Wanita Lain Dihati Suami"Yunita. Kali ini saja, kumohon, pergi bersamaku." Arya berjalan pelan, ia menarik lengan sang istri."Kenapa harus sama kamu ? Aku bisa bawa mobil sendiri, kemanapun aku bisa melakukan nya seorang diri, tanpamu, hidupku akan terus berjalan.""Kali ini saja, sayang." Arya mengelus lembut pipi sang istri, kedua matanya terlihat sayu."Jangan sentuh pipiku!." Yunita menarik lengan Arya dari pipi mulusnya. "Aku akan pergi bersamamu, tapi, kali ini saja.""Terserah padamu, aku akan menuruti semua yang kamu ucapkan sekarang."Arya menarik lengan Yunita dengan mesra, ia menggandengnya untuk menuju mobil yang sudah terparkir di halaman. Keduanya mulai menaiki mobil, kali ini Arya mengemudikan mobil miliknya seorang diri, tanpa bantuan sopir pribadi. Diperjalanan menuju rumah kedua Arya, sepasang suami istri itu hanya diam, keheningan yang tercipta diantara keduanya. Jalanan malam yang terlihat sepi membuat kesan syahdu, namun, tidak dengan hati Yunita. Arya bernia
Wanita Lain Dihati SuamiMakan malam dengan hidangan yang memenuhi meja makan, semua menu komplit tersaji, Mamah mertua yang sudah merencanakan semuanya dari jauh-jauh hari.Hidangan yang tersaji dibuat khusus untuk menantu dan anak tercinta. Arya makan dengan lahap, sudah sejak lama ia merindukan masakan sang Mamah, tapi tidak dengan Yunita. Wanita itu hanya makan beberapa sendok, sekitar dua sampai tiga sendok, ia muak harus berada di atap yang sama dengan Mamah mertua."Yunita, sayang. Kenapa makanan nya tidak dihabiskan ? Apa masakan Mamah tidak enak ?." Mamah mertua menatap heran sang menantu."Enak, Mah. Aku hanya sedang diet saja, akhir-akhir ini berat badanku naik." Yunita menyimpulkan senyum."Oh begitu, sayang. Yasudah, makan buah saja." "Iya, Mah. Terimakasih."Arya irit bicara, ia seperti tahu apa yang dirasakan sang istri saat ini."Yuni lagi diet, Mah. Kemarin malam juga dia tidak makan, aku makan seorang diri, tapi tetap, aku ditemenin makan sama istri, iya kan, sayang
Wanita Lain Dihati Suami"Lusi wanita baik dan cukup produktif, dia bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Dan selama ini, Mamah hampir saja melihat nya sebagai wanita sempurna." Ribuan pujian yang dilontarkan sang Mamah mertua, membuat Yunita muak mendengar nya, ia merasa tak dihargai didepan Lusi. "Oh, ya. Ngomong-ngomong, Mas Angga sudah punya anak ? Pasti sudah dong, kalian menikah kan sudah lama, ya ?."Kedua sorot mata Intan nampak mengisyaratkan kebencian yang begitu dalam pada wanita yang ada dihadapan nya kini, jaraknya terhalang oleh meja makan, namun terlihat jelas garis wajah yang mengetat dan ketidaksukaan nya pada Lusi."Kami memang belum memiliki keturunan, tapi hidup ku dan Yuni bahagia, tidak ada kesedihan dalam diri kita berdua, Yuni wanita baik, dan kami sepakat untuk tetap berusaha meskipun belum dipercayai Tuhan." Arya mencoba mencarikan suasana yang tengah memanas.Ruangan makan menjadi tempat untuk saling membahas hal sensitif, terdengar keras apa yang diucap
Wanita Lain Dihati Suami"Ternyata kamu wanita yang baik, Yuni. Dan tentunya, kamu sangat pengertian, terimakasih sudah mengizinkan suamimu untuk menjemput ku bekerja. Senang rasanya bisa mengenal mu, Yuni." Lusi menyunggingkan senyum.Begitupun dengan Yunita, ia tersenyum sinis dengan wajahnya yang sedikit diangkat, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan suami dan kedua wanita yang sudah berkhianat padanya.Malam semakin larut, Yunita dan Arya memutuskan untuk menginap, diluar gerimis melanda, keduanya tidur di tempat yang sama, satu ranjang layaknya suami dan istri. Keheningan mulai tercipta kala keduanya berada diatas ranjang yang sama, Arya hanya mampu menatap sang istri yang tengah sibuk dengan ponselnya. Arya merindukan segala kenangan manis bersama Yunita, namun kali ini berbeda, kenangan indah yang dulu tercipta rasanya mustahil akan kembali hadir. Yunita hanya meliriknya sekilas, setelah itu ia kembali fokus pada layar ponsel yang ia genggam sedari tadi."Sayang." Arya meny
Wanita Lain Dihati SuamiArya duduk di tepi ranjang, tangannya mengeluarkan keringat dingin yang terlihat basah dan lembab."Mas, kamu kenapa ? Kok grogi gitu dihadapan aku. Biasanya juga enggak.""Aku enggak grogi." Lusi membuka luaran lingerie yang ia pakai, hanya menampakkan lingeri tipis dengan lengannya yang buntung. Senada dengan piyama yang dikenakan Arya, berwana hitam pekat, lingerie yang Lusi kenakan pernah ia pakai saat dulu tidur bersama Arya di villa puncam yang ia miliki."Kamu masih ingat dengan lingeri ini kan, Mas ?." Lengannya menyentuh lingeri yang ia pakai."Tidak. Aku sudah lupa."Lusi terkekeh. "Mana mungkin kamu lupa dengan kenikmatan yang pernah terjadi antara kita, aku masih ingat betul, saat itu kamu tidur dipangkuan ku, saking lelahnya, wajah tampan mu penuh dengan keringat. Dan ternyata, anu mu b3sar juga, aku sampai kewalahan." Angga tertunduk dengan sedikit menahan malu. "Aku khilaf.""Khilaf kok minta lagi ? Bukan cuma sekali, kamu tidur sama aku sudah
Wanita Lain Dihati SuamiPenyatuan berakhir sempurna, pergulatan yang penuh dengan kenikmatan, keringat membasahi wajah dan sekujur tubuh keduanya. Lusi tersenyum puas menatap Arya yang tengah terkulai lemah diatas sofa, wanita itu memberikan segelas air mineral untuk diminum oleh Arya."Mas, minumlah dahulu. Wajahmu terlihat kelelahan. Dan lihatlah sayang, keringat membasahi seluruh wajah tampan mu." Lusi menyodorkan segelas air mineral ke arah Arya."Terimakasih." Arya meneguknya dengan cepat, segelas air mineral habis diteguk nya.Lusi mengelapnya setetes air yang membasahi sudut bibir kekasih gelapnya itu."Sayang, sudut bibirmu basah."Arya menarik lengan kekasihnya. "Lusi, hentikan. Jangan sentuh aku lagi.""Kenapa ? Apa kau kembali terpancing untuk melanjutkan kenikmatan ini ?." Lusi menyipitkan sebelah matanya."Berhenti untuk terus menggoda ku, sayang." "Panggil aku dengan kata sayang, karena saat ini dan nanti, kamu akan menjadi milikku, Mas." Tangan lentik itu terus memij
Wanita Lain Dihati SuamiDi depan pintu kamar yang terkunci rapat, Yunita menangis seorang diri, ia mendengar semua percakapan suaminya dan Lusi, suara itu mampu membuat seluruh pertahanan tubuhnya hampir runtuh. Ia menangis dengan menahan sesak, suara tangisnya ia tahan agar tak terdengar oleh siapapun."Astaghfirullah, begitu beratnya cobaan hidupku, Tuhan. Jika perpisahan adalah jalan terbaik untuk ku dan Mas Arya, maka berikan aku kekuatan serta kesabaran seluas-luasnya."Yunita masih dengan posisinya yang mendengarkan semua obrolan kedua manusia yang tengah dimadu kasih."Hahaha, kamu ternyata sangat ganas, Mas. Pantas saja kamu selalu meminta ku untuk menemani tidurmu, apakah istrimu tidak pernah bisa memberikan mu kepuasan ?.""Jangan bahas itu. Kamu bisa lihat sendiri bagaimana Yuni sekarang, perlakuan nya terhadapku kini semakin acuh.""Sudah ku bilang, dia hanyalah wanita manja yang bersembunyi di ketiak mu. Lihat aku, bisa memberimu kepuasan lahir dan batin.""Aku lelah, ta
Wanita Lain Dihati Suami"Aku mau sarapan masakan kamu, Yun. Kamu masak ya, hari ini. Aku pulang kantor lebih awal.""Tidak bisa, ada Bibi di dapur yang biasa memasak. Aku hari ini ada urusan keluar, oh ya, satu lagi, tolong matikan lampunya ya, Mas. Aku mau tidur dulu sebelum pergi ke luar, semalaman tidak bisa tidur, aku terganggu dengan suara desahan yang entah itu berasal dari kamar mana." Yunita menguap lalu menutup tubuhnya dengan selimut.Arya celingukan dengan perasaan yang merasa kaget. "Tidurlah, selamat beristirahat.""Apa Yunita mendengar apa yang aku lakukan semalam dengan Lusi ? Ya Tuhan, betapa bodohnya aku. Maafkan aku, sayang." Arya bermonolog dengan perasaan yang sedikit cemas.Jarum jam menunjuk ke arah angka delapan, Yunita terbangun dari tidurnya. "Di mana Mas Arya ? Tumben sekali kamar dalam kondisi rapih." Yunita menguncir rambut nya yang terlihat acak-acakan. "Entah bagaimana nanti nasib rumah tanggaku, yang jelas saat ini pikiran ku kacau, hatiku hancur, dit
Wanita Lain Dihati Suami "Heh! Kamu ngomong sembarangan. Aku bukan wanita badut, aku csntik dan sexy! Bicaralah yang sopan padaku." Lusi semakin mendekat pada Yunita, ia sudah tak tahan ingin menampar istri pertama Arya.Yunita tertawa dengan sangat keras, suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan, sorot matanya terlihat kentara wajahnya yang ia buat menguat."Hahaha, ngaca dulu kalau ngomong. Wajah mirip badut aja bangga! Silahkan saja ambil Mas Arya sesuka mu, aku tidak membutuhkan lelaki pengecut sepertinya." Telunjuk tangan Yunita terarah tepat didada bidang milik sang suami, ia menekan nya sembari melangkah pergi."Heh dasar wanita mandul." Umpat Lusi dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya merah padam dengan rambut yang terlihat tak beraturan.Yunita berbalik badan saat tengah berjalan menyusuri tangga. "Bukan aku yang mandul, tapi Tuhan yang tak mempercayai Mas Arya untuk memiliki keturunan!." Lusi yang hendak menyusul Yunita di lantai dua, namun dengan cepatnya Arya menar
Wanita Lain Dihati Suami "Berani kamu mengusik rumah tanggaku, maka kamu harus menanggung akibatnya. Perbuatan yang selama ini kamu perbuat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal." Lengannya ia kepal dengan kuat, wajahnya terlihat mengeras, emosi dalam dada semakin meletup-letup.Di lantai satu terlihat Lusi yang menatap tajam ke arah Yunita, wanita itu nampak menaruh kebencian yang teramat dalam, ia kini resmi menjadi madu yang akan tinggal satu atap dengan istri tua."Mas, aku cape, ambilkan minum untukku." Perintah Lusi pada Arya sembari menarik lengan sang suami dengan manja."Duduk lah dulu, aku akan ambilkan minum untukmu." Yunita pergi ke kamar setelah melihat madunya yang terlihat manja dihadapan dirinya, Lusi seperti tengah memamerkan kelihaiannya dalam merayu Arya.Pintu kamar ditutup dengan cepat, tak lupa ia kunci. "Lihat saja jamu Lusi, kamu sudah merebut apa yang selama ini aku pertahankan. Dan kamu Mas Arya, tega-teganya mendua dengan alasan tak pasti." *****Malam
Keesokan harinya Yunita melaksanakan rutinitas pagi, ia pergi sarapan seorang diri, di meja makan sudah tersaji roti dengan topping telor ceplok, tak lupa segelas susu hangat yang tak pernah ia lewatkan.Terdengar deru kendaraan mobil yang terparkir di halaman, Yuni tetap fokus memakan sarapan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya. Mulutnya terus mengunyah, ia tak mempedulikan siapa yang sudah datang.Pintu utama terbuka lebar, dua sosok yang tak asing datang ke rumah Yunita dan Arya. Tamu yang tak pernah diharapkan itu datang dengan hati yang berbunga-bunga, Yuni yang tak menyadari kedatangan Arya dan Lusi tetap fokus sarapan."Yunita." Ucap Arya diseberang sana."Sepertinya istri kamu pura-pura tak mendengar kedatangan kita, Mas." "Dia lagi sarapan, bisa saja tak mendengar nya."Arya menghampiri Yunita, ia menepuk pundaknya. "Sayang, aku datang."Yunita tersentak kaget, roti yang ia genggam jatuh ke meja makan. "Kamu mengagetkan ku saja." Ucapan nya terdengar ketus."Aku kes
Wanita Lain Dihati Suami "Mas, kamu di mana ? Aku kangen kamu. Bisa antar aku belanja tidak hari ini ? Hanya sebentar saja." Terdengar suara Lusi diseberang telpon, wanita itu terlihat aktif dan tak bisa bersikap elegan seperti yang dilakukan Yunita."Nanti aku pulang, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku sebentar saja dengan Yuni. Sore atau setelah dzuhur aku akan menemanimu." Telpon dimatikan sepihak oleh Arya, ia tak memberi aba-aba.Yunita yang kini tengah duduk diatas ranjang dengan memegangi ponsel, wajahnya terlihat tak mempedulikan kehadiran Arya. "Yuni, aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama, aku merindukanmu." Ajak Arya dengan tatapan sendunya."Aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah, pergilah, ajak istri kedua mu pergi belanja. Aku hanya butuh istirahat.""Hanya sebentar saja, aku mampu berlaku adil padamu dan juga Lusi." Arya terlihat memohon."Kalau aku bilang tidak, berarti memang aku tidak ingin per
Wanita Lain Dihati Suami Satu minggu sudah pernikahan Arya dan Lusi, tidak ada tanda-tanda Lusi untuk pindah rumah, wanita itu masih terus mencoba dengan sangat keras, membujuk sang suami untuk cepat bisa memboyong nya ke rumah utama yang ada di Jakarta."Mas, aku ingin pindah dari sini. Ini rumahnya kurang besar, tidak seperti rumahmu yang ada di Jakarta."Arya menghembuskan nafas kasar, ia yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Lusi, tunggu waktu yang tepat untuk aku berbicara empat mata dengan Yunita.""Kapan ? Kamu takut padanya ? Sampai-sampai harus menunggu persetujuan dia, bukankah semuanya milikmu, Mas ?.""Rumah itu aku buat khusus untuk Yunita, ia yang merancang semuanya. Aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk membawamu tinggal di sana, aku harus berlaku adil."Terlihat jelas raut wajah istri kedua itu menandakan ketidak sukaan nya pada Yunita, alis hitamnya terlihat kentara dengan lipstik merah yang begitu menyala."Aku harus sabar seperti apa lagi, Ma
Wanita Lain Dihati SuamiKamar yang sudah dihiasi dengan bunga, ranjang besi yang ditaburi bunga mawar merah, membuat kesan syahdu dan malam pertama semakin lekat."Mas, aku bahagia banget bisa nikah secara resmi denganmu, dan sekarang, aku resmi menjadi nyonya Arya." "Iya, sayang." Keduanya saling berhadapan di atas tempat tidur yang sudah dihias. Hembusan nafasnya kian terasa hangat memenuhi wajah Lusi, Angga tanpa henti menatap kedua sorot mata sang istri, begitu lekat, lengangnya dengan sigap menyentuh wajah yang sudah dipoles make-up."Apakah aku cantik ?.""Cantik." "Lebih cantik aku dibanding Yunita ?.""Iya, sayang." Seolah terhipnotis dengan suguhan yang ada dihadapannya kini, Angga menuruti semua yang dikatakan sang istri."Kalau gitu, ajak aku tinggal di rumah utama mu, sayang." Lengan lentik itu menyentuh bibir tipis milik sang suami."Iya, tenang saja, sayang. Malam ini aku hanya ingin melakukan hubungan denganmu, jangan membahas hal lain."Seolah sudah mengerti dengan
Wanita Lain Dihati SuamiAkad nikah dilaksanakan selepas dzuhur, langsung setelah akad digelarnya resepsi yang terbilang sederhana, namun tetap saja tamu undangan yang datang cukup banyak. Membuat Arya kelelahan untuk terus tersenyum manis.Waktu terasa lambat, Arya terlihat kelelahan menyambut tamu yang silih bergantian, Lusi nampak sengaja mengundang banyak teman dekatnya dan keluarga, ia sengaja ingin memamerkan pernikahannya dengan Arya, secara pria yang bersamanya kini seorang pengusaha ternama dengan asetnya di mana-mana."Sabar ya, sayang. Sebentar lagi tamu undangan bakalan pergi kok, nanti malam aku akan memberikan service terbaik, ayolah tersenyum ramah dihadapan tamu undangan, wajahnya jangan ditekuk seperti itu." Lusi membelai lembut wajah sang suami.Banyak tamu berdatangan saling bergantian, termasuk keluarga Lusi, mereka terlihat asyik menikmati pesta sederhana yang dibalut dengan kemeriahan musik. "Aku cape, tamu undangan mu terlalu banyak." Ucap Arya dengan wajah kes
Wanita Lain Dihati SuamiYunita pergi berolahraga di halaman rumah, ia senang menikmati udara pagi yang masih terasa segar, dihirupnya dengan tenang satu persatu udara yang membuat otak menjadi jernih untuk berpikir.Terlihat dari jauh, seorang pria tampan mengenakan pakaian olahraga berjalan menuju Yunita, Arya dengan langkah kakinya yang panjang menuju sang istri."Kenapa enggak ngajak aku olahraga bareng kamu ?."Yunita terdiam. Tak ada respon apapun, hanya matanya yang menatap nyalang ke arah sang suami."Jawab aku, Yunita." "Pergilah. Jangan mengikuti ku.""Kenapa kamu tetap seperti ini, sayang ?." Arya menarik lengan sang istri, dicekal nya dengan cepat agar tak berontak.Kali ini Yunita tak mampu menahan tenaga lelaki yang ada dihadapannya kini, tubuh mungilnya dipeluk dengan erat, Yunita jatuh dalam pelukan yang tak ingin ia harapkan.Arya memeluknya dengan erat, sampai wanita itu sulit untuk bernapas."Lepaskan aku, lepaskan, Arya." Yunita sedikit berteriak dengan lengan yan
Wanita Lain Dihati Suami"Kamu lagi ngapain, sayang ? Tolong buka pintunya. Ini aku, Arya. Ingin bertemu dan mengobrol denganmu." Suara Arya terdengar ditelinga Yunita, sepagi ini ia sudah datang ke rumah yang ada di Jakarta, rumah utama yang selama ini sudah ia tempati."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku membawakan sarapan kesukaan mu, ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu, sayang.""Untuk apa dia memanggilku dengan kata sayang ? Setelah pengkhianatan itu dengan entengnya ia memanggilku dengan kata-kata manisnya, aku bukan wanita rendahan yang bisa kamu taklukkan begitu saja." Yunita bergeming sembari menatap ke arah pintu kamar."Sayang, cepatlah buka pintunya. Aku ingin sarapan denganmu, kali ini saja."Arya terus mengetuk pintu kamar, bahkan ia setengah menggedor agar dibuka cepat oleh sang istri.Yunita melepaskan mukenanya terlebih dulu, ia membukakan pintu kamar yang sedari tadi sudah diketuk terus menerus."Kenapa tidak cepat-cepat dibuka pintunya, sayang ?.""Sholat.