikan selama ini, rahasia itu kini menjadi konsumsi sang istri.Disamping itu sang istri menatapnya tajam, sepasang mata elang itu kian terlihat jelas bagaikan kilatan petir yang akan menyambar. Menatap tajam sang suami yang tengah berdiri tegang, Yunita bagaikan singa betina yang akan menerkam mangsanya. Ia geram, amarahnya tak bisa lagi ia sembunyikan, dihadapan pria yang selama ini ia percayai nyatanya menyimpan pengkhianatan yang tak pernah ia sangka sebelumnya."Hallo ? Kamu siapa ? Apa kamu sudah menjalin hubungan lebih dari teman dengan suamiku ? Sudah sejauh mana kalian berhubungan ? Apa pernah mas Arya melakukan hubungan layaknya suami dan istri denganmu, Nona ? Bagaimana cinta dan kasih y
Wanita lain di hati suami"Selama berumah tangga denganmu, apapun yang mas minta selalu aku turuti. Aku yang berusaha menjadi apa yang kamu mau, tak pernah berulah sekalipun. Aku yang tak pintar memasak, belajar sampai bisa memasak demi dirimu, mas. Menjadi ibu rumah tangga seperti yang kamu mau, ikut di rumah kontrakan kecil milikmu pun aku turuti, meninggalkan setiap kemewahan yang diberikan papah untukku. Bahkan kamu pun tahu, aku dari lahir tak pernah sekalipun menyentuh alat memasak, di rumah aku dilayani bak ratu kerajaan."Arya diam, ia hanya bisa menelan ludah. Mulutnya kelu tak bisa mengeluarkan suara."Kurang apa lagi aku selama ini ? Pengorbanan ku masih kurang ? Aku yang tak pernah ternilai dimatamu, dan kau lelaki pengkhianat yang tak takut dengan dosa!." Yunita berteriak, suaranya memenuhi isi ruangan.Lelaki yang memakai jas hitam itu hanya diam, terlihat kedua matanya mengembun. Kedua tangannya terlihat melabuhkan diatas lutut san
Wanita lain dihati suamiKali ini pria yang ada dihadapan Yunita hanya diam, ia layak nya musuh yang sudah kalah di peperangan. Ia bisa tegas dan berwibawa dihadapan ratusan karyawan, dan di depan istrinya Arya bagaikan tawanan yang kian pasrah dan menyerah. Hanya menunduk lesu, ia tak mampu berkutik banyak. Takut akan kehilangan dan perpisahan.Menundukkan kepala dengan sempurna, ia tak bisa lagi mengeluarkan kata-kata, lebih memilih diam daripada salah ucap karena semua akan berakibat fatal. Kehadiran wanita lain itu sudah mengganggu kehidupan rumah tangganya, namun tanpa ia sadari sikapnya yang salah tak membuat Arya cepat mengakui perbuatannya.Arya hanya diam dan menggeleng. Terlihat jelas sendu dimatanya nampak kian jelas, ia bersedih dengan perbuatannya, namun tak mau mengakui."Kalau mas hanya diam, aku semakin berpikir kemana-mana. Kalau mas mau semuanya jelas, buka ponsel itu dengan sidik jarimu, lalu jelaskan sejelas-jelasnya. Kalau kam
Wanita lain dihati suami"Aku yang selalu berusaha meyakinkan Papah dan Mamah untuk bisa menikah denganmu, tapi nyatanya yang selama ini aku perjuangkan malah sebaliknya. Aku benci dikhianati, aku benci dibohongi. Tak ada kata maaf untuk cinta yang dikhianati, sekalipun itu ikatan pernikahan, karena bagiku pernikahan bukanlah ajang untuk saling menyakiti pasangan.""Aku hanya khilaf, tak mungkin bisa aku hidup tanpamu, Yunita. Kau bisa robek hatiku, lihatlah didalamnya ada mamamu yang senantiasa aku jaga, harapan demi harapan yang kita lalui akhirnya bisa sampai dititik ini, sayang.""Lalu kenapa sekarang kamu berkhianat ? Setelah semua perjuangan yang aku lakukan untukmu, apa masih kurang, Mas ? Aku hanyalah manusia biasa, kekurangan ku banyak sekali, tapi untuk berkhianat rasanya tidak mungkin ku lakukan. Aku masih punya harga diri.""Apa kurangnya aku selama ini, Mas ? Apa karena aku wanita bodoh ? Karena aku tak sepadan dengan mu yang sekarang
Wanita lain dihati suamiSampai di rumah dengan nafas tersengal-sengal, Arya menghampiri asisten rumah tangga yang tengah menyapu lantai."Di mana, BuYunita ? .""Ibu pergi ke rumah papahnya, pak."Arya sedikit bernafas lega, Yunita pergi dengan tangisan yang masih menjalar dan setelah mengucapkan kata berpisah. Disaat situasi seperti ini, semua pembelaan diri tak lagi berguna, percuma menjelaskan panjang lebar pun tak kan pernah didengarnya. Dimata sang istri, Arya tetaplah bersalah, dan harus menerima hukuman sekejam-kejamnya."Syukurlah, kalau terjadi apa-apa pada ibu tolong kabari saya, mbak."Sejak pertengkaran itu Yunita tak bisa lagi diajak damai dan mengobrol bersama, ia nampak acuh. Terus menuduh Arya berselingkuh, dan suaminya tetap kokoh dengan pendiriannya bahwa itu hanya permainan semata. "Baik, Pak. Sepertinya Ibu tak kan lama pergi ke rumah papahnya, tadi bilang pada saya hanya sebentar.""Kalau
Wanita lain dihati suami"Hah ? Yang benar saja, nak ? Itu tidak mungkin. "Itu benar, mah." Yunita menunduk, ia sedikit menyembunyikan mata nya yang merah dan sembab karena seharian terus menangis. Dibelainya dengan lembut rambut sang menantu yang begitu ia cintai. "Jangan bahas perceraian, sayang. Semua ada jalan keluarnya.""Tenangkan dirimu, nak. Semua ada jalan keluarnya.""Aku terlanjur sakit, mah.""Coba bicarakan semuanya dengan baik, jangan menggunakan ego dan hawa nafsu.""Pundak mamah akan selalu ada untukmu, kalau mau menangis, menangis lah di sini, mamah akan senantiasa mendengarkan semua keluh kesah mu."Mertuanya begitu sangat feminim dan memiliki naluri keibuan yang cukup kuat, sedang menantunya yang baru berusia 27 tahun tak bisa lagi menahan tangisnya. Kasih sayang mertuanya begitu tulus seperti ibu kandung sendiri. Sentuhan mamah mertua yang lembut, dan bisa menerima segala kekurang
Wanita lain dihati suami"Akhirnya....Sudah dulu ya, sayang.Takut ketahuan, nanti tambah pusing." Panggilan telepon dimatikan, Mamah Lita kembali berjalan menuju menantunya yang masih bersedih."Sudah, sayang. Jangan bahas perceraian, semua rumah tangga ada ujiannya."Mamah Lita memeluk menantunya, jari jemarinya sibuk membereskan rambut Yunita yang sedikit berantakan menutupi wajah. Ia mengelap airmata yang masih bercucuran, perlakuan dan kasih sayangnya tak perlu diragukan lagi. Ia sudah menganggapnya sebagai anak kandung sendiri."Rumah tnaggyitu tidak mudah, sayang. Akan selalu ada cobaan, kamu harus kuat menghadapinya. Dan perlu diingat, Arya juga perlu hal lain, ia tka bisa terus dikekang agar selalu ada untukmu, suami mu juga butuh kebebasan, sayang. Namanya juga menyatukan dua kepala berbeda dari keluarga yang beda, sudah pasti akan ada guncangan-guncangan kecil."Mamah Lita bersikap baik dan manis pada Yunita, ia member