Share

bab 4

Wanita lain dihati suami

"ss-yangg....kenapa menjauh dariku ? Mendekat lah, aku suamimu, sayang."

"Tidak! Kau jahat. Kau penipu, Mas. Aku benci hidup bersamamu."

Kedua sorot mata wanita muda itu seperti tengah menyelidik, tak mampu lagi menahan segala sesak di dada.

"Jelaskan semuanya."

"Apa yang harus dijelaskan, sayang ? Aku tak melakukan apapun, aku mencintaimu, Yunita." Arya mencoba untuk tetap tenang ditengah ketakutannya, ia menganggap Yunita tak mengetahui apa-apa.

"Siapa dia ?."

"Apa maksudmu, sayang ? Siapa yang kamu maksud ? Aku tak mengerti, kenapa kamu bersikap seperti ini, sayang ?." Arya menahan segala kecemasan dalam dirinya. Ombak datang tanpa disengaja, membuat dirinya tak memiliki persiapan apa pun. Kekhawatiran yang selama ini menyelimuti dirinya kini menjadi sebuah kenyataan, pahit memang. Rahasia besar sekalipun akan tetap terbongkar, kesalahan yang diperbuat harus berani menanggung segala akibatnya.

"Siapa wanita yang kamu hubungi tadi ? Aku sudah mendengar percakapan tak biasa darimu, di ruangan kerja ini tak ada lagi orang selain dirimu, mas. Siapa dia ? Apa dia lebih baik dariku ? Atau lebih cantik ?." Langsung saja Yunita bertanya tanpa ragu. Ribuan pertanyaan yang ada dalam otaknya ia lontarkan tanpa jeda.

"Aku enggak ngerti, kamu salah dengar, sayang. Aku tidak mungkin mengkhianati pernikahan ini." Arya terus mencoba tenang.

"Wanita lain ? Siapa wanita itu ? Sampai- sampai kau menyembunyikan ini dariku, Mas. Aku ini istrimu, aku berhak tahu tentang mu." Yunita menatap kedua manik sang suami.

"Ssi-appa maksud mu, sayang ? Aku tidak mengerti. Bersikaplah tenang seperti Yunita yang ku kenal biasanya."

Arya berbicara dengan terbata-bata, ia lebih banyak diam. Dia tak mau gegabah, jika salah bicara akan menjadi fatal, pernikahan yang akan menjadi korbannya, dan Arya tak mau itu terjadi. Cintanya pada Yunita begitu besar, sampai ia rela mengorbankan separuhnya untuk bisa bersama sang istri.

"Bicaralah dengan jujur padaku, mas. Aku tidak butuh ucapan manis mu, semuanya terlihat menjijikkan jika berkaitan dengan mu, Mas."

"Sayang, apa maksudmu ? Cinta dan sayang ini hanya untukmu, tidak mungkin aku menyimpan perasaan pada wanita lain, selain dirimu. Kamu satu-satunya, sayang."

Yunita berjalan menuju pintu keluar, ia kecewa pada Arya yang tak bisa jujur padanya. Terdengar dengan jelas saat berada diambang pintu kantor, suara sang suami yang tengah menelpon dengan wanita lain.

Arya menggapai lengan Yunita, tetapi ditepisnya dengan kasar oleh sang istri. Amarah yang begitu jelas tergambar diwajah cantik Yunita, kedua sorot matanya yang terlihat kelam. Wajah cantik itu merah padam menahan rasa cemburunya yang kian meluap, nafasnya kembang kempis. Terdengar deru nafas yang terburu-buru, sakit hatinya tak bisa lagi ia bendung, bagaikan ditancapkan oleh belati yang teramat dalam.

"Jangan mendekat padaku! Menjauh lah dari hadapanku."

"Aku suami mu, sayang. Aku berhak atas apapun yang ada pada dirimu. Aku mencintaimu, Yunita."

"Aku benci padamu!."

"Jangan begitu, sayang. Tahanlah emosimu. Coba lah untuk bersikap tenang."

"Aku j!j!k padamu, mas. Aku benci panggilan sayang darimu!."

"Kamu salah paham, Yunita. Dengarkan aku, sebentar saja. Duduklah dengan tenang. Kamu hanya perlu mendengarkan penjelasan ku, sayang."

Yunita menatap tajam suaminya, bibirnya kelu. Tak mampu lagi mengeluarkan kata-kata, semua berkumpul menjadi satu. Amarah, sakit hati, kecewa,cemburu, semuanya kian bersemayam dalam diri Yunita saat ini.Dia terluka, sangat dalam. Bahkan tak mampu untuk diprediksi sedikitpun. Luka hati yang ditorehkan sang suami membuat sakit teramat dalam, ia tak menyangka kekasih hati yang selama ini hidup bersama sudah membuat nya terluka sangat dalam.

"Mas mencintai dan menyayangimu, Yunita. Semuanya salah paham, mengertilah." Sebuah kata cinta lolos begitu saja dari bibir Arya, ia begitu pandai berbuat kata. Semua yang ia ucapkan nampak terdengar indah didengar.

Arya terus mencoba mendekati Yunita yang tengah berada diambang pintu kantor.

"Bulshittt. Semuanya omong kosong belaka! Aku tak percaya kata cinta yang keluar dari mulut manismu. Siapa yang kamu panggil sayang disambungan telpon tadi ?." Suaranya menggema memenuhi setiap sudut ruang kerja milik Arya.

"Kamu salah dengar, sayang. Aku tidak sedang menelpon dengan siapapun, hanya kamu yang ku panggil sayang. Tak ada cinta untuk wanita lain, aku berani bersumpah."

"Mas, sampai kapan kamu akan terus begini ?."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status