"Maafkan saya, Bu."
"Iya, hati-hatilah."Mobil kembali melaju, sopir kepercayaannya yang selama ini sudah bekerja bertahun-tahun sudah mengetahui sifat snag majikan, ia hanya berusaha untuk membuat Yunita akrab dengan Ibu sambungnya.Mobil berhenti di halaman rumah, sampai sudah ia di tempat yang selama ini sudah membuat nya begitu mencintai, Arya.Yunita menunduk sebelum keluar dari mobil, ia merapihkan rambut yang sedikit tak beraturan, tak lupa menenteng tas tangan pemberian sang suami saat sebelum mengenal wanita lain.Bibir tipis Yunita yang kini tak terlihat lagi rona gincu seperti saat masih pagi. Ia memendam kesedihan itu sampai lupa dengan kewarasan dirinya.Baru saja keluar dari mobil, ia melihat sebuah sedan hitam berhenti di halaman rumah, mobil milik suaminya yang dikemudikan seorang diri.Yunita berlari kecil melihat sang suami keluar dari mobil, ia menghindari lelaki tampan itu. Tak ingin berdiskusi dan mWanita Lain Dihati SuamiYunita hanya bisa diam saat melihat pintu kamar terkunci, ia menyerah dan pasrah.Arya mengembuskan nafas kasar. "Aku tidak ingin berpisah, Yunita." Arya berdiri di dekat nakas, suasana seketika berubah sedih. "Aku hanya mencintaimu, aku memang bukanlah suami yang baik, banyak kurangnya. Maafkan aku, sayang."Yunita menggeleng. Tubuh suaminya bergetar, ia berubah menjadi sedih. Ucapannya nya bergetar, ia merubah suasana hati Yunita menjadi melunak. Wanita muda itu hanya mampu tertunduk lesu di atas ranjang."Mas, aku tidak ingin bersamamu lagi setelah pengkhianatan yang kamu lakukan. Sudahi semua sandiwara busuk mu, Mas. Tak ada lagi yang harus dipertahankan, perpisahan jalan terbaik agar tidak ada lagi yang terluka."Arya menggeleng."Jangan egois, Mas."Sepasang mata itu kembali mengeluarkan bulir bening kesedihan, sore yang indah dihiasi dengan tangis berkepanjangan. Hati kerap terba
Wanita Lain Dihati Suami Yunita menarik nafas dalam-dalam, nafasnya tersengal-sengal dengan wajah sembabnya. Waktu kian berjalan dengan cepat, rotasinya terasa cepat, jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Malam ini hujan turun membasahi bumi, seolah mengerti dengan apa yang dirasakan Yunita, langit bersedih tanpa henti-hentinya. Arya masuk ke dalam kamar dengan langkah lunglai, ia menarik nafas dalam sebelum bertemu dan bertegur sapa dengan sang istri. Knop pintu dibuka secara pelan, kedua sorot matanya langsung tertuju pada wanita muda yang tengah duduk di ranjang, ia mengenakan piyama berwarna peach, rambutnya di gerai berwarna hitam pekat. Arya bingung, suasana kamar berubah seakan-akan mencekam, tak ada obrolan, hening seketika. Ia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu, dilihatnya sang istri yang tetal fokus memainkan ponsel. Meskipun dalam diri Yunita ia ingin sekali berontak, mengeluarkan semua kesakitan dalam hatinya. Selesai membersihkan diri, Ary
Wanita Lain Dihati SuamiPintu kamar dibanting Yunita, ia menahan sesak yang kian meluap-luap. Biasanya dimalam hari tidur nyenyak bersama samg suami, kali ini ia tidur seorang diri di kamar tamu, kegelisahan nampak jelas di wajah cantiknya.Ia tidak menyangka rumah tangga yang telah dibinanya kini diterpa angin badai, bahkan ia sendiri tak bisa mengendalikan nya. "Aku harus bagaimana ? Apa aku harus pergi dari rumah ini ? Lalu aku harus berpisah dengan Mas, Arya ?.""Beri aku petunjuk Tuhan, rasanya sulit sekali berpisah dengan orang yang sangat kucintai, tapi sakit di hatiku tak pernah ada obatnya."Yunita mengambil air wudhu, ia menggelarkan sajadah lalu melaksanakan sholat isya. Sudah pukul dua belas malam, ia belum juga tertidur, pikirannya kacau, memikirkan nasib rumah tangga yang saat ini tengah terombang-ambing. Dilihatnya ponsel yang tergeletak diatas nakas, ia melihat kontak sang suami, Arya tengah online. "Itu artinya Mas Arya lagi buka ponsel, lagi chatan atau telponan.
Wanita lain Dihati SuamiDi dalam kamar, Yunita tak bisa tidur dengan pulas, pikirannya yang kacau membuat dirinya tidur dinihari.Menjelang subuh ia kembali terbangun dengan kepalanya yang pusing setelah semalaman suntuk begadang seorang diri, adzan subuh berkumandang, ia kembali terbangun dengan tangan memegangi kepala."Pusing sekali rasanya kepalaku." Intan berjalan menuju kamar mandi dengan pelan. Sholat subuh yang biasanya dilaksanakan berjamaah dengan sang suami, kali ini hanya dilakukan seorang diri, dalam hatinya ia mengingat kenangan indah bersama dengan Arya, pria itu yang mampu membuat nya mabuk kepayang, meskipun sekarang kepercayaan itu tak ada lagi untuknya.Dalam hatinya kini hanya ada satu kata untuk berpisah, tak ingin lagi menambah luka, sekalipun harus menjauhi sang suami, mungkin akan ia lakukan, luka yang ditorehkannya terlalu dalam."Lebih baik aku tidur lagi, tidak ada kegiatan lain." Intan memejamkan mata, ia mulai tertidur dengan mata sembabnya.Arya bersia
Wanita Lain Dihati Suami Hari semakin gelap, adzan maghrib berkumandang di setiap mesjid yang dilewati Arya di perjalanan pulangnya menuju rumah. Pria itu nampak terlihat kusut dengan garis wajahnya yang sedikit terlihat. "Harus seperti apa aku mengambil sikap terhadap Yunita ? Rasanya, aku ingin pergi dari bumi ini. Aku bingung, lebih baik memilih permintaan Mamah, atau tetap bersama dengan Yuni ?." Sampai sudah dihalaman rumah yang luas, Arya masih terdiam dengan lamunan yang memikirkan nasib rumah tangga kedepannya. "Maaf, Pak. Sudah sampai." Pak sopir membukakan pintu belakang mobil untuk sang majikan, ia mempersilahkan nya untuk turun karena sudah sampai. Arya terperanjat kaget. "Ehh, iya, terimakasih." "Sekarang sudah jam berapa ?." "Sudah jam enam sore, Pak." Masuk kedalam rumah terasa hampa dan kosong, rumah megah nan mewah rasanya hampa tanpa sosok Intan. Wanita itu biasanya yang akan menghampiri sang suami saat pulang kerja, kali ini tidak ada yang menyambut
Wanita Lain Dihati Suami"Pokoknya kita harus nikah. Kalau istrimu tidak mau dimadu, lebih baik kalian bercerai saja. Kamu kan yang selalu mengumbar janji untuk bisa menikahi ku, ayo buktikan, lagian Mamah mertua juga setuju.""Iya, aku tahu itu. Kamu sabar dulu, semua butuh waktu."Lusi melepaskan pelukannya. "Waktu terus. Kapan selesainya ? Tinggal kamu ceraikan saja dia. Aku muak dengan pernikahan kalian berdua! Aku cemburu, Mas." Lusi sedikit berteriak ditengah keramaian bandara.Arya menarik lengannya. "Jangan berteriak seperti itu!.""Kenapa memangnya ? Biar orang-orang tahu kalau seorang Arya pengusaha sukses, punya hobi mengumbar janji manis ke semua wanita, termasuk aku. Kalau Mas mau aku diam, kamu harus janji bakalan nikahin aku dalam waktu dekat, tidak bertele-tele dan banyak alasan." Lusi membuang wajahnya dengan kasar.Arya menarkk nafas panjang, ia nampak frustasi, ditengah keramaian pun wanita yang ada dihadapannya mampu berbuat nekat."Iya, iya. Aku janji bakalan nika
Wanita Lain Dihati SuamiYunita yang tengah bersiap untuk kembali kerumahnya dengan mengenakan atasan berwarna moca dan celana kulot yang terlihat stylish. Ia pandai memadukan apa yang ia pakai, rambutnya ia biarkan tergerai dengan sentuhan memakai aksesoris rambut yang terlihat elegan.Melangkah keluar rumah dan mengemudikan mobilnya seorang diri. Kali ini ia tampil percaya diri, semangat baru dengan segala hal yang ingin ia rubah menjadi lebih baik. Mobil melaju membelah jalanan, kemacetan mulai terjadi, suara klakson memenuhi gendang telinga. Ditengah perjalanan, sebuah pesan singkat masuk memenuhi layar ponsel Yunita.[Menantu kesayangan, Mamah. Hari ini kita kumpul bersama di rumah Arya, Mamah sudah siapkan semuanya, jangan lupa datang ya, Nak. Sekarang Yuni pulang, ya]. Pesan masuk yang begitu terlihat lembut, namun Yuni tak merasakan ketulusan. Mamah mertua mengundangnya untuk kumpul di rumah Arya yang berbeda, rumah yang selama ini jarang ditempati.Yuni membalas pesan masu
Wanita Lain Dihati Suami"Yunita. Kali ini saja, kumohon, pergi bersamaku." Arya berjalan pelan, ia menarik lengan sang istri."Kenapa harus sama kamu ? Aku bisa bawa mobil sendiri, kemanapun aku bisa melakukan nya seorang diri, tanpamu, hidupku akan terus berjalan.""Kali ini saja, sayang." Arya mengelus lembut pipi sang istri, kedua matanya terlihat sayu."Jangan sentuh pipiku!." Yunita menarik lengan Arya dari pipi mulusnya. "Aku akan pergi bersamamu, tapi, kali ini saja.""Terserah padamu, aku akan menuruti semua yang kamu ucapkan sekarang."Arya menarik lengan Yunita dengan mesra, ia menggandengnya untuk menuju mobil yang sudah terparkir di halaman. Keduanya mulai menaiki mobil, kali ini Arya mengemudikan mobil miliknya seorang diri, tanpa bantuan sopir pribadi. Diperjalanan menuju rumah kedua Arya, sepasang suami istri itu hanya diam, keheningan yang tercipta diantara keduanya. Jalanan malam yang terlihat sepi membuat kesan syahdu, namun, tidak dengan hati Yunita. Arya bernia
Wanita Lain Dihati Suami "Heh! Kamu ngomong sembarangan. Aku bukan wanita badut, aku csntik dan sexy! Bicaralah yang sopan padaku." Lusi semakin mendekat pada Yunita, ia sudah tak tahan ingin menampar istri pertama Arya.Yunita tertawa dengan sangat keras, suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan, sorot matanya terlihat kentara wajahnya yang ia buat menguat."Hahaha, ngaca dulu kalau ngomong. Wajah mirip badut aja bangga! Silahkan saja ambil Mas Arya sesuka mu, aku tidak membutuhkan lelaki pengecut sepertinya." Telunjuk tangan Yunita terarah tepat didada bidang milik sang suami, ia menekan nya sembari melangkah pergi."Heh dasar wanita mandul." Umpat Lusi dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya merah padam dengan rambut yang terlihat tak beraturan.Yunita berbalik badan saat tengah berjalan menyusuri tangga. "Bukan aku yang mandul, tapi Tuhan yang tak mempercayai Mas Arya untuk memiliki keturunan!." Lusi yang hendak menyusul Yunita di lantai dua, namun dengan cepatnya Arya menar
Wanita Lain Dihati Suami "Berani kamu mengusik rumah tanggaku, maka kamu harus menanggung akibatnya. Perbuatan yang selama ini kamu perbuat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal." Lengannya ia kepal dengan kuat, wajahnya terlihat mengeras, emosi dalam dada semakin meletup-letup.Di lantai satu terlihat Lusi yang menatap tajam ke arah Yunita, wanita itu nampak menaruh kebencian yang teramat dalam, ia kini resmi menjadi madu yang akan tinggal satu atap dengan istri tua."Mas, aku cape, ambilkan minum untukku." Perintah Lusi pada Arya sembari menarik lengan sang suami dengan manja."Duduk lah dulu, aku akan ambilkan minum untukmu." Yunita pergi ke kamar setelah melihat madunya yang terlihat manja dihadapan dirinya, Lusi seperti tengah memamerkan kelihaiannya dalam merayu Arya.Pintu kamar ditutup dengan cepat, tak lupa ia kunci. "Lihat saja jamu Lusi, kamu sudah merebut apa yang selama ini aku pertahankan. Dan kamu Mas Arya, tega-teganya mendua dengan alasan tak pasti." *****Malam
Keesokan harinya Yunita melaksanakan rutinitas pagi, ia pergi sarapan seorang diri, di meja makan sudah tersaji roti dengan topping telor ceplok, tak lupa segelas susu hangat yang tak pernah ia lewatkan.Terdengar deru kendaraan mobil yang terparkir di halaman, Yuni tetap fokus memakan sarapan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya. Mulutnya terus mengunyah, ia tak mempedulikan siapa yang sudah datang.Pintu utama terbuka lebar, dua sosok yang tak asing datang ke rumah Yunita dan Arya. Tamu yang tak pernah diharapkan itu datang dengan hati yang berbunga-bunga, Yuni yang tak menyadari kedatangan Arya dan Lusi tetap fokus sarapan."Yunita." Ucap Arya diseberang sana."Sepertinya istri kamu pura-pura tak mendengar kedatangan kita, Mas." "Dia lagi sarapan, bisa saja tak mendengar nya."Arya menghampiri Yunita, ia menepuk pundaknya. "Sayang, aku datang."Yunita tersentak kaget, roti yang ia genggam jatuh ke meja makan. "Kamu mengagetkan ku saja." Ucapan nya terdengar ketus."Aku kes
Wanita Lain Dihati Suami "Mas, kamu di mana ? Aku kangen kamu. Bisa antar aku belanja tidak hari ini ? Hanya sebentar saja." Terdengar suara Lusi diseberang telpon, wanita itu terlihat aktif dan tak bisa bersikap elegan seperti yang dilakukan Yunita."Nanti aku pulang, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku sebentar saja dengan Yuni. Sore atau setelah dzuhur aku akan menemanimu." Telpon dimatikan sepihak oleh Arya, ia tak memberi aba-aba.Yunita yang kini tengah duduk diatas ranjang dengan memegangi ponsel, wajahnya terlihat tak mempedulikan kehadiran Arya. "Yuni, aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama, aku merindukanmu." Ajak Arya dengan tatapan sendunya."Aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah, pergilah, ajak istri kedua mu pergi belanja. Aku hanya butuh istirahat.""Hanya sebentar saja, aku mampu berlaku adil padamu dan juga Lusi." Arya terlihat memohon."Kalau aku bilang tidak, berarti memang aku tidak ingin per
Wanita Lain Dihati Suami Satu minggu sudah pernikahan Arya dan Lusi, tidak ada tanda-tanda Lusi untuk pindah rumah, wanita itu masih terus mencoba dengan sangat keras, membujuk sang suami untuk cepat bisa memboyong nya ke rumah utama yang ada di Jakarta."Mas, aku ingin pindah dari sini. Ini rumahnya kurang besar, tidak seperti rumahmu yang ada di Jakarta."Arya menghembuskan nafas kasar, ia yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Lusi, tunggu waktu yang tepat untuk aku berbicara empat mata dengan Yunita.""Kapan ? Kamu takut padanya ? Sampai-sampai harus menunggu persetujuan dia, bukankah semuanya milikmu, Mas ?.""Rumah itu aku buat khusus untuk Yunita, ia yang merancang semuanya. Aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk membawamu tinggal di sana, aku harus berlaku adil."Terlihat jelas raut wajah istri kedua itu menandakan ketidak sukaan nya pada Yunita, alis hitamnya terlihat kentara dengan lipstik merah yang begitu menyala."Aku harus sabar seperti apa lagi, Ma
Wanita Lain Dihati SuamiKamar yang sudah dihiasi dengan bunga, ranjang besi yang ditaburi bunga mawar merah, membuat kesan syahdu dan malam pertama semakin lekat."Mas, aku bahagia banget bisa nikah secara resmi denganmu, dan sekarang, aku resmi menjadi nyonya Arya." "Iya, sayang." Keduanya saling berhadapan di atas tempat tidur yang sudah dihias. Hembusan nafasnya kian terasa hangat memenuhi wajah Lusi, Angga tanpa henti menatap kedua sorot mata sang istri, begitu lekat, lengangnya dengan sigap menyentuh wajah yang sudah dipoles make-up."Apakah aku cantik ?.""Cantik." "Lebih cantik aku dibanding Yunita ?.""Iya, sayang." Seolah terhipnotis dengan suguhan yang ada dihadapannya kini, Angga menuruti semua yang dikatakan sang istri."Kalau gitu, ajak aku tinggal di rumah utama mu, sayang." Lengan lentik itu menyentuh bibir tipis milik sang suami."Iya, tenang saja, sayang. Malam ini aku hanya ingin melakukan hubungan denganmu, jangan membahas hal lain."Seolah sudah mengerti dengan
Wanita Lain Dihati SuamiAkad nikah dilaksanakan selepas dzuhur, langsung setelah akad digelarnya resepsi yang terbilang sederhana, namun tetap saja tamu undangan yang datang cukup banyak. Membuat Arya kelelahan untuk terus tersenyum manis.Waktu terasa lambat, Arya terlihat kelelahan menyambut tamu yang silih bergantian, Lusi nampak sengaja mengundang banyak teman dekatnya dan keluarga, ia sengaja ingin memamerkan pernikahannya dengan Arya, secara pria yang bersamanya kini seorang pengusaha ternama dengan asetnya di mana-mana."Sabar ya, sayang. Sebentar lagi tamu undangan bakalan pergi kok, nanti malam aku akan memberikan service terbaik, ayolah tersenyum ramah dihadapan tamu undangan, wajahnya jangan ditekuk seperti itu." Lusi membelai lembut wajah sang suami.Banyak tamu berdatangan saling bergantian, termasuk keluarga Lusi, mereka terlihat asyik menikmati pesta sederhana yang dibalut dengan kemeriahan musik. "Aku cape, tamu undangan mu terlalu banyak." Ucap Arya dengan wajah kes
Wanita Lain Dihati SuamiYunita pergi berolahraga di halaman rumah, ia senang menikmati udara pagi yang masih terasa segar, dihirupnya dengan tenang satu persatu udara yang membuat otak menjadi jernih untuk berpikir.Terlihat dari jauh, seorang pria tampan mengenakan pakaian olahraga berjalan menuju Yunita, Arya dengan langkah kakinya yang panjang menuju sang istri."Kenapa enggak ngajak aku olahraga bareng kamu ?."Yunita terdiam. Tak ada respon apapun, hanya matanya yang menatap nyalang ke arah sang suami."Jawab aku, Yunita." "Pergilah. Jangan mengikuti ku.""Kenapa kamu tetap seperti ini, sayang ?." Arya menarik lengan sang istri, dicekal nya dengan cepat agar tak berontak.Kali ini Yunita tak mampu menahan tenaga lelaki yang ada dihadapannya kini, tubuh mungilnya dipeluk dengan erat, Yunita jatuh dalam pelukan yang tak ingin ia harapkan.Arya memeluknya dengan erat, sampai wanita itu sulit untuk bernapas."Lepaskan aku, lepaskan, Arya." Yunita sedikit berteriak dengan lengan yan
Wanita Lain Dihati Suami"Kamu lagi ngapain, sayang ? Tolong buka pintunya. Ini aku, Arya. Ingin bertemu dan mengobrol denganmu." Suara Arya terdengar ditelinga Yunita, sepagi ini ia sudah datang ke rumah yang ada di Jakarta, rumah utama yang selama ini sudah ia tempati."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku membawakan sarapan kesukaan mu, ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu, sayang.""Untuk apa dia memanggilku dengan kata sayang ? Setelah pengkhianatan itu dengan entengnya ia memanggilku dengan kata-kata manisnya, aku bukan wanita rendahan yang bisa kamu taklukkan begitu saja." Yunita bergeming sembari menatap ke arah pintu kamar."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku ingin sarapan denganmu, kali ini saja."Arya terus mengetuk pintu kamar, bahkan ia setengah menggedor agar dibuka cepat oleh sang istri.Yunita melepaskan mukenanya terlebih dulu, ia membukakan pintu kamar yang sedari tadi sudah diketuk terus menerus."Kenapa tidak cepat-cepat dibuka pintunya, sayang ?.""Sholat.